BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peristiwa komunikasi. Bahasa sebagai sarana yang digunakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

PRATIWI AMALLIYAH A

Sebelumnya, Dayu mengikuti kegiatan pramuka dan bermain Kereta Api. Sekarang Dayu akan bermain Roti dan Mentega. Bagaimana Dayu melakukannya?

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Bahasa sebagai sarana yang digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, ataupun maksud memegang peranan yang penting. Hal itu dikarenakan bahasa merupakan pembeda utama antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun untuk menyampaikan maksud tidak selalu hanya dengan percakapan secara langsung atau melalui media sosial, bisa melalui lagu, misalnya lagu anak. Lagu anak pada masa kini memang sudah sangat jarang diperdengarkan. Anak-anak lebih sering mendengar dan menyanyikan lagu orang dewasa bahkan dapat menghafal walaupun tidak begitu memahami maknanya. Fenomena seperti ini sudah tidak langka bagi masyarakat, mereka menganggap ini adalah hal yang wajar terkait dengan semakin meningkatnya lagu orang dewasa. Jika diperhatikan, lirik pada lagu anak mengandung nasihat-nasihat yang berdampak positif. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta lagu melakukan permainan kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Oleh karena itu, lirik lagu merupakan salah satu wacana yang dapat dianalisis. Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, 1

2 frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan yang utuh (Mulyana, 2005:1). Menurut Kridalaksana, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap juga satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang direalisasikan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, dsb), paragraf, kalimat, atau kata yang mengandung amanat (2008:259). Menurut Herudjati Purwoko, dalam studi linguistik umum biasanya discourse analysis atau analisis wacana dipelajari setelah dapat memahami bidang-bidang linguistik lain, yaitu fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan juga semantik. Analisis wacana dianggap sebagai bidang lanjut yang berdekatan dengan bidang lain, seperti pragmatik (2008:5). Soesono Kartomihardjo berpendapat bahwa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat guna mencapai pada makna yang sama persis atau sangat dekat dengan makna yang dimaksud pembicara pada wacana lisan atau penulis pada wacana tulis (dalam Purwo, 1993:21). Kajian wacana berkaitan dengan bahasa (verbal) dan bukan bahasa (nonverbal). Jadi, untuk memahami wacana dengan baik dan tepat, diperlukan bekal pengetahuan kebahasaan dan juga bukan kebahasaan atau pengetahuan umum (Mulyana, 2005:1). Wacana memiliki bentuk (form) dan makna (meaning). Kepaduan makna dan kerapian bentuk adalah faktor penting untuk menentukan tingkat keterbacaan dan keterpahaman wacana. Salah satu unsur keutuhan wacana adalah kohesi. Menurut van de Velde (1984), untuk dapat memahami wacana dengan baik, diperlukan pengetahuan dan penguasaan kohesi yang baik pula (dalam Tarigan, 2009:92-93). Menurut Halliday, konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk. Artinya, unsur-unsur wacana baik berupa kata ataupun kalimat

3 memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Kohesi merupakan kepaduan bentuk secara struktural yang membentuk ikatan sintaktikal, terbagi menjadi dua, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal (Mulyana, 2005:26). Dalam proses analisis wacana, pemahaman terhadap konteks sangat diperlukan karena segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan, baik dari arti, maksud ataupun informasinya sangat tergantung pada konteks yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa tuturan tersebut. Jadi, konteks dapat dikatakan sebagai situasi atau latar terjadinya komunikasi. Penelitian ini memfokuskan pada sudut pandang kohesi juga konteks di luar bahasa, yaitu konteks situasi. Konteks situasi yang dikaji di sini dibatasi pada konteks fisik, konteks sosial, dan konteks epistemis yang dipertimbangkan dari prinsip penafsiran temporal (berkaitan dengan waktu terjadinya peristiwa) dan prinsip penafsiran lokasional (berkaitan dengan tempat atau lokasi terjadinya peristiwa). Konteks fisik meliputi tempat terjadinya, objek yang disajikan dan tindakan partisipan dalam peristiwa komunikasi. Konteks sosial menunjuk pada relasi sosial yang melengkapi hubungan antara penutur dengan mitra tutur. Konteks epistemis berkaitan dengan latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh penutur dan mitra tutur (Sumarlam, et.al., 2003:51-52). Ibu Soed yang bernama lengkap Saridjah Niung Bintang Soedibjo, kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 26 Maret 1908 merupakan seorang pencipta lagu anak-anak legendaris. Selain menciptakan 200 lebih lagu anak-anak, ia juga mahir mengalunkan biola. Sebagai pemusik biola, ia ikut mengiringi lagu Indonesia Raya ketika pertama kali didengungkan di Gedung Pemuda 28 Oktober 1928. Bungsu dari dua belas orang bersaudara ini merupakan putri dari Mohamad

