Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK (15:15:15)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PEMBERIAN DUA JENIS PUPUK KANDANG PADA DUA KALI PENANAMAN

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT DAN JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 )

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

SKRIPSI OLEH : MELATI ANGRIANI AGROEKOTEKNOLOGI - ILMU TANAH

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH(

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

SKRIPSI. PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (CucumisSativus L.) DENGAN PEMBERIAN DUA INTERVAL DAN BEBERAPA DOSIS URINE SAPI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

ABSTRACT. Keywords : rice husk charcoal, shallot, straw compost, volcanic ash ABSTRAK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr.) PADA BEBERAPA JARAK TANAM DAN BERBAGAI TINGKAT PEMOTONGAN UMBI BIBIT

RESPON PEMBERIAN JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

*Corresponding author : ABSTRACT

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIUBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP TINGGI BEDENGAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Pengaruh Varietas dan Pemberian Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN

Produksi Biji Bawang Merah Samosir Aksesi Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran Tinggi Samosir

Transkripsi:

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Urine Sapi Respons in growth and production of shallot (Allium ascalonicum L.) to application of chicken manure and cow urine Frans J. A. Saragih, Rosita Sipayung*, Ferry Ezra T. Sitepu Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author: rosita_sipayung@yahoo.co.id ABSTRACT This research was conducted to obtain dose of chicken manure and cow urine which can improve the growth and production of the shallot. The research was conducted at experimental field of Agricultural Faculty of Sumatera Utara University, Medan which about ± 25 metres above sea level, begun from May until August 2015 using factorial randomized block design with two factors, i.e: doses of chicken manure (no chicken manure, 1.9 kg/plot, 2.9 kg/plot and 3.9 kg/plot) and doses of cow urine (no cow urine, 500 ml/plot, 600 ml/plot, 700 ml/plot). Parameters observed were plant lenght, number of tillers per clump, diameter of the bulbs per sample, wet bulb weight per plot, and dry bulb weight per plot. The results showed that aplication of chicken manure significantly affected plant length at 3-7 weeks after planting, number of tillers per clump at 3-7 weeks after planting, dry bulb weight per sample, wet bulb weight per plot, and dry bulb weight per plot. Aplication of cow urine not significantly affected on all parameters of observation. Interaction between aplication of chicken manure and cow urine not significantly affected on all parameters of observation. Keywords : shallot, chicken manure, cow urine ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan kepanjangan ± 25 meter di atas permukaan laut, pada bulan Mei hingga Agusutus 2015. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu: pupuk kandang ayam (tanpa pupuk kandang ayam, 1.9 kg/plot, 2.9 kg/plot dan 3.9 kg/plot) dan pemberian urine sapi (tanpa urine sapi, 500 ml/plot, 600 ml/plot, dan 700 ml/plot). Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, dan bobot kering jual umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman umur 3-7 MST, jumlah anakan per rumpun umur 3-7 MST, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering jual umbi per plot. Pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Interaksi antara pemberian pupuk kandang dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Kata kunci : bawang merah, pupuk kandang ayam, urine sapi PENDAHULUAN Bawang merah merupakan salah satu komoditas utama sayuran di Indonesia. Selain dipakai sebagai bahan untuk bumbu masakan, bawang merah juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan, 1703

