PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

PENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Pengaruh Suhu Tumbukan pada Campuran Aspal Beton dengan Jenis Lapis AC-WC Gradasi Halus. Wahyudi 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE (HRS WC) PADA PEMADATAN DI BAWAH SUHU STANDAR

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

PENGARUH GETAH PINUS PADA STABILITAS, PELELEHAN, DAN DURABILITAS LAPIS PENGIKAT BETON ASPAL (ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE/AC-BC) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENUAAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 1-9

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

PENGARUH PENGGUNAAN ABU VULKANIK SEBAGAI FILLER TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS ASPHATL CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) Sudarmadji 1 ), Hamdi 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

NASKAH SEMINAR INTISARI

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BETON ASPAL LAPIS AUS DENGAN BAHAN PENGISI KAPUR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL TUGAS AKHIR

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI PADA CAMPURAN LASTON

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

PENGGUNAAN ABU BATUBARA HASIL PEMBAKARAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON (LASTON)

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN GENTENG KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGISI PADA LASTON AC-BC ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

BATU BARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK PADA CAMPURAN ASPAL PANAS

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono 147 mzaftub@gmail.com mzaub@ub.ac.id M. Sadillah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono 147 sadillah92@gmail.com Abstract Achmad Wicaksono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono 147 wicaksono1968@yahoo.com In this study, the use of fly ash of coal as a filler material of wearing course asphalt concrete. The use of coal fly ash is intended to increase the modulus of asphalt concrete resilient. In this study the resilient modulus was measured using the UMATTA device. The results show that the coal fly ash filler can withstand the effect of temperature in the field, by making the pavement become more rigid, so that the pavement becomes more resistant to deformation. Keywords: fly ash, filler, resilient modulus, wearing course Abstrak Pada penelitian ini dikaji penggunaan abu terbang batubara sebagai bahan pengisi beton aspal lapis aus. Penggunaan abu terbang batubara tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan modulus resilien beton aspal. Pada studi ini modulus resilien diukur dengan menggunakan alat UMATTA. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bahan pengisi abu terbang batubara dapat menahan pengaruh temperatur di lapangan, dengan membuat perkerasan menjadi lebih kaku, sehingga perkerasan menjadi lebih tahan terhadap deformasi. Kata-kata kunci: abu terbang, bahan pengisi, modulus resilien, lapisan aus PENDAHULUAN Pengendalian kualitas pelaksanaan konstruksi jalan beton aspal di lapangan sering kali hanya meliputi pemeriksaan kepadatan dan ketebalan gelaran, padahal dari sudut persyaratan campuran perlu juga dikendalikan gradasi, stabilitas, dan rongga dalam campuran. Dari segi perancangan tebal perkerasan, parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas bahan beton aspal adalah modulus resilien (AASHTO, 1993; Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Prasarana Transportasi, 2002). Pada penelitian ini dikaji penggunaan abu terbang batubara sebagai bahan pengisi beton aspal lapis aus (AC-WC). Pengaruh abu terbang batubara terhadap modulus resilien beton aspal lapis aus pada penelitian ini diukur dengan menggunakan alat UMATTA. Secara garis besar ada tiga tahap pengujian yang dilakukan pada penelitian ini. Tahaptahap tersebut adalah: Jurnal HPJI Vol. 4 No. 1 Januari 2018: 9-66 9

VIM (%) VMA (%) 1) Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO); kadar aspal yang digunakan adalah 4,%, %,,%, 6%, dan 6,% dengan jumlah benda uji dibuat masing-masing 3 buah untuk satu perlakuan. Bahan pengisi yang digunakan adalah abu batu sesuai dengan spesifikasi campuran beton aspal lapis aus (AC-WC). Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Marshall. 2) Penentuan Kadar Bahan Pengisi Optimum; kadar bahan pengisi yang digunakan adalah %, 6%, 7%, 8%, dan 9% dengan jumlah benda uji dibuat masing-masing buah untuk satu perlakuan. Bahan pengisi yang digunakan adalah abu terbang batubara. Kadar aspal yang digunakan adalah kadar aspal optimum yang dilakukan pada pengujian tahap pertama dan pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Marshall. 3) Penentuan Modulus Resilien; benda uji yang digunakan pada pengujian ini dibuat dengan kadar bahan pengisi optimum yang telah diperoleh pada tahap kedua. Jumlah benda uji masing-masing 2 buah untuk satu perlakuan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat UMATTA. HASIL PENGUJIAN BAHAN Kadar aspal optimum didapat setelah melalui berbagai macam pengujian, yaitu: (1) pengujian agregat, (2) pengujian aspal, dan (3) pengujian Marshall. Pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa agregat kasar dan aspal memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai benda uji. PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM Pengujian dilakukan memperoleh parameter-parameter Marshall, yaitu VIM (Void In Mix), VMA (Void In Mineral Agreggates), stabilitas, flow, dan Marshall Quotient (MQ). Hasil perhitungan parameter-parameter Marshall ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 1. V I M V M A 7,0 22,0 6,0 20,0,0 18,0 4,0 16,0 3,0 14,0 2,0 4 4,, 6 6, 7 12,0 4 4,, 6 6, 7 Gambar 1 Hubungan antara Kadar Aspal dengan Karakteristik Campuran 60 Jurnal HPJI Vol. 4 No. 1 Januari 2018: 9-66

