Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan)

METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN di PT. X MENGGUNAKAN METODE HEART DAN PEMBUATAN SOP PADA PROYEK PEMBANGUNAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

ANALISIS HUMAN RELIABILITY

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

APLIKASI HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BATIK

Analisa Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Sandblasting. Dengan Menggunakan Metode SPAR-H

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Analisa Tingkat Keandalan Operator Inside Welding dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique

Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan

Muhammad

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Human Error Menggunakan Metode TAFEI dan SHERPA Pada Pengoperasian Turbin Gas Blok 2 Pasca Overhaul di Perusahaan Power Plant

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisa memenuhi permintaan sandang yang semakin meningkat tersebut,

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

IDENTIFIKASI HUMAN EROR PADA PROSES PRODUKSI CASSAVA CHIPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA DAN HEART DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

APLIKASI METODE SHERPA UNTUK MENURUNKAN POTENSI KESALAHAN OPERATOR MESIN CUT SAW

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PENGENDALIAN K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL

ANALISA HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA KECELAKAAN KERJA DI PT XYZ

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

Risk Analysis : Severity & Likelihood

BAB III METODE PENELITIAN

Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)

Analisis Human Error pada Operator Harbour Mobile Crane untuk Pekerjaan Bongkar Muat dengan Metode SHERPA. (Studi Kasus : Perusahaan Bongkar Muat)

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

PERTIMBANGAN FAKTOR ERGONOMI DALAM PENJADWALAN TENAGA KERJA

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )

BAB II LANDASAN TEORI

FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1

Nurhayati, et al, Penilaian Human Error Probability dengan Metode Human Error Assessment and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT UGD MENGGUNAKAN MASLACH BURNOUT INVENTORY DAN MODIFIKASI HEART (Studi Kasus: RSU. X)

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan)

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ARINA ALFI FAUZIA

Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Desy Ambar Yunanta ( )

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

Transkripsi:

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi Diani Ayundha Novianti 1*, Am Maisarah Disrinama 2, dan Haidar Natsir Amrullah 3 123 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 * E-mail: ayundhadianidiani@gmail.com Abstrak Penelitian dilakukan pada perusahaan jasa fabrikasi dan konstruksi yang memiliki target zero accident. Pada kenyataannya masih terjadi accident. Berdasarkan data tahun 2011-2016, kecelakaan paling tinggi ialah pada pekerjaan grinding dengan penyebab dominan human error. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis human error pada pekerjaan grinding dengan memperhitungkan nilai Human Error Probability (HEP) agar dapat mengurangi dan mencegah terjadinya human error. Data yang didapatkan, diolah menggunakan metode Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) dan Success Likelihood Index Method (SLIM). Metode HEART digunakan pada penilaian seberapa sering error yang dilakukan operator gerinda secara obyektif, dan metode SLIM digunakan untuk menilai secara subyektif berdasarkan task analysis yang telah dibuat. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tertinggi menggunakan metode HEART ialah melakukan perawatan minimal 1 bulan sekali sebesar 0.672 dan nilai HEP tertinggi menggunakan metode SLIM ialah pengecekan pembumian sebesar 0.96207. Rekomendasi yang disarankan untuk mengurangi dan mencegah human error ialah administration control berupa pelatihan, pembuatan prosedur dan work instruction, kedua engineering control berupa penyediaan tempat penyimpanan alat, dan ketiga ialah rekomendasi pada setiap task. Keywords: Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART), Human Error Probability (HEP), dan Success Likelihood Index Method (SLIM) 1. PENDAHULUAN Sebagai perusahaan yang menggunakan OHSAS 18001:2007 untuk pedoman penerapan manajemen mutu perusahaan memiliki target zero accident, namun kenyataannya masih terjadi accident selama proses produksi. Berdasarkan data tahun 2011 sampai 2016, pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan tinggi ialah grinding yaitu sebesar 75 kecelakaan. Penyebab terbesarnya ialah human error. Pada kasus kecelakaan dalam pekerjaan grinding dapat diminimalisir dengan metode HRA. Pada penelitian ini digunakan metode HEART yang akan digabungkan dengan metode SLIM. Kedua metode sesuai untuk menganalisis human error pada pekerjaan grinding. HEART merupakan metode untuk memberikan kalkulasi keandalan manusia dengan cepat dan sederhana serta memberikan saran untuk mereduksi error. Metode SLIM merupakan metode untuk menganalisis kemungkinan human error yang terjadi pada saat melakukan suatu pekerjaan, kemudian dapat diambil tindakan-tindakan untuk mengurangi kemungkinan error yang terjadi dalam sistem 2. METODOLOGI Pada penelitian ini, kedua metode menggunakan penilaian oleh expert. Dalam memilih expert pada penelitian ini, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria-kriteria tersebut ialah menurut SKjong, 2001. Task analysis juga mendiskripsikan apa yang operator perlu lakukan dalam bentuk aktivitas fisik maupun kognitif untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Task analysis ini akan dianalisa menggunakan kedua metode. Metode HEART dilakukan penilaian oleh expert yang memberikan penilaian mulai dari GTTs, EPCs, sampai pada proporsi kesalahan. Tabel 1. GTTs Kategori Task Nominal Human Unreliability Range A Tidak terbiasa sama sekali, dijalaknkan cepat dengan tidak mengetahui akibat yang mungkin terjadi 0,55 (0,35 0,97) 54

