I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolismenya dari saluran akar (Stock dkk., 2004). Tujuan perawatan saluran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi, sterilisasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

Lampiran 1 Alur Pikir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terinfeksi dengan mikroorganisme patogen yang berlainan. Infeksi silang dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bakteri semakin hari semakin tidak dapat terkontrol. Peralatan

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijalankan pada praktek sehari-hari dan salah satu caranya adalah dengan kontrol

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angka pencabutan gigi di Indonesia terutama di daerah pedesaan masih cukup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertujuan untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membentuk saluran akar gigi untuk mencegah infeksi berulang. Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar selama atau sesudah perawatan endodontik. Infeksi sekunder biasanya

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Distribusi Perawatan Ulang Endodontik Berdasarkan Etiologi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Tahun )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBEDAAN TEKNIK IRIGASI SALURAN AKAR MENGGUNAKAN FILE NITI ROTARY

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan

INSTRUMEN ENDODONTIK (PERALATAN PERAWATAN S.A)

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

PERBEDAAN KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI EDTA SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR TERHADAP KEKUATAN PELEKATAN PUSH-OUT BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

EKSTRUSI DEBRI KE PERIAPEKS ANTARA PREPARASI SALURAN AKAR MENGGUNAKAN GERAKAN ROTASI KONTINYU DAN RESIPROKAL (EKSPERIMENTAL LABORATORIK) TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daripada kemampuan pendengaran telinga manusia yaitu diatas Hz. Gelombang

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

Tujuan Menutup sistem saluran akar dari kontaminasi oral Menutup sistem saluran akar dari cairan dari apikal Menghalangi perkembangan bakteri yang mun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kesejahteraan hidup, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

PERBEDAAN JUMLAH EKSTRUSI DEBRIS ANTARA KITOSAN BLANGKAS MOLEKUL TINGGI DENGAN SODIUM HIPOKLORIT PADA TINDAKAN IRIGASI SALURAN AKAR

PENGARUH KOMBINASI LARUTAN IRIGASI TERHADAP KEBOCORAN APIKAL PADA OBTURASI SALURAN AKAR MENGGUNAKAN SILER RESIN EPOKSI DAN MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

PRINSIP-PRINSIP DASAR PREPARASI SALURAN AKAR SECARA KHEMOMEKANIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1995). Sealer merupakan semen yang dapat menutupi celah-celah saluran akar

3.2.1 Alat dan Teknik Scaling Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle

TINGKAT KEBERSIHAN TIGA SEGMEN SALURAN AKAR PASCA PREPARASI MENGGUNAKAN INSTRUMEN PUTAR MTWO SINGLE LENGTH, PROTAPER CROWN DOWN, DAN PROTAPER HYBRID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

ribbon-shaped yang memutar 180 o dimulai dari mesial (mesiobukal dan atau mesiolingual) melintasi daerah bukal dan berakhir di distal. Sering ditemuka

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

ALUR PIKIR. Kitosan Molekul Tinggi 1. Knor (1982) Kitosan mempunyai gugus amino bebas Dakin untuk merawat infeksi luka.

BAB I PENDAHULUAN. ultrasonik digunakan sebagai dasar ultrasonic scaler (Newman dkk.,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi yang telah lama digunakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dalam proses reparasi gigi baik pada perawatan endodontik maupun

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji klinik. Penelitian ini akan dilakukan : 1. RSGM Tamalanrea. 2.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

SKRIPSI. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: AINI RAMADHANI NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tambahan dengan menggunakan sistem pasak dan inti untuk retorasi akhirnya. Pasak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

Diabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.

