BAB I PENDAHULUAN. harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah

dokumen-dokumen yang mirip
PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di jalan Islam, sehingga tercapai kedamaian dan kebahagiaan di

BAB I PENDAHULUAN. Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2014, Hlm.3 2

BAB I PENDAHULUAN. datang, dan da i lah yang mempunyai peran penting dan sangat besar dalam

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

RETORIKA KHUTBAH. Di dalam al-quran, Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain untuk memberikan informasi dan bahkan dapat merubah sikap,

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai daya tarik fisik dan mempunyai ikatan psikologis dengan audiens.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru. indah dan tanda tanya (Basri, 1995:4).

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan sebagai berikut : A. Analisis Strategi Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing pada PT Budi

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

05FIKOM PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi setiap hari dan setiap saat, berbagai pandanganpun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang. dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. kebangunan dunia khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. dan jujur pula dengan amal perbuatannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan dakwah dari da i kepada mad u. Dakwah merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rita Mawarni,2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu. pilihan, dengan kemampuan intelegensi di atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif, sehingga ranah-ranah yang lain menjadi terabaikan. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

partisipan, terutama pihak pengirim komunikasi (komunikator), sering melupakan unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekolah tampak cukup pesat, terutama di kota-kota besar. (TPA), Taman Kanak-Kanak Al Qur an (TKA), Madrasah Diniyah,

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup umat beragama. Tetapi berlaku bagi seluruh pemeluknya, dakwah berarti

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Demikianlah seterusnya. Hingga Islam masuk ke indonesia pun juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama dakwah, artinya Islam merupakan agama yang harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, yang artinya : sampaikanlah dari kami walaupun satu ayat. (H.R. Bukhari, Tirmidzi dan al-hakim). Dalam menyampaikan ajakan atau seruan (tabligh) bukan sesuatu yang mudah dilakukan tanpa ditunjang pengetahuan yang cukup tentang tatacara penyampaian pesan secara efektif dan mencapai hasil yang maksimal. Akan tetapi seorang mubaligh harus mempunyai beberapa pengetahuan mengenai aspek aspek tabligh seperti materi, tatacara penyampaian, dan kondisi mad unya, sehingga pesan yang disampaikan oleh seorang mubaligh dapat dicerna dan difahami karena sesuai dengan kondisi dan tingkat pengetahuan mad u. Penyampaian pesan yang tidak tepat karena tidak ditunjang dengan pengetahuan yang memadai terhadap sumber-sumber materi yang akan disampaikan bukan mustahil akan menimbulkan kesan negatif dari mad u. Karena seorang mubaligh dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam terhadap materi yang disampaikan dan berbagai pengatahuan ilmu bantu lain sebagai pelengkap dan penunjang materi utamanya. Dalam hal ini, ujung tombak dari keberhasilan sampainya pesan kegiatan tabligh adalah mubaligh sebagai pelaku utama.

2 Secara umum dakwah bertujuan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang Islami, patuh dan tunduk terhadap peraturannya serta melakukan hubungan baik dengan penciptanya dan dengan sesama manusia. Toto Tasmara (1997:48) menyimpulkan dua tujuan dari kegiatan dakwah Islam, yaitu : pertama, terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan isi dan harapan dari pesan yang disampaikan. kedua, terwujudnya amal soleh yaitu perbuatan yang selaras dengan al-quran dan as Sunah. Maka dari itu, dalam satu ayat al-qur an yang menjdi landasan utama dakwah dalam surat an-nahl ayat 125: 125 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125) (DEPAG RI, 2009:224). Adapun Dakwah pada dasarnya meliputi Tabligh, Irsyad, Tadbir dan Tathwir. Tabligh merupakan dakwah dengan bentuk menyampaikan ajakan atau seruan. Bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tapi memerlukan kriteria personal yang berkualitas. Mubaligh yang berlaku sebagai pelaku dakwah dalam ranah