MQ (KG/MM) STABILITAS (KG) FLOW (MM) S T A B I L I T A S F L O W 1700,0 4,0 1400,0 4,00 3,0 1100,0 3,00 800,0 2,0 2,00 00,0 4 4,, 6 6, 7 1,0 4 4,, 6 6, 7 MQ 800,0 60,0 00,0 30,0 200,0 4 4,, 6 6, 7 Gambar 1 Hubungan antara Kadar Aspal dengan Karakteristik Campuran (Lanjutan) Tabel 1 Hasil Pengujian Bahan No. Pengujian Unit Spesifikasi Min Maks Hasil Keterangan Agregat Kasar 1 BJ Bulk (gr/cm 3 ) 2, - 2,71 Memenuhi 2 BJ SSD (gr/cm 3 ) - - 2,76 Memenuhi 3 BJ Semu (gr/cm 3 ) - - 2,84 Memenuhi 4 Penyerapan % - 3,0 1,78 Memenuhi Impact % 30 6,39 Memenuhi 6 Keausan % 40 13,19 Memenuhi Agregat Halus 1 BJ Bulk (gr/cm 3 ) 2, - 2,63 Memenuhi 2 BJ SSD (gr/cm 3 ) - - 2,70 Memenuhi 3 BJ Semu (gr/cm 3 ) - - 2,82 Memenuhi 4 Penyerapan % - 3,0 2,49 Memenuhi Bahan Pengisi Abu terbang batubara 1 BJ Bulk (gr/cm 3 ) 2, - 2,41 Memenuhi 2 BJ SSD (gr/cm 3 ) - - 2,41 Memenuhi 3 BJ Semu (gr/cm 3 ) - - 2,41 Memenuhi Aspal 1 Berat Jenis (gr/cm 3 ) 1-1,04 Memenuhi 2 Penetrasi (mm) 60 79 66,89 Memenuhi 3 Uji Lembek ( C) 48 8 49 Memenuhi 4 Uji Nyala ( C) 200-319 Memenuhi 4 Uji Bakar ( C) 200-338 Memenuhi Pemuluran (cm) 100-10 Memenuhi Penggunaan Abu Terbang Batubara sebagai Bahan terhadap Modulus Resilien (M. Zainul Arifin et al.) 61

STABILITAS (KG) ABU TERBANG BATUBARA VIM (%) VMA (%) Gambar 2 Penentuan Kadar Aspal Optimum Gambar 2 menunjukkan rangkuman hasil pengujian Marshall untuk menentukan KAO. Dari pengujian ini diperoleh KAO sebesar,%. PENENTUAN KADAR BAHAN PENGISI OPTIMUM Pada pengujian ini digunakan benda uji dengan bahan pengisi abu terbang batubara. Kadar bahan pengisi adalah %, 6%, 7%, 8%, dan 9%. Dari pengujian ini diperoleh parameter Marshall, yaitu VIM, VMA, stabilitas, flow, dan Marshall Quotient. Dengan menggunakan hasil pengujian Marshall diperoleh kadar bahan pengisi optimum, yaitu 7 %, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. V I M V M A 7,0 22,0 6,0 20,0,0 18,0 4,0 16,0 3,0 14,0 2,0 4 6 7 8 9 10 12,0 4 6 7 8 9 10 S T A B I L I T A S F L O W 100,0 4,0 1300,0 1100,0 900,0 700,0 4,00 3,0 3,00 2,0 2,00 00,0 4 6 7 8 9 10 1,0 4 6 7 8 9 10 Gambar 3 Hubungan antara Kadar Bahan Pengisi Abu Terbang Batubara dengan Karakteristik Campuran 62 Jurnal HPJI Vol. 4 No. 1 Januari 2018: 9-66

