BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang setiap tahun selalu berkembang. Perkembangan kurikulum ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional Indonesia. Sukmadinata (2010:3) menyatakan bahwa

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Pada kurikulum KTSP

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Elemen Perubahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum (1) Identitas satuan pendidikan dan mata pelajaran, (2) tingkat kelas, (3)

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

I. PENDAHULUAN. Tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

239 Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara berturut-turut sesuai dengan perubahan Kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kelompok Materi: MATERI POKOK

PPT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan tepat tujuan dan sasaran dari pendidikan akan sulit dicapai (Kurinasih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah dasar merupakan jenjang tingkat pertama program pendidikan

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah perubahan sistem pendidikan melalui perubahan kurikulum. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum tertuang di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menjelaskan bahwa, Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberlakuan Kurikulum 2013 ini selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dalam standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sesuai dengan beberapa standar kurikulum 2013 yang telah dijelaskan di atas, terdapat perubahan yang terdiri atas: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahannya tertuang pada Permendikbud No. 54 Tahun 2013 meliputi adanya peningkatan dan keseimbangan antara softskill dan hardskill yang terdiri dari aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Masing- masing di dalam kompetensi tersebut terdapat kualifikasi kemampuan yang berbeda. 1

2 Standar isi (SI) merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Permendikbud No. 64 Tahun 2013). Perubahan pada kurikulum 2013 kedudukan matapelajarannya mengalami perubahan yaitu kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui pendekatan tematik terpadu. Selain itu struktur kurikulum pada semua jenjang pendidikan mengalami perubahan pada jumlah mata pelajaran dan alokasi waktu, yaitu jumlah matapelajaran pada SD dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertambah 4 JP/ Minggu. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yaitu, kemampuan yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sekarang dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, dan bentuk pembelajarannya menjadi tematik terpadu dengan pendekatan saintifik berbasis karakter dan kompetensi. Karakter tersebut tidak diajarkan secara langsung pada pembelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran tidak langsung dalam bentuk contoh dan tindakan. Proses pembelajarannya tidak mengharuskan di dalam kelas, dan guru sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi. Melalui hal tersebut dapat mendorong peserta didik untuk melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah.

3 Standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud No 66 Tahun 2013). Perubahan tersebut terletak pada pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kreteria (PAK) yang didasarkan pada kreteria ketuntasan minimal (KKM). Selanjutnya untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu muncul empat KD. Penilaiannya tidak hanya pada KD, tetapi juga KI dan SKL. Ruang lingkup penilaiannya mengalami pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik meliputi penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio dan penilaian tertulis yang relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran. Sejalan dengan perubahan mengenai beberapa standar di dalam kurikulum 2013 selanjutnya pelaksanaannya diatur secara lebih rinci dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013, yang mengatur tentang Implementasi Kurikulum 2013. Hal tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam kurikulum 2013. Proses pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut di atas juga tidak luput dari pengawasan pemerintah. Pemerintah selalu berupaya untuk membantu mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain dengan menyediakan guru inti sebagai tenaga pendamping dalam proses pembelajaran. Tujuan hal tersebut adalah agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal. Selain itu, pemerintah tetap

4 melakukan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi kurikulum 2013. Terkait dengan komponen kurikulum yang mengalami perubahan, timbul kecenderungan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami secara langsung apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahuinya dari guru. Konsep pembelajaran tematik terutama berfokus pada anak sebagai pelajar dan proses-proses yang berkaitan dengan perkembangan berfikir dan belajar (Majid, 2014: 4). Dengan pembelajaran secara langsung ini, diharapkan anak akan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, menguasai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya (Majid, 2014: 21). Upaya penerapan Pendekatan Saintifik atau ilmiah dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Pendekatan Saintifik atau ilmiah diyakini sangat efektif dalam meningkatkan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, juga bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta

5 didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi dan mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya, juga melatih peserta didik untuk berfikir analitis. Pembelajaran tematik integratif yang digunakan dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran kedalam satu tema dan subtema. Pendekatan saintifik yang identik dengan mata pelajaran IPA kini digunakan dalam proses pembelajaran tematik integratif yang meliputi beberapa matapelajaran. Inilah yang membuat peserta didik merasa tertantang dalam memahami materi yang diajarkan melalui pembelajaran ilmiah/ saintifik. Jika pembelajaran ilmiah ini dibiasakan sejak usia Sekolah Dasar, maka harapan terciptanya kualitas pendidikan yang lebih baik akan tercipta. Berdasarkan uraian di atas, SDN Lowokwaru 3 Malang juga telah menerapkan Kurikulum 2013. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, beliau menjelaskan bahwa dalam pembelajaran siswa dituntut untuk aktif menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang mereka dapatkan. Guru di dalam kelas berperan sebagai fasilitator saja. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran berbasis ilmiah dan tidak hanya dilakukan di kelas. Pembelajaran tematik integratif juga membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami materi. Namun, terdapat pula kendala dalam kegiatan pembelajarannya. Mulai dari persiapan yaitu pembuatan RPP yang harus memasukkan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Juga langkah langkah pendekatan saintifik yang belum terapkan secara keseluruhan oleh guru kelas.

6 Dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui judul penelitian Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 2. Apa saja kendala yang dihadapi pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Mendiskripsikan Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang

7 2. Mendiskripsikan apa saja kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang 3. Mendiskripsikan upaya guru dalam mengatasi kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritik maupun praktis. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian khususnya tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran di kelas. b. Bagi Guru Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas, khususnya pada penerapan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013.

8 c. Bagi Sekolah Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelaksanaan dan perbaikan pembelajaran disekolah, khususnya pada penerapan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga kualitas pembelajaran meningkat. 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini efektif, efisien dan terarah, maka penelitian ini perlu batasan masalah. Adapun batasan masalah sebagai berikut: 1. Data penelitian ini mengambil data dari pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV A, B dan C pada saat pelaksanaan pembelajaran serta penilaian guru yang dilakukan pada saat pembelajaran tertentu 2. Penelitian ini menekankan pada bagaimana penerapan sintaks pendekatan saintifik oleh guru pada saat pembelajaran yang meliputi ada tidaknya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan yang merupakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik. 1.6 Definisi Istilah 1. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa melalui

9 kegiatan 5 M yaitu, mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memiliki sasaran pembelajaran yang mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik.