BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pun berkembang dengan pesat. Industri telekomunikasi berkembang megikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat, agar dapat menjual produk dan produk tersebut disukai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar lingkungan perusahaan karena penting untuk mengetahui apa

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Indikasi konsumerisme masyarakat dapat ditandai dari banyak hal, seperti

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Philip Kotler & Gery Amstrong (2012) mendefinisakan bahwa Pemasaran. Nilai Budaya dan Kepuasan

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi sangat kompleks karena barang-barang konsumsi yang diproduksi oleh produsen sedemikian beragamnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak ada habisnya. Produsen selalu berusaha untuk menciptakan produk-produk baru dan melakukan inovasi untuk menarik perhatian konsumen sehingga dalam waktu yang relatif singkat, banyak produk baru yang muncul di pasaran, baik dari segi jenis, harga, kemasan, kualitas dan lain-lain. Meskipun demikian, hal yang tidak bisa dihindari adalah berdirinya beberapa perusahaan yang bergerak pada suatu bidang yang memiliki jenis produk yang sama. Banyaknya produk sejenis yang berada di pasaran memberikan banyak alternatif pilihan bagi konsumen untuk membuat keputusan untuk membeli suatu produk. Hal ini membuat produsen semakin kreatif dalam memasarkan produknya. Produsen mengupayakan agar produknya tampak memiliki kelebihan atau berbeda dengan produk sejenis, serta disesuaikan dengan kebutuhan konsumennya. 1

2 Produsen mampu mengeluarkan anggaran biaya yang sangat besar untuk biaya promosi, dalam upaya memperkenalkan produknya kepada konsumen untuk meningkatkan pemasaran. Upaya promosi ini ditunjang pula oleh perkembangan media elektronik dinegara kita. Banyaknya internet, majalah memberikan peluang besar kepada produsen untuk mempromosikan produk maupun perusahaannya. Persaingan antara produsen untuk meningkatkan pemasaran tampak dalam upaya membentuk dan membangun image yang kuat tentang produk dalam ingatan konsumen. Peranan merek suatu produk merupakan suatu hal yang sangat penting. Merek bukan saja menjadi symbol perusahaan atau sekedar nama untuk suatu produk tetapi juga merupakan Brand produsen untuk secara konsisten, memberikan sebentuk image tertentu melalui kualitas manfaat dan pelayanan kepada konsumen (SWA edisi khusus 4 /2000 ). Brand image sendiri sebenarnya adalah kumpulan keyakinan atas suatu merek.(kotler, 2003). Berbagai atribut-atribut yang melekat pada produk dengan merek tertentu yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Ketertarikan terhadap tawaran atribut-atribut tersebut memungkinkan konsumen ingin mencoba produk yang ditawarkan sehingga konsumen memiliki pengalaman. Kemudian pengalaman-pengalaman ini yang akan diseleksi oleh persepsi-persepsi yang terus berulang sehingga membentuk keyakinan tertentu terhadap pakaian merek Guess Bila konsumen mempunyai Brand Image yang positif dapat mendorong konsumen untuk memutuskan membeli produk itu. Sebaliknya, bila konsumen memiliki Brand Image yang negatif konsumen akan memutuskan tidak membelinya. Apabila suatu produk

3 pakaian dari merek tertentu tidak dapat memuaskan kebutuhan dan tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka konsumen akan berpaling pada produk merek lain. Untuk itu penting bagi produsen pakaian untuk mendapatkan Brand Image yang positif untuk kegiatan bauran pemasaran atau marketing mix (Schiffman dan Kanuk, 1997 ) Marketing mix adalah bauran pemasaran yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari empat buah input yang mendasari sistem inti pemasaran organisasi. Keempat elemen ini adalah product, price, promotion, place. Produk merupakan kombinasi dari barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasarannya. Harga merupakan satu-satunya variabel / marketing mix yang menghasilkan pendapatan yang perlu dipertimbangkan. Harga meliputi tingkat harga, diskon, pengurangan harga dan komisi. Tempat merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produksi melalu saluran disribusi yang tepat, waktu yang tepat dan jumlah yang diinginkan konsumen. Promosi dipakai oleh perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan konsumen. Promosi meliputi periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, serta hubungan masyarakat.(donal W. Cowell, 2001) Produk Guess adalah pelopor fashion pertama yang berada di Indonesia sebelum Mango, Esprit, Zara yang pangsa pasarnya sama dengan Guess. Guess juga mendesain pakaian, sepatu untuk anak-anak.(majalah Cosmopolitan,2006)

