FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG KEGIATAN WISATA DI KAMPUNG JAWA TONDANO. Rifka Awalia Putri¹, Suryadi Supardjo², & Amanda Sembel³

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENURUNAN PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA CANDIDASA KABUPATEN KARANGASEM BALI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

DEFINISI- DEFINISI A-1

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB II METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

Oleh : Slamet Heri Winarno

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

Transkripsi:

Sabua Vol.5, No.3: 149-156, Oktober 2013 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN Lidya Pomantow 1, Veronica A. Kumurur 2, Hanny Poli 3, Octavianis H.A.Rogi 4 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado (2,3,4) Staf pengajar jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Abstrak. Salah satu sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Minahsa Tenggara adalah wisata pantai, wisata ini dapat menarik perhatian banyak wisatawan karena keindahan alamnya, objek wisata ini cukup berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai objek wisata andalan di Kabupaten Minahasa Tenggara karena memiliki keindahan alam yang alami. Objek wisata saat ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara. Kabupaten Minahasa Tenggara mempunyai beberapa objek wisata potensial yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapat daerah, namun salah satu objek yang bisa menjadi objek wisata andalan yaitu Objek Wisata. Namun dari potensi tersebut terdapat beberapa permasalahan yang ada diantaranya yaitu kondisinya belum begitu bagus, baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini dapat kita lihat bahwa produk wisata yang ditawarkan masih seadanya dengan kata lain fasilitas pariwisata yang ada masih kurang, sedangkan masalah aksesibilitas yaitu kurang tersedianya angkutan umum yang menuju lokasi objek wisata dan kondisi jalan masuk menuju objek wisata masih ada yang rusak, tidak tersedianya tempat samapah, jaringan listrik dan telekomunikasi didalam objek wisata, kurangnya promosi dan pemasaran yang dilakukan masih bersifat lokal, sedangkan pengelolaan objek wisata ini ditangani oleh dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara, belum ada kerjasama dengan pihak investor atau swasta, dan lainnya. Dari beberapa permasalahan diatas yang menjadi inti permasalahan yang terdapat di Objek Wisata Pantai ini adalah belum adanya strategi pengembangan yang tepat dalam pengembangan objek wisata ini. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk dapat mengembangkan dan menjadikan objek wisata ini sebagai objek wisata andalan. Dengan studi ini, diharapkan objek wisata ini dapat dikenal oleh masyarakat luas. Untuk mencapai tujuan diatas,maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu mengidentifikasi dan merumuskan strategi. Identifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung pengembangan objek wisata sebagai objek wisata andalan, sedangkan untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan objek wisata ini menggunakan teknik analisis SWOT. Dalam strategi pengembangan ini diarahkan untuk lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Juga diharapkan adanya inovasi sehingga wisatawan tertarik dan merasa tidak bosan terhadap objek wisata. Selain itu juga dalam pengembangannya ini diharapkan dapat melibatkan investor swasta, masayrakat dan instansi lain yang terkait dalam pengembangan objek wisata ini. Kata Kunci: Pariwisata, Strategi Pengembangan, Objek Wisata Andalan, Objek Wisata Pantai PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyebutkan keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, @Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Oktober 2013

