BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah perubahan sistem pendidikan melalui perubahan kurikulum. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum tertuang di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menjelaskan bahwa, Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberlakuan Kurikulum 2013 ini selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dalam standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sesuai dengan beberapa standar kurikulum 2013 yang telah dijelaskan di atas, terdapat perubahan yang terdiri atas: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahannya tertuang pada Permendikbud No. 54 Tahun 2013 meliputi adanya peningkatan dan keseimbangan antara softskill dan hardskill yang terdiri dari aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Masing- masing di dalam kompetensi tersebut terdapat kualifikasi kemampuan yang berbeda. 1
2 Standar isi (SI) merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Permendikbud No. 64 Tahun 2013). Perubahan pada kurikulum 2013 kedudukan matapelajarannya mengalami perubahan yaitu kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui pendekatan tematik terpadu. Selain itu struktur kurikulum pada semua jenjang pendidikan mengalami perubahan pada jumlah mata pelajaran dan alokasi waktu, yaitu jumlah matapelajaran pada SD dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertambah 4 JP/ Minggu. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yaitu, kemampuan yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sekarang dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, dan bentuk pembelajarannya menjadi tematik terpadu dengan pendekatan saintifik berbasis karakter dan kompetensi. Karakter tersebut tidak diajarkan secara langsung pada pembelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran tidak langsung dalam bentuk contoh dan tindakan. Proses pembelajarannya tidak mengharuskan di dalam kelas, dan guru sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi. Melalui hal tersebut dapat mendorong peserta didik untuk melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah.
3 Standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud No 66 Tahun 2013). Perubahan tersebut terletak pada pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kreteria (PAK) yang didasarkan pada kreteria ketuntasan minimal (KKM). Selanjutnya untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu muncul empat KD. Penilaiannya tidak hanya pada KD, tetapi juga KI dan SKL. Ruang lingkup penilaiannya mengalami pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik meliputi penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio dan penilaian tertulis yang relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran. Sejalan dengan perubahan mengenai beberapa standar di dalam kurikulum 2013 selanjutnya pelaksanaannya diatur secara lebih rinci dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013, yang mengatur tentang Implementasi Kurikulum 2013. Hal tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam kurikulum 2013. Proses pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut di atas juga tidak luput dari pengawasan pemerintah. Pemerintah selalu berupaya untuk membantu mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain dengan menyediakan guru inti sebagai tenaga pendamping dalam proses pembelajaran. Tujuan hal tersebut adalah agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal. Selain itu, pemerintah tetap
4 melakukan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi kurikulum 2013. Terkait dengan komponen kurikulum yang mengalami perubahan, timbul kecenderungan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami secara langsung apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahuinya dari guru. Konsep pembelajaran tematik terutama berfokus pada anak sebagai pelajar dan proses-proses yang berkaitan dengan perkembangan berfikir dan belajar (Majid, 2014: 4). Dengan pembelajaran secara langsung ini, diharapkan anak akan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, menguasai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya (Majid, 2014: 21). Upaya penerapan Pendekatan Saintifik atau ilmiah dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Pendekatan Saintifik atau ilmiah diyakini sangat efektif dalam meningkatkan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, juga bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta
5 didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi dan mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya, juga melatih peserta didik untuk berfikir analitis. Pembelajaran tematik integratif yang digunakan dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa matapelajaran kedalam satu tema dan subtema. Pendekatan saintifik yang identik dengan mata pelajaran IPA kini digunakan dalam proses pembelajaran tematik integratif yang meliputi beberapa matapelajaran. Inilah yang membuat peserta didik merasa tertantang dalam memahami materi yang diajarkan melalui pembelajaran ilmiah/ saintifik. Jika pembelajaran ilmiah ini dibiasakan sejak usia Sekolah Dasar, maka harapan terciptanya kualitas pendidikan yang lebih baik akan tercipta. Berdasarkan uraian di atas, SDN Lowokwaru 3 Malang juga telah menerapkan Kurikulum 2013. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, beliau menjelaskan bahwa dalam pembelajaran siswa dituntut untuk aktif menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang mereka dapatkan. Guru di dalam kelas berperan sebagai fasilitator saja. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran berbasis ilmiah dan tidak hanya dilakukan di kelas. Pembelajaran tematik integratif juga membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami materi. Namun, terdapat pula kendala dalam kegiatan pembelajarannya. Mulai dari persiapan yaitu pembuatan RPP yang harus memasukkan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Juga langkah langkah pendekatan saintifik yang belum terapkan secara keseluruhan oleh guru kelas.
6 Dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui judul penelitian Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 2. Apa saja kendala yang dihadapi pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Mendiskripsikan Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang
7 2. Mendiskripsikan apa saja kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang 3. Mendiskripsikan upaya guru dalam mengatasi kendala yang dialami pada saat Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi Dan Sub Tema 3 Gaya dan Gerak di Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritik maupun praktis. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian khususnya tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran di kelas. b. Bagi Guru Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas, khususnya pada penerapan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013.
8 c. Bagi Sekolah Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelaksanaan dan perbaikan pembelajaran disekolah, khususnya pada penerapan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga kualitas pembelajaran meningkat. 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini efektif, efisien dan terarah, maka penelitian ini perlu batasan masalah. Adapun batasan masalah sebagai berikut: 1. Data penelitian ini mengambil data dari pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV A, B dan C pada saat pelaksanaan pembelajaran serta penilaian guru yang dilakukan pada saat pembelajaran tertentu 2. Penelitian ini menekankan pada bagaimana penerapan sintaks pendekatan saintifik oleh guru pada saat pembelajaran yang meliputi ada tidaknya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan yang merupakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik. 1.6 Definisi Istilah 1. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa melalui
9 kegiatan 5 M yaitu, mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memiliki sasaran pembelajaran yang mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik.