GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASCA STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap


ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

Transkripsi:

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASCA STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI Renni Okwari 1, Wasisto Utomo 2, Rismadefi Woferst 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email : rennibm123ha@gmail.com Abstract Post stroke patients in rehabilitation need family support for recovery. Family support is a form of positif behavior that family provide during rehabilitation because rehabilitation takes a long time. The aim of this study to identify the characteristic and family support of post stroke patients in rehabilitation. The design of this study was retrospective with simple descriptive approach. The sampling technique in this study was purposive sampling with a total sample 33 respondents. The result of this study can be described that from the 33 respondents, there were 18 respondents (55%) in the elderly, 17 respondents (52%) were the women, 9 respondents (27%) were SMA, 33 respondents (100%) were not work, and 28 respondents (85%) have high family support. The result of this study recommend heath service to motivate patients and families to go to rehabilitation. Keyword : Family Support, Rehabilitation, Stroke PENDAHULUAN Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2011). Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu (Irfan, 2010). Stroke merupakan penyakit penyebab kematian kedua didunia setelah penyakit jantung, hal ini termasuk di negara berpenghasilan sedang dan tinggi sedangkan pada negara berpengahasilan rendah stroke merupakan penyebab kematian ke-enam setelah penyakit infeksi pernafasan bawah, diare, HIV/AIDS, penyakit jantung dan malaria (CDC, 2013). Menurut Riskesdas (2013) penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung yaitu 38,3% (6,7 juta kasus). Prevalensi stroke di Indonesia adalah sebanyak 12,1 per 1000 penduduk. Prevalensi stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan yakni sebanyak 17,9% kasus, sedangkan di Provinsi Riau sebanyak 5,2 kasus dari setiap 1000 orang. Stroke secara jelas dapat berdampak pada 372 penurunan fungsi ekstremitas atas berupa kehilangan kontrol ekstremitas atas yang dapat menurunkan kekuatan otot dan rentang gerak serta merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, yaitu sebanyak 88% pasien pasca stroke ( Adam, Nurachmah & Waluyo, 2014). Selain itu terdapat gangguan koordinasi tubuh, perubahan mental, gangguan emosional, gangguan komunikasi, dan kehilangan indera perasa.. Kecacatan fisik yang diakibatkan oleh stroke dapat mempengaruhi kondisi emosional pasien. Pasien sering merasa tidak percaya diri, tidak menerima kenyataan mudah sedih dan tersinggung, hal ini akan berdampak pada munculnya gangguan mental. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan stroke adalah dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan dan pencegahan stroke berulang. Berdasarkan penelitian Sobirin, Husna dan Sulistyawan (2014) tentang peran keluarga dalam memotivasi pasien stroke dengan kepatuhan penderita mengikuti rehabilitasi, yang mengatakan peran keluarga yang kurang baik lebih besar ditemukan pada pasien pasca stroke yang tidak patuh dalam melakukan rehabilitasi. Semakin besar peran keluarga dalam memotivasi anggota keluarganya pasca stroke akan memberikan keyakinan bagi pasien pasca stroke untuk sembuh dan melakukan rehabilitasi. Selain itu peran