4 Pakaian Guess tidak hanya didesain untuk perempuan saja tetapi pakaian Guess juga didesain untuk laki-laki yang menggemari fashion. Produk Guess sangat banyak sekali ragamnya ada tas, accesoris, jam tangan, sabuk, sepatu dan lain-lain. Untuk saat ini counter Guess yang berada di Indonesia sudah mencapai 85 counter memang beradanya di mal-mal dan ada yang khusus untuk counter jam tangan yang baru dibuka di plaza senayan. Produk Guess yang ditujukan pada perempuan yang lebih dikhususkan pada perempuan moderen dikarenakan produk Guess didesain unik dan glamour(majalah Dewi,2006) Selain itu, menurut survei yang dilakukan Sonny Sebastian ( pengamat mode ) tentang merek-merek fashion yang terkenal dan menjadi favorit di kalangan perempuan Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan didapatkan hasil bahwa Guess menduduki peringkat pertama dari dua puluh lima merek fashion paling terkenal di kalangan perempuan. Produk pakaian Guess dikenal sebagai produk yang memiliki image sebagai pakaian dengan disain yang baru, ragam warna dan kualitas bagus serta memberikan kesan bergengsi sehingga perempuan tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk membelinya ( SWA edisi khusus 12 / 2005 ). Masih di majalah SWA diungkapkan bahwa salah satu target pakaian Guess adalah perempuan karena pasar perempuan ini sangat menjanjikan, ada tiga alasan mengapa pasar perempuan sangat menguntungkan. Pertama, dalam membeli suatu produk, perempuan tidak hanya melihat dari segi manfaat saja, melainkan juga untuk memenuhi keinginan mereka akan penerimaan dan penghargaan dari lingkungannya. Kedua, perempuan adalah pembujuk yang hebat di lingkungan manapun. Perempuan

5 mengontrol pengeluaran rumah tangga. Ketiga, perempuan adalah konsumen yang bersifat tetap karena keuangan dipegang oleh perempuan ( SWA edisi khusus 22 / 2006 ). Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan yang menjadi anggota di Equinox. Equinox adalah sebuah tempat olah raga dengan taraf internasional, karena Equinox merupakan tempat exclusive untuk fitness, body language, dan salon. Untuk datang ke Equinox harus menjadi anggota dan biaya untuk menjadi anggota relatif mahal dan bervariasi. Equinox juga menyediakan fasilitas bagi perempuan yang hanya ingin sekali datang dengan tarif Rp 150.000,00. Dapat dikatakan perempuan yang datang ke Equinox memiliki tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dikarenakan Equinox adalah tempat yang exclusive dan tempat berkumpulnya perempuan untuk membicarakan masalah bisnis mereka sehingga pakaian yang mereka pilih menjadi salah satu simbol status mereka. Dalam memilih pakaian yang akan dikenakan, mereka tidak hanya melihat dari segi manfaat atau kebutuhan primer saja melainkan juga dari fungsi sekunder. Seperti untuk memenuhi keinginan mereka agar dapat diterima, diakui dan dihargai oleh lingkungan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada 20 perempuan yang sudah menggunakan pakaian Guess yang mempunyai kegiatan di Equinox didapatkan hasil bahwa mereka mempunyai Brand image yang berbeda-beda. Sebanyak 15% memiliki image bahwa pakaian Guess relatif mahal padahal produknya biasa saja Sebanyak 15% memiliki image bahwa pakaian Guess warnanya bagus cerah. Sebanyak 15% memiliki image bahwa pakaian Guess iklannya cukup

6 menarik diskonnya sering 15% memiliki image bahwa pakaian Guess promosinya menarik. Sebanyak 25% memiliki image bahwa pakaian Guess counternya sangat menarik tetapi tidak mudah dijangkau. Sebanyak 15 % memiliki image bahwa pakaian Guess counternya sangat menarik tetapi tidak ada dimana-mana. perempuan sisanya memiliki image bahwa pakaian Guess memiliki kualitas yang baik. Dari hasil survei awal diatas diperoleh gambaran bahwa ada perempuan yang memiliki image positif terhadap pakaian Guess ada juga perempuan yang mempunyai image negatif terhadap pakaian Guess. Atas dasar permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Studi deskriptif tentang Brand Image pakaian merek Guess pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox 1.2. Identifikasi Masalah Bagaimanakah Brand image pakaian merek Guess pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran Brand Image mengenai pakaian merek Guess pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai aspek yang terangkum dalam Brand image pakaian merek Guess pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox.

