APLIKASI CITRA SPOT 7 UNTUK ESTIMASI PRODUKSI HIJAUAN RUMPUT PAKAN DI TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR (Kasus Padang Rumput Bekol)

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Peta DAS penelitian

Sarono Sigit Heru Murti B.S

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM PENGHUJAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Suhadi Department of Biology, State University of Malang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SEMENTARA KEGIATAN PENELITIAN. PEMODELAN KESESUAIAN HABITAT AKASIA BERDURI (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Del) DI TAMAN NASIONAL BALURAN

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

PEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO. Risma Fadhilla Arsy

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

Pemanfaatan Citra Sentinel-2A untuk Estimasi Produksi Pucuk Teh di Sebagian Kabupaten Karanganyar. Intansania Nurmalasari

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

ESTIMASI PRODUKSI PADI BERBASIS PEMROSESAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI KABUPATEN PONOROGO

IV. METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)


SURVEY POTENSI SUMBER BIBIT / BENIH JENIS RUMPUT PAKAN SATWA DI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III KARANGTEKOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

ANALISIS INDEKS VEGETASI MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS AVNIR-2 (Studi Kasus: Estuari Perancak, Bali)

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali

Kartika Pratiwi Sigit Heru Murti B.S.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ESTIMASI CADANGAN KARBON VEGETASI TEGAKAN DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA BERBASIS ALOS AVNIR-2

PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

PEMANFAATAN TRANSFORMASI NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI) CITRA LANDSAT TM UNTUK ZONASI VEGETASI DI LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK ESTIMASI PRODUKSI TANAMAN KARET (Hevea Brasiliensis) DI KOTA SALATIGA, JAWA TENGAH

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

Oleh: Ari August Bagastya Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman yang

ESTIMASI STOK KARBON MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 DI HUTAN WANAGAMA KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Agus Aryandi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

I Ketut Putrajaya. PENDAHULUAN

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

I Ketut Putrajaya. PENDAHULUAN

& Kota TUGAS AKHIR. Oleh Wahyu Prabowo

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

A JW Hatulesila. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penanganan Perubahan Iklim di Kota Ambon. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

APLIKASI CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK ESTIMASI VOLUME TEGAKAN PINUS DI WILAYAH KOPENG. Hanafiah Yusuf

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN. gunaan bersama tempat-tempat tersebut oleh badak jawa dan banteng.

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Teknik Pembakaran Terkendali Dalam Upaya Pemeliharaan Savana Bekol

KAJIAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL ASTER MULTITEMPORAL UNTUK DETEKSI TELAGA DAN TERKAIT PERMUKIMAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

Balai Penelitian Kehutanan Palembang Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Punti Kayu PO. BOX. 179 Telp./Fax Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

Stella Swastika Putri Projo Danoedoro Abstract

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

EVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di :

Transkripsi:

APLIKASI CITRA SPOT 7 UNTUK ESTIMASI PRODUKSI HIJAUAN RUMPUT PAKAN DI TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR (Kasus Padang Rumput Bekol) Habib Sidiq Anggoro sidiqanggoro@gmail.com Sigit Heru Murti B S sigit@geo.ugm.ac.id Abstrak Savana Bekol merupakan padang rumput yang difungsikan sebagai padang penggembalaan yang terdapat di Taman Nasional Baluran. Hijauan rumput pakan perlu dihitung ketersediaannya sebagai pendugaan kecukupan pakan bagi satwa. Ketersediaan data penginderaan jauh semakin banyak dan dapat dimanfaatkan untuk estimasi produksi komoditas vegetasi salah satunya citra SPOT 7 dengan resolusi 6 meter. Metode estimasi produksi berdasarkan transformasi indeks vegetasi. Indeks vegetasi yang digunakn (Normalized Difference Vegetation Index) NDVI dan (Soil Adjusted Vegetation Index) SAVI. Akurasi hasil klasifikasi sebesar 93,4346% dan akurasi indeks kappa sebesar 82,89%. Hasil estimasi model NDVI sebesar 3.838,353 kg/ha dan dapat memenuhi kebutuhan pakan 21 ekor banteng jawa atau 127 ekor rusa timor atau 16 ekor kerbau liar. Hasil estimasi model SAVI sebesar 3.762,292 kg/ha dan dapat memenuhi 20 ekor banteng jawa atau 126 ekor rusa timor atau 15 ekor kerbau liar. Akurasi model yang dihasilkan sebesar produksi NDVI sebesar 76,4208% sedangkan model produksi SAVI sebesar 77,3285%. Kata Kunci : Estimasi Produksi, Hijauan Rumput Pakan, SPOT 7, Savana Bekol Abstract Savana Bekol which functioned as pasture contained in Baluran National Park. Forage availability of forage grass needs to be calculated as an estimate of the adequacy of feed for animals. The availability of remote sensing data can be used to estimate the production of commodities vegetation one SPOT 7 imagery with a resolution of 6 meters. The estimation method of production is based on the transformation of the vegetation index. vegetation index used is Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI). The accuracy of the classification 93.4346% and accuracy of kappa index 82.89%. NDVI model estimation results of 3838.353 kg / ha and can meet the needs of feed 21 javanese bull or 127 javan deer or 16 wild buffaloes. SAVI model estimation results of 3762.292 kg / ha and can meet 20 javanese bull or 126 javan deer or 15 wild buffaloes. The accuracy of the resulting model for the production of NDVI at 76.4208%, while the production model SAVI amounted to 77.3285%. Keywords: Production Estimates, Forage Grass, SPOT 7, Savana Bekol