sehingga permintaan bawang merah semakin lama semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas tanaman bawang merah di Sumatera Utara mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Adapun produktivitas tanaman bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2011 adalah 9,00 ton/ha dengan produksi 12.449 ton dan luas panen 1.384 ha, pada tahun 2012 produktivitas tanaman bawang merah adalah 8,95 ton/ha dengan produksi 14.156 ton dan luas panen 1.581 ha, sedangkan pada tahun 2013 produktivitas tanaman bawang merah adalah 7,92 ton/ha dengan produksi 8.305 ton dan luas panen 1.048 ha (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014). Pada saat ini peningkatan produksi bawang merah umumnya sangat tergantung pada pupuk anorganik yang memberikan hasil yang tinggi tetapi ternyata banyak menimbulkan masalah kerusakan lingkungan. Pupuk anorganik ini bisa mengganggu kehidupan dan keseimbangan tanah, meningkatkan dekomposisi bahan organik, yang kemudian menyebabkan degradasi struktur tanah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap kekeringan dan keefektifan yang lebih rendah dalam menghasilkan panenan (Reijntjes et al., 2005). Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk tetap menjaga dan memperbaiki agregasi tanah, salah satu usaha yang penting adalah dengan memberikan pupuk organik pada tanah sehingga kecukupan unsur hara tergantikan dari yang diserap tanaman, komposisi tanah tidak mengalami pemadatan dengan adanya bahan organik serta pengikatan air lebih baik sehingga pengikisan air berkurang (Isnaini, 2006). Pemanfaatan pukan ayam termasuk luas. Pukan ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran (Hartatik dan Widowati, 2010). Dari hasil penelitian Jazilah et al. (2007) disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha yang berasal dari kotoran ayam meningkatkan bobot basah umbi per rumpun, bobot kering umbi per rumpun dan volume umbi. Produksi umbi yang lebih tinggi ini disebabkan kandungan unsur hara N, P, K pada pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pada pupuk kandang sapi. Dewasa ini urine ternak dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman bersamaan dengan kotoran ternak atau bahan lain. Urine ternak dapat dijumpai dalam jumlah besar selain kotoran dari ternak (Hartatik dan Widowati, 2010). Pupuk kandang cair (urine) selain dapat bekerja cepat juga mengandung hormon tertentu yang ternyata dapat merangsang perkembangan tanaman. Dalam pupuk kandang cair kandungan unsur N dan K cukup besar (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002). Menurut Lingga dan Marsono (2008), kandungan zat hara pada urine sapi adalah nitrogen 1.00%, fosfor 0.50%, kalium 1.50%, dan air sebanyak 92%. Dari hasil penelitian Aisyah et al. (2011) disimpulkan bahwa dosis pemberian urine sapi berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun terpanjang, jumlah daun/tanaman, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk pada tanaman sawi. Dari hasil peneltian Mardalena (2007) disimpulkan bahwa pemberian urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen dan jumlah cabang produktif pada tanaman mentimun. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.), sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dalam budidaya bawang merah dan menuju pertanian organik. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas 1704

Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei hingga Agustus 2015. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu umbi bibit bawang merah varietas Medan, pupuk kandang ayam, urine sapi, air, fungisida berbahan aktif Mankozeb dan Azoksistrobin & Difenokozanol. Alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, garu, pisau/cutter, handsprayer, pacak sampel, meteran, penggaris, timbangan digital, gembor, ember, gayung, tali plastik, amplop, kalkulator, jangka sorong digital, kamera digital dan alat tulis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : pupuk kandang ayam (K) dengan 4 taraf, terdiri atas K0 = tanpa pupuk kandang ayam, K1 = 1.9 kg/plot, K2 = 2.9 kg/plot dan K3 = 3.9 kg/plot. Faktor II : urine sapi (U) dengan 4 taraf U0 = tanpa urine sapi, U1 = 500 ml/plot, U2 = 600 ml/plot, dan U3 = 700 ml/plot. Data yang berpengaruh nyata setelah dianalisis maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun (anakan), diameter umbi per sampel (mm), bobot basah umbi per plot (g), dan bobot kering jual umbi per plot (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Tanaman (cm) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman pada umur 3-7 MST. Pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman. Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman. Data panjang tanaman umur 3-7 MST pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan panjang tanaman pada umur 3-4 MST terpanjang diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2) yang berbeda nyata dengan perlakuan K0 (0 kg/plot), namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1 (1.9 kg/plot) dan K3 (3.9 kg/plot). Sedangkan pada umur 5-7 MST tanaman terpanjang diperoleh pada perlakuan K1 (1.9 kg/plot) yang berbeda nyata dengan perlakuan K0 (0 kg/plot), namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2 (2.9 kg/plot) dan K3 (3.9 kg/plot) dimana pada umur 7 MST tanaman terpanjang diperoleh pada perlakuan K1 dengan panjang 25.25 cm dan terendah pada perlakuan K0 dengan panjang 15.90 cm. Perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering jual umbi per plot. Hal ini diduga karena pupuk kandang ayam selain mempunyai unsur hara yang lengkap yaitu unsur hara makro dan mikro, pupuk kandang juga memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah, yang akhirnya dapat membantu tanaman bawang merah dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain menimbulkan tersedianya unsur hara bagi tanaman juga mengembangkan kehidupan mikroorganisme di dalam tanah sehingga dapat membantu struktur agregat tanah. Perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang ayam (K0) memiliki rataan terendah bila dibandingkan perlakuan pemberian pupuk kandang ayam 1.9 kg/plot (K1), 2.9 kg/plot (K2) dan 3.9 kg/plot (K3) pada parameter panjang tanaman, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering jual umbi per plot. Hal ini dikarenakan unsur hara yang ada di tanah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang ayam (K0) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman bawang merah karena 1705

