5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

dokumen-dokumen yang mirip
4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan

Perkembangan Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bidang Tanaman Pangan

A. Realisasi Keuangan

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

RENCANA KINERJA TAHUNAN


PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA.

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

I.G.N. KESUMA KELAKAN, ST, M.Si

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

S. Andy Cahyono dan Purwanto

Hasil analisis produk unggulan daerah kota Bima dilakukan berdasarkan 10 kriteria seperti pada tabel berikut ini:

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Boks Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah 1.

Programa Penyuluhan Kab.Bangka

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DESA KERTA DAN DESA BUAHAN KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR, BALI

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Profil Kabupaten Aceh Barat

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Profil Kabupaten Aceh Singkil

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Profil Kabupaten Bireuen


GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

Transkripsi:

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu dengan mengidentifikasi komoditas apa saja yang dihasilkan oleh masyarakat Lamandau berdasarkan masing-masing sub sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Setelah teridentifikasi, maka digunakan analisis LQ untuk menentukan komoditas mana yang unggul pada masing-masing sub sektor. Penilaian pada analisis LQ dilakukan dengan melihat nilai produksi suatu komoditas terhadap nilai keseluruhan komoditas pada sub sektornya. Lalu kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai produksi komoditas yang sama ditingkat yang lebih tinggi, dalam hal ini Provinsi Kalimantan Tengah. Analisa LQ dapat dilihat pada Tabel 5.1. V-1

Tabel 5.1 Analisa Location Quotient Produk Unggulan Lamandau Sub Sektor Komoditas Produksi Lamandau (Ton) Pertanian Tanaman Pangan V j/v ij Produksi Provinsi Kalteng (Ton) V n/v in Kedelai 492.06 0.013714 1.700 0.003842 3.6 Kacang Hijau 34.5 0.000962 173 0.000391 2.5 Jagung 1.102.13 0.030718 7.947 0.017961 1.7 Ubi Jalar 1.315.23 0.036657 9.525 0.021527 1.7 Kacang Tanah 98.64 0.002749 771 0.001742 1.6 Padi Ladang 20.932.80 0.583420 185.689 0.419667 1.4 LQ Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Ubi kayu 4.969.21 4.969.21 46.630 0,105386 1.3 Lada 548 0.007962 1.955 0.00036 22.1 Duku 589.80 0.00857 2.623.4 0.000483 17.7 Durian 1.338.20 0.019444 10.635.7 0.00196 9.9 Manggis 108.50 0.001576 1.031.1 0.00019 8.3 Jambu 87.10 0.001266 993.9 0.000183 6.9 Pepaya 261.19 0.003795 3.457.1 0.000637 6.0 Pisang 1.322.50 0.019216 19.815.2 0.003652 5.3 Pinang 36 0.000523 556 0.000102 5.1 Kopi 95.61 0.001389 1.702 0.000314 4.4 Rambutan 585.50 0.008507 15.881.1 0.002927 2.9 Timun 957.61 0.02669 4.079.10 0.009219 2.9 Mangga 181.30 0.002634 5.378.1 0.000991 2.7 Tomat 429.17 0.011961 2.095.20 0.004735 2.5 Kangkung 241.87 0.006741 1.689.20 0.003818 1.8 Bayam 164.86 0.004595 1.391.90 0.003146 1.5 Kacang 519.35 0.014475 4.527.20 0.003146 1.4 Panjang Cabe Rawit 320.08 0.008921 2.872.20 0.006491 1.4 Terong 351.44 0.009795 3.898.20 0.00881 1.1 V-2

Kelapa Sawit 59.622.31 0.866307 5.005.252 0.922452 0.9 67.023.66 5.427.507 Peternakan Domba 178 0.001297 1.184 0.000135 9.6 Kambing 3.425 0.02496 46.674 0.005341 4.7 Babi 10.525 0.076702 161.988 0.018536 4.1 Sapi Potong 3.038 0.02214 59.385 0.006795 3.3 Itik 15.482 0.112826 281.063 0.032162 3.5 Ayam Buras 68.422 0.49863 3.028.271 0.346528 1.4 137.220 8.738.901 Perikanan Budidaya keramba 439.72 0.520385 16.655.37 0.474853 1.1 kolam 405.27 0.479615 18.419.42 0.525147 0.9 844.99 35.074.79 Sumber: Hasil Analisis 2015 Pada Analisa LQ, sesuai dengan ketentuannya maka komoditas dengan nilai (<0) merupakan komoditas yang belum layak untuk dikembangkan. Komoditas dengan nilai (=1) merupakan komoditas yang secara produksi sudah cukup baik namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal kabupaten. Komoditas dengan nilai (>1) merupakan komoditas unggulan yang layak untuk dikembangkan dan hasilnya dapat dijual keluar kabupaten. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka untuk masing-masing sub sektor telah didapatkan komoditas unggulan (dua teratas dari perhitungan nilai LQ) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.2. berikut. Tabel 5.2. Komoditas Unggulan Lamandau Sub Sektor Komoditas Unggulan Nilai LQ Pertanian Kedelai 3,6 Kacang Hijau 2,5 Perkebunan dan Hortikultura Lada 22,1 Durian 9,9 Peternakan Domba 9,6 Kambing 4,7 V-3

