BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Rasio Keuangan

III. METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN SYSTEM DU PONT PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK PERIODE

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu. Tahun Judul Peneliti Hasil Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Investor pada PT Charoend Pokphand Indonesia dan PT Japfa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DU PONT (Studi Empirik pada Perusahaan Rokok yang Sudah Go public Periode Tahun )

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu David Lianto (2013) yang mengkaji tentang Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan perusahaan dan membandingkan hasil kinerja kedua perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis Dupont System. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk, dilihat dari dari pendapatan ROI, Profit Margin, dan Total Asset Turn Over dari tahun 2008-2010. Perbedaan penelitian terdahulu sama yang sekarang yaitu terletak pada bagan Dupont. Pada peneliti terdahulu bagan Dupont hanya sampai pada ROI sedangkan pada penelitian terbaru bagan Duppont sampai pada ROE.

9 B. Tinjauan Teori 1. Kinerja Keuangan Definisi Kinerja keuangan menurut Fahmi (2012:2) adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya. Kinerja adalah ukuran kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan (Bastian, 2006:274). Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Menurut Martono (2002:52) kinerja keuangan suatu perusahaan atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu.

10 Menurut Umar (2002:18), kinerja perusahaan adalah hasil dari semua keputusan manajemen yang dilakukan secara terus-menerus, oleh karena itu untuk menilai kienrja perusahaan perlu mengaitkannya dengan kinerja keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan-keputusan itu. Analisis kienrja keuangan ini didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim digunakan. Jadi, kinerja adalah suatu alat untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan dan alat utama untuk mengetahui sehatnya suatu perusahaan adalah Laporan Keuangan. Menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan ada faktor-faktor yang paling utama mempengaruhi dan mendapatkan perhatian oleh penganalisa ada empat macam. Pertama, likuiditas. Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid. Kedua, solvabilitas. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan (pembubaran), baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila,

11 perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup baik untuk membayar semua hutang-hutangnya. Ketiga, rentablitas atau profitabilitas. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Keempat, stabilitas usaha. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutanghutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur pada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir, 2007:31). 2. Return on Equity (ROE) Keberhasilan kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari return on capital (Sloan, 2001:143) atau return on equity (Husnan, 2001: 132). Berdasarkan uraian tersebut maka ukuran kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini adalah return on equity (ROE). Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang

12 saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Menurut Harahap (2007:156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. Menurut Fredy Rangkuti (2006,77), keuntungan modal sendiri disebut juga dengan ROE (Return On Equity) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih (keuntungan neto sesudah pajak dengan modal sendiri). Rumus yang digunakan adalah: ROE =

13 Return on Equity (ROE) dipengaruhi oleh tiga faktor seperti dikemukakan oleh Lukman Syamsudin adalah sebagai berikut: a. Total Assets Turnover adalah rasio yang menunjukkan tingkat efisien penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu, Syamsuddin (2007 : 62). b. Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan penjualan, Syamsuddin (2007 : 62). c. Leverage / Solvabilitas adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva. Skousen (2005 :786) 3. Dupont System Menurut Brigham Dan Houston (2001) Bagan Duppont bagan yang dirancang untuk menunjukan hubungan diantara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, margin laba dan leverage. Menurut Syamsudin (2001:64) analisis Dupont System adalah Return On Invesment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Analisis Dupont menggabungkan rasio - rasio aktivitas dan profit margin, dan menunjukkan bagaimana rasio - rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran dikalikan dengan marjin laba penjualan, hasilnya

14 adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI) (Sawir, 2005:28) Sistem Dupont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui sistem Du Pont dapat ditelusuri sebab sebab terjadinya penurunan ROI. Perhitungan tingkat pengembalian ekuitas berdasarkan analisis Duppont dapat dilakukan sebagai berikut: Return On Equity = Dimana ROA sebagai berikut: Return On Asset = Dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian ekuitas merupakan fungsi dari seluruh profitabilitas perusahaan dan jumlah utang yang digunakan untuk mebiayai aktiva. Tingkat pengembalian atas aktiva dapat disajikan sebagai berikut: Return On Asset = (GrossProfit) x (Asset Turnover) Atau Return On Equity = Pengkombinasian persamaan-persamaan diatas akan memberi dasar persamaan Dupoont yang menunjukan tingkat pengembalian ekuitas perusahaan sebagai berikut:

