BAB III METODE PENELITIAN. pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. yang menentukan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

Transkripsi:

50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010:5) Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2010:8). Dengan studi korelasional peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada tidaknya efek variabel yang lain (Azwar, 2010:9). 3.2 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah studi lapangan (field research) dengan metode kuantitatif karena data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif atau data yang bisa diolah secara statistik. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Adapun metode kuantitatif adalah penelitian analisis datanya dengan menggunakan data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistik, setelah diperoleh hasilnya, kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik tersebut. Sedangkan korelasional bertujuan untuk menemukan ada 50 44

51 tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006:270). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya hubunganpersepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepuasan kerja karyawan pramuniagadi toko buku Gramedia Padang. 3.3 Identifikasi Variabel Penelitian Menurut (Sugiyono, 2010:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Ada dua macam variabel penelitian, yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:39). Berdasarkan landasan teori dan rumusan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X) :Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Tranformasional 2. Variabel terikat (Y) :Kepuasan Kerja

52 3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaanya yang mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaanya serta harapan-harapannya terhadap pengalaman masa depan Yukl 2002 (dalam Husman, 2011:498). Pengertian ini menggambarkan seberapa jauh pekerjaanya secara keseluruhan memuaskan kebutuhanya. Kepuasan kerja diukur dengan mengacu pada teori Gilmer 1996 (dalam Sutrisno, 2009:77) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ini terdiri atas aspek-aspek : a. Kesempatan untuk maju b. Keamanan kerja c. Gaji d. Perusahaan dan manajemen e. Pengawasan f. Faktor instrinsik dari pekerjaan g. Kondisi kerja h. Aspek sosial dalam pekerjaan i. Komunikasi j. Fasilitas

53 Untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja karyawan diungkap dengan skala berdasarkan faktor-faktor menurut Gilmer 1996. Nilai kepuasan kerja karyawan dalam penelitian ini diperoleh dari skor skala kepuasan kerja karyawan. Semakin tinggi skor yang di peroleh berarti menunjukan semakin tinggi tingkat kepusan kerja karyawan tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah pula tingkat kepuasan kerja tersebut. 2. Gaya kepemimpinan transformasional Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan Bass 1985 (dalam Rivai 2013:451-452) Menurut Munandar (2001:200-201) kepemimpinan transformasional memiliki lima aspek yaitu : a. Atributed Charisma Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri. Ia sebagai pemimpin perusahaan bersedia memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Ia menimbulkan kesan pada bawahanya bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan tugas pekerjaanya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa tenang berada dekat dengan

54 pimpinannya. Pemimpin juga dapat tenang menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya. b. Inspirational Motivation Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan. Mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinannya. c. Intelectual Stimulation Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka. d. Individualized Consideration Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing-masing. Ia memberikan nasihat yang bermakna, memberi pelatihan yang diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka. Pemimpin menimbulkan rasa mampu kepada bawahannya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaannya, dapat memberi sumbangan yang berarti untuk tercapainya tujuan kelompok.

55 e. Idealized Influence Pemimpin berusaha, melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan (bielefes), perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat-akibat moral dan etika dari keputusan yang diambil.pemimpin memperhatikan kepercayaannya pada cita-citanya, keyakinannya dan nilai hidupnya. 3. 5. Subjek Penelitian 3.5.1.Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pramuniaga toko buku Gramedia Padang sebanyak 34 orang. 3.5.2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Sampel haruslah memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya dan dapat mewakili populasi tersebut. Untuk sekedar ancer-ancer (dalam Arikunto, 2006:134) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

56 semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas penulis mengambil sampel untuk penelitian ini adalah keseluruhan karyawan devisi pramuniaga toko buku Gramedia Padang. 3. 5. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Untuk penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Teknik ini juga disebut sensus (Martono, 2014:25). Jumlah sampel yang diperoleh adalah 34 orang karyawan. Selanjutnya, karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100

57 orang, maka sampel akan diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik ini digunakan apabila populasi kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010:85). Dalam teknik sampling ini semua individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Untuk sampel penelitian memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Seluruh karyawan toko buku Gramedia b. Laki-laki maupun perempuan 3.6. Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data merupakan cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3. 6. 1. Observasi Menurut Sutrisno Hadi 1986 (dalam Sugiyono, 2010:145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.observasi ini penulis lakukan untuk mengamati proses kegiatan karyawan toko buku Gramedia Padang tujuannya hanya sebagai proses pengambilan data

