BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa gradasi

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.


BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ibu, ayah, anak dan keluarga lain seperti nenek dan kakek. Keluarga memegang peranan penting dalam masalah kondisi kesehatan masyarakat. Keluarga mampu mendemonstrasikan bahwa mreka dapat melakukan prosedur yang di programkan dengan aman dan efisien dan memahmai prinsip yang terkait dengan sikap percaya diri dan sungguh-sungguh (Noll L, 2008). Dukungan Keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga di pandang sebagi bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kepatuhan pasien dalam menjalankan proses keperawatan. Status rehat sakit para anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan keluarga (Tumenggung I,2013). Bentuk dukungan keluarga diantaranya yaitu: dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional (Friedman, 2003). Ini merupakan strategi preventif yang paling baik untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga dalam mempertahankan kesehatan. Keluarga yang baik akan 1

2 memberi berpengaruh positif bagi perkembangan lansia, dan sebaliknya (Handayani & Wahyuni, 2012). Setiap manusia yang dilahirkan akan mengalami proses penuaan yang di tandai dengan penurunan sistem dan pungsi organ tubuh. Seiring dengan penurunan fungsi tubuh masalah kesehatan mulai bermunculan. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif, di antaranya yaitu penyakit hipertensi (Herlinah, 2013). Gambaran di Indonesia pada tahun 2013 secara nasional 25,8% penduduk menderita penyakit hipertensi, jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan, terdapat 13 provinsi yang persentasenya melebihi angka nasional, dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolut sebanyak 30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa (Infodatin, 2013). Menurut Austriani (2008), di Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap anggota keluarga penderita hipertensi juga rendah, hal ini terbukti masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat,tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan terutama bagi lanjut usia, tetapi hanya dapat dikendalikan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh

3 lanjut usia untuk mengendalikan tekanan darah tinggi salah satunya dengan melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Dalam melakukan pengontrolan tekanan darah, lanjut usia membutuhkan dukungan dari kelurganya yang nantinya dapat mendorong penderita hipertensi untuk melakukannya secara rutin. Berdasarkan RISKESDAS (2013) yang merujuk pada kriteria hipertensi yang di tetapkan oleh JNC (joint national comiite) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistoloik 140 mmhg atau tekanan diastolik 90 mmhg. Pervalensi hipertensi di indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 15,8%, tertinggi di bangka belitung 30,9%, diikuti kalimantan selatan 30,8%, kalimantan timur 29,6% dan jawa barat 29,4%. Pervalensi hipertensi di indonesia yang dapat melalui kuisioner terdiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi pervalensi hipertensi, hipertensi di indonesia sebesar 26,5% (2,8% + 0,7%). Pervalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis dan pengukuran terlihat meningkat dengan bertambahnya umur. Penyakit hipertensi essensial (primer) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukan adanya penurunan yang cukup tinggi yaitu pada tahun 2008 sebesar 865,24 dan turunan pada tahun 2012 sebesar 544,771 (Dinkes Jateng, 2012). Data Dinas kesehatan Kabupaten banyumas yang menderita hipertensi pada tahun 2012 sebesar 30.007 orang ( 1,5% penderita hipertensi dari total

4 penduduk di kabupaten Banyumas). Pada tahun 2013 pada bulan Januari hingga September dari sepuluh besar kasus penyakit hipertensi menempati urutan pertama dari sepuluh besar penyakit tidak menular sebanyak 6.320 kasus (Dinkes Banyumas, 2013). Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan oktober 2015, kasus penyakit dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi menempati urutan ke 4 dari 10 besar kasus yang ada. Data yang tercatat di Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas penderita hipertensi dari bulan Januari-Juli 2015 sebanyak 1.086 penderita, rata-rata kunjungan penderita hipertensi setiap bulannya terdapat 155 orang. Hasil Observasi yang dapat peneliti kumpulkan sebagian besar masyarakat masih kurang peduli dengan penyakit yang mereka derita, ketika terjadi kaku di leher, kepala pusing hanya akan diistrahatkan dan minum air putih yang banyak, dan orang yang terkena hipertensi sebagian keluarganya tidak mendukung pasien untuk memeriksakan sakitnya ke Puskesmas terdekat, mereka beranggapan bahwa sakit itu hanyalah sakit biasa, dengan tidur dan meminum air putih akan sembuh sendiri, mereka hanya akan mengobati apabila sudah timbul gejala seperti pandangan kabur, serta nyeri pada tengkuk dan nyeri leher yang begitu sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien usia lanjut dalam pemeriksaan tekanan darah rutin di wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.