tidak adanya diberikan pupuk dasar. Selain itu, sifat fisik tanah yang cukup keras bila dibandingkan tanah yang diberi perlakuan pupuk kandang ayam diduga mengganggu perakaran tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah menjadi terhambat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tim Prima Tani (2011) yang menyatakan bahwa tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik, mengandung bahan organik yang cukup. Pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua jenis parameter pengamatan yaitu panjang tanaman, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering jual umbi per plot. Hal ini diduga dikarenakan kesanggupan tanah dan pupuk kandang ayam dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur hara pada urine sapi yang sangat sedikit pada unsur N dan P juga diduga tidak dapat memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Hal ini sesuai dengan hasil analisis urine sapi yang digunakan pada penelitian ini oleh PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & QC Laboratory (2015) menyatakan bahwa kandungan zat hara pada urine sapi, yaitu nitrogen 0.65%, fosfor 0.01%, dan kalium 1.74%. Tabel 1. Rataan panjang tanaman bawang merah umur 3-7 MST pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi Urine Sapi Pupuk U 0 U 1 U 2 U 3 Umur Rataan Kandang Ayam (500 (600 (700 (0 ml/plot) ml/plot) ml/plot) ml/plot).... cm K 0 (0 kg/plot) 13.81 15.53 13.61 15.63 14.64 b K 1 (1.9 kg/plot) 19.48 20.17 17.48 19.32 19.11 a 3 MST K 2 (2.9 kg/plot) 18.03 19.50 20.55 19.44 19.38 a K 3 (3.9 kg/plot) 20.55 17.68 19.40 18.55 19.05 a Rataan 17.97 18.22 17.76 18.24 18.05 K 0 (0 kg/plot) 16.05 17.97 15.90 17.79 16.93 b K 1 (1.9 kg/plot) 24.52 25.38 21.65 25.07 24.15 a 4 MST K 2 (2.9 kg/plot) 23.46 24.05 26.21 24.44 24.54 a K 3 (3.9 kg/plot) 25.62 22.09 23.41 23.55 23.67 a Rataan 22.41 22.38 21.79 22.71 22.32 K 0 (0 kg/plot) 16.49 18.05 16.25 17.95 17.19 b K 1 (1.9 kg/plot) 25.77 26.93 22.67 25.95 25.33 a 5 MST K 2 (2.9 kg/plot) 24.35 24.65 27.06 24.85 25.23 a K 3 (3.9 kg/plot) 26.74 22.59 24.27 24.75 24.59 a Rataan 23.34 23.06 22.56 23.37 23.08 K 0 (0 kg/plot) 16.27 17.99 15.81 17.61 16.92 b K 1 (1.9 kg/plot) 26.25 27.19 22.84 26.85 25.78 a 6 MST K 2 (2.9 kg/plot) 25.11 24.96 26.99 25.30 25.59 a K 3 (3.9 kg/plot) 27.13 23.09 25.17 25.41 25.20 a Rataan 23.69 23.31 22.70 23.80 23.37 K 0 (0 kg/plot) 15.29 17.05 14.77 16.47 15.90 b K 1 (1.9 kg/plot) 25.68 26.65 21.80 26.88 25.25 a 7 MST K 2 (2.9 kg/plot) 24.70 24.25 26.23 24.97 25.04 a K 3 (3.9 kg/plot) 26.81 22.40 24.48 25.64 24.83 a Rataan 23.12 22.59 21.82 23.49 22.76 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% 1706