7 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis - Menjadi acuan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan brand image pakaian Guess - Dapat memperkaya sudut pandang psikologi konsumen dalam hal temuan empirik mengenai brand image. 1.4.2 Kegunaan praktis - Memberikan informasi pada pihak perusahaan mengenai brand image produk mereka pada perempuan. - Memberikan masukan pada pihak perusahaan mengenai spek-aspek apa yang membentuk brand image positif dan brand image negatif sehingga dapat ditindaklanjuti dengan mempertahankan aspek-aspek tersebut.

8 1.5 Kerangka pemikiran Usia 18 40 tahun terjadi perubahan perubahan fisik dan berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Kesadaran tersebut menimbulkan minat mereka akan hal hal yang menyangkut kecantikan, seperti memilih pakaian yang membuatnya tampak lebih muda dari usia sebenarnya. Pakaian sebagai simbol status yang mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok sosial tertentu(hurlock, 1997) Banyaknya produsen pakaian yang memproduksi pakaian perempuan khususnya untuk perempuan yang ingin tampil modis dengan berbagai merek memberikan berbagai alternatif bagi perempuan di Bandung untuk menentukan pakaian yang sesuai dengan pilihan mereka. Dalam menjaring konsumen, para produsen perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan pilihan-pilihan dari konsumen seperti: selera, gaya, perasaan, ciri-ciri produk(mc Cormick & Tiffin, 1979). Salah satu langkah awal yang penting dilakukan produsen adalah penciptaan suatu brand atau merek. Merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing Kotler(2003). Merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek juga sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan fitur, manfaat dan jasa tertentu pada konsumen. Dalam upaya untuk memposisikan mereknya dalam ingatan konsumen, produsen perlu mengidentifikasikan dan menonjolkan informasi mengenai merek termasuk atribut-

9 atribut yang melekat pada merek lewat kegiatan promosi di TV, majalah, surat kabar, maupun billboard Kotler (2001). Kualitas dari suatu produk akan mendukung posisi produk di pasaran. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk untuk menampilkan fungsinya. Dalam kaitannya dengan pakaian,kualitas dapat dilihat dari: bahannya awet, jahitannya sangat rapih, nyaman dikenakan, berapa biaya yang pantas diberikan untuk suatu model pakaian tersebut(harga), dan upaya apa yang dilakukan oleh produsen agar konsumen dapat mengenal model pakaian tersebut(promosi). Pada tahap pengenalan kebutuhan perempuan yang menjadi anggota di Equinox mengenali adanya suatu kebutuhan, kebutuhan ini dapat dicetuskan oleh stimulus internal maupun eksternal. Dalam kaitannya pakaian yang menjadi stimulus internal adalah menutupi dan melindungi tubuh serta memenuhi kebutuhan psikologisnya antara lain keinginan untuk diakui dan dihargai dalam lingkungan dan menambah rasa percaya diri. Sedangkan stimulus eksternal muncul ketika perempuan yang menjadi anggota di Equinox melihat iklan merek pakaian ataupun melihat sahabatnya mengenakan pakaian merek tertentu, kemudian perempuan masuk pada tahap pencarian informasi perempuan yang tergugah kebutuhan akan terdorong untuk mencari lebih banyak informasi mengenai beragam merek pakaian yang beredar dipasaran. Informasi dapat diperoleh perempuan melalui pembicaraan dengan temantemannya, melihat iklan Guess atau melihat banyak perempuan yang seusianya memakai pakaian Guess. Cara kedua adalah perolehan informasi secara lebih aktif dimana perempuan mencari keterangan diberbagai media, bertanya pada teman,