5 B. Rumusan Masalah Setiap manusia akan melewati tahap lansia yang ditandai dengan penurunan fungsi tubuh dan masalah kesehatan mulai bermunculan tekanan. Masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia adalah kardiovaskuler terutama penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (infodatin, 2013). Penyakit ini akan menyebabkan berbagai macama komplikasi seperti gagal ginjal, penyakit jantung koroner, dan stroke yang berakibat fatal (Infodatin, 2013). Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan dari penelitian ini yaitu Bagaimanakah Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pasien Usia Lanjut Dalam Pemeriksaan Tekanan Darah Rutin di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia hipertensi dalam memriksakan tekanan darahnya di wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng.

6 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya. b. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, status pekerjaan, pendidikan dan perkawinan. c. Mengidentifikasi tekanan darah penderita hipertensi pada lansia yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memperdalam pengalaman bagi pneliti serta selanjutnya dapat mengaplikasikan teori-teori pada saat perkuliahan khususnya mengenai hipertensi dan dukungan keluarga. 2. Bagi Responden menambah informasi mengenai manfaat dukungan keluarga dalam menangani masalah penyakit hipertensi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti yang berasal dari mahasiswa maupuan dosen yang membutuhkan serta sebagai perbendaharaan kepustakaan yang berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darhnya.

7 4. Bagi Puskesmas Kedungbanteng Hasil penelitian ini diharapkan dapat di sosislisasikan kepada masyarakat dengan metode penyuluhan atau pendidikan. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian tentang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Program Pengobatan Pasien Hipertensi Di URJ jantung RSU Dr, Soetomo Surabaya oleh Titik kuspiantiningsih (2009). Dengan desain penelitian sebagai berikut : Desain penelitian yang di gunakan adalah deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik aksidental, alat pengumpulan data dengan kuisioner. Kemudian untuk analisis data menggunakan uji statistic spearman rank dengan derajat kemaknaan 0,005. Hasil uji statistik dengan spearman rank menunjukan p=0,003 dan r=0,411, yang brarti H0 di tolak dan H1 di terima. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan dan bersifat positif antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan menjalankan program pengobatan pada pasien hipertensi. a. Persamaan : Sama-sama meneliti tentang dukungan keluarga terhadap perilaku penderita hipertensi.

8 b. Perbedaan : 1) Penelitian di atas menggunakan metode deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional, sedangkan penelitian saya menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam. 2) Penelitian di atas menggunakan teknik sampel aksidental dan analisis data menggunakan uji statistik rank spearman, sedangkan penelitian penulis menggunakan teknik purposive sampling. 2. Penelitian terkait tentang Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada Lansia Penderita Hipertensi di Bkerejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak oleh Maryati (2011). Desain penelitian deskripsi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam sample ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi yang berdomisili Di Desa Bakarejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Sedangkan teknik sampling yang di gunakan adalah total populasi. Hasil penelitian di ketahui bahwa dukungan keluarga sebagian besar dalam kategori tidak mendukung sebanyak (70,2%). Sedangkan hasil kepatuhan diet rendah garam sebagian besar dinyatakan patuh yaitu sebanyak (61,4%). Berdasarkan hasil korelasi rank spearman di ketahui ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam pada lansia penderita hipertensi di Bakarejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka di harapkan kepada tenaga kesehatan di harapkan kepada tenaga kesehatan dapat melakukan

9 penyebaran informasi mengenai penyakit hipertensi terutama berkaitan dengan diit rendah garam. a. Persamaan : Sama-sama meneliti tentang dukungan keluarga terhadap perilaku penderita hipertensi. b. Perbedaan : 1) Penelitian di atas menggunakan metode deskripsi korelasional dengan pendekatan cross sectional. sedangkan penelitian saya menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam. 2) Teknik sampel yang di gunakan dalam penelitian di atas dengan menggunakan total sampling, sedangkan dalam penelitian penulis menggunakan teknik purposive sampling. 3. Penelitian terkait dengan Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga, Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Banyumas Kabupaten Banyumas oleh Jevri Rahayu Saputra (2013). Dengan desain penelitian pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan hipertensi yang memeriksakan tekanan darahnya di Puskesmas selama 3 bulan terakhir yaitu 131 orang. Dan teknik sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah 57 orang. Kemudian untuk analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS for windows.5. Hasil uji statistik dengan SPSS for windows.5 menunjukan (p1=0,026) terhadap perilaku pengendalian tekanan darah

10 pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1 Banyumas Kabupaten Banyumas. a. Persamaan : Sama-sama meneliti tentang dukungan keluarga terhadap penderita hipertensi. b. Perbedaan : 1) Penelitian saya lebih mengarah kepada dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia yang mengalami hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya, sedangkan penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu dukungan keluarga, sikap dan pengetahuan terhadap penderita hipertensi. 2) Penelitian saya menggunakan teknik purposive sampling, sedangkan penelitian di atas menggunakan teknik random sampling.