MODULUS RESILIEN (MPa) MQ (KG/MM) MQ 47,0 400,0 32,0 20,0 17,0 100,0 4 6 7 8 9 10 Gambar 3 Hubungan antara Kadar Bahan Pengisi Abu Terbang Batubara dengan Karakteristik Campuran Gambar 4 Penentuan Kadar Bahan Pengisi Optimum PENENTUAN MODULUS RESILIEN Pengujian dengan alat UMATTA dilakukan untuk memperoleh modulus resilien benda uji. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan alat UMATTA ini disajikan pada Tabel 2 dan Gambar hingga Gambar 8. 3.00 3.000 2.00 2.000 1.00 1.000 00 0 20 2 30 3 40 4 0 TEMPERATUR PENGUJIAN ( C) 0% % 6% 7% 8% 9% Gambar Hubungan Antara Temperatur Pengujian dengan Modulus Resilien Penggunaan Abu Terbang Batubara sebagai Bahan terhadap Modulus Resilien (M. Zainul Arifin et al.) 63

Tabel 2 Hasil Pengujian dengan Alat UMATTA Kadar Temperatur Pukulan Pukulan 1 Pukulan 2 Pukulan 3 Pukulan 4 Pukulan Rata-rata % C MPa MPa MPa MPa MPa MPa 0% 2 3.24 3.179 3.110 3.042 3.03 3.126 30 2.002 1.883 1.892 1.869 1.842 1.897 3 422 407 408 414 440 418 40 360 39 360 360 360 39 4 389 391 391 382 380 387 % 2 3.02 3.346 3.299 3.1 3.114 3.283 30 1.889 1.799 1.769 1.762 1.734 1.791 3 744 716 672 677 68 693 40 403 384 381 37 363 381 4 374 373 371 366 367 370 6% 2 2.7 2.388 2.363 2.328 2.311 2.389 30 2.61 2.74 2.499 2.472 2.484 2.36 3 623 66 83 2 47 74 40 39 381 377 376 371 380 4 422 393 387 388 379 393 7% 2 2.022 1.893 1.86 1.84 1.842 1.89 30 1.737 1.693 1.677 1.621 1.633 1.672 3 903 89 841 827 807 847 40 628 93 600 601 602 604 4 424 412 392 393 387 401 8% 2 2.182 2.08 2.070 2.01 2.03 2.084 30 1.337 1.300 1.283 1.27 1.260 1.287 3 649 99 94 84 7 600 40 469 446 438 430 42 441 4 44 43 42 414 406 426 9% 2 2.09 2.033 1.984 1.984 1.967 2.012 30 1.400 1.339 1.290 1.281 1.277 1.317 3 1.100 1.09 1.08 1.083 1.07 1.071 40 649 622 622 642 630 633 4 477 438 437 427 417 439 Persamaan yang didapatkan untuk menentukan nilai modulus resilien berdasarkan kadar bahan pengisi (x 1 ) dan temperatur (x 2 ) adalah sebagai berikut: Modulus resilien = 167.8694 1091.6 x 1 7.78 x 2 +17.884 x 1 x 2 + 28.9714 x 1 2 +.0133 x 2 2 (1) Persamaan tersebut digunakan untuk menghitung nilai modulus resilien optimum berdasarkan kadar bahan pengisi dan temperatur. Grafik 3 dimensi dan grafik kontur yang dihasilkan berdasarkan persamaan tersebut ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Design-Expert Software Modulus_Resilien 301. 362. X1 = A: Filler X2 = B: Suhu Modulus_Resilien 3600 270 1900 100 200 2.00 30.00.00 6.00 B: Suhu 3.00 40.00 4.00 9.00 8.00 7.00 A: Filler Gambar 6 Grafik 3D Modulus Resilien Berdasarkan Kadar Bahan Pengisi dan Temperatur 64 Jurnal HPJI Vol. 4 No. 1 Januari 2018: 9-66