10 mengunjungi toko, mempelajari produk, perempuan yang menjadi anggota di Equinox mengetahui tentang berbagai merek pakaian yang bersaing dan keistimewaan dari masing-masing merek pakaian yang mencakup informasi mengenai produk, harga, kegiatan, promosi dan saluran distribusi menjadi rangsangan(kotler, 2002). Menurut David Arnold (1996) merek adalah sesuatu yang serupa dengan pemasaran yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan memberikan kepuasan bagi konsumen dan selanjutnya membuat konsumen loyal serta mau mengkonsumsi, suatu merek produk secara berulang-ulang setiap aspek dari bauran marketing mix yang meliputi produk, harga, promosi, kegiatan distribusi dapat merupakan atribut menonjol yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dalam menkonsumsi atau merasakan manfaat dari suatu merek produksi. Oleh karena itu dalam memposisikan suatu merek atau brand haruslah melibatkan keempat aspek tersebut. Tujuan dari marketing mix adalah membangun brand image. Brand Image adalah persepsi yang diberikan oleh konsumen terhadap suatu produk atau barang untuk membentuk suatu image. Pembentukan Brand Image dalam diri individu adalah melalui proses persepsi. Persepsi atau pengamatan merupakan suatu proses penyadaran dan pemberian makna tentang objek-objek yang ada di lingkungannya. Persepsi ini tentunya setiap saat akan selalu terjadi pada setiap individu. Persepsi dapat dikatakan pula sebagai suatu proses penerimaan akibat adanya rangsangan (stimuli) dari lingkungan yang bersifat intern dan ekstern, sehingga pengamatan akan menjadi aktif. Dengan

11 demikian pengamatan merupakan reaksi orientatif terhadap rangsang-rangsang yang ada, baik rangsangan yang sudah dialaminya maupun rangsangan yang sifatnya asing atau yang belum pernah dialaminya. Pengalaman yang dialami seseorang selama ini banyak pengaruhnya terhadap tingkah lakunya. Pengalaman-pengalaman ini dapat diperoleh dari perbuatanperbuatannya di masa lalu. Di samping itu juga pengalaman dapat diperoleh dengan melalui belajar. Hasil dari pengalaman ini akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu produk. Perbedaan pandangan seseorang terhadap suatu produk akan menciptakan proses pengamatan (persepsi) yang berbeda pula. Persepsi seseorang terhadap suatu produk tertentu akan berebeda-beda. Persepsi terhadap harga saja akan berbeda-beda. Harga yang sama akan dipersepsi lain oleh orang lain pada situasi yang sama. Harga yang sama pada situasi yang lain, akan memberikan persepsi yang lain pula, dan semuanya ini tergantung pada manusianya. Demikian pula orang-orang akan mengkaitkan harga yang tinggi dengan mutu yang tinggi pula, padahal ini belum tentu demikian. Peryataan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2000), yaitu bahwa objek stimulus yang sama, setiap individu (konsumen) akan mempunyai persepsi yang berbeda. Hal ini didasarkan pada kecenderungan orang-orang untuk selektif di dalam mempersepsi sesuatu. Perempuan menerima banyak stimulus setiap harinya, karena itu tidak semua stimulus akan masuk ke kesadaran perempuan, tetapi akan melalui proses selektifitas. Hanya stimulus-stimulus tertentu saja yang akan menarik perhatian perempuan yang menjadi anggota di Equinox akan di persepsi.

12 Setelah didapatkan beberapa stimulus hasil seleksi yang telah dipersepsi, tidak semuanya akan bertahan lama dalam ingatan perempuan. Agar stimulus yang telah dipersepsi tadi dapat bertahan lama dalam ingatan mereka, maka informasi yang disampaikan perlu dilakukan secara berulang dan konsisten. Makna suatu merek akan berulang-ulang diterima oleh perempuan yang menjadi anggota di Equinox sehingga dapat bertahan lama dalam ingatan, yang dapat dimunculkan kembali apabila mereka terlibat dengan pembelian produk yang sama. Persepsi yang bertahan lama ini dikenal dengan image(schiffman dan Kanuk, 1997). Obyek dari image dapat berupa produk dan jasa, harga, kualitas produk termasuk merek. Merek memiliki arti simbolik bagi individu yang dievaluasi berdasarkan kesesuaian dengan gambaran pribadi. Beberapa dapat tampak cocok dengan citra diri seseorang, sementara yang lain tidak Jadi, persepsi mengenai merek dan asosiasi yang berhubungan dengan merek pakaian yang bertahan lama dan melekat dalam ingatan merupakan brand image perempuan. Perempuan yang menjadi anggota di Equinox tidak hanya melihat dari iklan dan teman saja tetapi perempuan yang menjadi anggota di Equinox juga mencari evaluasi alternatif yang terdiri dari product, price, promotion, place sehingga dapat membuat Brand image perempuan mengenai merek tertentu positif atau negatif Sekumpulan keyakinan perempuan yang menjadi anggota di Equinox terhadap ke empat aspek tersebut akan membentuk brand image perempuan terhadap masingmasing merek pakaian, termasuk di dalamnya pakaian merek Guess. Apabila perempuan memiliki persepsi yang positif terhadap ke empat aspek yang merupakan atribut dari pakaian merek Guess ini, maka dapat membentuk keyakinan yang positif