3 tabligh memiliki kriteria tertentu yang salah satunya di tegaskan dalam penggalan ayat tersebut dengan cara yang baik. Oleh karena itu, tentunya posisi seorang mubaligh untuk senantiasa bisa merealisasikan syari at Islam yang dibawa oleh Nabi besar Muhammad SAW yang ditempuh dengan cara berdakwah tepatnya tabligh untuk mencapai suatu kebenaran tersebut sangat dibutuhkan. Mubaligh ibarat motor penggerak yang menjadi ujung tombak. Kepercayaan umat terhadap mubaligh menjadi prioritas sampainya pesan tabligh sebagai tujuan utama. Adapun beberapa indikator kepercayaan umat terhadap mubaligh yaitu meliputi berbagai aspek luar maupun dalam diri mubaligh itu sendiri. Hal-hal yang berhubungan dengan sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik inilah yang harus diperhatikan mubaligh sebagai subjek utama kegiatan tabligh. Seperti halnya yang terjadi di lingkungan komplek Margaasih Permai yang senantiasa melakukan berbagai kegiatan keagamaan di Masjid Besar Al- Muhajirin. Mubaligh-mubaligh yang aktif mengisi berbagai kegiatan tabligh disana memiliki karakter tersendiri sehingga tingkat kepercayaan umat terhadap mereka menunjukan efektifitas sampainya pesan tabligh terhadap jamaah. Para mubaligh di masjid besar Al-Muhajirin memiliki klasifikasi tersendiri setiap periodenya. Ada yang termasuk mubaligh senior dan ada pula yang junior. Tingkatan tersebut hanya berdasarkan usia dan masa kinerja mereka bukan tergantung pada jam terbang yang dimiliki.

4 Terkadang jam terbang setiap mubaligh yang berbeda memiliki pola tabligh yang berbeda. Sehingga, jamaah pun memiliki kesan tersendiri terhadap mubaligh di lingkungan tersebut khususnya di Masjid Besar Al-Muhajirin. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan pendekatan analisis tentang kredibilitas mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin Komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, al-qur an menjelaskan bahwa dakwah khususnya dalam ranah tabligh memperhatikan aspek mubaligh sebagai pembawa risalah dengan kualitas dan kepribadiannya. Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai kredibilitas Mubaligh. Dari permasalahan pokok tersebut, diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana ethos mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana pathos mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung? 3. Bagaimana logos mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

5 Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan indikator-indikator dalam Teori Kredibilitas sehingga dapat diketahui kredibilitas mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu dakwah dan menjadi sumber memperdalam etika dakwah dan mengembangkan teori kredibilitas dalam komunikasi. 2. Secara praktis diharapkan dapat memberi makna penting bagi para mubaligh sebagai pembawa risalah untuk memperhatikan sisi kredibilitas umat terhadap pribadinya sebagai salah satu tolak ukur efektifitas kegiatan Tabligh. D. Kerangka Pemikiran Dalam konsep Islam tabligh merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat manusia. Dalam penyampaian tabligh dibutuhkan kepiawaian tertentu agar pesan yang disampaikan mampu memberikan perubahan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, ujung tombak dari keberhasilan sampainya pesan kegiatan tabligh adalah mubaligh sebagai pelaku utama. Mubaligh dalam Komunikasi berperan sebagai Komunikator yang bertanggung Jawab atas sampainya pesan terhadap komunikan. Peran komunikator ini berhubungan erat dengan peran mubaligh. Aristoteles seorang