PERBANDINGAN LUAS DINDING SEPERTIGA APEKS SALURAN AKAR YANG TIDAK TERPREPARASI ANTARA INSTRUMEN OSILASI RECIPROC DAN WAVEONE

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar adalah tindakan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa terinfeksi dan membentuk saluran akar agar dapat diisi dengan baik untuk mencegah masuknya kembali bakteri ke dalam saluran akar (Peters dan Peters, 2010). Tujuan utama perawatan saluran akar yaitu menciptakan suatu lingkungan dalam sistem saluran akar yang memungkinkan terjadinya proses penyembuhan dan mempertahankan kesehatan jaringan periradikular (Garg dan Garg, 2008). Syarat keberhasilan perawatan saluran akar adalah tercapainya Triad Endodontik yang terdiri dari preparasi biomekanis (cleaning and shaping), disinfeksi saluran akar secara kimiawi menggunakan larutan irigasi dan medikamen intrakanal (disinfection) dan pengisian atau obturasi dengan bahan pengisi saluran akar (obturation) (Chandra dan Krishna, 2010). Keberhasilan perawatan saluran akar mencapai 86-98% (Friedman, 2003 sit. Sari, 2014). Kegagalan perawatan saluran akar masih terjadi sekitar 12-19% dari keseluruhan perawatan saluran akar, sehingga diperlukan perawatan ulang saluran akar (retreatment) untuk menanggulangi kegagalan tersebut (Farzaneh dkk., 2004). Perawatan ulang saluran akar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara konvensional/non-bedah melalui akses koronal dan secara bedah melalui akses dari apikal gigi (Soma dkk., 2008). Kegagalan perawatan saluran akar disebabkan karena masih adanya sisa bakteri, infeksi menetap atau infeksi ulang dari gigi 1

yang telah dirawat saluran akar karena tidak adekuatnya preparasi, pembersihan, disinfeksi, dan obturasi saluran akar (Crozeta dkk., 2016). Menurut Giuliani dkk. (2008), kegagalan perawatan saluran akar juga disebabkan karena adanya kebocoran koronal. Obturasi saluran akar yang tidak adekuat berdasarkan gambaran radiograf menjadi penyebab 65% kegagalan terjadinya penyembuhan setelah dilakukan perawatan saluran akar (Himel dan DiFiore, 2009). Bahan pengisi saluran akar yang sering digunakan adalah guta perca yang dikombinasikan dengan berbagai macam siler (Niemi dkk., 2016). Guta perca dan siler berbasis resin epoksi merupakan gold standard bahan pengisi saluran akar (Mahdi dkk., 2013). Menurut Giuliani dkk. (2008), keberhasilan perawatan ulang saluran akar bervariasi antara 40-100% tergantung dari beberapa faktor, antara lain umur pasien, jenis gigi yang dirawat, kemungkinan pelepasan restorasi koronal untuk akses ke dalam kamar pulpa, kemungkinan perbaikan dari kerusakan patologis dan iatrogenik, serta teknik yang digunakan untuk menghilangkan bahan pengisi saluran akar. Penghilangan bahan pengisi saluran akar adalah faktor terpenting pada perawatan ulang saluran akar konvensional/non-bedah (Ozyurek dan Demiryurek, 2016). Menurut Somma dkk. (2008), untuk mendapatkan kembali jaringan periapikal yang sehat pada perawatan ulang saluran akar diperoleh jika semua bahan pengisi saluran akar dapat dihilangkan dan dapat dilakukan negosiasi saluran akar ke foramen apikal. Penghilangan seluruh bahan pengisi saluran akar bertujuan untuk pembersihan dan preparasi serta pengisian ulang saluran akar tiga dimensi (Giuliani dkk., 2008). 2