Karena banyaknya komoditas yang potensial untuk dikembangkan di Lamandau berdasarkan hasil analisis LQ, maka komoditas yang diambil sebagai komoditas unggulan adalah komoditas prioritas yakni komoditas dengan nilai LQ tertinggi untuk masing-masing sub sektor(dua sampai lima teratas), atau nilai LQ lebih besar satu. Khusus untuk tanaman sub sektor perkebunan dan hortikultura, komoditas durian dipilih sebagai pilihan kedua walaupun berdasarkan nilai LQ berada pada urutan ketiga setelah duku, hal ini dilakukan pilihan dengan pertimbangan komoditas durian memiliki nilai ekonomisnya yang lebih tinggi (lihat pohon industri durian). 5.1.2 Analisis Potensi-Masalah Sub-Sektor Pariwisata Sub sektor pariwisata merupakan sub sektor potensial untuk dikembangkan sebagai sumber pemasukan asli daerah di Lamandau, serta sebagai salah satu cara menarik minat masyarakat dari daerah lain untuk datang ke Lamandau. Untuk melihat potensi dari sub sektor pariwisata Lamandau serta masalah dalam pengembangannya, maka digunakan analisa potensi-masalah. Dalam analisa ini peneliti secara deskriptif mengidentifikasi masing-masing potensi dan masalah dari sub sektor pariwisata serta secara evaluatif melakukan analisa V-4

hal-hal yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sub sektor pariwisata. Analisis potensi-masalah dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Analisis Potensi-Masalah Sub-Sektor Pariwisata Lamandau Potensi Masalah Analisis Jarak menuju Pariwisata Lamandau memiliki tempat-tempat merupakan landscape alami wisata tersebut sektor yang pegunungan relatif cukup jauh perlu untuk perbukitan dengan dengan kualitas jalan dikembangkan hutan alami dibagian yang rendah dan di barat-utara serta ketersediaan modal Lamandau terdapat potensi yang terbatas mengingat sungai dengan jeram Tempat-tempat potensi alam dan dan air terjun wisata masih belum lokasi dilengkapi fasilitas yang memadai Lamandau yang strategis V-5

Belum adanya Untuk Lamandau promosi terhadap menunjang berdekatan dengan potensi wisata yang pengembangan terdapat di pariwisata Kotawaringin Barat yang memiliki Lamandau Lamandau perlu potensi wisata Belum terdapat dibuat Taman Nasional kerjasama antar masterplan Tanjung Puting pemerintah daerah pariwisata (TNTP). Wisatawan serta anatara lokal dan asing yang pemerintah daerah Lamandau yang berwisata di TNTP dengan stakeholder komprehensif memiliki alternatif di bidang pariwisata Didalamnya wisata ke (agen perjalanan, memuat : Lamandau biro wisata, dll) Rencana Atraksi Rencana Servis/fasilitas Rencana Transportasi Rencana Informasi dan Promosi Sumber: Hasil Analisis 2015 V-6

5.2. Analisa Daya Dukung Agar tercapai tujuan dari pengembangan PUD Lamandau maka dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek.aspek-aspek tersebut meliputi prasarana dan sarana, teknologi, kearifan lokal, Sumber Daya Manusia (SDM), serta pembiayaan.untuk melihat kemampuan dari berbagai aspek tersebut menunjang pengembangan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau, maka dilakukan analisis daya dukung untuk masingmasing aspek tersebut.analisis daya dukung untuk masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 5.4-5.7. Tabel 5.4 Analisis Daya Dukung Prasarana, Sarana, dan Teknologi RPJMD Lamandau 2013-2015 Kondisi Eksisting Transportasi antar desa Analisa Perlu adanya antar kecamatan masih peningkatan kualitas minim, kualitas dan dan kuantitas jalan Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi. kuantitas prasarana jalan terutama di wilayah yang jauh dari ibukota kabupaten masih rendah Beberapa wilayah hanya antar desa antar kecamatan. Untuk menunjang pengembangan produk unggulan, dapat diakses dengan peningkatan menggunakan transportasi kualitas dan sungai kuantitas V-7