ANALISIS KEBUTUHAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN KOTA LAMA 143 meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat. Pembangunan kepariwisatawan pada hakekatnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora fauna, seni budaya, peninggalan sejarah, benda-benda purbakala, serta kemajemukan budaya. Salah satu daerah yang mempunyai potensi cukup besar untuk dijadikan suatu daerah tujuan wisata yang diandalkan adalah Kabupaten Minahasa Tenggara Propinsi Sulawesi Utara. Kabupaten Minahasa Tenggara mempunyai potensi pariwisata yang besar dan beragam. Mulai dari objek wisata alam, objek wisata budaya dan bahkan objek wisata minat khusus. Pariwisata bukan saja merupakan primadona pengembangan perekonomian di daerah ini tetapi diharapkan akan menjadi menjadi pilar utama dalam rangka meraih masa depan yang lebih baik. Salah satu potensi wisata yang menjadi objek wisata andalan di Kabupaten Minahasa Tenggara adalah objek wisata pantai. Objek Wisata terletak di Desa Ratatotok Timur, Kecamatan Ratatotok yang berjarak + 34 Km dari Ratahan Ibukota Kabupaten Minahasa Tenggara. Saat ini objek wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Keindahan alam dari objek wisata pantai ini sangat bagus. Akan tetapi objek wisata ini hingga saat ini belum dapat dikembangkan dan di kelola secara optimal, seperti Fasilitas, sarana dan prasarana belum disediakan dan belum memadai bagi wisatawan dan belum dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Untuk dapat mengembangkan Objek wisata menjadi objek wisata andalan di Kabupaten Minahasa Tenggara, maka perlu adanya Strategi Pengembangan objek wisata tersebut agar dapat dilakukan beberapa hal seperti peembangunan dan pengembangan, aksesibilitas, fasilitas sarana dan prasarana untuk dikembangkan dengan perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik dan professional serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata pantai. Objek wisata pantai lakban memiliki potensi untuk dikembangkan, namun sampai saat ini belum ada promosi sehingga masih minimnya pengunjung yang datang. Oleh karena itu untuk mengetahui penyebab sesungguhnya dan memperoleh solusi dalam mengatasi masalah ini perlu dilakukan analisis dengan memahami faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kunjungan objek wisata ke pantai lakban agar dalam pengembangannya objek wisata ini dijadikan sebagai tujuan utama para wisatawan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung pengembangan objek wisata sebagai objek wisata andalan; Strategi dan pengembangan Pariwisata Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, yang disertai penyusunan suatu cara atau tujuan yang dapat dicapai. Menurut Chandler dalam Rangkuti (2002 : 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang. Menurut Yoeti (1997: 2-3), pengembangan pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu: 1) Wisatawan (Tourist) 2) Transportasi 3) Atraksi/objek wisata 4) Fasilitas pelayanan 5) Informasi dan promosi Objek Wisata Menurut Fandeli (2000: 58) objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Gamal Suwantoro, dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar pariwisata (1997 : 19) menyebutkan objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya objek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : 1. Objek wisata dan daya tarik wisata alam. Objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

144 L. POMANTOW, V.A. KUMURUR, H. POLI & O.H.A.ROGI 2. Objek wisata dan daya tarik budaya. Objek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan objek lain yang berkaitan dengan budaya. 3. Objek wisata dan daya tarik pada minat khusus Objek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olah raga, memancing dan lainlain. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Dalam dunia pariwisata dibedakan atas objek wisata yang biasa dan objek wisata andalan. Untuk objek wisata biasa adalah objek wisata yang tidak memiliki suatu potensi dan daya tarik yang bisa menarik pengunjung, sedangkan objek wisata andalan menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2010 adalah objek wisata yang memiliki sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidaya. Ratatotok adalah sebutan atau dialeg orang Filipina yang berasal dari kata logpond. Sejak saat itu sebutan lakban sudah membudaya dikalangan masyarakat termasuk pantai Buyat disebut-sebut juga sebagai lakban, padahal lakban sesungguhnya yang dimaksud oleh orang Filipina adalah dermaga tempat penampungan dan pengapalan kayu yang terletak di Teluk Totok yang saat ini dikenal dengan nama Port. Pada masa PT. Newmont Minahasa Raya beroperasi, daerah Pantai Buyat mengalami perubahan yang cukup signifikan, yakni dengan dibangunnya lokasi objek wisata yang terletak dipinggiran Pantai Buyat dan wilayah di Teluk Totok oleh PT. Newmont Minahasa Raya, sehingga menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke tempat ini. Gambar 2.1 Objek Wisata Pantai Faktor Internal dan Faktor Eksternal a. Faktor Internal Faktor internal merupakan sumberdaya objek yang akan menentukan kekuatan dan kelemahan objek wisata. Sumberdaya objek wisata ini meliputi sumberdaya manusia, seperti pengalaman, kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan pertimbangan. Faktor internal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi kekuatan dan kelemahan dalam menarik wisatawan di objek wisata. Analisis faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan dilakukan untuk mengetahui kondisi daerah tersebut secara internal. Lingkungan internal merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh dan menentukan terhadap penentuan strategi yang akan diformulasikan. b. Faktor Eksternal Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threath) yang akan dihadapi. Faktor eksternal adalah faktorfaktor berupa daya tarik wisata yang meliputi peluang dan ancaman dalam menarik wisatawan di objek wisata. Analisis eksternal yang meliputi peluang dan ancaman dilakukan untuk mengetahui posisi daerah dalam berhadapan dengan lingkungan eksternalnya. Lingkungan jauh atau lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar kendali perusahaan dan pada umumnya tidak secara langsung mempengaruhi perusahaan. ng termasuk lingkungan jauh atau eksternala adalah ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan ekologi.