keluarga akan memberikan dampak positif terhadap pasien pasca stroke seperti memberikan kekuatan dan memotivasi pasien pasca stroke dalam mengikuti proses penyembuhan secara rutin. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang menjadi unsur penting dalam kehidupan penting sosial seseorang. Keluarga yang terdiri dari anggota keluarga yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dalam memberikan dukungan kasih sayang dan perhatian yang harmonis menjalankan perannya masing masing untuk tujuan bersama (Irma, 2015). Menurut penelitian Setryaningrum, Rosalina dan Wakhid (2012) semakin tinggi dukungan keluarga pada pasien stroke semakin patuh mereka menjalani program rehabilitasi. Oleh karena itu peran dan dukungan keluarga sangat diperlukan dalam mendampingi pasien stroke dalam menjalani rehabilitasi. Dukungan keluarga adalah dukungan yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial dan didapat karena kehadiran mereka yang mempunyai ikatan emosional atau efek perilaku bagi pihak yang menerima (Nursalam & Kurnawati, 2007 dalam Setryaningrum 2012). Pemulihan pasien stroke akan sangat terbantu jika keluarga memberikan dorongan, memperlihatkan kepercayaan pada perbaikan pasien, dan memungkinkan pasien melakukan banyak hal dan hidup semandiri mungkin Program rehabilitasi adalah suatu upaya pencegahan tersier dengan tujuan untuk menurunkan kelemahan, kecacatan dan membantu pasien untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi dan menjaga kualitas hidup agar tetap optimal. Program rehabilitasi medik merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu dengan pendekatan medik, psikososial edukasional vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin. Rehabilitasi medik bertujuan untuk mengatasi kondisi sakit melalui paduan intervensi medik, mencegah komplikasi, memaksimalkan kemampuan fungsi, meningkatkan aktivitas, serta mengupayakan kehidupan yang berkualitas (Kemenkes RI, 2012 ) 373 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Unit Rehabilitasi Medik pada tanggal 24 Agustus 2017 didapatkan hasil wawancara yang dilakukan pada 2 orang pasien pasca stroke yang menjalani rehabilitasi didapatkan bahwa pasien datang sendiri tanpa didampingi oleh keluarga dan terdapat juga pasien yang datang ditemani oleh asisten rumah tangga karena keluarga tidak bisa menemani. Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian yang berjudul gambaran dukungan keluarga pasien pasca stroke dalam menjalani rehabilitasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik dan dukungan keluarga pasien pasca stroke dalam menjalani rehabilitasi Manfaat penelitian ini bagi keperawatan, sebagai evidence based bagi praktik keperawatan disemua tatanan pelayanan kesehatan. Bagi Institusi Kesehatan, penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai masukan bagi rumah sakit untuk lebih memperhatikan kondisi pasien stroke dengan meningkatkan kualitas pelayanan baik pengobatan maupun terapi. Bagi masyarakat, diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat terutama keluarga dalam usaha peningkatan pengobatan khususnya rehabilitasi dan untuk peneli selanjutnya, diharapkan dijadikan dasar atau informasi awal untuk melakukan penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana dengan pendekatan restropective. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang bersedia menjadi responden, pasien pasca stroke yang berkunjung ke Unit Rehabilitasi Medik dan pernah menjalani rehabilitasi minimal 8 kali kunjungan (1 bulan). Alat pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kuesioner. Kuesioner atau pertanyaan tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tentang karakteristik responden. Bagian kedua berisi pertanyaan mengenai dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan instrumental. Kuesioner yang

digunakan telah di lakukan uji validitas dengan menggunakan konten validitas. Konten validitas dilakukan oleh 2 orang dosen pakar dibidang Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Komunitas. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=33) Karakteristik Umur: a. Usia Pertengahan b. Lanjut Usia c. Lanjut Usia Tua Jenis Kelamin: a. Laki-Laki b. Perempuan Pendidikan: a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi Jumlah dan persentase N % 14 18 1 16 17 8 8 9 8 42 55 3 49 52 24 24 27 24 Pekerjaan : a. Tidak Bekerja 33 100 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti, distribusi responden menurut umur yang terbanyak adalah lanjut usia dengan jumlah 18 orang (55%), distribusi responden menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 17 orang (52 %), distribusi responden menurut pendidikan yang terbanyak adalah SMA dengan jumlah 9 orang (27 %), dan responden menurut pekerjaan mayoritas adalah tidak bekerja dengan jumlah 33 orang (100%). Tabel 2 Gambaran Dukungan Keluarga Responden (33) Dukungan Keluarga N % 1. Tinggi 28 85 2. Rendah 5 15 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti, responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi adalah 28 orang (85 %) dan yang memiliki dukungan keluarga rendah sebanyak 5 orang (15%). PEMBAHASAN 1. Usia Penelitian yang telah dilakukan terhadap 33 pasien pasca stroke yang menjalani rehabilitasi didapatkan data bahwa sebagian besar pasien lanjut usia ( 55 65 tahun) sebanyak 54,5%. Usia lanjut merupakan salah satu faktor resiko terhadap terjadi nya stroke mungkin sekali akibat dari berbagai kondisi dan pola hidup terhadap pembuluh darah. Termasuk dalam hal ini adalah aterosklerosis yang dialami hampir semua orang di atas umur empat puluh tahun. Demikian juga dengan tekanan darah tinggi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia (Irfan, 2010). Berdasarkan Riskesdas (2013) yang menyebutkan stroke rata rata banyak terjadi pada usia > 55 tahun. Menurut Ghani (2016) kelompok usia > 55 tahun memiliki resiko 5 kali lebih besar terjadi stroke disbanding dengan kelompok usia < 55 tahun. 2. Jenis Kelamin Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 51,2%. Menurut Ghani (2016) mengatakan bahwa perempuan lebih beresiko terkena stroke dibandingkan laki laki namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2016) yang menyatakan bahwa laki laki lebih bersiko terkena stroke karena dipengaruhi beberapa gaya hidup seperti merokok, kurangnya aktifitas dan minum alcohol yang mana kondisi tersebut bersiko terkena stroke dan membutuhkan penatalaksanaan rehabilitasi. 3. Pendidikan Didapatkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden S1 ( 50,5%). Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mencari pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah 374

menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan rendah. 4. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden tidak bekerja. Menurut Kurniawan (2016) status tidak bekerja akan membuat seseiorang jarang untuk melakukan aktifitas fisik seperti pekerjaan rumah ataupun aktifitas dalam bekerja. Ketidakaktifasn fisik merupakan faktor terjadinya serangan stroke. 5. Gambaran dukungan keluarga pasien pasca stroke yang menjalani rehabilitasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagaian responden memiliki dukunan keluarga yang tinggi sebanyak 28 responden (84,8%) dan yang rendah sebanyak 5 responden (15,2%). Hal ini menunjukan bahwa sebagaian besar responden memiliki dukungan keluarga yang tinggi. Pasien dengan pasca stroke merupakan suatu kondisi yang harus mendapat penanganan khusus yaitu dengan melakukan rehabilitasi. Penanganan fisik pasca stroke merupakan kebutuhan mutlak bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan terapinya, rehabilitasi memberikan manfaat besar dalam mengembalikan gerak, fungsi pada pasien pasca stroke, semangat dan motivasi pasien untuk berlatih sangat membantu mempercepat proses pemulihan serta peran keluarga dalam memotivasi untuk melakukan latihan, merawat dan mendampingi pasien juga sangat membantu dalam keberhasilan rehabilitasi (Nughraha, 2016). Menurut Jannah & Azzam (2015) Dukungan keluarga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam berobat atau terapi. Keluarga merupakan unit yang terkecil dan terdekat dengan pasien. Keluarga memiliki peran sebagai motivatot dan pendukung bagi anggota kelaurga lain dalam melaksanakan program kesehatan secara mandiri. Keluarga juga sebagai perawat utama bagi anggota keluarga lain yang mengalami masalah kesehatan jika ada keluarga yang sakit maka keluarga lain akan memberikan motivasi sehingga keberhasilan rebahilitasi semakin besar. Bentuk bentuk dukungan keluarga yang bisa diberikan keluarga seperti dukungan informatif, dukungan penghargaan, dukungan 375 emosional dan dukungan instrumental (Friedman, 2010). Dukungan informatif yaitu keluarga bertindak sebagai pemberi informasi berupa nasehat, saran, pentujuk yang bermanfaat bagi kesehatan anggota keluarga yang sakit serta menyarankan dan mengingatkan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Dukungan penghargaan yaitu dimana keluarga menyatakan penghargaan atau penilaian positif yang berupa memberikan dorongan atau motivasi kepada penderita sehingga lebih bersemangat dalam melakukan rehabilitasi. Dukungan emosional merupakan sautu bentuk dukungan berupa keluarga memberikan perhatian kasih sayang, serta memberitahu dan mengingatkan penderita untuk tidak marah dan mengendalikan amarahnya. Dukungan instrumental yaitu bagaimana keluarga memberikan bantuan dan fasilitas untuk penderita selama menjalani perawatan atau pemeriksaan seperti menyediakan dana kesehatan, kesediaan keluarga menggantikan pekerjaan dirumah yang biasa dilakukan penderita sebelum sakit, megnantarkan ke tempat pelayanan kesehatan. Menurut Setyaningrum, Rosalina & Wahid (2014) Dukungan keluarga memiliki aspek aspek yang dapat dijadikan sebagai bantuan prediksi untuk mengathui kondisi pasien. Apabila dukungan dari keluarga penderita mampu mengoptimalkan seluruh aspek seperti emosional, penghargaan, informasi dan intrtumental berupa perhatian, nasehat sehingga penderita merasa bahwa dirinya masih dibutuhkan, diperhatikan, dan merasa dirinya tidak berbeda dengan yang lain. Dukungan dari keluarga dapat meringankan rasa sakit pada penderita stroke, dukungan kelaurga ini dapat membentuk ketenangan dan kenyamanan. Dukungan keluarga dapat berupa mengingatkan jadwal terapi atau minum obat, menyiapkan obat yang harus diminum, mengantar pasien kontrol atau terapi dan mendorong pasien agar rutin melakukan terapi rehabilitasi, meyakinkan pasien untuk selalu patuh melakukan program rehabilitasi fisik, memberikan motivasi, memberikan nasehat tentang hal hal yang tidak boleh dilakukan atau dihindari, mendampingi dan memberikan perhatian ketika pasien menjalani rehabilitasi

