BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keseharian. Batas-batas teritorial sebuah negara seakan-akan tidak ada lagi. Setiap

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan sekaligus merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

Makalah Pendidikan Pancasila

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi perselisihan hidup beragama, perulah adanya upaya-upaya

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam, oleh karena itu perbedaan agama yang dipeluk masingmasing warga Negara tidak seharusnya menjadi penyebab perpecahan yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan Bangsa dan Negara, tetapi justru sebagai alat pengikat dan penyuluh guna mempositifkan lima titik temu yang sudah ada, yaitu : Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Negara, satu Ideologi, dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, bahasa, budaya maupun agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang umumnya agama masyarakat Indonesia sangat beragam, yaitu terdiri dari agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong huchu. Penyebab beranekaragamnya agama yang dianut masyarakat Indonesia tidaklah lepas dari sejarah. Indonesia yang terletak di jalur perdagangan dunia yang menyebabkan para pedagang yang singgah di berbagai wilayah pesisir di Indonesia mulai menetap dan mengajarkan agama serta kebudayaan para pedagang tersebut kepada masyarakat Indonesia yang 1

2 waktu itu belum beragama dan masih menganut kepercayaan animisme maupun dinamisme. Masuknya agama di Indonesia yang tidak merata ini menyebabkan terjadinya proses multikultural pada masyarakat Indonesia terutama dalam hal keagamaan. Dengan perbedaan agama yang dianut masyarakat Indonesia harus bisa hidup bertoleransi antar umat beragama karena apabila antar umat beragama saling bermusuhan maka akan terjadi konflik yang juga bisa merusak integrasi nasional bangsa Indonesia. (http://galihdanary.wordpress.com/2010/12/02/kerukunan-antar-umatberagama/) Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama, misalnya konflik di Poso antara umat Islam dan umat Kristen. Agama disini terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling menghormati. Kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait dengan hal ini belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, Cikeusik,

3 Pandeglang, Banten, Temanggung, Jawa Tengah dan lainnya masih menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan antar umat beragama perlu ditinjau ulang. Banyaknya konflik yang melibatkan agama sebagai pemicunya menuntut adanya perhatian yang serius untuk mengambil langkah-langkah yang antisipatif demi damainya kehidupan umat beragama di Indonesia pada masa-masa mendatang. Jika hal ini diabaikan, dikhawatirkan akan muncul masalah yang lebih berat dalam rangka pembangunan bangsa dan negara di bidang politik, ekonomi, keamanan, budaya, dan bidang-bidang lainnya. Adanya perubahan era seperti sekarang ini seharusnya meningkatkan kesadaran masyarakat kita akan arti penting persatuan dan kesatuan. Akan tetapi kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Angin reformasi membawa dampak kebebasan yang kurang terkendali. Hal ini akan sangat berbahaya ketika terjadi di tengah-tengah bangsa yang tingkat heterogenitasnya cukup tinggi seperti Indonesia. Rakyat Indonesia mencita-citakan suatu masyarakat yang cinta damai dan diikat oleh rasa persatuan nasional untuk membangun sebuah negara yang majemuk. Persatuan ini tidak lagi membeda-bedakan agama, etnis, golongan, kepentingan, dan yang sejenisnya. Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat maupun pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi

4 ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama terjadi karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama dari satu pihak ke pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif. Masalah ini dibahas dengan pertimbangan bahwa agama dewasa ini memegang peranan strategis dalam kehidupan manusia. Agama mempunyai fungsi memberi petunjuk dan mengarahkan manusia agar menjadi lebih baik. Namun perlu diingat juga bahwa agama merupakan salah satu sumber potensial munculnya konflik-konflik di masyarakat. Negara tercinta Indonesia mempunyai berabagai macam agama yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu yang dengan adanya tersebut merupakan sumber potensial munculnya berbagai macam konflik agama. Oleh karena itu dalam dasar negara kita yakni Pancasila melalui butir-butirnya dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 ayat 1dan 2 sebagai dasar pijakan dalam kehidupan beragama. Pembahasan tentang kerukunan antar umat beragama di negara kita tetap aktual dan menarik untuk dikaji dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi karena sifatnya yang dinamis. Pengkajian tentang kerukunan antar umat beragama dalam tatanan masyarakat kita sedapat mungkin dilakukan dengan seksama. Pada masyarakat Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas termasuk daerah yang penduduknya masih labil dalam kehidupan beragama. Di Desa Klinting kehidupan beragama

5 sangat dinamis dalam arti terhadap proses konflik dan proses integrasi. Proses Integrasi ini diwarnai dengan kerukunan hidup antar umat beragama, maka peneliti terdorong untuk meneliti tentang pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Terlebih di era sekarang ini, dimana kerukunan warga memerlukan perhatian yang tepat, karena kehidupan masyarakat yang heterogen dan banyak pengaruh globalisasi dari dalam maupun luar negeri yang bisa merusak kerukunan. Apalagi bagi masyarakat desa yang kehidupanya masih sederhana dan cara berfikirnya juga sederhana, faktor pemimpin sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, karena pemimpin merupakan panutan masyarakat. Nilai yang banyak berorientasi vertical ke arah tokoh pembesar, atasan, senior masih melekat dikalangan pedesaan. Apa yang dilakukan oleh pemimpin rakyat akan turut melakukanya. (Koentjaraningrat, 1993 : 68). Jadi, pemimpin atau pemuka agama sangat berperan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Desa Klinting adalah desa yang terletak di Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas dengan jumlah penduduk sekitar 2.757 jiwa, yang memiliki dua penganut agama besar, yaitu Islam dan Hindu. Masyarakat mempunyai cara-cara ritual tersendiri, disamping aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tersebut juga mempunyai pandangan hidup yang berbeda. Oleh karena itu, dimungkinkan akan ada suatu perpecahan atau gesekan yang menyebabkan hubungan antar warga tidak berjalan dengan

6 baik. Apabila penganut kepercayaan tidak dilandasi oleh sikap toleransi yang baik, kerukunan antar umat beragama tidak akan tercapai. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan tentang latar belakang masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan hidup antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimana hambatan pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas? 4. Bagaimana hasil pembinaan toleransi di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bentuk pebinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan hidup antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas.

7 2. Mengetahui hambatan pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. 3. Mengetahui solusi untuk mengatasi hambatan pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. 4. Mengetahui hasil pembinaan toleransi di Desa Klinting Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan secara teoritis Menyumbangkan data guna memperkaya kajian tentang pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di kalangan pelajar. 2. Kegunaan secara praktis Memberikan masukan bagi pemerintah guna mengkaji tentang pembinaan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. 3. Manfaat bagi masyarakat Memberikan masukan kepada masyarakat atau umat beragama untuk meningkatkan sikap toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.