ANALISIS KEBUTUHAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN KOTA LAMA 145 METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengelompokannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi lapangan, melakukan wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa Tenggara yang juga merupakan pengelola pantai lakban dan Dinas-dinas yang terkait. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling, yakni teknik pengumpulan sampel secara acak dengan tidak memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sampel yang akan diambil antara lain sampel dari pihak pengunjung di Pantai dan masyarakat yang tinggal di sekitar. Pemilihan responden dari pihak pengunjung dan masyarakat yang tinggal di sekitar karena mereka merupakan pihak yang berkaitan atau berinteraksi secara langsung dengan objek wisata. Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data analisis kualitatif dengan dua metode, yaitu metode analisis statistik deskriptif sederhana dan analisis SWOT. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden yang terdiri dari 50 laki-laki dan 40 perempuan, atau 56% lakilaki dan 44% perempuan. Maka diperoleh hasil bahwa berdasarkan kelompok umur pengunjung didapat proporsi yang lebih banyak datang berkunjung adalah kelompok umur 10-24 Tahun. Berikut ini presentase kelompok umur yang berkunjung 22 % 14 % 28 % 36 % 10-24 tahun 25-39 tahun 40-54 tahun 55-69 tahun Faktor Internal dan Faktor Eksternal Berdasarkan literatur yang ada faktor internal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi kekuatan dan kelemahan dalam menarik wisatawan di objek wisata, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi peluang dan ancaman dalam menarik wisatawan di objek wisata Pantai. Setelah peneliti melakukan observasi ada beberapa yang dikategorikan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Variabel Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal 17% 38% SD 22% SMP 23% ng diteliti Atraksi Objek wisata Daya tarik/potensi alam Manajemen pengelolaan objek / promosi Fasilitas/sarana Sosial-ekonomi masyarakat Transportasi Infrastruktur Faktor Internal a) Atraksi Atraksi merupakan salah satu faktor pendukung untuk dapat menarik minat para pengunjung untuk dapat berkunjung dan melihat secara langsung objek wisata Pantai. Berdasarkan pendapat pengunjung keragaman jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan wisatawan pada objek wisata Pantai dapat di lihat pada tabel dibawah ini. 83% 0% 17% SMA Diploma /Sarjana Sangat Bervariasi Bervariasi Bervariasi Tingkat Pendidikan Terakhir