6 filusuf yang juga pakar retorika ini menaruh perhatian hal tersebut melalui teori kredibilitas dengan konsep Ethos, Pathos dan Logos (Rakhmat, 2009:59). Dalam Rethoric, Aristoteles menyebutkan tentang tiga sumber kredibilitas yang baik, yaitu intelligence, character, dan goodwill (Aristotle, 1991 : 303) Intelligence atau kecerdasan lebih kepada persoalan kebijaksanaan dan kemampuan dalam berbagi nilai atau kepercayaan antara orator dengan khalayaknya. Maksudnya adalah khalayak seringkali menilai bahwa orator tersebut cerdas adalah sejauh mana mereka sepakat atau memiliki kesamaan pemikiran, cara berpikir, atau ide dengan orator tersebut. Orator yang cerdas, oleh karenanya mampu menyesuaikan diri atau mampu membaca cara berpikir khalayaknya, untuk kemudian disesuaikan dengan cara berpikirnya. Character lebih kepada citra orator sebagai orang yang baik dan orang yang jujur. Jika seorang orator mampu memiliki citra sebagai orang yang baik dan jujur, apapun kata-kata yang disampaikan dalam orasinya maka khalayak cenderung lebih mudah untuk percaya. Begitu pula sebaliknya, jika orator yang bersangkutan memiliki citra yang kurang baik maka sebaik apapun kata-kata yang disampaikannya khalayak sulit untuk percaya. Good will atau niat baik, adalah penilaian positif yang coba ditularkan oleh orator kepada khalayaknya. Seorang orator mungkin mampu memperlihatkan kecerdasannya, menunjukkan karakter kepribadiannya, akan tetapi belum tentu mampu menyentuh hati khalayaknya. Niat baik ini biasanya dapat dirasakan oleh hati khalayak.

7 Pembuktian emosional (emotional proof). Di sini orator dituntut untuk mampu menyesuaikan suasana emosional yang ingin dicapai dalam sebuah orasi. Orator yang cerdas mampu mengendalikan suasana emosi yang diinginkan, bukan apa yang diinginkan khalayak, akan tetapi lebih kepada apa yang diinginkan oleh orator itu sendiri. Dengan mengetahui karakteristik khalayak, pemahaman yang mendalam terhadap berbagai macam karakter emosi, diharapkan retorika yang dilakukan dapat berjalan efektif. Selanjutnya menurut Jalaludin Rakhmat bahwa unsur ethos tersebut berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkannya. Menurut Herbert C. Kelman pengaruh komunikasi kita pada orang lain berupa tiga hal : internalisasi (internalization), identifikasi (identification), dan ketundukan (compliance). Internalisasi pada diri komunikan akan tumbuh setelah menerima pengaruh komunikasi dari seorang komunikator yang memiliki kredibilitas. Identifikasi pada diri komunikan akan tumbuh setelah menerima pengaruh komunikasi dari seorang komunikator yang memiliki sikap aktraksi (daya tarik) yang diterima komunikan tersebut. Begitu juga ketundukan pada diri komunikan akan tumbuh setelah menerima pengaruh komunikasi dari seorang komunikator yang memiliki kekuasaan. Komponen pertama ethos menurut Jalaludin Rakhmat adalah kredibilitas. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi yang dimiliki komunikan tentang sifatsifat komunikator. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, maka kredibilitas berubah-ubah tergantung pada pelaku persepsi (komunikan), topik yang dibahas, dan situasi. Seorang Penyelia mempunyai kredibilitas terhadap karyawan yang

8 menjadi tanggung jawabnya, tetapi tidak dihadapan para penyelia lainnya, apalagi dihadapan Top Manajer. Dengan demikian kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada persepsi komunikan. Oleh karena itu kredibilitas dapat berubah atau diubah, dapat terjadi atau dijadikan. E. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilkukan adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi wilayah kajian penelitian ini adalah Masjid Besar Al- Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Alasan pemilihan lokasi ini karena terdapat kegiatan tabligh yang telah berlangsung dan terjadwal. Selain itu, terdapat pula data yang dibutuhkan penelitian ini. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dekriptif tentang kredibilitas mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Alasannya karena dengan metode ini merupakan strategi paling efektif untuk memperoleh data menyeluruh. 3. Jenis Data