(Wardahni & Martini, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosiana (2012) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga yang tinggi dapat membuat pasien bertahan dalam menjalani stroke karena keluarga merupakan bagian terdekat dari pasien. Peran keluarga yang kurang baik dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti keluarga sibuk bekerja sehingga tidak mempunyai waktu untuk bersama dengan keluarga yang pasca stroke. Kesibukan keluarga dalam bekerja juga mempengaruhi dukungan keluarga terhadap pasien. Kesibukan keluarga akan menyebabkan orang tersebut tidak memperhatikan dan memotivasi anggota kelaurga dengan stroke untuk melakukan rehabilitasi. Serta kurangnya informasi yang diterima keluarga akan menyebabkan keluarga tidak menyadari betapa pentingnya peran keluarga untuk memberikan motivasi akan kesembuhan pasien pasca stroke. Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu jumlah sampel yang sedikit dan responden dengan tingkat keparahan penyakit yang beranekaragam. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden paling banyak berada pada rentang umur lanjut usia 55-65 tahun (54,5%,4), serta pendidikan terakhir responden SMA (27,3%), sebagian responden berjenis kelamin perempuan (51,5%), seluruh responden tidak bekerja (100%). Berdasarkan dukungan keluarga yang dimiliki responden tinggi (84,8%). SARAN Bagi keperawatan medikal bedah, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadikan penelitian ini sebagai evidence based practice dalam kepatuhan terapi rehabilitasi. Bagi Institusi pendidikan dapat dijadikan acuan dalam memberikan intervensi kepada pasien dan keluarga sehingga dapat dilakukan pengobatan rehabilitasi yang efektif. Bagi responden, diharapkan dapat menjalani rehabilitasi dengan patuh yang didukung oleh motivasi diri sendiri dan 376 keluarga. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti tentang faktor faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan pasien pasca stroke yang menjalani rehabilitasi. Peneliti menyarankan pada peneliti lain untuk melakukan penelitian tersebut dengan jumlah responden yang lebih banyak dan meminimalkan bias 1 Renni Okwari: Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Indonesia 2 Ns. Wasisto Utomo, M.Kep., Sp.KMB: Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Indonesia 3 Rismadefi Woferst, S.Si., M.Biomed: Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Indonesia DAFTAR PUSTAKA Adam, M., Nurachmah, E & Waluyo, A. (2014). Akupresur untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke. Jakarta: Universitas Indonesia Ariani, T.A. (2012). Sistem Neurobehavior. Jakarta: Salemba Medika Batticaca, F.(2011). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan persarafan. Jakarta: Salemba Medika CDC. (2013). Stroke facts. HYPERLINK http://www.cdc.gov/stroke/facts.htm Dwijayanti, A.,,Sukarja, M., & Gandasari, A. (2015). Pengalaman caregiver keluarga dalam merawat pasien kanker payudara. SKRIPSI. Fitri, N.(2016). Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD arifin achmad pekanbaru. SKRIPSI. Pekanbaru: Program studi ilmu keperawatan Universitas Riau Friedman, M. M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta: EGC

Ghifari, M.A & Meizly. (2015). Gambaran tekanan darah pada pasien stroke akut di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Medan : FK Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara Hayulita, S. (2014). Faktor faktor yang berhubungan dengan depresi pada pasien pasca stroke di ruang rawat jalan Rumah Sakit Stroke BUkittinggi. Bukittinggi : Stikes Yarsi Sumbar Irfan, M.(2010). Fisioterapi bagi insan stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu Junaidi, I. (2011). Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta: ANDI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2013) Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Kossasy, FM. (2011). Hubungan peran keluarga dalam merawat dan memotivasi penderita pasca stroke dengan kepatuhan penderita mengikuti rehabilitasi di unit rehabilitasi medic RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Skripsi. Padang : Universitas Andalas Kurniawan, R.(2017). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan rehabilitasi fisik pasien stroke di RSUD kota Yogyakarta. Yogyakarta :Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Morton, P. G. dkk. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan asuhan holistik. Volume 2. Jakarta :EGC Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta: Salemba Medika Oktavianus. (2014). Asuhan keperawatan pada sistem neurobehaviour. Jakarta: Graha Ilmu Putri, M.N., Endang, M.,& Wilda. (2017) Hubungan derajat stroke terhadap status kognitif pada pasien stroke iskemik di Poliklinikik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Saragih, R. (2012). Peranan dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB 1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan : FIK USU Setiadi. (2008). Konsep proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Setryaningrum, A.., Rosalina & Wakhid. (2012). Hubungan dukungan keluarga pada pasien stroke untuk menjalani fisioterapi di RSUD wilayah Kabupaten Semarang. Semarang: STIkes Ngudi Waloyo Ungaran Sobirin, C., Husna, E & Sulistyawan, A.(2014). Hubungan peran keluarga dalam memotivasi pasien pasca stroke dengan kepatuhan penderita mengikuti rahabilitasi di Unit Rehabilitasi Medik Rumah sakit stroke bukittinggi. Bukittinggi: Stikes Prima Nusantara Wirawan, R. P. (2009). Rehabilitasi stroke pada pelayanan kesehatan primer. Jakarta: RS Fatmawati 377