Jumlah Anakan per Rumpun (anakan) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah anakan per rumpun pada umur 3-7 MST, sedangkan pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun. Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun. Rataan jumlah anakan per rumpun umur 3-7 MST pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan jumlah anakan per rumpun tanaman bawang merah umur 3-7 MST pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi Urine Sapi Pupuk U 0 U 1 U 2 U 3 Umur Rataan Kandang Ayam (500 (600 (700 (0 ml/plot) ml/plot) ml/plot) ml/plot).. anakan. K 0 (0 kg/plot) 2.67 3.00 3.00 3.13 2.95 c K 1 (1.9 kg/plot) 3.27 3.13 3.20 3.40 3.25 ab 3 MST K 2 (2.9 kg/plot) 3.33 3.47 3.53 3.33 3.42 a K 3 (3.9 kg/plot) 3.40 3.07 3.20 3.20 3.22 b Rataan 3.17 3.17 3.23 3.27 3.21 K 0 (0 kg/plot) 3.33 3.40 3.60 3.53 3.47 b K 1 (1.9 kg/plot) 4.07 3.73 3.53 4.20 3.88 ab 4 MST K 2 (2.9 kg/plot) 4.07 4.20 4.47 4.20 4.23 a K 3 (3.9 kg/plot) 4.20 3.60 3.73 4.00 3.88 ab Rataan 3.92 3.73 3.83 3.98 3.87 K 0 (0 kg/plot) 3.53 3.60 3.67 3.47 3.57 b K 1 (1.9 kg/plot) 4.20 4.00 3.93 4.67 4.20 a 5 MST K 2 (2.9 kg/plot) 4.40 4.47 4.47 4.33 4.42 a K 3 (3.9 kg/plot) 4.33 3.73 4.00 4.07 4.03 a Rataan 4.12 3.95 4.02 4.13 4.05 K 0 (0 kg/plot) 3.80 3.73 3.53 3.60 3.67 b K 1 (1.9 kg/plot) 4.40 4.07 4.07 5.07 4.40 a 6 MST K 2 (2.9 kg/plot) 4.80 4.67 4.67 4.40 4.63 a K 3 (3.9 kg/plot) 4.73 3.93 4.20 4.33 4.30 a Rataan 4.43 4.10 4.12 4.35 4.25 K 0 (0 kg/plot) 4.07 3.73 3.73 3.80 3.83 b K 1 (1.9 kg/plot) 4.47 4.27 4.20 5.07 4.50 a 7 MST K 2 (2.9 kg/plot) 4.87 4.67 4.87 4.53 4.73 a K 3 (3.9 kg/plot) 5.00 4.00 4.27 4.53 4.45 a Rataan 4.60 4.17 4.27 4.48 4.38 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Tabel 2 menunjukkan jumlah anakan per rumpun pada umur 3-7 MST terbanyak diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2). Pada umur 5, 6 dan 7 MST jumlah anakan per rumpun bawang merah pada perlakuan K1 (1.9 kg/plot), K2 (2.9 kg/plot), dan K3 (3.9 kg/plot) berbeda tidak nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K0 (0 kg/plot). Pada umur 7 MST jumlah anakan per rumpun bawang merah terbanyak diperoleh pada perlakuan K2 dengan jumlah 4.73 anakan dan terendah pada perlakuan K0 dengan 3.83 anakan. 1707