B Mengganti atau memulihkan sistem ke bentuk yang baru atau asli dengan usaha sendiri tanpa pengawasan atau prosedur C Pekerjaan/tugas kompleks yang membutuhkan tingginya tingkat pemahaman dan keterampilan D Pekerjaan sederhana yang jelas dilakukan dengan cepat atau dengan memberikan sedikit perhatian 0,26 (0,14 0,42) 0,16 (0,12 0,28) 0,09 0.06 0.13 (William, 1988) Tabel 1. GTTs (lanjutan) Kategori Task Nominal Human Unreliability Range E Rutin, sangat praktis, pekerjaan cepat dengan melibatkan keterampilan yang relative rendah 0,02 (0,00 0,045) F Memulihkan atau mengganti suatu sistem ke bentuk awal atau baru, dengan mengikuti prosedur dengan beberapa pemeriksaan G Sudah sangat terbiasa, telah dirancang dengan baik sangat praktis, pekerjaan rutin yang terjadi beberapa kali dalam tiap jamnya, dilakukan untuk kemungkinan standar yang tinggi H Merespon dengan benar terhadap sistem arahan yang sama, dimana ada penambahan atau sistem pengawasan otomatis yang menyediakan interpretasi yang akurat dalam tahapan sistem 0,003 (0,00008-0,007) 0,0004 (0,00008-0,009) 0,00002 (0,00000 6-0,0009) M Tidak ada keadaan seperti diatas 0,03 (0,008-0,11) (William, 1988) Tabel 2. Penilaian EPCs ( Error Producing Conditions ) Kondisi yang menyebabkan Error (EPCs) 1 Tidak biasa dengan situasi dimana hal itu secara potensial penting, tetapi hanya terjadi sesekali atau baru terjadi Total Effect X 17 2 Kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan X 11 3 rendahnya rasio antara penerimaan informasi (signal) terhadap gangguan (noise) sekitaran X 10 4 Adanya penekanan / penolakan terhadap informasi yang mana terlalu mudah untuk diterima X 9 5 Tidak adanya alat-alat (prosedur) yang menyampaikan secara fungsional kepada operator X 8 6 Ketidaksesuaian antara suatu model operator pada umumnya dengan apa yang dibayangkan perancang X 8 7 Tidak adanya alat untuk membalikkan tindakan yang tidak di inginkan X 8 8 Kapasitas yang berlebihan dalam saluran, khususnya salah satunya diakibatkan oleh informasi yang datang secara bersamaan dalam suatu informasi yang tidak berlebihan 9 Perlunya untuk meninggalkan suatu teknik dan menerapkan teknik lain dengan menggunakan filosofi yang berlawanan X 6 X 6 10 Kebutuhan mentransfer pengetahuan yg spesifik antar tugas tanpa menimbulkan kerugian X 5,5 11 Keraguan pada standar performasi yang diharuskan X 5 12 Ketidaksesuaian antara risiko yang dibayangkan dengan risiko yang sesungguhnya X 4 13 Sistem umpan balik buruk, rancu dan tidak sesuai X 4 55