PENDAHULUAN Padang rumput merupakan sebuah dataran dengan vegetasi yang didominasi oleh rerumputan. Bagi lingkungan hidup herbivora padang rumput merupakan bagian penting karena padang rumput merupakan tempat yang menyediakan kebutuhan makanan (Mcllory 1977). Savana atau padang rumput mempunyai peranan penting bagi satwa liar. Bukan hanya sebagai salah satu tempat untung mencari makan, namun savana merupakan tempat untuk melakukan komunikasi sosial, mengasuh, dan membesarkan anak (Alikodra, 1980). Salah satu komponen penting dalam pengelolaan satwa liar adalah ketersediaan hijauan pakan yang selanjutnya menentukan daya dukung habitat. Hijauan pakan bagi satwa herbivora bisa menjadi faktor pembatas. Ketersediaan hijauan pakan dan penurunan kualitas hijauan pakan seringkali menjadi faktor kendala utama. Pada ruminansia bahan makanan tersebut tidak saja berkaitan dengan nilai gizi tapi juga ketersediaan biomassa sumber hijauan pakan (Ramirez, 1999). Nilai produksi hijauan rumput pakan dapat diketahui dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Estimasi menggunakan teknologi penginderaan jauh efisien dilakukan karena memiliki cakupan yang luas dengan waktu dan biaya yang lebih sedikit. Pemanfaatan citra SPOT 7 dengan transformasi indeks vegetasi memepermudah menghitung nilai produksi komoditas vegetasi. Menurut Danoedoro (2012) Indeks vegetasi merupakan suatu bentuk transformasi spektral yang diterapkan terhadap citra multisaluran untuk menonjolkan aspek kerapatan vegetasi ayau aspek lain yang berkaitan dengan kerapatan, misalnya biomasa, konsentrasi klorofil, dan sebagainya... Savana Bekol merupakan padang rumput yang difungsikan sebagai padang penggembalaan atau grassing area bagi beberapa satwa herbivora di Taman Nasional Baluran. Lebih dari itu Savana bekol digunakan sebagai tempat komunikasi sosial dan mengasuh anak. Kelimpahan hijauan rumput pakan dapat menentukan tingkat kecukupan pakan, sehngga perlu dihitung sebagai faktor pendukung pengelolaan satwa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kemampuan citra SPOT 7 dalam mengidentifikasi hijauan rumput pakan di Savana Bekol. (2) Mengetahui kemampuan Savana Bekol untuk memenuhi kebutuhan pakan satwa berdasarkan hasil estimasi menggunakan citra SPOT 7. (3) Mengetahui kemampuan citra SPOT 7 untuk estimasi produksi hijauan rumput pakan di Savana Bekol. METODE PENELITIAN Metode estimasi produksi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penginderaan jauh. Estimasi produksi menggunakan penginderaan jauh didapatkan dengan pendekatan transformasi indeks vegetasi. Data citra yang digunakan yaitu citra SPOT 7 perekaman bulan April 2016. Kegiatan lapangan dilakukan untuk menentukan batas klasifikasi dan nilai produksi. Penentuan nilai nilai produksi digunakan untuk mengkonversi nilai indeks vegetasi ke nilai produksi Koreksi Citra Koreksi citra meliputi koreksi geometrik dan koreksi radiometric. Koreksi geometrik dilakukan dengan metode image to map penentuan Ground Control Point (GCP) berdasar kenampakan geografis pada peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000. Objek Geografis yang dipilih merupakan objek yang lokasinya stabil tidak mengalami perubahan seperti persimpangan jalan. Koreksi radiometrik dilakukan metode Dark