15 Return On Equity = Menggunakan persamaan Duppont memungkinkan pihak manajemen untuk melihat dengan lebih jelas pengembalian ekuitas dan bagaimana hubungan antara margin laba bersih, perputaran aktiva dan rasio utang. Kegunaan yang mendasar dari analisis dupoont adalah sifatnya yang menunjukan keterkaitan antara rasio hasil pengembalian atas aktiva dan rasio atas ekuitas (ROE). Rasio ROA sagat penting untuk menilai efektivitas manajemen didalam pengembalian aktiva sedangkan rasio ROE memberikan sejauh mana profitabilitas investasi dilakukan. Sistem dupont memungkinkan bagi analisis keuangan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunya ROE perusahaan. Jika suatu perusahaan dibiayai dengan ekuitas, maka formula ini dapa dimodifikasi. Formula ini menggabungkan laporan laa rugi dan neraca yang terdapat dalam laporan keuangan kedalam dua alat ukur profitabilitas, yaitu ROA dan ROE. persamaan duppont yang diperluas (dimodifikasi) ini menunjukan bagaimana margin laba, rasio perputaran aktiva, dan rasio terhadap ekuitas dikombinasikan untuk menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE). Berarti rasio ini akan berubah dengan adanya variasi perputaran aktiva operasional, laba operasional, dan faktor pengali modal (Equity Multiplier). Dengan mengetahui faktor-faktor ini memngkinkan pula bagi manajer keuangan untuk memperbaiki

16 kebijakan-kebijakan yang menyebabkan turunya ROE. hal itu dapat dilihat dengan persamaan ROE sebagai berikut: (Lawrence J Gitman, 2006). Atau ROE = Net Profit Margin x Total Assets Turnover x Financial Leverage Multiplier Terdapat beberapa tahap dalam melakukan analisis Dupont. Tahaptahap tersebut antara lain yaitu: a. Menghitung rasio aktifitas yaitu Total Assets Turn Over (TATO) Total Assets Turn Over (TATO) atau perputaran aktiva digunakan untuk mengukur efisiensi penggunan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran aktiva adalah sebagai berikut: Total Assets Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva b. Menghitung profit margin Profit margin digunakan untuk untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Rumus yang digunakan dalam menghitung net profit margin adalah sebagai berikut: Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Bersih

17 c. Menghitung Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran aktiva adalah sebagai berikut: Return on Investment = Net profit margin x Assets turnover d. Menghitung Financial Leverage Multiplier Financial Leverage Multiplier (FLM) Yaitu Total Asset dibagi Common Stock Equity. Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan menggunakan hutang. e. Menghitung Return On Equity Untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal. ROE = Return On Investment x Financial Leverage Multiplier Dalam menggunakan sistem duppont terdapat kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Kelebihan dan kelemahan tersebut yaitu sebagai berikut: a. Kelebihan sistem dupont adalah: - Menyeluruh atau komprehensif Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. - Efisiensi Dengan sistem ini dapat membandingkan efisiensi perusahaan dengan efisiensi standar industri, sehingga dapat

18 diketahui ranking perusahaan, selanjutnya dapat diketahui kinerja perusahaan. - Dapat mengukur efisiensi tindakan Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian dalam suatu perusahaan, yaitu dengan mengalikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. - Dapat mengukur profitabilitas Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan ke berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung profitabilitas masing - masing produk. - Dapat membuat perencanaan Analisis ini dapat juga untuk perencanaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan jika perusahaan akan ekspansi (Munawir ;2001;91-92). b. Kelemahan sistem Dupont adalah: - Sistem Akuntansi Adanya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda.

19 - Fluktuasi Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) dengan demikian sulit untuk menganalisisnya. - Sulit mengadakan perbandingan Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna (Munawir, 2001;92-93) C. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir merupakan uraian tentang hubungan antara variabel yang terikat dalam masalah yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas dan teori yang dibahas, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penelusuran perubahan kinerja (ROE). Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.1.

20 Sales NPM Earning Available For Commond Stockholder Devided Sales Minus Cost Of Goods Sold Minus Operating Expenses Minus Interest Expenses ROI Multiplied Minus Taxes Minus Prefered Stock Deviden Sales ROE Multiplied TATO Devided Total Asset Current Assets Plus Next Fixed Asset FLM Total Liabilties And Stockholders Equity Devided Stockholders Equity Total Liabilties Plus Stockholders Equity (Lawrence_J._Gitman.2006. Priciples of Managerial Financial) Current Liabilities Plus Long-Term Debt

21 Gambar 1.1. kerangka pikir penelitian Berdasarkan Gambar 1.1. kerangka penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana perubahan kinerja (ROE) dari tahun ke tahun pada PT. Astra International Tbk dengan menggunakan Dupont System..