14 Tidak jelasnya konfirmasi tindakan dan waktu untuk melakukan kegiatan secara langsung dari bagian suatu sistem yang digunakan untuk kontrol X 4 15 Operator yang tidak berpengalaman X 3 16 Miskinnya kualitas informasi yang disampaikan oleh prosedur dan interaksi antar manusia X 3 17 Sedikit atau tidak adanya kebebasan dalam pemeriksaan atau pengujian pada output/keluaran X 3 18 Konflik antara cepat/immediate dan lamanya tujuan dicapai X 2,5 19 Tidak adanya perbedaan informasi masukan untuk pengecekan yang teliti X 2,5 20 Ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan seseorang dengan kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan tugas X 2 21 Adanya dorongan untuk menggunakan prosedur lain yang lebih berbahaya X 2 22 Kecilnya kesempatan melatih pikiran dan tubuh di luar batas X 1,8 23 Peralatan instrument yang tidak handal X 1,6 24 Kebutuhan terhadap penilaian yang pasti, yang berada di luar kemampuan atau pengalaman operator X 1,6 25 Tidak jelasnya alokasi fungsi dan tanggung jawab X 1,6 26 Tidak adanya langkah yang nyata untuk tetap berada pada jalur kemajuan selama aktivitas X 1,4 27 Bahaya yang disebabkan terbatasnya kemampuan fisik X 1,4 28 Kecil atau tidak adanya peran yang berarti dalam tugas X 1,4 29 Besarnya tingkat emosional X 1,3 30 Adanya penurunan kesehatan, khususnya demam X 1,2 31 Ketidaksesuaian antara display dan prosedur X 1,2 32 Lingkungan yang tidak sesuai (dibawah 75% severity untuk kesehatan atau ancaman kematian) X 1,15 33 Kemalasan yang berkepanjangan atau rendahnya mental melakukan pekerjaan yang sangat sering terjadi X 1,1 * 34 Gangguan siklus istirahat kerja yang normal X1,05 ** 35 Gangguan siklus kerja yang normal X 1,1 36 Langkah kerja disebabkan oleh campur tangan orang lain X 1,06 37 Penambahan anggota team dan melebihi jumlah orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas secara normal dan memuaskan X 1,03 *** 38 Umur individu yang mempengaruhi kemampuan melaksanakan tugas X 1,02 (William, 1988) Assessed Proportion Tabel 3 Kriteria menentukan APOA Keterangan 0 EPC tidak berpengaruh terhadap HEP 0,1 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC sering (frekuensi > 5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 3 0,2 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC sering (frekuensi > 5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 2 0,3 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC sering (frekuensi > 5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 1 56