58 awal untuk memperkuat data penelitian yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. 3. 6. 2. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, yang mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko & Ahmadi, 2013:83). Wawancara ini penulis lakukan untuk mendapatkan informasi sebagai proses pengambilan data awal dari penelitian yang dilakukan pada pimpinan dan karyawan toko buku Gramedia Padang. 3. 6. 3. Skala Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan skala kepuasan kerja dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional. (Azwar, 2012) menjelaskan bahwa skala merupakan perangkat pernyataan yang disusun untuk mengungkapkan atribut tertentu melalui respon terhadap pernyataan tersebut. Sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini maka skala yang penulis gunakan adalah skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

59 penulis, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka aspek yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (dalam Sugiyono, 2010:93). Jawaban setiap aitem instrumen mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Alternatif jawaban penulis gunakan terdiri dari empat bentuk, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Modifikasi skala Likert dalam penelitian ini dengan meniadakan kategori jawaban ragu-ragu (R) dengan alasan yaitu apabila pilihan tengah atau netral disediakan maka kebanyakan subjek akan cenderung untuk menempatkan pilihannya dikategori tengah tersebut, sehingga data yang mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2012). Dari setiap jawaban yang dipilih dapat diberikan skor yaitu untuk pernyataan favorable mempunyai skor 4-1 dan pernyataan unfavorable mempunyai skor 1-4. Seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:

60 Tabel 3.1 Skor Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja Sifat Pernyataan Skala Likert Favorabel (positif) Unfavorabel (negatif) SS (sangat sesuai) 4 1 S ( sesuai) 3 2 TS (tidak sesuai) 2 3 STS (sangat tidak sesuai) 1 4 Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka terlebih dahulu dibuat blue print yang memuat tentang aspek dan indikator penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan dalam penulisan aitem. Blue print terdiri dari variabel X yaitu persepsi gaya kepemimpinan transformasional dan variabel Y yaitu kepuasan kerja. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Skala Kepuasan Kerja Untuk mendapatkan data tentang kepuasan kerja, responden diminta untuk mengisi skala psikologi yang telah disediakan oleh penulis. Skala kepuasan kerja ini merupakan skala baku yaitu skala JSS (Job Satisfaction Survey) yang merujuk pada teori Gilmer yang terdiri dari 10 aspek kepuasan kerja yaitu : 1). Kesempatan untuk maju, 2). Keamanan kerja, 3). Gaji, 4). Perusahaan dan

61 manajemen, 5). Pengawasan, 6). Faktor instrinsik, 7). Kondisi kerja, 8). Aspek sosial dalam pekerjaan, 9). Komunikasi, 10). Fasilitas. Pengukuran skala ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tingkat kepuasan kerja karyawan pramuniaga toko buku Gramedia Padang, kemudian 10 (sepuluh) aspek ini dijabarkan dalam 40 aitem pernyataan. Untuk distribusi aitem-aitem skala kepuasan kerja dapat dilihat pada blue print di bawah ini: Tabel 3.2 Blue Print Skala Kepuasan Kerja Sebelum Uji Coba No Aspek Indikator aitem favorable aitem unfavorable Jlh 1. Kesempatan Untuk Maju Meperoleh pengalaman dan peningkatankemamp uan kerja Keadaan dan keamanan kerja 2. Keamanan Kerja 3. Gaji Jumlah dan pembagian gaji 4. Perusahaan Kondisi manajemen dan perusahaan yang baik. Manajemen 5. Pengawasan Suvervisi dan pengawasan kerja 6. Faktor Keterampilan dan Instrinsik dari kemampuan kerja pekerjaan 7. Kondisi Kerja Kondisi dan lingkungan kerja 8. Aspek Sosial Kondisi sosial dalam Dalam bekerja Pekerjaan 9. Komunikasi Kondisi komunikasi dan interaksi sesame 5, 20 11, 28 4 14,23 16,39 4 25,35 4,10 4 38,31 37,18 4 29,17 40,30 4 8,2 21,15 4 1,13 7,19 4 9,6 3,12 4 22,33 24,32 4

