BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Charlina Ribut Dwi Anggraini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS V SDN TANJUNGSARI

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian dalam dunia pendidikan mengindikasikan perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat. dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah matematika. Pelajaran matematika memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. pikir, sikap, dan ketrampilan yang diperoleh dari hasil belajar matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SD merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa merupakan alat komunikasi yang bermanfaat untuk memperoleh sumber ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia berfungsi untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berfikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Depdiknas, 2007:1) Kemampuan dalam pembelajaranbahasa Indonesia yang harus dimiliki siswa meliputi empat keterampilan diantaranya (1) mendengarkan /menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. Menyimak dan berbicara berkaitan dengan lisan, membaca dan menulis berhubungan dengan bahasa tulisan. Siswa dituntut untuk membaca, karena dengan membaca siswa mampu mengenal simbol atau alphabet dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Mujianto, 2010:2). Salah satu keterampilan bahasa yaitu membaca yang terdiri dari dua cara yaitu (1) membaca dalam hati dan (2) membaca nyaring. Peneliti mengambil salah satunya dari membaca yaitu membaca nyaring yang perlu dipahami oleh siswa terhadap bacaan yang dibaca. Membaca nyaring merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca bersama-sama 1

2 dengan orang lain ataupun pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang (Tarigan, 2008:23). Kenyataannya masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan oleh guru terutama di kelas rendah. Akibat terjadinya pendidikan yang kurang memadai, ada siswa yang masuk ke SD tidak dari TK. Penyebab pembelajaran yang masih dilakukan oleh guru masih menggunakan metode konvensional dan tidak terdapat media pembelajaran dikelas, sehingga mengakibatkan kurangnya minat membaca. Penggunaan metode tanpa didampingi media pembelajaran kurang efektif dalam pembelajaran karena dua aspek tersebut berperan amat penting dalam pembelajaran (Arsyad, 2009:15). Guru mengajar hanya berpedoman pada satu buku dan satu lembar kerja siswa, sehingga terlihat kurang aktif dan merasa bosan. Minat belajar siswa terhadap Bahasa Indonesia sangat rendah karena kurangnya minat baca mulai usia dini. Tugas guru adalah mengatur lingkungan serta membimbing aktivitas siswa, artinya janglah guru yang aktif dikelas (Nasution, 2012:6). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas I di SDN Malaka 2 Sampang pada tanggal 23 Juni 2014 diperoleh hasil yaitu,masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam hal membaca sehingga belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang di harapkan yaitu 70 yang mengakibatkan pembelajaran Bahasa belum berhasil dan tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM lebih banyak dari pada yang mendapatkan nilai di atas KKM. Hal tersebut terbukti dari hasil observasi 3 siswa dapat membaca lancar, 3 membaca mengeja tapi kurang terang dan jelas, 7 siswa tidak dapat membaca tidak menguasai huruf abjad.

3 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan mengenai keterampilan membaca nyaring antara lain: (1) meningkatkan kemampuan guru mengelolah kelas, agar efektif dan efesien, (2) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) penggunaan media pembelajaran yang inovasi, agar menarik minat belajar siswa, (3) pemilihan metode yang bervariatif juga dapat dilakukan agar pembelajaran juga menyenangkan (Arindawati, 2004:77). Berdasarkan paparan perlu adanya metode dan media yang bervariasi. Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang penting adalah metode dan media pembelajaran (Arsyad, 2009:15). Media merupakan suatu alat penyampaian informasi untuk tujuan yang akan dicapai (Danim, 2008:7). Media adalah sebagai benda kongkret dan memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran, sehingga tercipta lingkungan kondusif dalam proses pembelajaran agar efektif dan efisien serta menyelurkan pesan dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa untuk memotivasi dalam proses pembelajaran (Prabowo, 2010:117). Permasalahan dapat di selesaikan dengan berbagai media, yaitu media visual, audio visual dan lain sebagainya. Namun yang cocok dengan permasalahan di atas menggunakan media visual yaitu membuat kartu huruf dalam penyampaian materi membaca nyaring dan membantu guru dalam proses pembelajaran. Media kartu huruf adalah huruf abjad yang berukuran 4x4 terbuat dari kertas karton maunpun kertas. Cara penggunaanya kartu siswa diminta untuk menyusun kartu huruf tersebut menjadi suatu kata, dengan tanda baca yang baik dan benar. Media kartu huruf dirancang untuk menunjang penyampaian materi membaca, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan

4 demikian keterampilan membaca dengan menggunakan media kartu huruf akan meningkat (Wahyuningsih, 2008:68). Metode yang digunakan dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring sangat beragam, ada pembelajaran individual (individual learning), pembelajaran mandiri (Independent Learning) dan pembelajaran multimodel. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan kelompok, ada dua macam pendekatan kelompok yaitu pembelajaran kolaborasi (Colaboratif learning) dan pembelajaran kelompok (Cooperatif learning). Metode juga dapat dilaksanakan secara efektif jika pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama antara siswa lainnya, memecahkan masalah dengan temannya agar belajar siswa meningkat yaitu pembelajaran cooperatif (Slavin, 2005:9). Belajar kooperatif bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerja sama antar kelompok untuk mencapai tujuan kelompok. Di dalam belajar cooperatif siswa saling berdiskusi dan saling membantu kelompok untuk memahami isi materi yang dipelajari (Arindawati, 2004:79). Metode cooperatif sangat efektif diterapkan di kelas rendah karena metode ini banyak melibatkan aktifitas kelompok, mampu memdorong untuk bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pembelajaran kooperatif memiliki banyak pendekatan diantaranya tipe Jigsaw, Student Teams Achievement Divisions (STAD), Team Game Turnament (TGT) tipe investigasi kelompok dan pendekatan struktural. Tipe pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal saat ini salah satunya adalah TGT.

5 Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Salah satu metode adalah metode dari model kooperatif adalah TGT. TGT adalah metode dari model pembelajaran kooperatif yang kegiatan pembelajarannya berupa penyampaian materi, belajar tim atau kelompok, permainan, turnamen dan penghargaan tim. Keunggulan metode TGT terletak pada kompetisi yang dilakukan siswa untuk meningkatkan keterampilan membaca. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk aktif dalam proses belajar mengajar (Slavin, 2005:4). Penggunaan media kartu huruf yang dikombinasi dengan metode TGT sangat efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca nyaring karena penggunaan dari keduanya yaitu media dan metode untuk meningkatkan minat membaca siswa. Media kartu huruf merangsang siswa untuk belajar membaca dan digabungkan dengan metode TGT anak lebih mudah memahami huruf karena adanya permainan dan penghargaan dan mengajak siswa untuk rajin belajar. Menurut penelitian terdahulu, oleh Juwitaningsih (2009) Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN Podokoyo 2 Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Juwitaningsih menggunakan metode ini karena mencakup pembelajaran oleh guru, pembagian kelompok belajar, turnamen, penilaian dan penghargaan. Penerapan kooperatif TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dibuktikan pada hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus I adalah 6,1 dan siklus 2 meningkat menjadi 8,15.

6 Peneliti memberikan solusi dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kegiatan proses belajar mengajar. Melalui penelitian tersebut, peneliti mengambil judul. Penggunaan Media Kartu Huruf dalam pembelajaran TGT Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa Kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana Penerapan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran TGT untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang? 2. Bagaimana Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Menggunakan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran TGT Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan Penerapan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran TGT untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang. 2. Menganalisis Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Menerapkan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pemahaman sejauh mana teori-teori yang diajarkan selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, terkait mata kuliah media pembelajaran dan strategi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ppkn di sekolah dasar yang diterapkan sesuai dengan kondisi siswa sebagai objek peneliti. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat praktis sebagai berikut. 1) bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menentukan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2) bagi siswa, dapat meningkatkan kompetensi siswa, khususnya keterampilan membaca nyaring. 3) bagi peneliti, dapat menambah wawasan khususnya tentang metode TGT dengan menggunakan media kartu huruf dalam keterampilan membaca nyaring. 4) bagi sekolah, dapat menjadikan pembelajaran menggunakan metode TGT dengan media kartu huruf sebagai alternatif dalam pengembangan pengajaran yang berguna untuk meningkatkan kompetensi siswa.

8 E. Ruang Lingkup Ruang lingkup diperlukan agar tujuan dari peneliti lebih jelas, ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini pada Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari terdiri dari enam pembelajaran, dan di ambil salah satu yaitu membaca nyaring suku kata dengan intonasi yang tepat. Aspek yang di gunakan adalah penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran TGT untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang. F. Definisi Operasional 1. Membaca Nyaring merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain ataupun pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikitran, dan perasaan seseorang pengarang (Tarigan, 2008:23). 2. Indikator dalam membaca nyaring. Keterampilan membaca mempergunakan ucapan yang tepat, Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata), Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami, Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik, Menguasai tanda-tada baca sederhana, seperti: Titik (.), Koma (,), Tanda Tanya (?), Tanda seru (!) (Tarigan, 2008:23). 3. Team Game Turnament (TGT). Adalah salah satu metode dari model bembelajaran kooperatif yang kegiatan pembelajarannya berupa presentasi yang disampaikan oleh guru, belajar kelompok, game, turnamen dan penghargaan tim (Slavin, 2005:4).

9 4. Media kartu huruf adalah huruf abjad yang berukuran 4x4 terbuat dari kertas karton maunpun kertas. Cara penggunaanya kartu siswa diminta untuk menyusun kartu huruf tersebut menjadi suatu kata, dengan tanda baca yang baik dan benar. Media kartu huruf dirancang untuk menunjang penyampaian materi membaca, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian keterampilan membaca dengan menggunakan media kartu huruf akan meningkat (Wahyuningsih, 2008:68). 5. Penelitian ini dilakukan pada Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari pada pembelajaran 3 dan pembelajaran 6 ada pada salah satu materi yang berada pada pegangan buku guru dan pegangan guru siswa menggunakan kurikulum 2013.