0,4 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC sering (frekuensi > 5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 1 0,5 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC jarang (frekuensi = 2-5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 2 0,6 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC jarang (frekuensi = 2-5 kali setiap shift) terjadi dan disertai minimal 1 0,7 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC jarang (frekuensi = 2-5 kali setiap shift) terjadi tanpa disertai minimal 0,8 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC 1 kali terjadi dan disertai dengan min 2 EPC 0,9 Dapat berpengaruh terhadap HEP jika EPC 1 kali terjadi dan disertai dengan min 1 EPC 1 Dapat langsung berpengaruh terhadap HEP jika EPC satu kali terjadi tanpa disertai dengan EPC lain. (Arini & Mulyono, 2013) PSF adalah faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas (kemungkinan) terjadinya error. Pada metode SLIM, faktor-faktor tersebut merupakan langkah awal untuk memulai analisis. Salah satu tahapan pendekatan yang digunakan ialah menilai bobot dari masing-masing PSF menggunakan ANP dengan software super decision. Selanjutnya dilakukan pembobotan rating, terdapat skala mulai dari skala 1 sampai dengan skala 10, 10 mempunyai pengaruh terbesar dan 1 mempunyai pengaruh terkecil. Selanjutnya dilakukan perhitungan HEP. Kemudian dilakukan penilaian risiko dengan menilai likelihood dan severity task Tabel 4 Likelihood Pada Standart AS/NZS 4360 Tingkat Deskripsi Keterangan 5 Almost Certain Terdapat 1 kejadian dalam setiap hari 4 Likely Terdapat 1 kejadian dalam setiap minggu 3 Possible Terdapat 1 kejadian dalam setiap bulan 2 Unlikely Terdapat 1 kejadian dalam setiap tahun 1 Rare Terdapat 1 kejadian dalam setiap 5 tahun Tabel 5 Risk Rating Pada Standart AS/NZS 4360 Severity Likelihood 5 4 3 2 1 5 M H H VH VH 4 M M H H VH 3 L M H H H 2 L L M M H Tabel 6 Skala Severity Pada Standart AS/NZS 4360 Tingkat Deskripsi Keterangaan 1 L L M M H 5 Severe Fatal 1 orang, kerugian sagat besar dan dampak snagat luas, terhentinya seluruh kegiatan 4 Major Cedera berat 1 orang, kerugian besar, gangguan produksi 3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian finansial besar 2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedikit 1 Negligible Tidak terjadi cedera, kerugian finansial sedikit - HASIL ADAN PEMBAHASAN Pemilihan Expert Dalam penelitian ini, expert yang dipilih tidak pada semua populasi. Penyebaran kuesioner di lingkup department produksi, supervisor, foreman atau mandor, operator gerinda, dan department HSE. Dari 20 kuesioner yang telah disebar, 3 expert yang terpilih dan bersedia berdasarkan syarat (SKjong, 2001). Pembuatan task analysis Pembuatan task analysis didasarkan pada work instruction perusahaan dan manual book mesin gerinda yang digunakan Tabel 7 KUANTIFIKASI HEP DENGAN METODE HEART 57

Generic Task NHU EPCs Total Effect APOA AE =[(EPCn 1) x APOAn ] + 1 HEP=GTTs x AE 1 x AE 2 x..ae n 6.3.1. melakukan perawatan minimal 1 bulan sekali C. 0.16 2. 11 0.2 = [(11 1) x 0.2 ] + 1 = 3 36. 1.06 0.2 = [(1.06 1) x 0.2 ] + 1 = 1 19. 2.5 0.2 = [(2.5 1) x 0.2 ] + 1 = 1.4 = 0.02 x 3 x 1 x 1.4 0.672 Pada tabel diatas, task 6.3.1 tersebut membutuhkan tingginya tingkat pemahaman dan keterampilan. Namun ada beberafa faktor yang dapat menimbulkan error, seperti kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan, pekerjaan tersebut melibatkan orang lain, dan kurangnya informasi untuk mengecek tugas secara teliti. Penyebab lain yang menimbulkan human error pada task ini ialah pengabaian informasi oleh operator karena tugas atau task mudah dilakukan. Selain itu tidak ada sign atau prosedur lain yang terdapat di tempat kerja mengenai penyimpanan alat. KUANTIFIKASI HEP DENGAN METODE SLIM Tabel 8 Penentuan PSF ` Keterangan PSF ` Keterangan PSF Prosedur Prosedur sedikit atau kurang jelas Training Pelatihan untuk operator kurang Kondisi fisik Kondisi fisik buruk (ngantuk, lelah mental) Pengalaman Operator kurang berpengalaman (kurang keterampilan dan pengalaman) Kerumitan Jenis pekerjaan yang sulit untuk dilakukan Penentuan Bobot setiap PSF oleh expert Dalam pembobotan, dilakukan pembuatan model keterkaitan kriteria pada software super decision. Tabel 9 Bobot PSF PSF Bobot Prosedur 0.04959 Kondisi fisik 0.42464 Kerumitan 0.15656 Training 0.06786 Pengalaman 0.30136 Total bobot 1 Gambar 1. Model Keterkaitan pada Software super decision Berdasarkan hasil pembobotan ANP didapatkan bobot tiap faktor yang mempengaruhi timbulnya human error pada pekerjaan grinding. Nilai bobot tiap faktor (PSF) dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Perhitungan Metode SLIM Task Sub Task prosedur kondisi fisik PSF Kerumitan training pengalaman SLI SLIj = Rij Wi 1. Pengecekan 1.1.2.Mengecek mesin gerinda pembumian 5 3 5 3 3 = (5 x 0.04959) + (3 x 0.42464) + (5 x 0.15656) + (3 x 0.06786) + (3 x 0.30136) = 3.41233 58