62 karyawan maupun pimpinan 10 Fasilitas Fasilitas 36,26 34,27 4 JUMLAH 40 2. Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Untuk mendapatkan data tentang persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional, responden diminta untuk mengisi skala psikologi yang telah disediakan oleh penulis. Skala persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional ini merupakan skala baku yaitu skala JSS (Job Satisfaction Survey) yang merujuk pada teori Munandar yang terdiri dari 5 aspek persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yaitu: 1).Atributed Charisma, 2). Idealized Influence, 3). Isnpirational Motivation, 4).Intelectual Stimulation, 5). Individualized Considerantion. Pengukuran skala ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan transformasional pada karyawan toko buku Gramedia Padang, kemudian 5 (lima) aspek ini dijabarkan dalam 84 aitem pernyataan. Untuk distribusi aitem-aitem skala kepuasan kerja dapat dilihat pada blue print di bawah ini:

63 Tabel 3.3 Blue Print SkalaPersepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional Sebelum Uji Coba No Aspek Indikator 1. Atributed Charisma 2 Idealized Influence 3 Inspiration Motivation Mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri. Pimpinan bersedia memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Menimbulkan kesan pada bawahanya bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan tugas pekerjaanya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa tenang berada dekat dengan pimpinannya. Tenang menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya. Pimpinan mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan. Mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinannya. Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka. aitem favorabl e aitem unfavorable 1, 3 2, 4 5, 8 6, 7 22, 11 9, 17 15, 12 20, 14 18, 10 21, 13 16, 23, 32 19, 24, 28 25, 27 29, 33 22, 30, 31 36, 37, 38, 41, 42, 44, 50 26, 34,35 39, 40, 43, 45, 46, 47, 48 4 Intelectual Bawahan merasa diperhatikan 52, 56 54,58 Jlh 20 16 14

64 Stimulation 5 Individualized Consideration dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pimpinan memperlakukan setiap 51, 53, 49, 57, bawahannya sebagai seorang 55 59 22 pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing-masing Memberikan nasihat yang 60, 63, 61, 62, bermakna, memberi pelatihan yang diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka 64, 67 65, 66 Pimpinan menimbulkan rasa 69, 71 68, 70 mampu kepada bawahannya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaannya, dapat memberi sumbangan yang berarti untuk tercapainya tujuan kelompok. Pimpinan berusaha, melalui 72, 73, 74, 75, pembicaraan, mempengaruhi 78 79 bawahan dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan (bielefes), perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan 12 akibat-akibat moral dan etika dari keputusan yang diambil. Pimpinan memperhatikan 77, 80, 76, 81, kepercayaannya pada citacitanya, 83 82 keyakinannya dan nilai hidupnya JUMLAH 84 3.6.4. Hasil Uji Coba Penelitian Setelah skala dibuat, maka proses selanjutnya adalah menganalisis dan menyeleksi aitem-aitem. Proses pertama yaitu memeriksa apakah aitem-aitem telah sesuai dengan blue print dan indikator-indikator perilaku yang diungkap. Setelah itu dilakukan

65 pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur pada penelitian agar mendapat data yang akurat dan dapat dipercaya. Uji coba (try out) skala penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 20 Juli 2017 pada karyawan toko buku Sari Anggrek Padang dengan responden 30 orang. 3.6.5. Uji Validitas Untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan pengukuran diperlukan uji validitas.uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi masing-masing aitem dengan menggunakan Cronbach Alpha aplikasi SPSS versi 20.0 for windows. Maka dari hasil uji validitas skala kepuasan kerja didapatkan hasil bahwa dari 40 butir pernyataan untuk variabel kepuasan kerja, 25 aitem dinyatakan valid karena Corrected Aitem Total Correlation lebih besar dari 0,30 dengan demikian butir-butir pernyataan dalam variabel ini layak mengungkapkan tentang kepuasan kerja, aitem yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan hasil uji coba validitas dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for Windows untuk kepuasan kerja, maka diperoleh instrumen skala kepuasan kerja sebanyak 40 aitem. Terdapat 25 aitem yang valid yaitu aitem nomor 2, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 35, 38, 40. Selain itu, terdapat aitem yang tidak valid, yaitu aitem 1,3, 4, 5, 12, 13, 16, 18, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 39. Maka instrumen penelitian yang digunakan untuk

66 mengungkapkan kepuasan kerja 25 aitem. Adapun sebaran untuk aitem skala kepuasan kerja setelah diuji coba dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Blue Print Skala Kepuasan Kerja Setelah Uji Coba No Aspek Indikator aitem favorable aitem unfavorable Jlh 1. Kesempatan Untuk Maju 2. Keamanan Kerja Gaji 3. 4. Perusahaan dan Manajemen Meperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan kerja Keadaan dan keamanan kerja Jumlah dan pembagian gaji Kondisi manajemen perusahaan yang baik. 5. Pengawasan Suvervisi dan pengawasan kerja 6. Faktor Keterampilan dan Instrinsik dari kemampuan kerja pekerjaan 7. Kondisi Kerja Kondisi dan lingkungan kerja Aspek Sosial Kondisi sosial dalam 8. Dalam bekerja Pekerjaan 5, 20 11, 28 4 14,23 16,39 4 25,35 4,10 4 38,31 37,18 4 29,17 40,30 4 8,2 21,15 4 1,13 7,19 4 9,6 3,12 4 Komunikasi Kondisi komunikasi dan 22,33 24,32 4 9. interaksi sesama karyawan maupun pimpinan 10 Fasilitas Fasilitas 36,26 34,27 4 JUMLAH 40 Sumber : Hasil Uji Coba Ket: Nomor aitem yang dihitamkan adalah aitem yang dinyatakan gugur Hasil uji coba validitas persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan transformasional didapatkan hasil bahwa dari 84 aitem pernyataan untuk variabel persepsi karyawan terhadap gaya

67 kepemimpinan transformasional, 56 aitem dinyatakan valid karena Corrected Item Total Correlation lebih besar dari 0,30 dengan demikian butir-butir pernyataan dalam variabel ini layak mengungkapkan tentang persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional, aitem yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan hasil uji coba validitas dengan bantuan SPSS versi 20.0 for windows, maka diperoleh skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional sebanyak 84 aitem. Terdapat 56 aitem yang valid yaitu aitem nomor 4, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 50, 51, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 68, 69, 70, 73, 74, 76, 77, 81, 82, 83, 84. Selain itu, terdapat aitem yang tidak valid 28 aitem, yaitu aitem nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 12, 16, 22, 26, 27, 28, 33, 40, 46, 47, 48, 49, 52, 58, 60, 67, 71, 72, 75, 78, 79, 80. Maka instrumen penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional sebanyak 56 aitem. Adapun sebaran untuk aitem instrument skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Blue Print Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Setelah Uji Coba No Aspek Indikator aitem favorable aitem unfavo Jlh

68 -rable 1. Atributed Charisma 2 Idealized Influence 3 Inspiration Motivation Mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri. Pimpinan bersedia memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Menimbulkan kesan pada bawahanya bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan tugas pekerjaanya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa tenang berada dekat dengan pimpinannya. Tenang menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya. Pimpinan mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standarstandar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan. Mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinannya. Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka. 1, 3 2, 4 5, 8 6, 7 22, 11 9, 17 15, 12 20, 14 18, 10 21, 13 16, 23, 32 19, 24, 28 25, 27 29, 33 22, 30, 31 36, 37, 38, 41, 42, 44, 50 26, 34, 35 39, 40, 43, 45, 46, 47, 48 20 16 14

69 4 Intelectual Stimulation Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pimpinan memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing-masing Memberikan nasihat yang bermakna, memberi pelatihan yang diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka 52, 56 54,58 51, 53, 55 60, 63, 64, 67 49, 57, 59 61, 62, 65, 66 22 5 Individualized Consideration Pimpinan menimbulkan rasa mampu kepada bawahannya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaannya, dapat memberi sumbangan yang berarti untuk tercapainya tujuan kelompok. Pimpinan berusaha, melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan (bielefes), perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat-akibat moral dan etika dari keputusan yang diambil. Pimpinan memperhatikan kepercayaannya pada citacitanya, keyakinannya dan nilai hidupnya 69, 71 68, 70 72, 73, 78 77, 80, 83 74,75, 79 76, 81, 82 12 JUMLAH 84 Sumber: Hasil setelah Uji Coba Ket: Nomor aitem yang dihitamkan adalah aitem yang dinyatakan gugur 3.6.6. Uji Reliabilitas