4 Niung, seorang pelaut berdarah Bugis yang kemudian menetap di Sukabumi, Jawa Barat dan menjadi pengawal Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang indo-belanda beribukan keturunan Jawa ningrat. Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer adalah pensiunan Vice President Hoogerechtshof (Kejaksaan Tinggi) di Jakarta yang waktu itu menetap di Sukabumi dan kemudian mengangkat Saridjah sebagai anak. Latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya. Bakat musik Saridjah terasah sejak kecil oleh ayah angkat yang mengasuhnya tersebut. Saridjah juga mendapat pendidikan seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola. Setelah menamatkan pendidikan di Kweekschool, Bandung, Saridjah mengajar di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Di sini ia mulai mengajar anak-anak menyanyi. Keprihatinannya melihat anakanak Indonesia yang tampak kurang berbahagia membuatnya berkeinginan untuk menyenangkan anak-anak itu dengan menyanyi. Didorong rasa patriotisnya, ia berpikir sebaiknya anak-anak Indonesia itu dapat menyanyi dalam bahasa Indonesia., karena tentu akan lebih menyenangkan daripada harus mengajarkan lagu berbahasa Belanda kepada murid-murid Indonesia. Maka, dia pun mulai menciptakan lagu bersifat ceria dan patriotis untuk anak-anak Indonesia. Ia menikah dengan Bintang Soedibjo dan dikaruniai tiga orang putri. Oleh karena itu, sejak menikah namanya lebih dikenal dengan Ibu Soed. Lagu-lagu yang diciptakan Ibu Sud sangat terkenal di kalangan pendidikan Taman Kanak-Kanak Indonesia. Selain lagu-lagu bertema nasionalisme, seperti Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih, Tanah Airku, Indonesia Tumpah Darahku, dan sebagainya, ia juga menciptakan banyak lagu anak-anak,

5 diantaranya : Anak Kuat, Dengar Katak Bernyanyi, Desaku, Kapal Api, Lagu Bermain, Teka-Teki, Waktu Sekolah Usai, Terima Kasih Guruku, Tik Tik Bunyi Hujan, Menanam Jagung, Naik Becak, Naik Delman, Kupu-Kupu yang Lucu, Lihat Kebunku, Kampung Halamanku, Ular Naga, Kereta Api, Pagi-Pagi, Pergi Belajar, Nenek Moyang, Burung Kutilang, Lagu gembira, dan sebagainya. Lagu-lagu anak ciptaan Ibu Sud memiliki melodi yang sederhana sehingga mudah dinyanyikan oleh anak-anak, selain memberi kegembiraan kepada anakanak, lagu-lagu ciptaannya juga mendorong anak untuk berkhayal, berimajinasi menjadi anak bangsa yang kelak berbakti dan mencipta untuk kejayaan bangsanya.. Liriknya pun bertutur santun, mendidik namun tidak menggurui. Pada lagu yang berjudul Terima Kasih Guruku (TKG) berisi tentang ungkapan terima kasih untuk sang guru yang telah sabar dan tulus dalam mendidik murid-muridnya agar menjadi pintar dan juga memberikan bekal pengetahuan serta nasihat yang berguna kelak. Adapun tujuan dari lagu tersebut agar kita semua selalu ingat dan berterima kasih atas jasa seorang guru yang telah mendidik dan mengajarkan banyak pengetahuan kepada kita. Ibu Sud menciptakan lagu-lagu anak yang mencerminkan keceriaan, mengandung pembelajaran dan juga nasihat-nasihat yang baik. Liriknya tidak banyak menggunakan kata-kata kiasan sehingga mudah dipahami. Setiap lagu memiliki lirik yang berupa rentetan kata hingga mengungkap suatu makna. Lirik pada lagu-lagu anak ciptaan Ibu Sud mengandung kohesi yang mudah sehingga lagu-lagu tersebut mudah dipahami, diingat dan masuk ke dalam sanubari para pendengar maupun yang menyanyikannya. Keceriaan pada setiap lirik juga mempermudah anak-anak dalam menangkap nasihat yang terkandung