Konversi HEP Untuk mengetahui nilai a dan b setidaknya probabilitas error pada 2 task harus diketahui. Nilai probabilitas error dalap diketahui dari data kecelakaan task 2.1.4 dan task 3.4.2, kedua task ini dipilih karena pada task ini terdapat kasus kecelakaan yang paling tinggi jika dibandingkan task-task lain. pada task 2.1.4 terjadi sebanyak 33 kecelakaan dalam 6 tahun terakhir, sedangkan ppada task 3.4.2 terjadi sebanyak 10 kecelakaan selama 6 tahun. Langkah selanjutnya ialah menghitung ptobabilitas errornya dengan cara berikut: jumlah kecelakaan dalam 6 tahun 33 Task 2.1.4 = jam hari x hari = minggu x minggu tahun xtahun 8x5x(4x12)x6 = 0.00286 jumlah kecelakaan dalam 6 tahun 10 Task 3.4.2 = jam hari x hari = minggu x minggu tahun xtahun 8x5x(4x12)x6 = 0.000868 Kemudian selanjutnya dalam mencari persamaan untuk menghitung probabilitas error: HE1 + HE2 = 33 + 10 = 43, sedangkan nilai SLI maksimal adalah 10. Jadi : Task 2.1.4 = = 33x10 43 = 7.67 task a Task 3.4.2 = 10x10 = 2.33 task b 43 Untuk mencari konstanta a : Log (POS) = a SLI + b Task 2.1.4 log (0.00286) = 7.67 a + b Task 3.4.2 log (0.00087) = 2.33 a + b konstanta b : substitusi ke 2.544 = 7.67 a + b 2.544 = 7.67 (0.0966) + b 2.544 = 0.7409 + b - 2.544 = 7.67 a + b - 3.06 = 2.33 a + b 0.516 = 5.34 a a = 0.0966 Jadi persamaannya adalah : b = - 0.2917 Log (POS) = a SLI + b Log (POS) = 0.0966 SLI - 0.2917 Tabel 11 Perhitungan HEP Task Sub Task SLI Log (POS) = a SLI + b HEP = 1 - POS 1. Pengecekan mesin gerinda 1.1.2. Mengecek pembumian 3.41233 = 0.0966 (3.41233)-0.2917 =0.038 =1 0.038 =0.962069 Task yang memiliki nilai HEP tertinggi ialah task 1.1.2. Pengecekan pembumian. Penyebab task tersebut memiliki nilai HEP tinggi dapat dilihat dari penilaian PSF. Pada task 1.1.2 secara prosedural masuk dalam kategori agak sempurna, karena pada work instruction yang sudah ada di perusahaan task tersebut tidak secara rinci diatur. Selain itu pada PSF training dan pengalaman task ini termasuk dalam kualitas paling rendah. Dimana operator gerinda tidak diberikan training mengenai pembumian menyebabkan pengalaman mereka sangat minim. Sehingga operator tersebut tidak melakukan task 1.1.2 dalam melakukan pekerjaan. Impact Analysis & Risk Assessment Pada tahap ini akan dilakukan analisis dampak dengan penilaian risiko. Analisis possible error dan risk rating didapatkan dari setiap task pada kedua metode untuk menentukan pengendalian yang sesuai. Langkah pertama yang dilakukan ialah identifikasi error setiap task. Penilaian risiko dengan mengalikan likelihood dan severity. Untuk menentukan nilai likelihood dapat melihat tabel 4, nilai severity dapat melihat tabel 6, risk rating dapat dilihat pada tabel 5. Untuk menentukan likelihood, sesuai dengan hasil nilai possible error dalam waktu 1 bulan. Sedangkan untuk menentukan jumlah pekerjaan dalam 1 tahun dilakukan diskusi dengan para expert. Setelah didapatkan likelihood dan severity maka dapat diketahui risk rating nya Tabel 12 Identifikasi error pada kedua metode Task Possible error Akibat Nilai possible HEP error Likeli hood Seve rity Risk rating 1.1.2 Tidak melakukan pengecekan pembumian Kebocoran arus listrik 0.672 2.688 3 3 H 59