13 pula terhadap masing-masing atribut, yang selanjutnya membentuk brand image yang positif terhadap pakaian merek Guess. Bila hasil persepsi mengenai suatu merek pakaian merek Guess itu positif, maka dapat dikatakan bahwa brand image yang terbentuk adalah hal-hal yang positif dari merek tersebut, seperti kualitas pakaian yang digunakan, desain, kepuasan akan merek yang didapat, sehingga, brand image yang positif dapat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi pakaian merek tertentu. Sebaliknya, apabila perempuan yang menjadi anggota di Equinox memiliki persepsi yang negatif terhadap ke empat aspek yang merupakan atribut dari pakaian merek Guess ini, maka dapat membentuk keyakinan yang negatif pula terhadap masingmasing atribut, yang selanjutnya membentuk brand image yang negatif terhadap pakaian merek Guess. Bagaimana seorang konsumen melakukan pembelian terhadap suatu merek, bergantung pada image yang dimilikinya terhadap merek tersebut (Philip Kotler, 2000). Menurut (Hermawan Kartajaya, 2002) bahwa dalam memposisi suatu merek harus melalui semua aspek bauran pemasaran tersebut. Hal ini dikarenakan keempat aspek ikut menunjang dalam membangun persepsi konsumen yang selanjutnya akan mempersepsi produk, harga, promosi, kegiatan distribusi dari suatu merek yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan informasi yang diperoleh mengenai merek tersebut yang selanjutnya membentuk image (Philip kotler 2003), pembentukan Brand Image terjadi apabila perempuan mempersepsi pakaian merek tertentu sebagai pakaian yang bagus (product), murah/terjangkau (price), iklannya banyak dan menarik (promotion), dan mudah didapat (place), maka dapat dikatakan bahwa

14 kebutuhan yang dimiliki perempuan yang menjadi anggota di Equinox terhadap pakaian tersebut terpenuhi. Sebaliknya, apabila perempuan yang menjadi anggota di Equinox mempersepsi pakaian merek tertentu sebagai pakaian yang tidak bagus, mahal, iklannya jarang, dan tidak menarik, dan sulit didapat, maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan terhadap pakaian dimiliki perempuan yang menjadi anggota di Equinox terhadap pakaian tersebut tidak terpenuhi. Product (produk), adalah segala sesuatu tentang merek Guess yang ditawarkan kepada perempuan yang menjadi anggota di Equinox untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, yang mencakup keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek. Price (harga), merupakan jumlah uang yang perempuan yang menjadi anggota di Equinox bayar untuk produk Guess yang dapat mencakup daftar harga, diskon, potongan harga khusus. Promotion (promosi), meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan Guess untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produk guessnya kepada perempuan yang menjadi anggota di Equinox, yang mencakup promosi penjualan, periklanan. Place (distribusi / penyaluran), merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan untuk membuat produk guess dapat diperoleh dan tersedia bagi perempuan yang menjadi anggota di Equinox, yang mencakup saluran pemasaran, lokasi, persediaan(kotler, 2003). Agar perempuan yang menjadi anggota di Equinox memaknakan suatu merek pakaian, tepat dengan apa yang diinginkan oleh produsen, maka pesan yang ingin disampaikan harus dikomunikasikan secara konsisten sesuai dengan bagaimana merek tersebut akan diposisikan di pasaran, yang tentunya sesuai dengan bagaimana