Penghilangan seluruh guta perca dan siler dari saluran akar menentukan keberhasilan perawatan ulang saluran akar karena memungkinkan kontak yang lebih baik antara bahan irigasi dan medikamen intrakanal dengan dinding saluran akar (Obeid dan Nagy, 2015). Penghilangan guta perca dan siler yang tidak menyeluruh menyebabkan terbatasnya akses menuju foramen apikal dan mengganggu disinfeksi dan preparasi ulang saluran akar. Pada perawatan ulang saluran akar, penghilangan guta perca dan siler yang diikuti dengan instrumentasi ulang saluran akar akan memberikan akses yang lebih baik untuk menghilangkan sisa jaringan nekrotik dan mikroorganisme penyebab inflamasi periapikal yang menetap (So dkk., 2008). Bahan pengisi saluran akar dapat dihilangkan dengan beberapa teknik antara lain dengan pemanasan, teknik mekanik dengan instrumen endodontik manual (hands file) dan putar (rotary instruments), tip ultrasonik (Simsek dkk., 2014), heat-carrying instrument, paper point dengan bahan kimia, laser (Somma dkk., 2008), penggunaan pelarut serta kombinasi dari teknik tersebut (Ozyurek dkk., 2016). Penggunaan instrumen putar yang terbuat dari nikel titanium (NiTi rotary retreatment file) untuk penghilangan bahan pengisi pada perawatan ulang saluran akar dipilih karena efisien, efektif dan lebih cepat dalam menghilangkan bahan pengisi saluran akar dibandingkan dengan penggunaan instrumen manual (Colaco dan Pai, 2015). Garg dkk. (2015) menyatakan bahwa keuntungan menggunakan rotary retreatment file antara lain dapat mempertahankan bentuk saluran akar, mengurangi waktu kerja, efektif, aman dan mengurangi kelelahan operator 3

sedangkan kerugiannya meliputi insidensi file patah dan ekstrusi atau terdorongnya bahan pengisi saluran akar dan debris keluar melalui foramen apikal. Menurut Fariniuk dkk. (2011), penggunaan NiTi rotary retreatment file dapat mengeliminasi penggunaan pelarut untuk menghilangkan guta perca. Penggunaan pelarut dapat menyebabkan terbentuknya lapisan tipis guta perca pada dinding saluran akar yang dapat mengurangi aksi medikamen intrakanal dan adhesi siler pada dinding saluran akar saat perawatan ulang saluran akar. Keberhasilan klinis dari perawatan ulang saluran akar konvensional/nonbedah bervariasi antara 50-90% (Obeid dan Nagy, 2015), disebabkan karena pada kenyataannya tidak ada satu teknik pun yang mampu menghasilkan pembersihan menyeluruh dinding saluran akar dari bahan pengisi saluran akar (Xu dkk., 2012; Rios dkk., 2014; Obeid dan Nagy, 2015). Niemi dkk. (2016) menyatakan bahwa tidak ada satupun penelitian menggunakan teknik dan instrumen apapun yang dapat menghasilkan pembersihan menyeluruh dinding saluran akar dari bahan pengisi selama perawatan ulang saluran akar. Salah satu strategi untuk meningkatkan pembersihan dinding saluran akar dari bahan pengisi pada kasus perawatan ulang saluran akar adalah dengan pemakaian instrumen tambahan setelah rotary retretment file (Alves dkk., 2016). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Colaco dan Pai (2015) yang menyatakan bahwa pemakaian instrumen putar maupun manual tambahan setelah pemakaian rotary retretment file membantu menghilangkan guta perca selama perawatan ulang saluran akar. Alves dkk. (2016) melakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas finishing file (XP-endo Finisher, FKG Dentaire, Switzerland) setelah pemakaian 4

reciprocating single instrument system (Reciproc, VDW, Germany) dan rotary multi instrument system (Mtwo Retreatment, VDW, Germany) dalam menghilangkan bahan pengisi guta perca dengan siler berbasis resin epoksi pada saluran akar berkurva 30º-40º. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian finishing file (XP-endo Finisher, FKG Dentaire, Switzerland) sebagai instrumen tambahan yang digerakkan dengan kecepatan 1000 rpm torsi 1 Ncm selama 1 menit secara signifikan efektif meningkatkan penghilangan bahan pengisi saluran akar. Finishing file (XP-endo Finisher, FKG Dentaire) merupakan instrumen finishing terbuat dari nikel-titanium MaxWire alloy (Martensite-Austenite Electropolish Flex, FKG Dentaire) yang diciptakan untuk meningkatkan proses pembersihan saluran akar. Instrumen ini pada fase M (Martensite phase) berbentuk lurus, yaitu saat berada pada temperatur ruangan (suhu dibawah 30ºC) dan berubah menjadi fase A (Austenitic phase) berbentuk seperti sendok pada 10 mm dari ujung instrumen dengan lebar 1,5 mm yaitu saat berada di dalam saluran akar pada suhu tubuh. Perubahan bentuk dan gerakan helikal instrumen ini di dalam saluran akar menyebabkan kontaknya instrumen secara mekanis diikuti dengan lepasnya sisa bahan pengisi pada dinding saluran akar (Alves dkk., 2016). Strategi lain untuk meningkatkan pembersihan bahan pengisi pada kasus perawatan ulang saluran akar adalah dengan pemakaian instrumen tambahan berupa endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany). Endodontic brush merupakan microbrush endodontik dengan tingkat kelenturan tinggi terbuat dari polypropylene yang secara khusus diproduksi untuk membersihkan saluran akar 5