146 L. POMANTOW, V.A. KUMURUR, H. POLI & O.H.A.ROGI pendapat pengunjung mengenai pagelaran seni, tari-tarian daerah sering ditampilkan didalam objek wisata Pantai 6% 94% ada Terlihat bahwa sampai saat ini atraksi yang berupa pagelaran seni, dan tari-tarian daerah belum ada yang ditampilkan di Pantai, sesuai hasil wawancara dengan anggota Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku pengelola objek wisata atraksi pagelaran seni dan tari-tarian daerah akan ada dalam waktu dekat. b) Daya tarik / Potensi Suatu objek wisata yang memiliki potensi / daya tarik merupakan salah satu faktor pendukung dalam mengembangkannya sehingga dapat menarik minat para wisatawan atau pengunjung untuk datang ke objek wisata tersebut. apakah Objek wisata Pantai sangat menarik dikunjungi karena wisata alam dan pemandangan alam. 1% 99% Berdasarkan hasil pendapat pengunjung diatas, maka semua responden yang ada menyatakan bahwa objek wisata Pantai sangat menarik dikunjungi karena wisata alamnya dan memiliki pemandangan yang indah. pendapat responden mengenai potensi alam yang dimiliki objek wisata 11% 0% Sangat Bagus Bagus Bagus 89% c) Promosi Objek Wisata Suatu objek wisata untuk dapat dikenal dan diketahui oleh banyak orang, maka diperlukan promosi yang harus dilakukan oleh pengelola yang ada. objek wisata sering diperkenalkan atau dipromosikan 5% 17% sering jarang tidak pernah 78% apakah masyarakat setempat ikut memperkenalkan objek wisata Pantai Dari hasil keseluruhan faktor promosi baik yang dilakukan dalam acara kepemerintahan, pameran dan dari masyarakat setempat sebenarnya bisa menarik pengunnjung yang lebih banyak lagi untuk datang berkunjung ke objek wisata Pantai sehingga objek wisata ini bisa dijadikan objek wisata andalan di Kabupaten Minahasa Tenggara. d) Sarana dan Prasarana Suatu objek wisata untuk dapat menarik minat pengunjung yang datang berkunjung ke objek wisata tersebut membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pengunjung selama ada didalam objek wisata tersebut. ketersediaan fasilitas informasi, rumah makan, tempat sampah didalam objek wisata 67% 0% 100% 5% 28% Sangat Lengkap Lengkap Kurang Lengkap tersedianya tempat untuk beribadah bagi para pengunjung didalam objek wisata

ANALISIS KEBUTUHAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN KOTA LAMA 147 11% 89% Ada ada keikutsertaan masyarakat sekitar objek wisata dalam menjaga keamanan objek wisata Pantai sendiri untuk kenyamanan para pengunjung. Berdasarkan hasil diatas menyatakan bahwa sarana untuk tempat beribadah bagi para pengunjung yang datang berkunjung tersedia tempat untuk menginap bagi para pengunjung yang ingin tinggal 61% 39% 2% 98% ada ada Akomodasi atau tempat untuk menginap bagi para pengunjung adalah salah satu sarana yang penting keberadaannya, karena sarana ini sangat dibutuhkan oleh wisatawan atau pengunjung yang bertempat tinggal jauh dari lokasi objek wisata. Fasilitas umum dan fasilitas penunjang merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke suatu objek wisata, 56% 11% Sangat 33% Faktor Eksternal a) Sosial-Ekonomi Masyarakat Keikutsertaan masyarakat sekitar dalam mengembangkan objek wisata merupakan salah satu faktor yang penting, karena dengan adanya objek wisata di daerah mereka bisa turut membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. apakah dengan adanya objek wisata masyarakat sekitar tidak lagi kesulitan mencari nafkah 39% 61% Sikap masyarakat sekitar pun menjadi salah satu penunjang dalam mengembangkan objek wisata, karena jika sikap masyarakat sekitar tidak baik terhadap pengunjung maka pengunjung tidak akan mau datang lagi berkunjung ke objek wisata pantaai lakban ini. apakah sikap masyarakat sekitar ramah terhadap pengunjung yang datang 28% 17% Sangat kurang 55% b) Transportasi Pada masa-masa sekarang ini para wisatawan atau pengunjung yang ingin mengunjungi suatu objek wisata memperhitungkan kemudahan dalam menjangkau objek wisata yang dituju. Semakin dekat dengan tempat tinggal mereka semakin sering mereka berkunjung dan semakin banyak pengunjung yang datang, sebaliknya jika semakin jauh dengan tempat tinggal mereka maka akan jarang mereka mengunjungi objek wisata tersebut. kemudahan menjangkau objek wisata 6% 11% 83% Sangat Mudah Mudah Sulit