Jumlah Anakan (anakan) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 Hubungan jumlah anakan per rumpun tanaman bawang merah umur 7 MST dengan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 1. 5.00 4.80 4.60 4.40 4.20 4.00 3.80 3.60 ŷ = -0.112x 2 + 0.608x + 3.820 R² = 0.965 3.40-0.1 0 0.4 0.9 1.4 1.9 2.4 2.9 3.4 3.9 Pupuk Kandang Ayam (kg/plot) Gambar 1. Hubungan jumlah anakan per rumpun tanaman bawang merah umur 7 MST pada berbagai dosis pupuk kandang ayam Gambar 1 memperlihatkan terdapat hubungan kuadratik positif antara jumlah anakan per rumpun dengan perlakuan pupuk kandang ayam dimana jumlah anakan per rumpun akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk kandang ayam kemudian menurun setelah melebihi dosis optimum pupuk kandang ayam. Nilai optimum pemberian pupuk kandang ayam tersebut adalah 2.71 kg/plot dengan jumlah anakan per rumpun sebanyak 4.64 anakan. Tabel 3 menunjukkan diameter umbi per sampel terbesar diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2) dengan diameter 10.68 mm dan terendah pada perlakuan K0 (0 kg/plot) dengan diameter 5.00 mm. Besar diameter umbi per sampel bawang merah pada perlakuan K1, K2 dan K3 berbeda tidak nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K0. Diameter Umbi per Sampel (mm) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter diameter umbi per sampel, sedangkan pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi per sampel. Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi per sampel. Rataan diameter umbi per sampel pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dapat dilihat pada Tabel 3. 1708

Diameter Umbi (mm) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 Tabel 3. Rataan diameter umbi per sampel tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi Urine Sapi Pupuk U0 U1 U2 U3 Kandang Ayam (0 ml/plot) (500 (600 (700 Rataan ml/plot) ml/plot) ml/plot).. mm... K0 (0 kg/plot) 5.25 5.58 4.25 4.90 5.00 b K1 (1.9 kg/plot) 10.69 10.56 7.62 12.32 10.29 a K2 (2.9 kg/plot) 10.33 10.80 11.54 10.04 10.68 a K3 (3.9 kg/plot) 11.90 7.91 8.32 9.68 9.45 a Rataan 9.54 8.71 7.93 9.23 8.86 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot atau setara 20 ton/ha memberikan rataan tertinggi pada parameter pengamatan diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per plot dan bobot kering jual umbi per plot. Hal ini diduga karena pada dosis tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman sehingga membuat pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Samadi dan Cahyono (2005) yang menyatakan bahwa dosis pupuk kandang ayam yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 20 ton/ha dan sejalan dengan hasil penelitian Jazilah et al. (2007) yang menyimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha yang berasal dari kotoran ayam meningkatkan bobot basah umbi per rumpun, bobot kering umbi per rumpun dan volume umbi. Hubungan diameter umbi per sampel tanaman bawang merah dengan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 2. 12.00 11.00 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 ŷ = -0.821x 2 + 4.344x + 4.997 R² = 1 3.00-0.1 0 0.4 0.9 1.4 1.9 2.4 2.9 3.4 3.9 Pupuk Kandang (kg/plot) Gambar 2. Hubungan diameter umbi per sampel tanaman bawang merah umur 7 MST pada berbagai dosis pupuk kandang ayam Gambar 2 memperlihatkan terdapat hubungan kuadratik positif antara diameter umbi per sampel dengan perlakuan pupuk kandang ayam dimana diameter umbi per sampel akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk kandang ayam kemudian menurun setelah melebihi dosis optimum pupuk kandang ayam. Nilai 1709

Bobot Basah Umbi per Plot (g) Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337-6597 optimum pemberian pupuk kandang ayam tersebut adalah 2.64 kg/plot dengan diameter umbi per sampel sebesar 10.74 mm. Bobot Basah Umbi per Plot (g) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per plot, sedangkan pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per plot. Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per plot. Rataan bobot basah umbi per plot pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bobot basah umbi umbi per plot terbesar diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2) dengan bobot 266,17 g dan terendah pada perlakuan K0 (0 kg/plot) dengan bobot 83.29 g. Bobot basah umbi per plot bawang merah pada perlakuan K1, K2 dan K3 berbeda tidak nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K0. Tabel 4. Rataan bobot basah umbi per plot (g) tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi Urine Sapi Pupuk U0 U1 U2 U3 Kandang Ayam (0 ml/plot) (500 (600 (700 Rataan ml/plot) ml/plot) ml/plot) K0 (0 kg/plot) 95.33 101.50 61.00 75.33 83.29 b K1 (1.9 kg/plot) 245.00 220.33 156.67 324.00 236.50 a K2 (2.9 kg/plot) 290.67 225.00 314.33 234.67 266.17 a K3 (3.9 kg/plot) 336.83 233.33 209.33 277.83 264.33 a Rataan 241.96 195.04 185.33 227.96 212.57 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Hubungan bobot basah umbi per plot tanaman bawang merah dengan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 3. 325.00 275.00 225.00 175.00 125.00 ŷ = -16.97x 2 + 112.5x + 83.39 R² = 1 75.00 25.00-0.1 0 0.4 0.9 1.4 1.9 2.4 2.9 3.4 3.9 Pupuk Kandang Ayam (kg/plot) Gambar 3. Hubungan bobot basah umbi per plot tanaman bawang merah umur 7 MST pada berbagai dosis pupuk kandang ayam 1710

