BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedentary lifestyles. Sedentary lifestyles menyebabkan banyak bermunculan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur fase layer yang digunakan untuk penelitian dipelihara di CV.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

Walikota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RUANG MELATI I RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang. ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan dan kesediaan masyarakat luas untuk deteksi dini kesehatan di era modern sekarang ini semakin berkembang seiring majunya pemahaman bahwa tidak ada yang tahu kapan datangnya penyakit. Kegiatan pemeriksaan laboratorium khususnya hematologi menjadi salah satu pemeriksaan rutin yang banyak direkomendasikan oleh para tenaga medis dan paramedis, sehinggapemeriksaan laboratorium sudah seharusnya dilaksanakan dengan metode yang tingkat kesalahannya rendah untuk mendapatkan hasil yang teliti, tepat, cepat, dapat dipercaya dan terjangkau untuk kalangan luas. Tahap pasca tes, interpretasi hasil test laboratorium merupakan hal yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter pengirim, maupun pasien yang diperiksa. Hasil test laboratorium tersebut merupaka bahan penunjang atau penentu diagnosis, yang dengan sendirinya berkaitan dengan terapi dan prognosis (Hardjoeno, 2003). Pemeriksaan laboratorium khususnya hematologi menjadi salah satu pemeriksaan rutin yang banyak di rekomendasikan oleh para dokter, sehingga pemeriksaan laboratorium sudah seharusnya dilaksanakan dengan metode yang tingkat kesalahannya rendah sehingga di dapatkan hasil yang teliti, tepat, cepat, dapat dipercayanamun terjangkau untuk kalangan luas. Hematologi ialah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan 1

2 yang timbul darinya. Hematologi mempelajari baik keadaan fisiologik maupun patologik organ-organ tersebut di atas sehingga hematologi meliputi bidang ilmu kedokteran dasar maupun bidang kedokteran klinik (Bakta, 2006). Pemeriksaan hematologi meliputi parameter kadar hemoglobin, hitung lekosit, eritrosit, trombosit, hematokrit, nilai MCV(Mean Corpuscular Volume), MCH(Mean Corpuscular Hemoglobin), MCHC(Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), hitung retikulosit, laju endap darah(led) dan pemeriksaan khusus lainnya(riadi Wirawan dan Erwin Silman, 1996). Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung zat besi dan memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen untuk membentuk oksihemoglobin di dalam eritrosit. Mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulmo menuju jaringan(pearce, 2017).Pemeriksaan ini untuk memantau kadar hemoglobin dalam sel darah merah dan mendiagnosis anemia(gandasoebrata, 2010).Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mukosa pucat, dan pada tes laboratorium didapatkan hitung hemoglobin(hb), hematokrit(ht) dan eritrosit kurang dari normal(hardjoeno, 2003). Pemeriksaan tersebut, biasanya dipakai darah vena yang dicampur dengan antikoagulan, agar bahan darah tersebut tidak menggumpal. Antikoagulan yang bisa dipakai antara lain Na2EDTA, heparin, natrium sitrat dalam larutan 3,8%, campuran omoniumoxalat dan kalium oxalat.antikoagulan yang sering digunakan adalah Na2EDTA. Sampel darah

3 EDTA sebaiknya diperiksa selambatnya 2 jam. Sampel dapat disimpan sampai 24 jam di kulkas dengan suhu 4⁰C(Hardjoeno, 2003). Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan sampel darah utuh dari pungsi vena. Darah vena ditampung ke dalam tanung penampung khusus dengan tutup/hemogard berwarna lembayung muda/lavender yang mengandung aditif K3EDTA(K3Ethylen Diamine Tetra Acetate) cair (gelas) atau semprotan bersalut K2EDTA(K2Ethylen Diamine Tetra Acetate) dalam wadah plastik(strasinger, 2016). Beberapa cara telah ditemukan untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada yang 100% akurat. International Commite for Standardization in Hematology menganjurkan untuk menggunakan metode cyanmethemoglobin menggunakan alat auto analyzer, yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil(mc Person & Pincus, 2011). Methode cyanmethemoglobin adalah metode referensi untuk estimasi hemoglobin, semua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali sulfhemoglobin, faktor kesalahan ± 2%, metode ini masih banyak digunakan di beberapa rumah sakit dan puskesmas(wirawan, 2011). Metode cyanmethemoglobin menggunakan alat semiautomatik yang disebut dengan Spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat yang banyak digunakan dengan mengubah hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sebab reagen dan alat untuk mengukurnya dapat dikontrol terhadap suatu larutan yang standard dan stabil. Keterbatasan pada

4 teknik ini yang umumnya terjadi adalah dalam hal pengenceran sampel secara akurat dan pembuatan reagen, serta kalibrasi instrumen secara teliti. Metode Impedant merupakan metode yang menggunakan alat automatik hematologi analyzer, yaitu memasukkan sejumlah volume sampel darah yang mengandung antikoagulan yang telah ditentukan ke dalam alat tersebut. Prinsip dari pemeriksaan hemoglobin pada alat hematologi analyzer menggunakan metode kolorimetri non Cyanide SLS tersebut adalah sampel yang diencerkan dengan larutan elektrolit dialirkan melalui micro-apertura yang telah dikalibrasi. Dua elektroda yang diletakkan di masing-masing sisi apertura dialiri oleh aliran listrik secara kontinyu. Saat sel melewati apertura, tahanan listrik diantara dua elektroda akan meningkat sesuai volume sel(hardjoeno, 2003). Kedua metode ini mempunyai prinsip yang berbeda yang kemungkinan memberi hasil yang berbeda. UPT Puskesmas Japah Kabupaten Bloramengikuti era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Penyelenggaraan kegiatan laboratorium khususnya pemeriksaan hemoglobin dituntut untuk memberikan hasil yang akurat bagi masyarakat tentunya dengan mengikuti standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin menggunakan alat Automatik Hematologi Analyzer dengan semi automatik Photometer.

5 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut adakah perbedaan hasil pemeriksaan hemoglobin menggunakan alat automatik hematologi analyzer dengan semi automatik photometer. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui adanya perbandingan hasil pemeriksaan hemoglobin menggunakan alat automatik hematologi analyzer dengan semi automatik photometer. 1.3.2. 1. Tujuan Khusus Mengukur kadar hemoglobin dengan alat Automatik hematologi analyzer. 2. Mengukur kadar hemoglobin dengan alat semi automatik Photometer. 3. Menganalisis perbandingan kadar hemoglobin menggunakan alatautomatik hematologi analyzerdengan photometer. semi automatik

6 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama proses pembelajaran yang di terima. 2. Bagi laboratorium Memberikan informasi pemeriksaan hemoglobin mengenai perbandingan menggunakanalat perbedaan automatik hasil hematologi analyzer dengansemi automatik photometer sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pemeriksaan kadar hemoglobin. 3. Bagi Institusi Menambah perbendaharaan Tugas Akhir di perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang terutama dalam bidang hematologi.