9 Jenis data yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut a) Data tentang penilaian jamaah Masjid Muhajirin terhadap faktor logos mubaligh b) Data tentang penilaian jamaah Masjid Muhajirin terhadap faktor pathos mubaligh c) Data tentang penilaian jamaah Masjid Muhajirin terhadap faktor ethos mubaligh 4. Sumber Data Sumber data tediri dri sumber primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu jamaah Masjid Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Adapun sumber data sekunder adalah Pengurus DKM Besar Al-Muhajirin komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Observasi Teknik observasi adalah teknik Pengumpulan data dengan menggunakan cara mengamati berbagai aktifitas mubaligh dan realitas perilaku sosial keagamaan masyarakat setempat. Penulis juga melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena yang terjadi pada Mubaligh masjid Besar Al-Muhajirin Komplek Margaasih Permai Kabuaten Bandung. Disamping itu, observasi

10 dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang sejauh mana keefektifan kredibilitas mubaligh dalam kegiatan tabligh. b) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap ketua DKM Al-Muhajirin, Mubaligh yang memiliki jadwal tetap dan beberapa jamaah Masjid Besar Al-Muhajirin yang rutin mangikuti kegiatan Tabligh. Teknik ini dioperasikan untuk memelihara objektifitas data melalui penuturan mengenai realitas kredibilitas mubaligh. Sebenarnya. Adapun bentuk wawancara yaitu melalui interview. c) Angket Pemberian angket dilakukan terhadap jamaah masjid besar Al-Muhajirin yang mengikuti pengajian. Adapun pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut mengenai indikator-indikator seputar logos, pathos dan ethos. 6. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam sebuah penelitian, kita harus mengetahui suatu kumpulan objek penelitian. Dengan begitu, kita dapat mengetahui sifat-sifat dari objek penelitian kita. Adapun kumpulan objek penelitian disebut populasi (Rakhmat, 1999:75). Objek penelitian tersebut bisa berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar, dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah kegiatan pengajian yang ada di Masjid Besar Al-Muhajirin Komplek Margaasih Permai Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung yang berjumlah 45 orang. Sedangkan sampel yang diambil yakni sebanyak 45 orang. Jadi, dengan demikian seluruh populasi tersebut yang berjumlah 45 orang, penulis jadikan sampel penelitian.

11 F. Analisis Data 1. Inventarisasi Data Menghimpun data yang telah terkumpul selama proses penelitian berlangsung baik data yang bersifat primer maupun sekunder. 2. Kategorisasi dan klasifikasi data Setelah data terhimpun kemudian di pilih dan dikategorikan serta di klasifikasikan sesuai dengan jenisnya. 3. Reduksi Data Setiap data yang telah dikategorisasikan kemudian di spesifikan pada hal yang pokok atau difokuskan pada hal yang penting, sehingga nantinya akan diperoleh data-data yang sistematis. 4. Display Data Langkah selanjutnya ini dilakukan untuk memperoleh data secara optimal dari berbagai data yang terkumpul. Dengan display data ini, akan lebih mudah menguasai setiap data yang diperoleh dan tidak akan tenggelam dalam tumpukan data-data. 5. Hubungan antara Data dengan Data Setiap data yang dihasilkan dari berbagai bentuk seperti angket dihubungkan dengan data yang berasal dari hasil wawancara. 6. Hubungan antara Data dengan Teori Setiap data yang terkumpul dari berbagai jenis data dihubungkan dengan teori untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat dan sesuai. 7. Penarikan Kesimpulan

12 Setiap data yang telah terhimpun, dirangkum dan didisplay selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat sesuai dengan pembahasan dan tujuan penelitian. Sedangkan untuk data kuantitatif seperti hasil penilaian jamaah terhadap kredibilitas mubaligh Masjid Besar Al-Muhajirin, penulis mengguanakan data persentase dengan rumus F/N x 100%.