148 L. POMANTOW, V.A. KUMURUR, H. POLI & O.H.A.ROGI Angkutan umum merupakan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan objek wisata panati lakban. Karena bagi para wisatawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi, mereka membutuhkan angkutan umum untuk menuju atau sampai ke objek wisata tujuan mereka. apakah ada angkutan umum yang menuju ke objek wisata 78% Selain transportasi darat ada juga transportasi laut, namun untuk transportasi laut ke objek wisata sendiri sampai saat ini belum ada. c) Infrastruktur Kondisi jalan untuk menuju ke objek wisata sangatlah penting diperhatikan karena dengan adanya dukungan infrastruktur yang baik maka pangunjung yang datang pun akan banyak. kondisi jalan menuju objek wisata 1% 28% 71% 22% Sangat baik Kurang Dengan dukungan kondisi infrastruktur yang baik maka terciptalah suatu keamanan dan kenyamanan pengunjung selama melaksanakan wisata. Tanpa adanya jalan yang baik dan mampu menghubungkan dengan tempat-tempat penting seperti bandara, biro perjalanan, hotel, tempat perbelanjaan dan lain sebagainya maka kehidupan pariwisata tidak akan berjalan lancar. Selain infrastruktur jalan ada juga infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, air bersih dan telekomunikasi. Untuk jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi diluar objek wisata memiliki jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi tapi tidak sampai masuk ke dalam objek wisata Pantai. Sedangkan untuk ketersediaan air bersih, masyarakat sekitar yang ada menggunakan air dari sumur yang digali sendiri, karena untuk air yang dari PDAM sendiri belum ada. Berikut ini adalah matriks SWOT untuk strategi pengembangan objek wisata Pantai. KESIMPULAN Faktor-faktor internal mendukung dalam pengembangan objek wisata, yaitu : 1. Atraksi - Keargaman jenis wisata yang bisa dilakukan di itu bervariasi 2. Potensi / Daya Tarik - Objek wisata menarik dikunjungi karena wisata alam dan pemandangan alam yang di miliki oleh itu bagus 3. Promosi objek wisata - Keikutsertaan masyarakat dalam memperkenalkan objek wisata 4. Sarana dan prasarana - Ketersediaan lahan atau tempat parkir untuk menampung kendaraan pengunjung yang datang berkunjung ke Pantai Faktor-faktor eksternal yang mendukung dalam pengembangan objek wisata Pantai adalah Sosial Ekonomi Masyarakat, yang terdiri atas: - Masyarakat sekitar tidak lagi kesulitan mencari nafkah - Keramahan sikap masyarakat terhadap pengunjung yang datang berkunjung ke objek wisata Strategi untuk mengembangkan objek wisata DAFTAR PUSTAKA Freddy Rangkuti, 2009. Strategi Promosi ng Kreatif, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Freddy Rangkuti, 2010. Analisis SWOT, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Freddy Rangkuti, 2011. SWOT Balanced Scorecard, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

ANALISIS KEBUTUHAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN KOTA LAMA 149 Gamal Suwantoro, SH, 1997. Dasar-Dasar Pariwisata Edisi II, Yogyakarta : Andi M. Aziz Firdaus, 2012. Metode penelitian, Jelajah Nusa. Tanggerang Pendit, Nyoman S, 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Spillane, James, J, 1994. Pariwisata Indonesia Kanisius. Yogyakarta. Wahab, Salah dkk, 1997. Pemasaran Pariwisata. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Wardiyanto, 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Lubuk Agung. Bandung Yoeti, Oka A, 1990. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung. Yoeti, Oka A, 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung. Yoeti, Oka A, 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Adam Muakhor, Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Randusanga Indah Kabupaten Brebes Sebagai Objek Wisata Unggulan, Semarang, 2008. Dewi Kusuma Sari, Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang, Semarang, 2011.