Object Substraction (DOS). Metode ini didasarkan pada pengurangan nilai reflectance mengguakan path radiance berdasar nilai objek laut dalam. Masking Citra Pemotongan citra (masking) dilakukan untuk membatasi area penelitian sehingga penelitian dapat terfokus pada daerah kajian. Batas kajian yang digunakan yaitu batas prioritas restorasi Savana Bekol. Masking citra dilakukan pada citra yang dudah dilakukan koreksi baik geometrik maupun radiometrik Klasifikasi Multispektral Klasifikasi digunakan untuk membedakan penutup lahan di daerah kajian menjadi dua kelas yaitu kelas padang rumput dan kelas non padang rumput. Perhitungan estimasi produksi hijauan difokuskan pada kelas padang rumput sebagai tempat penghasil produksi hijauan rumput pakan. Metode yang digunakan untuk klasifikasi multispectral adalah Maximum Likelihood. Transformasi Indeks Vegetasi Indeks vegetasi yang digunakan untuk penelitian ini meliputi NDVI (Nomalized Difference Vegetation Index) dan SAVI (Soil Adjusted Vegetation Index). Penggunaan tansformasi indeks vegetasi NDVI dan SAVI mempertimbangkan keadaan lokasi daerah kajian. Indeks vegetasi generic digunakan tranformasi NDVI (Nomalized Difference Vegetation Index) merupakan kombinasi antara teknik penisbahan dengan teknik pengurangan citra. NDVI = BBBB iiiiiiiiiiiiiiiiiiii dddddddddd BBBB mmmmmmmmmm BBBB iiiiiiiiiiiiiiiiiiii dddddddddd + BBBB mmmmmmmmmm.(1) SAVI (Soil Adjusted Vegetation Index) dikembangkan sebagai modifikasi dari Normalized Difference Vegetation Index untuk mengkoreksi pengaruh kecerahan tanah apabila di daerah yang memiliki tutupan vegetasi yang rendah. SAVI = (BBBB NNNNNN BBBB RRRRRR ) (11 + LL) (2) (BBBB NNNNNN + BBBB RRRRRR +LL) Nilai L bervariasi, tergantung jumlah atau tutupan vegetasi hijau: di daerah vegetasi yang sangat tinggi, L = 0; dan di daerah tanpa vegetasi hijau, L = 1. Produksi Hijauan Rumput Pakan Nilai produksi hijauan rumput pakan didapatkan dari hasil regresi nilai sampel produksi lapangan dengan nilai indeks vegetasi. Regresi yang digunakan berupa regresi linier sederhana. Konversi nilai indeks dilakukan menggunakan formula hasil regresi data. Produksi total didapatkan dari akumulasi nilai produksi Savana Bekol. Kebutuhan Pakan Satwa Besarnya kebutuhan hijauan rumput pakan menggunakan prediksi bahwa hewan ruminansia membutuhkan sebanyak 10% dari berat badan menurut penelitian Tillman (1984). Hewan yang dihitung kebutuhan pakan dalam penelitian ini aalah hewan hewan ruminansia yang terdapat di Taman Nasional Baluran terutama di Kawasan Prioritas Restorasi Savana Bekol. Satwa yang diperhitungkan kebutuhan pakan sebanyak 3 jenis hewan yaitu banteng jawa (bos javaicus), rusa timor (cervus timorensis), dan kerbau (bubalus bubalis). HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Penutup Lahan Keanekaragaman vegetasi penutup lahan dijumpai pula pada daerah kajian yang dibatasi oleh kawasan prioritas restorasi ekosistem Savana Bekol. Vegetasi penutup yang berada di daerah kajian didominasi oleh savana dan hutan musim dataran rendah.