Design-Expert Software STABILITAS (KG) MODULUS RESILIEN (MPa) Modulus_Resilien Design Points 301. 4.00 Modulus_Resilien 362. 40.00 X1 = A: Filler X2 = B: Suhu 676.733 B: Suhu 3.00 1133.24 30.00 189.7 2.00 202.77 2046.26.00 6.00 7.00 8.00 9.00 A: Filler Gambar 7 Grafik Kontur Modulus Resilien Berdasarkan Kadar Bahan Pengisi dan Temperatur 10,0 3.200 1400,0 2.800 120,0 1100,0 y = -29,34x 2 + 420,7x - 171,63 R² = 0,7376 2.400 2.000 y = 137082x 2-2E+06x + 1E+07 R² = 0,9483 90,0 1.600 800,0 4 6 7 8 9 10 KADAR BAHAN PENGISI (%) 1.200 4 6 7 8 9 10 KADAR BAHAN PENGISI (%) Gambar 8 Hubungan Modulus Resilien terhadap Stabilitas Marshall PEMBAHASAN Dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa dengan penambahan bahan pengisi, nilai stabilitas campuran meningkat hingga mencapai puncaknya pada kadar bahan pengisi 7 %. Nilai stabilitas campuran pada kadar bahan pengisi 7% ini adalah 1.326 kg. Nilai modulus resilien rata-rata untuk benda uji dengan kadar bahan pengisi % adalah 3.283 MPa dan nilai rata modulus resilien ini menurun dengan meningkatnya kadar bahan pengisi. Grafik pada Gambar 8 menunjukkan bahwa pada kadar bahan pengisi % hingga 7% modulus resilien rata benda uji mengalami penurunan, sedangkan pada kadar bahan pengisi tersebut stabilitas benda uji mengalami peningkatan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa perkerasan yang memiliki stabilitas tinggi menjadikan perkerasan lebih kaku, tetapi mempunyai kemampuan deformasi balik rendah. Sebaliknya nilai stabilitas rendah menjadikan perkerasan lebih lentur dan deformasi balik menjadi tinggi. Hal ini membuktikan bahwa stabilitas dan modulus resilien memiliki hubungan kuat. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur pengujian, semakin rendah nilai modulus resilien. Untuk temperatur pengujian yang sama, yaitu 2 C, pada kadar bahan pengisi % nilai modulus resilien adalah 3.283 MPa, sedangkan pada pada kadar bahan pengisi 9% nilai modulus resilien adalah 2.012 MPa. Hal ini meunjukkan Penggunaan Abu Terbang Batubara sebagai Bahan terhadap Modulus Resilien (M. Zainul Arifin et al.) 6

bahwa bahan pengisi abu terbang batubara dapat menahan pengaruh temperatur di lapangan, dengan membuat perkerasan menjadi lebih kaku, sehingga lebih tahan terhadap deformasi. Penelitian yang dilakukan oleh Wiyono (2012) menunjukkan bahwa nilai modulus resilien tertinggi terjadi pada campuran dengan kadar bahan pengisi kapur 0% pada temperatur pengujian 20 C, yaitu sebesar 792,42 MPa. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi kadar kapur, semakin lentur campuran beraspal, semakin banyak bahan pengisi kapur dalam campuran, semakin rendah modulus resilien campuran tersebut. KESIMPULAN Dari studi ini diperoleh bahwa kadar aspal optimum beton aspal lapis aus (AC-WC) adalah,%. Dengan menggunakan kadar aspal tersebut diperoleh kadar bahan pengisi abu terbang batubara yang optimum adalah 7%. Bahan pengisi abu terbang batu bara menurunkan modulus resilien campuran beton aspal lapis aus pada saat stabilitas campuran bertambah. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan bahan pengisi abu terbang batubara, perkerasan yang memiliki stabilitas tinggi dan lebih kaku akan mempunyai kemampuan deformasi balik yang rendah, dan sebaliknya perkerasan yang memiliki stabilitas rendah dan lebih lentur mempunyai kemampuan deformasi balik yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA American Association of State Highway and Transportation Officials. 1993. Guide for Design of Pavement Structure. Washington, DC. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Prasarana Transportasi. 2002. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B. Departemen Permukiman dan Prasana Wilayah. Bandung:. Wiyono, A.W.W. 2012. Pengaruh Suhu terhadap Modulus Elastisitas dan Angka Poisson Beton Aspal Lapis Aus (AC-WC) dengan Kapur sebagai Filler. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Tranportasi, 2 (2), Juli 2012. 66 Jurnal HPJI Vol. 4 No. 1 Januari 2018: 9-66