15 merek tersebut akan diposisikan di pasaran, yang tentunya sesuai dengan target market yang ingin digapai. Pemosisian inilah yang akan menginformasikan pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox tentang perbedaan masing-masing merek pakaian pada tahap kedua ini, selanjutnya akan diproses untuk membuat suatu pertimbangan evaluasi alternatif pada tahap ketiga. Evaluasi ini dilakukan oleh perempuan dengan cara membandingkan informasi yang diperoleh pada tahap pencarian informasi dengan kriteria evaluatif yang dimiliki oleh perempuan yang menjadi anggota Equinox di Bandung selaku konsumen. Perempuan akan mempersempit pilihan merek yang ada, mereka akan memberikan perhatian yang terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya pada pakaian merek tersebut. Menurut Mc Neal (1982), faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya brand image ada tiga faktor, faktor utama dari image yang dimiliki oleh perempuan yang menjadi di Equinox adalah pengalamannya dalam kehidupan sehari hari, perempuan yang menjadi anggota di Equinox tentunya telah mengenal beragam merek dari bermacam macam produk pakaian. Dari beragam merek tersebut, ada yang memuaskan dan ada yang mengecewakan. Semua hal ini terekam dalam diri mereka sebagai pengalaman pengalaman dan membentuk bagian yang dasar dalam brand image-nya. Sebuah brand image yang dimiliki seseorang dapat bertahan hingga bertahun tahun, tanpa adanya perubahan yang signifikan. Faktor yang ke dua yaitu pengaruh sosial. Suatu merek dapat menjadi suatu simbol dari hubungan sosial, misalnya merek pakaian yang digunakan orang tua mereka mungkin masih

16 digunakan oleh mereka. Image perempuan yang menjadi anggota di Equinox terhadap pakaian juga dapat dipengaruhi oleh kelompok yang memiliki kesamaan dengan mereka. Merek yang digunakan oleh teman dan ternyata sama dengan dirinya, dapat meningkatkan hubungan persahabatan. Selain itu merek yang digunakan oleh orang terkenal (seperti artis, tokoh, politik), menyebabkan image mengenai merek semakin positif (sehingga ingin ditiru). Faktor yang ke tiga yaitu pengaruh pemasaran. Pemasar adalah pembangun dan pengelola image. Ketika sebuah produk baru diluncurkan, pemasar akan memutuskan image apa yang akan ditampilkan. Melalui iklan penjualan, pengemasan dan promosi penjualan, image mengenai pakai merek Guess dapat ditanamkan dalam pikiran perempuan yang menjadi anggota di Equinox. Perempuan yang menjadi anggota di Equinox memiliki brand image yang berbeda beda mengenai produk pakaian merek Guess, tergantung pada informasi yang diterima melalui keempat aspek bauran pemasaran. Informasi mengenai kelebihan dari keempat aspek tersebut akan membentuk image yang positif terhadap pakaian merek Guess. Sebaliknya, kekurangan dari keempat aspek tersebut akan membentuk image yang negatif terhadap pakaian merek Guess. Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat dibuat skema dari Studi deskriptif tentang Brand Image pakaian merek Guess pada perempuan yang menjadi anggota di Equinox

Pengenalan kebutuhan Pencarian info Evaluasi alternatif Stimulus internal - Kebutuhan untuk melindungi tubuh - Keinginan untuk diakui Stimulus Eksternal - Melihat iklan pakaian - Melihat teman yang memakai Perempuan yang menjadi anggota di Equinox Persepsi terhadap merek pakaian Keyakinan merek Brand image Guess -Product -Price -Promotion -Place 3.Faktor yang mempengaruhi - Pengalaman - Pengaruh sosial - Pengaruh pemasaran Positif Negatif Bahan 1.1 Kerangka pemikiran 17

18 1.6 Asumsi Peneliti mengasumsikan bahwa : - Semua orang mempunyai kebutuhan untuk menutupi dirinya dan untuk menampilkan diri. - Brand Image suatu produk dibentuk oleh 4 aspek, atau lebih dikenal dengan 4P, yaitu product, price, place,promotion - Brand image perempuan yang menjadi anggota di Equinox terhadap pakaian merek Guess berbeda-beda yang dapat bersifat positif atau negatif.