6 didalamnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan lagu anak ciptaan Ibu Sud sebagai objek penelitian dari segi kohesi serta konteks. Dalam penelitian ini terdapat 10 lagu yang dijadikan objek penelitian, yaitu Terima Kasih Guruku (TKG), Menanam Jagung (MJ), Naik Becak (NB), Naik Delman (ND), Kupu- Kupu yang Lucu (KKYL), Kampung Halamanku (KH), Pagi-Pagi (PGPG), Pergi Belajar (PB), Nenek Moyang (NM), dan Lagu Gembira (LG). Berikut merupakan contoh dari kohesi gramatikal yang meliputi pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi). Satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain, baik yang mendahului ataupun mengikutinya disebut pengacuan atau referensi. Contoh (1) merupakan pengacuan persona tunggal bentuk bebas aku yang terdapat dalam lirik lagu anak berjudul Kampung Halamanku (KH). Kata aku mengacu kepada pelaku yang diceritakan dalam lagu anak tersebut, yaitu menunjuk kepada penyanyi anak yang berfungsi sebagai subjek, karena Ibu Sud menciptakan lagu tersebut memang untuk kalangan anak-anak. Dalam kalimat lagu ini, aku termasuk jenis pengacuan endofora karena acuannya berada di dalam wacana. (1) Sungguh indah kampung halamanku /1/ Di kaki gunung yang biru /2/ Di lingkung sawah yang hijau /3/ Tempat gembala bergurau-gurau /4/ Sungguh indah kampung halamanku /5/ Di kaki gunung yang biru /6/ Di mana sungai mengalir /7/ Airnya jernih berdesir-desir /8/

7 Sungguh indah kampung halamanku /9/ Di kaki gunung yang biru /10/ Di mana aku berada /11/ Kampung halaman tak aku lupa /12/ Penggantian satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain agar diperoleh unsur pembeda disebut penyulihan atau substitusi. Substitusi verbal pada lirik lagu anak berjudul Naik Delman (ND) dilakukan oleh verba bekerja dengan verba mengendali. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat), bekerja berarti melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan, sedangkan mengendali adalah mengendalikan yang juga berarti melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. Jadi, bekerja pada kalimat lagu di bawah ini maksudnya adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pak kusir, yaitu mengendali kuda. (2) Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota /1/ Naik delman istimewa kududuk di muka /2/ Kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja /3/ Mengendali kuda supaya baik jalannya /4/ Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk /5/ Tuk tik tak tik tuk tik tak suara sepatu kuda /6/ Penghilangan ataupun pelesapan satuan lingual tertentu yang sebelumnya telah disebutkan merupakan pengertian dari pelesapan atau elipsis. Dalam lirik lagu anak berjudul Naik Becak (NB), terdapat pelesapan satuan lingual saya sebelum kata hendak dan jika dituliskan secara lengkap tanpa adanya pelesapan dapat dilihat dalam kalimat lagu pada contoh (3b). Namun terjadinya pelesapan itu tidak merubah atau merusak makna yang ingin ditampilkan.

8 (3a) Saya mau tamasya berkliling-kliling kota /1/ ØHendak melihat-lihat keramaian yang ada /2/ Saya panggilkan becak kereta tak berkuda /3/ Becak // becak // coba bawa saya /4/ (3b) Saya mau tamasya berkliling-kliling kota /1/ Saya hendak melihat-lihat keramaian yang ada /2/ Saya panggilkan becak kereta tak berkuda /3/ Becak // becak // coba bawa saya /4/ Salah satu jenis kohesi yang menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain disebut dengan perangkaian atau konjungsi. Konjungsi yang ditemukan dalam lirik lagu anak berjudul Terima Kasih Guruku (TKG), yaitu berupa kata agar yang terdapat dalam kalimat lagu pada contoh (4) berikut. Konjungsi tersebut mengandung makna sebuah tujuan. (4) Terima kasihku kuucapkan /1/ Pada guruku yang tulus /2/ Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan /3/ Untuk bekalku nanti /4/ Setiap hari kudibimbingnya /5/ Agar tumbuhlah bakatku /6/ Kan kuingat slalu // nasihat guruku /7/ Terima kasih guruku /8/ Konjungsi agar dalam kalimat lagu di atas berkaitan dengan kalimat lagu sebelumnya yang berbunyi setiap hari kudibimbingnya. Jadi, konjungsi agar tersebut menjelaskan tujuan dari kalimat lagu yang didahuluinya, yaitu sang guru yang selalu membimbing agar bakat sang murid selalu tumbuh.