Perhitungan produksi hijauan rumput pakan difokuskan pada padang rumput saja, sehingga perlu dipisahkan jenis penutup lahannya. Oleh sebab itu klasifikasi penutup lahan dilakukan untuk memisahkan tutupan yang mempengaruhi produksi hijauan rumput pakan. Sistem klasifikasi penutup lahan yang digunakan membagi kenampakan penutup lahan pada daerah kajian menjadi kelas non padang rumput dan kelas padang rumput Tabel 1 Hasil Klasifikasi Penutup Lahan Penutup Lahan Padang Rumput Non Padang Rumput Luas (Ha) Jumlah Piksel 139,3776 38.716 457,2619 127.017 Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa penutup lahan dengan kelas non padang rumput mendominasi pada daerah kajian dengan luas 457.2619 hektar. Kelas padang rumput mempunyai luas 139.3776 hektar. Hasil klasifikasi penutup lahan dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 1. Hasil Klasifikasi Penutup Lahan Transformasi Indeks Vegetasi Hasil transformasi indeks vegetasi menggunakan NDVI mempunyai nilai yang variatif. Penutup lahan yang sama dengan kenampakan rumput mempunyai rentag nilai yang sangat berbeda. Hasil transformasi NDVI sebesar 0.240577 sampai dengan 0.629794. Julat nilai yang berbeda menunjukkan perbedaan kuantitas jumlah rumput di Savana Bekol. Penggunaan transformasi SAVI sedikit berbeda dengan NDVI. Indeks vegetasi SAVI mempertimbangkan gangguan yang diakibatkan oleh latar belakang tanah. Indeks vegetasi ini dipilih karena objek kajian sebagian besar berupa padang rumput yang memungkinkan dipengaruhi oleh latar belakang tanah. Secara formula tidak jauh berbeda dengan formula NDVI namun SAVI mempunyai tambahan factor tingkat kerapatan vegetasi. Faktor kerapatan vegetasi juga memperhatikan jenis vegetasi dan latar belakang tanah. Nilai kerapatan vegetasi pada kelas padang rumput dipilih nilai 1 karena tutupan rumput dengan kerepatan yang jarang samai sedang dengan latar belakang tanah yang terlihat dengan jelas. Hasil Transformasi indeks vegetasi menggunakan SAVI pada padang rumput bernilai 0.092222 sampai dengan 0.333568. Produksi Hijauan Rumput Pakan Hasil sampel uji yang berjumlah 30 sampel dapat dilihat pada tabel 10. Nilai sampel model yang menggunakan ukuran petak sebesar 9x9 meter dilakukan konversi nilai ke petak ukuran 6x6 agar sesuai dengan ukuran piksel citra. Data sampel hasil konversi dengan nilai indeks vegetasi baik SAVI dan NDVI dilakukan regresi untuk mengetahui hubungan dari kedua data tersebut. Hasil regresi data produksi hijuan rumput pakan dengan data indeks vegetasi SAVI dan NDVI menunjukkan perbedaan

pada nilai R 2. Nilai R 2 hasil regresi indeks NDVI dengan data produksi sebesar 0.5635 atau 56,35% sedangkan nilai R 2 hasil regresi indeks SAVI sebesar 0.6061 atau 60,61%. Gambar 2. Grafik Regresi Indeks NDVI Tabel 2 Hasil Produksi Hijauan Rumput Pakan Indeks Produksi Total / Tahun (kg) NDVI 534980.5 SAVI 524379.3 Hasil dari nilai produksi disajikan dalam bentuk peta agar lebih mudah untuk mengetahui besaran produksi hijauan rumput pakan beserta sebarannya. Data produksi disajikan ke dalam peta masing masing indeks vegetasi yang digunakan. Penyajian yang berbeda bertujuan unuk mengetahui perbedaan sebaran spasial produksi hijauan rumput pakan berdasarkan Transformasi indeks vegetasi yang digunakan. Gambar 3. Grafik Regresi Indeks SAVI Persamaan yang dihasilkan indeks NDVI adalah y = 24.132x + 3.7372 indeks dan indeks SAVI adalah y = 39.709x + 5.141. Nilai indeks vegetasi (x) dimasukkan persamaan tersebut dan dihasilkan nilai produksi hijauan rumput pakan (y). Nilai produksi total didapatkan dari jumlah total dari nilai produksi yang telah dikalikan oleh jumlah frekuensi pada setiap nilai produksi. Nilai total produksi hasil pemodelan NDVI didapatkan berat hijauan rumput pakan sebesar 534980,5 kg, sedangkan pemodelan SAVI sebesar 524379,3 kg. Hasil produksi hijauan rumput pakan dari kedua model merupakan nilai kemampuan produksi Savana Bekol dalam satu tahun. Hasil produksi hijauan rumput pakan hasil estimasi dapat dilihat pada table 2. Gambar 4. Peta Estimasi Produksi Indeks NDVI Gambar 4. Peta Estimasi Produksi Indeks NDVI