Gambar 3 memperlihatkan terdapat hubungan kuadratik positif antara bobot basah umbi per plot dengan perlakuan pupuk kandang ayam dimana bobot basah umbi per plot akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk kandang ayam kemudian menurun setelah melebihi dosis optimum pupuk kandang ayam. Nilai optimum pemberian pupuk kandang ayam tersebut adalah 3.31 kg/plot dengan bobot basah umbi per plot sebesar 269.31 g. Bobot Kering Jual Umbi per Plot (g) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering jual umbi per plot, sedangkan pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering jual umbi per plot. Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering jual umbi per plot. Rataan bobot kering jual umbi per plot pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan bobot kering jual umbi per plot (g) tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi Urine Sapi Pupuk U0 U1 U2 U3 Kandang Ayam (0 ml/plot) (500 (600 (700 Rataan ml/plot) ml/plot) ml/plot) K0 (0 kg/plot) 79.80 88.22 53.81 67.02 72.21 b K1 (1.9 kg/plot) 224.40 193.29 142.17 291.38 212.81 a K2 (2.9 kg/plot) 263.32 201.46 278.74 210.41 238.48 a K3 (3.9 kg/plot) 275.24 208.17 188.14 247.50 229.76 a Rataan 210.69 172.79 165.72 204.08 188.32 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Tabel 5 menunjukkan bobot kering jual umbi umbi per plot terbesar diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2) dengan bobot 238.48 g dan terendah pada perlakuan K0 (0 kg/plot) dengan bobot 72.21 g. Bobot kering jual umbi per plot bawang merah pada perlakuan K1, K2 dan K3 berbeda tidak nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K0. SIMPULAN Pemberian pupuk kandang ayam secara umum meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah, pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 2.9 kg/plot (K2) adalah dosis yang terbaik. Pemberian urine sapi pada dosis 500 ml/plot, 600 ml/plot dan 700 ml/plot belum dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan urine sapi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S., N. Sunarlim dan B. Solfan. 2011. Pengaruh Urine Sapi Terfermentasi Dengan Dosis dan Interval Pemberian Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). J. Agroteknologi 2(1):1-5. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2014. Produksi Bawang Merah Sumatera Utara. Biro Statistik Sumatera Utara, Medan. Hartatik, W. dan L. R. Widowati. 2010. Pupuk Kandang. 1711

http://www.balittanah.litbang.deptan.g o.id. Diunduh 20 Februari 2015. Hal. 60-67. Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik : Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian Bumi. Kreasi Wacana, Yogyakarta. Hal. 76. Jazilah, S., Sunarto dan N. Farid. 2007. Respon Tiga Varietas Bawang Merah Terhadap Dua Macam Pupuk Kandang dan Empat Dosis Pupuk Anorganik. J. Agrin 11 (1):43-51. Lingga, P. dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 59-61. Mardalena. 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 44. Reijntjes, C., B. Haverkort dan A. Waters- Bayer. 2005. Pertanian Masa Depan : Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Penterjemah Sukoco, Y. Yayasan Kanisius, Yogyakarta. Hal. 13-14. Samadi, B dan B. Cahyono. 2005. Intensifikasi Usaha Tani Budidaya Bawang Merah. Kanisius, Yogyakarta. Sutedjo, M. M. dan A. G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara, Jakarta. Tim Prima Tani. 2011. Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Hal. 1-2. 1712