6.3.1 Tidak melakukan perawatan minimal 1 bulan sekali Perawatan tidak sesuai dengan prosedur 0.9621 3.8484 3 5 L Dari tabel diatas, dapat disimpulkan untuk task yang lebih di prioritaskan ialah task 6 berupa kegiatan yang dilakukan setelah melakukan pekerjaan dan task 1 berupa kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan. Prioritas task didasarkan pada pertimbangan tingginya nilai HEP dan juga risk rating high dan medium pada task. Adapun task-task tersebut akan dijabarkan beserta faktor penyebabnya pada tabel 13. Sub Task Possible Error Tabel 13 Prioritas task dan faktor penyebabnya Risk Causal Factor rating 6.3.1 Tidak melakukan perawatan minimal 1 bulan sekali H 1. Kebijakan perusahaan yang menetapkan perawatan setiap 3 bulan sekali 2. Kekurangan personil maintenance 3. Pendidikan tidak memadai 4. Tidak adanya prosedur yang pasti 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan dengan metode HEART dan SLIM, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Hasil identifikasi nilai Human Error Probabilities pada pekerjaan grinding menggunakan metode HEART yaitu task 6.3.1. melakukan perawatan minimal 1 bulan sekali sebesar 0.672,. penyebabnya ialah operator tidak memiliki tingkat pemahaman dan keterampilan yang cukup. Hasil identifikasi nilai Human Error Probabilities pada pekerjaan grinding menggunakan metode SLIM yaitu 1.1.2. Mengecek pembumian sebesar 0.96207, penyebabnya ialah secara prosedural tidak secara rinci diatur. Selain itu operator gerinda tidak diberikan training mengenai pembumian yang menyebabkan pengalaman mereka sangat minim. Dari hasil pengolahan data dan analisis kedua metode tersebut, rekomendasi yang disarankan untuk perusahaan ialah : a. Administration control berupa perawatan minimal 1 bulan sekali, pembuatan prosedur penggerindaan, perbaikan work instruction, dan pengadaan training. b. Engineering control berupa penyediaan tempat penyimpanan alat yang memadai. 5. DAFTAR PUSTAKA Arini, A. & Mulyono, 2013. Analisis Human Reliability Pada Operator Bagian Maintenance Mesin 2 Dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique di PT. PJB UP Paiton. The Indonesian Journal Of Occupation Safety and Health, Vol. 2, pp. 106-118. s.l.:s.n. Embrey, D. E. et al., 1984. SLIM-MAUD: An Approach to Assessing Human Error Probabilities using Structured Expert Judgement, Volume II : Detailed Analysis of the Technical Issue. United State Nuclear Regulatory Commission, Washington, DC: s.n. Skjong, R., Wentwortd & Benedikte, H., 2001. Expert Judgement and risk Preception. International Society ogf Offshore and Polar Engineering Conference Stavanger, Norway, June 17-22, 2001: Vol. 4. s.l.:s.n. William, J. C., 1988. A Data Base Method For Assessing And reducing Human Error To Improve Operational Performance. Proceding of IEEE 4th. Conference on Human Factors in Power Plant, Montercy, CA, USA, June 5-9, 1988:pp. 436-450. s.l.:s.n. 60