Uji Akurasi Akurasi model produksi dilakukan dengan pengujian menggunakan 15 titik sampel data lapangan sebagai sampel uji. Metode yang digunakan untuk melakukan uji akurasi yaitu dengan melihat presentase kebenaran disetiap titik titik sampel. Perhitungan yang dilakukan dengan membandingkan nilai selisih sampel dengan data sampel uji. Hasil rasio tersebut didapatkan nilai presentase akurasi. Sampel yang digunakan untuk menguji merupakan sampel independen tidak termasuk dalam sampel yang digunakan untuk pembangunan model produksi.hasil akurasi yang dihasilkan antara kedua model mempunyai selisih akurasi tidak terlampau jauh. Model produksi hijauan rumput pakan NDVI mempunyai akurasi sebesar 76.4208%. Model produksi hijauan rumput pakan SAVI mempunyai akurasi sebesar 77.3285% lebih tinggi sebesar 0.9076%. Kecukupan Pakan Hasil perhitungan menunjukkan kecukupan pakan yang sangat besar untuk setiap jenis satwa. Model produksi tahunan indeks NDVI dengan nilai produksi sebesar 524.379,3 kg. Nilai Produksi model NDVI dapat mencukupi kebutuhan pakan 21 ekor Banteng Jawa atau 127 ekor Rusa Timor atau 16 ekor Kerbau Liar. Model produksi tahunan indeks SAVI dengan nilai produksi 534.980,5 kg dapat mencukupi kebutuhan pakan 20 ekor Banteng Jawa atau 124 ekor Rusa Timor atau 15 ekor Kerbau Liar. Nilai kecukupan pakan merupakan kemampuan Savana Bekol untuk memproduksi hijauan pakan serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pakan setiap jenis satwa. Angka kecukupan pakan berbanding lurus dengan nilai produksi dari setiap model. Semakin besar nilai produksi maka semakin banyak pula satwa yang dapat tercukupi kebutuhan pakannya. KESIMPULAN Berdasarkka hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemampuan citra SPOT 7 untuk identifikasi hiajauan rumput pakan di Savana Bekol dilihat berdasarkan akurasi hasil klasifikasi multispektral. Berdasarkan metode Maximum Likelihood akurasi total didapatkan sebesar 93,4346% dan akurasi indeks kappa sebesar 82,89%. 2. Kemampuan produksi hijauan rumput pakan Savana Bekol dihitung berdasarkan model NDVI dan SAVI. Hasil estimasi model NDVI sebesar 3.838,353 kg/ha dan dapat memenuhi kebutuhan pakan 21 ekor banteng jawa atau 127 ekor rusa timor atau 16 ekor kerbau liar. Hasil estimasi model SAVI sebesar 3.762,292 kg/ha dan dapat memenuhi 20 ekor banteng jawa atau 126 ekor rusa timor atau 15 ekor kerbau liar. 3. Kemampuan citra SPOT 7 untuk estimasi produksi hijauan rumput pakan dilihat berdasarkan akurasi hasil model. Akurasi model produksi NDVI sebesar 76,4208% sedangkan model produksi SAVI sebesar 77,3285% DAFTAR PUSTAKA Alikodra, HS. 1980. Potensi Makanan Banteng (Bos javanicus ) di Cagar Alam Ujung Kulon. Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor. Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. McIlroy, R. J. 1977. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradya

Ramirez, R.G. 1999. Feed resources and feeding techniques of small ruminants under extensive management condition. Small Ruminant Research 34:215-230. Tillman, A. D., Hartadi, H., Reksohadiprojo, S., Prawiro Kusumo, S., & Lebdosukojo, S. (1984). Ilmu makanan ternak dasar (p.422). Yogyakarta:Gajah Mada University Press.