BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas sering disebut dengan classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Arikunto, dkk. (2011: 16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam PTK yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksaanaan, (c) pengamatan, (d) refleksi. Menurut Wardhani, dkk. (2007: 24) setiap siklus terdiri dari empat tahapan pokok yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Ada kemungkinan sesudah tindakan dilaksanakan, diobservasi masalahnya belum terselesaikan atau tidak jadi lebih baik. Demikian dilakukan secara berulang (siklus) sampai masalah menjadi lebih baik atau terselesaikan. Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

29 Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanan Tindakan I SIKLUS I Permasalahan baru hasil refleksi Refleksi I Perencanaan Tindakan II Pengamatan/ Observasi I Pelaksanan Tindakan II SIKLUS II Refleksi II Pengamatan/ Observasi II Gambar 3.1 Alur siklus PTK (diadopsi dari Wardhani, dkk., 2007: 24) B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sukabumi, Jl. Raden Intan Pekon Sukabumi, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus. 2. Waktu Penelitian Kegiatan ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 selama lima bulan dari persiapan (penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal) sampai laporan hasil penelitian.

30 3. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri Sukabumi. Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Sukabumi yang berjumlah 12 siswa yang terdiri atas 6 laki-laki dan 6 perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik non tes dan tes. 1. Teknik non tes (observasi) Teknik non tes dilakukan dengan mengobservasi, untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung di kelas IV dalam pembelajaran matematika dengan model cooperative learning tipe rotating trio exchange. 2. Teknik Tes Teknik tes dirancang untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif (angka). Melalui tes ini akan diketahui hasil belajar siswa di kelas IV dalam pembelajaran matematika dengan model cooperative learning tipe rotating trio exchange.

31 D. Alat Pengumpulan Data Instrument atau alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Lembar panduan observasi: instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika dengan model cooperative learning tipe rotating trio exchange. b. Soal-soal tes: merupakan alat pengumpul data untuk tes tertulis berupa soal-soal yang digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio exchange dalam bentuk tes akhir (post test). E. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung hasil belajar siswa dalam hubungannya dalam penguasaan materi yang diajarkan guru yaitu dengan menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio exchange akan dijelaskan sebagai berikut:

32 1. Data Kualitatif Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi. Data aktivitas siswa diperoleh dari perilaku yang relevan dengan tujuan pembelajaran. a) Aktivitas Siswa Penilaian aktivitas dalam penelitian ini, menggunakan analisis rata-rata dan tabel observasi aktivitas siswa. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Observasi aktivitas siswa No Nama Aspek yang diamati JS SM NA (%) 1 2 3 4 12 Jumlah Skor Partisipasi Minat Perhatian Presentasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Rata-rata (sumber Kunandar, 2010: 234) Keterangan: 1) Partisipasi a) Mengajukan pertanyaan b) Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru c) Mengemukakan pendapat d) Mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik

33 2) Minat a) Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran b) Tertib dalam instruksi yang diberikan c) Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar d) Tanggapan terhadap instruksi yang diberikan 3) Perhatian a) Tidak mengganggu teman b) Tidak membuat kegaduhan c) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama d) Melaksanakan perintah guru 4) Presentasi a) Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir b) Mengerjakan tugas yang diberikan (LKS, latihan, dll) c) Mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru d) Menggunakan prosedur dan strategi pemecahan masalah dalam mengerjakan tugas yang diberikan (Kunandar, 2010: 234) Tabel 3.2 Rubrik penilaian tiap aspek yang diamati Skor Keterangan 4 Jika keempat poin dalam setiap aspek yang diamati muncul selama pengamatan berlangsung. 3 Jika hanya tiga poin pada aspek yang diamati muncul. 2 Jika hanya dua poin pada aspek yang diamati munncul. 1 Jika hanya satu poin pada aspek yang diamati muncul. berikut: Rumus penilaian dengan persen dari aktivitas siswa adalah sebagai JS NA= X 100% SM Keterangan : NA = Nilai aktivitas JS = Jumlah skor yang diperoleh

34 SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap (Sumber: Aqib, 2009: 41) Tabel 3.3 Kualifikasi persentase skor hasil observasi aktivitas belajar siswa Rentang Nilai (%) Kualifikasi 81-100 Sangat aktif 66-80 aktif 41-65 Cukup aktif 21-40 Kurang aktif <20 Sangat kurang aktif (Modifikasi: Prayitno, dkk., http://ptk di SD.com: 2009) b) Kinerja Guru Aspek-aspek yang diamati pada kinerja guru dalam proses pembelajaran yaitu meliputi, 1) prapembelajaran, 2) membuka pembelajaran, 3) kegiatan inti pembelajaran, dan 4) penutup. Untuk mengetahui seberapa baik kinerja guru dalam pembelajaran maka peneliti menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dengan rumus penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut: R NP = X 100% SM Keterangan: NP R SM = Nilai yang diharapkan = Skor mentah yang diperoleh = Skor mentah