70 Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam hal ini penulis menganalisis butir-butir tersebut menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. Hasil pengujian reliabilitas pada kepuasan kerja dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepuasan Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,951 40 Sumber: Hasil Uji Coba dengan SPSS versi 20.0 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,935 84 Sumber: Hasil Uji Coba dengan SPSS versi 20.0 Menurut Sekaran (1992) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Priyatno, 2012:120). Dari analisis reliabilitas dengan bantuan SPSS

71 versi 20.0 for windows di atas, diketahui nilai Cronbach Alpha adalah 0,951 untuk skala kepuasan kerja dan 0,935 untuk skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional. Karena nilai keduanya masing-masing lebih dari 0,8 maka reliabilitasnya adalah baik sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur. 3.7. Teknik Analisis Data Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli psikometri, yaitu kriteria valid dan reliabel. Oleh karena itu, agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan pertimbangan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010:147). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana yaitu untuk melihat apakah ada hubungan antara dua variabel dengan menggunakan Statistical Program For Social Science

72 (SPSS) versi 20.0 for windows. Data yang telah diperoleh, diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat hubungan kepuasan kerja dengan disiplin kerja menggunakan teknik analisis korelasi pearson (product moment pearson) yaitu analisis untuk mengukur keeratan hubungan secara linear antara dua variabel yang mempunyai distribusi normal. Teknik analisis data terdiri dari: 3. 7. 1. Validitas Instrumen Menurut Sugiyono (2010:121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur, artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Corrected Aitem-Total Correlation yakni dengan mengkorelasikan masing masing skor aitem dengan skor total (teknik bivariate Pearson), tetapi skor total disini tidak termasuk skor aitem yang mana dihitung melalui program SPSS versi 20.0 for windows. Untuk penelitian ini yang dikatakan valid atau kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,2. Menurut Suryabrata (2014:58) untuk butir-butir pertanyaan atau pernyataan

73 yang baik dipilih butir-butir yang mempunyai harga p pada sebaran tertentu (misalnya dari 0,25 sampai 0,75 atau 0,20-0,80) sesuai spesifikasinya, dan yang mempunyai harga rbis tertentu (misalnya sekurang-kurangnya 0,30 atau sekurang-kurangnya 0,25 atau sekurang-kurangnya 0,20). Dari uji validitas nantinya akan terlihat mana aitem yang valid untuk dilanjutkan ke penelitian. Maka, dari penjelasan di atas penulis mengambil batas terbawah validitas 0,30. 3. 7. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Maksudnya reliabilitas dipakai untuk menunjukan sejauhmana hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama. Adapun estimasi reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan paket statistik yang berbentuk SPSS versi20,0 for windows. Menurut Well & Wollack 2003(dalam Azwar, 2012:126) mengatakan bahwa hight-stakes standardized tests yang dirancang secara profesional hendaknya memiliki koefisien konsistensi internal minimal 0,90, sedangkan untuk tes yang tidak begitu besar pertaruhannya harus memiliki koefisien konsistensi internal paling

74 tidak setinggi 0,80 atau 0,85. Maka, dari penjelasan di atas penulis mengambil batas terbawah reliablitas 0,80. Analisis yang digunakan disesuaikan dengan hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu, hipotesis menyatakan hubungan maka analisis yang tepat adalah korelasi, karena untuk mengetahui hubungan antara variabel dengan variabel yang lain. Hasil analisis korelasi adalah bentuk koefesien korelasi yang menggambarkan hubungan. Nilai koefesien korelasi akan berada pada kisaran minus 1 (-1) sampai plus 1 (+1). Jadi, analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepuasan kerja karyawan pramuniaga dengan menggunakan korelasi pearson. Cara perhitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. 3.7.3. Analisis Korelasi Pearson Analisis korelasi pearson adalah analisis untuk mengukur keeratan hubungan secara linier antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal (Priyatno, 2012:103). 3.7.4. Uji Ketepatan Parameter (Estimate) a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Model statistik yang digunakan, yaitu testone sampel kolmogorov smirnov. Data

75 dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2012:36). b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan uji prasyarat yang biasanya dilakukan untuk melakukan korelasi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel secara signifikansi mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Untuk uji linearitas pada SPSS versi 20.0 for windows digunakan Test For Linearity dengan taraf signifikansi pada linearitas kecil dari 0,05 (Priyatno, 2012:35). c. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan trasformasional dengan kepuasan kerja karyawan pramuniaga di toko buku Gramedia Padang. Korelasi pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan correlation product moment, menggunakan program computer SPSS versi 20,0 for windows.