(Protogerou dkk., 2013). Instrumen ini dapat digunakan secara manual dengan gerakan memutar tetapi lebih efisien digunakan dengan contra angle handpiece kecepatan 600 rpm (Lima dkk., 2015). Penelitian menggunakan Scanning Electron Microscopic (SEM) menunjukkan endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) efektif menghilangkan debris pada saluran akar dan meningkatkan pembersihan pada sepertiga apikal saluran akar (Salman dkk., 2010). Menurut Kamel dan Kataia (2014), penggunaan endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) setelah preparasi dengan singe-file system (WaveOne, Dentsply Maillefer, Switzerland) dapat menghilangkan smear layer dan debris, menghasilkan dinding saluran akar yang bersih pada pemeriksaan dengan SEM. Endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) yang digerakkan dengan kecepatan 500 rpm selama 20 detik terbukti efektif menghilangkan bahan dressing kalsium hidroksida pada saluran akar lurus. Efek pembersihan endodontic brush disebabkan karena adanya kontak mekanis antara bulu instrumen ini dengan dinding saluran akar sehingga menyebabkan terlepasnya residu pasta kalsium hidroksida (Markovic dkk., 2015). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan suatu permasalahan bagaimana pengaruh finishing file dan endodontic brush setelah pemakaian rotary retreatment file terhadap kebersihan dinding saluran akar pasca obturasi menggunakan guta perca dengan siler berbasis resin epoksi. 6

C. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan penulis, belum ada penelitian mengenai pengaruh finishing file dan endodontic brush setelah pemakaian rotary retreatment file terhadap kebersihan dinding saluran akar pasca obturasi dengan guta perca dan siler berbasis resin epoksi. Penelitian mengenai efektifitas pemakaian finishing file (XP-endo Finisher, FKG Dentaire, Switzerland) setelah reciprocating single instrument system (Reciproc, VDW, Germany) dan rotary multi instrument system (Mtwo Retreatment, VDW, Germany) dalam menghilangkan bahan pengisi guta perca dengan siler berbasis resin epoksi pada saluran akar berkurva 30º-40º dengan pemeriksaan menggunakan microct scan telah dilakukan oleh Alves dkk. (2016). Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitan yang digunakan yaitu pada saluran akar tunggal dan lurus, rotary retreatment file yang digunakan, metode untuk melihat kebersihan bahan pengisi saluran akar dan pemakaian endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) sebagai instrumen pembanding. Berdasarkan pengetahuan penulis, belum ada penelitian mengenai pengaruh pemakaian endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) sebagai instrumen tambahan setelah rotary retreatment file terhadap kebersihan dinding saluran akar pasca obturasi menggunakan guta perca dengan siler berbasis resin epoksi. Penelitian mengenai endodontic brush (CanalBrush, Coltene, Germany) yang telah dilaporkan adalah penelitian mengenai efektifitas instrumen ini dalam menghilangkan debris dan smear layer setelah prosedur preparasi saluran akar 7

(Kamel dan Kataia, 2014) serta penghilangan bahan dressing kalsium hidroksida (Markovic dkk., 2015). D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemakaian instrumen tambahan finishing file dan endodontic brush setelah pemakaian rotary retreatment file terhadap kebersihan dinding saluran akar pasca obturasi menggunakan guta perca dengan siler berbasis resin epoksi. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi pemilihan metode dan instrumen penghilangan guta perca dan siler berbasis resin epoksi yang tepat dan dapat menghasilkan kebersihan menyeluruh dinding saluran akar pada kasus perawatan ulang saluran akar. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Konservasi Gigi. 8