35 100 = Bilangan tetap (Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102) Tabel 3.4 Kualifikasi persentase penilaian kinerja guru Rentang Nilai (%) 86 100 76-85 66-75 66 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Kualifikasi Modifikasi: Prayitno, dkk. (dalam http://ptk di SD.com: 2009) 2. Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. a. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus: R S = X 100 N Keterangan: S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor/ item yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes 100 = Bilangan tetap (Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 112)

36 b. Nilai rata- rata seluruh siswa menggunakan rumus: Xi X = N Keterangan: X = Rata-rata hitung nilai N = Banyaknya siswa Xi = Nilai siswa (Herrhyanto, dkk., 2009: 4.2) c. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa klasikal digunakan rumus: Jumlah siswa yang tuntas belajar Ketuntasan Klasikal = x 100% Jumlah seluruh siswa Keterangan: Ketuntasan individual : jika siswa mencapai ketuntasan 75% Ketuntasan Klasikal : Jika 60% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan 75% Diadopsi dari Purwanto (2008: 102) Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran (Aqib,dkk., 2009: 41).

37 Tabel 3.5 Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % Tingkat Keberhasilan (%) >80% 66-79% 40-65% 20-39% <20% (modifikasi: Aqib, dkk., 2009: 44) Arti Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah F. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Urutan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Sukabumi adalah sebagai berikut: Siklus I 1. Tahap Perencanaan a. Berdiskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran matematika untuk menyesuikan perangkat pembelajaran. b. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe rotating trio exchange. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (LKS), lembar panduan observasi aktivitas dan kinerja guru.

38 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe rotating trio exchange meliputi beberapa tahap antara lain: Kegiatan Awal a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam b. Mengkondisikan siswa c. Berdoa d. Absensi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f. Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan materi matematika yaitu Menjumlahkan Pecahan b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. c. Setiap anak di dalam kelompok diberikan simbol 0, 1, dan 2. d. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. e. Setelah LKS selesai dikerjakan, kelompok menyajikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. f. Setelah penyajian hasil diskusi selesai, guru memberi instruksi atau perintah bahwa siswa dengan simbol 1 berpindah searah jarum jam

39 dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat sehingga akan terbentuk kelompok dengan anggota yang baru. g. Kelompok baru yang telah dirotasikan kembali diberikan LKS kemudian didiskusikan. h. Selanjutnya hasil diskusi kembali disajikan di depan kelas. Kegiatan Akhir a. Guru membagikan lembar soal kepada masing-masing siswa untuk melihat tingkat penguasaan materi pembelajaran. b. Guru mengapresiasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada hari ini. c. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. d. Menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup. 3. Observasi Peneliti melakukan kegiatan observasi yakni mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dengan memberikan tanda ceklis ( ). 4. Refleksi Pada tahap ini, tim peneliti kembali menganalisis keberhasilan dan kekurangan didalam proses pembelajaran. Data-data yang

40 diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. Siklus II Pada akhir silus I telah dilakukan refleksi untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan model coperative learning tipe rotating trio exchange. Hasil dari siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I. 1. Tahap Perencanaan a. Berdiskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran matematika untuk menyesuaikan perangkat pembelajaran. b. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe rotating trio exchange. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (LKS), lembar panduan observasi aktivitas dan kinerja guru.

41 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe rotating trio exchange meliputi beberapa tahap antara lain: Kegiatan Awal a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam b. Mengkondisikan siswa c. Berdoa d. Absensi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f. Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan materi matematika yaitu Mengurangkan Pecahan b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. c. Setiap anak di dalam kelompok diberikan simbol 0, 1, dan 2. d. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. e. Setelah LKS selesai dikerjakan, kelompok menyajikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. i. Setelah penyajian hasil diskusi selesai, guru memberi instruksi atau perintah bahwa siswa dengan dengan simbol 1 berpindah searah

42 jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat sehingga akan terbentuk kelompok dengan anggota yang baru. f. Kelompok baru yang telah dirotasikan kembali diberikan LKS kemudian didiskusikan. g. Selanjutnya hasil diskusi kembali disajikan di depan kelas. Kegiatan Akhir a. Guru membagikan lembar soal kepada masing-masing siswa untuk melihat tingkat penguasaan materi pembelajaran. b. Guru mengapresiasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada hari ini. c. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. d. Menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup. 3. Observasi Peneliti melakukan kegiatan observasi yakni mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dengan memberikan tanda ceklis ( ). 4. Refleksi Pada tahap ini, tim peneliti kembali menganalisis keberhasilan dan kekurangan didalam proses pembelajaran. Data-data yang

43 diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. G. Indikator Keberhasilan Penerapan model cooperative learning tipe rotating trio exchange pada mata pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila: 1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar setiap siklusnya. 2. Adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 75 dan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tuntas secara klasikal mencapai 75% (dengan KKM 66). (Sumber: Depdiknas, 2008: 5)