9 Berikut merupakan contoh dari kohesi leksikal yang meliputi pengulangan (repetisi), padan kata (sinonimi), lawan kata (antonimi), sanding kata (kolokasi), hubungan atas-bawah (hiponimi), dan kesepadanan (ekuivalensi). Pengulangan satuan lingual baik berupa bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting dengan tujuan untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks disebut dengan pengulangan atau repetisi. Dalam lirik lagu anak berjudul Menanam Jagung (MJ) tampak adanya repetisi epizeuksis, yaitu pengulangan satuan lingual berupa kata yang dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut. (5) Ayo kawan kita bersama /1/ Menanam jagung di kebun kita /2/ Ambil cangkulmu // ambil pangkurmu /3/ Kita bekerja tak jemu-jemu /4/ Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam /5/ Tanahnya longgar jagung kutanam /6/ Beri pupuk supaya subur /7/ Tanamkan benih dengan teratur /8/ Jagungnya besar // lebat buahnya /9/ Tentu berguna bagi semua /10/ Cangkul, cangkul, aku gembira /11/ Menanam jagung di kebun kita /12/ Kata cangkul dalam kalimat lagu di atas diulang beberapa kali secara berturut-turut. Pengulangan tersebut untuk menekankan bahwa kata cangkul penting dalam konteks tuturan itu. Pengulangan kata cangkul yang di maksud adalah melakukan proses mencangkul pada tanah yang dilakukan berulang kali.

10 Ungkapan yang memiliki makna kurang lebih sama dengan ungkapan lain atau sebagai nama lain dari hal atau benda yang sama disebut dengan padan kata atau sinonimi. Kesinoniman kata dengan kata dalam lirik lagu anak berjudul Pagi- Pagi (PGPG) di bawah ini, yaitu kata segeralah dengan lekaslah. Keduanya memiliki kesepadanan makna dan sama-sama merupakan sebuah anjuran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat), segera memiliki arti lekas, buruburu atau cepat, sedangkan lekas berarti cepat, segera atau tidak berlama-lama. (6) Bangun // bangun // hari sudah siang /1/ Ayo kawan kami segeralah jaga /2/ Lekas lekas lekaslah bekerja /3/ Jangan turut kan watak yang malas /4/ Dengar // dengar // ayamku berkokok /5/ Bersahutan dengan suara bunyi buai /6/ Jangan // jangan // terlambatlah wahai /7/ Tunjukkanlah kegiatan kamu /8/ Selain sinonimi, adapula lawan kata atau yang disebut juga antonimi. Antonimi atau oposisi makna adalah satuan lingual yang memiliki makna berlawanan dengan satuan lingual lain atau sebagai nama lain yang digunakan untuk menunjuk kepada benda atau hal lain. Jenis kohesi ini terdapat dalam lirik lagu anak berjudul Naik Becak (NB). Kalimat lagu di bawah ini merupakan contoh dari oposisi mutlak, yaitu pertentangan makna secara mutlak. Oposisi antara kata kanan dan kata kiri dikatakan mutlak, karena lawan dari kanan pasti adalah kiri, begitu juga sebaliknya lawan dari kiri sudah pasti adalah kanan. (7) Saya mau tamasya berkliling-kliling kota /1/ Hendak melihat-lihat keramaian yang ada /2/

11 Saya panggilkan becak kereta tak berkuda /3/ Becak // becak // coba bawa saya /4/ Saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki /5/ Melihat dengan asyik ke kanan dan ke kiri /6/ Lihat becakku lari bagai takkan berhenti /7/ Becak // becak // jalan hati-hati /8/ Asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan disebut sanding kata atau kolokasi. Kata-kata yang berkolokasi adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam suatu jaringan tertentu. Dalam lirik lagu anak berjudul Menanam Jagung (MJ) di bawah ini terdapat kata-kata yang berkolokasi dalam jaringan tertentu. (8) Ayo kawan kita bersama /1/ Menanam jagung di kebun kita /2/ Ambil cangkulmu // ambil pangkurmu /3/ Kita bekerja tak jemu-jemu /4/ Beri pupuk supaya subur /7/ Tanamkan benih dengan teratur /8/ Jagungnya besar // lebat buahnya /9/ Tentu berguna bagi semua /10/ Pemakaian kata menanam jagung, cangkul, pangkur, pupuk, dan benih pada kalimat lagu di atas merupakan kata-kata yang cenderung digunakan dalam jaringan perkebunan atau kata-kata yang berkaitan dengan jaringan perkebunan. Cangkul dan pangkur adalah alat yang biasa digunakan untuk menggali tanah dalam berkebun, pupuk merupakan penyubur tanaman, dan benih adalah biji atau buah yang akan ditanam.

12 B. Pembatasan Masalah Untuk mencegah terjadinya perluasan masalah dalam penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah mengenai objek kajian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis membatasi objek kajian yang akan dianalisis, yaitu wacana lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud dari sudut pandang kohesi serta konteks. C. Rumusan Masalah Agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas diperlukanlah rumusan masalah dari pembatasan masalah di atas. Rumusan masalah dari pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kohesi gramatikal dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud? 2. Bagaimanakah kohesi leksikal dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud? 3. Bagaimana konteks yang terkandung dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kohesi gramatikal dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud. 2. Mendeskripsikan kohesi leksikal dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud. 3. Mendeskripsikan konteks yang terkandung dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud.

13 E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu teori wacana, khususnya dari segi kohesi dan konteks pada lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud. b. Membantu dalam menerapkan ilmu teori wacana dalam penelitianpenelitian yang lain. c. Memberikan wawasan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya dibidang analisis wacana. 2. Manfaat Praktis a. Bahasa yang sederhana dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud dapat membantu pembelajaran bahasa pada anak, khususnya bahasa Indonesia. b. Memperkaya bahan pengajaran teori wacana. c. Memberikan pemahaman tentang sebuah kata-kata yang membentuk kalimat dalam lirik lagu tersebut melalui pemahaman makna, isi, pesan dan nilai-nilai apa saja yang terkandung.

14 F. Sistematika Penelitian Sistematika sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk mengarahkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam penelitian agar hasil penelitian tidak menyimpang dari pembahasan yang akan diteliti. Sistematika menjabarkan hasil penelitian secara terperinci, mendetail, daan sistematis. Sistematika dalam penelitian ini disusun sebagai berikut. Bab pertama adalah pendahuluan berisi latar belakang masalah yang didalamnya terkandung hal-hal yang melatarbelakangi penulisan penelitian ini, pembatasan masalah yang bertujuan untuk membatasi masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Rumusan masalah berisikan hal-hal yang akan dibahas dan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal serta konteks dalam 10 lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud. Tujuan penelitian berisikan arah dari penelitian ini, yaitu mendeskripsikan kohesi gramatikal, kohesi leksikal, dan konteks yang terkandung dalam lirik lagu anak ciptaan Ibu Sud. Manfaat penelitian yang berisi manfaat secara teoretis dan praktis dari hasil penelitian, serta sistematika penulisan yang berisikan langkah-langkah atau urutan-urutan untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian. Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian pustaka berisi tentang kajian-kajian sebelumnya atau penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian dan teori-teori mengenai analisis wacana lirik lagu. Teori yang dijadikan landasan atau acuan dalam analisis data adalah analisis wacana tentang kohesi dan konteks. Kerangka pikir merupakan pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.

15 Bab ketiga adalah metode penelitian yang berisi jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis, data yang merupakan objek dalam penelitian, sumber data yaitu sumber dari data-data yang didapat, metode pengumpulan data yaitu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data yang akan di analisis, metode analisis data yaitu metode yang digunakan dalam melakukan analisis pada data, dan metode penyajian hasil analisis data. Bab keempat adalah analisis data. Bab ini menjabarkan data-data yang telah dikumpulkan dan diklasifikasikan yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan pendeskripsian dari masalah yang diteliti berdasarkan landasan teori yang digunakan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dari segi kohesi, baik kohesi gramatikal maupun leksikal, serta konteks di luar bahasa. Bab kelima adalah penutup yang berisi simpulan dari objek yang telah diteliti, serta saran yang relevan dalam penelitian ini. Terdapat pula daftar pustaka yang dijadikan sebagai referensi penulis dalam melakukan penelitian.

16