Prasarana jalan digunakan oleh berbagai moda secara bersamaan (roda 2, roda 4, roda >4) prasarana jalan terutama akses dari dan menuju sentra-sentra produksi dan pemasaran Meningkatnya produksi Produksi komoditas dan produktivitas pertanian, perkebunan, komoditi unggulan perikanan, peternakan daerah. mayoritas masih dilakukan dengan peralatan swadaya secara sederhana/tradisional Belum tersedia sentra untuk mengolah dan meningkatkan nilai jual hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan Sumber: Hasil Analisa 2015 Perlu adanya penyediaan peralatanperalatan untuk memaksimalkan hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan Perlu dibangun sentra pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan V-8

Tabel 5.5 Analisis Daya Dukung Kearifan Lokal RPJMD Lamandau 2013-2015 Meningkatnya upaya pelestarian dan pengembangan adat dan budaya lokal. Sumber: Hasil Analisis 2015 Kondisi Eksisting Terdapat beberapa acara adat yang khas dari Lamandau Dalam upacara juga ditampilkan kesenian serta makanan daerah Lamandau yang Khas Upacara-upacara tersebut ditampilkan hanya pada waktu-waktu dan momenmomen tertentu (kematian, penyambutan tamu dll) Analisa Upacara-upacara tersebut perlu dilaksanakan secara reguler sebagai atraksi untuk menarik wisatawan Perlu dibuat kalender budaya yang memuat tanggal pelaksanaan upacara dan lokasi upacara di Lamandau. Kalender tersebut di publikasikan secara luas melalui media informasi cetak dan elektronik. Tabel 5.6 Analisis Daya Dukung Sumber Daya Alam RPJMD Kab. Lamandau 2013-2015 Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. Kondisi Eksisting Produksi komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan Analisa Perlu adanya pelatihan dan studi banding mengenai tata cara dan V-9

Menurunnya tingkat mayoritas masih dilakukan pengangguran terbuka dengan cara dan jumlah penduduk sederhana/tradisional miskin. Persentase penduduk Lamandau yang belum bekerja/aktivitas harian mengurus rumah tangga cukup tinggi yaitu mencapai 19,61% dari total jumlah penduduk Meningkatnya UKM dan IKM pembinaan dan Lamandau masih didominasi pemberdayaan generasi industri dan usaha dibidang muda. kerajinan rakyat dan pengolahan logam. Bidang usaha lain masih berpeluang dikembangkan sesuai potensi produk unggulan daerah Sumber: Hasil Analisa 2015 strategi peningkatan hasil-hasil produksi komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan Perlu dibangun sentra pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan yang dapat menyerap tenaga kerja pada industri pengolahan produk unggulan daerah V-10

Tabel 5.7 Analisis Daya Dukung Pembiayaan RPJMD Lamandau 2013-2015 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dan IKM berbasis komoditi daerah serta berdaya saing. Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja serta lapangan usaha. Kondisi Eksisting Saat ini terdapat ±111 koperasi di seluruh wilayah Lamandau. Koperasi didominasi koperasi simpan pinjam Kecamatan Bulik dan Kecamatan Lamandau merupakan wilayah dengan sebaran koperasi terbanyak Potensi sumber pembiayaan untuk pengembangan produk unggulan daerah Lamandau berasal dari APBD, Koperasi, dan CSR perusahaanperusahaan (Pemerintah/nonpemerintah) Analisa Untuk pengembangan produk unggulan daerah perlu adanya: Hibah/Dana bergulir dari APBD melalui SKPD terkait kepada pelaku usaha dibidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan khususnya yang mengusahakan komoditas unggulan Hibah/dana bergulir diserahterimakan kepada kelompok usaha/kelompok tani sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif Penyaluran dana dalam bentuk modal kepada koperasi untuk disalurkan kembali padapelaku usaha dibidang pertanian, V-11

Sumber: Hasil Analisis 2015 perkebunan, perikanan, dan peternakan khususnya yang mengusahakan komoditas unggulan dengan insentif Optimalisasi CSR dari perusahaan-perusahaan besar yang memiliki TDP di wilayah Lamandau 5.3. Pohon Industri Komoditas Unggulan Daerah (PUD) Komoditas unggulan yang terpilih tentunya perlu untuk dikembangkan semaksimal mungkin. Poin penting dalam mengembangkan suatu komoditas adalah meningkatkan kualitas komoditas tersebut menjadi produk dengan nilai ekonomis, penggunaan, serta manfaat tertinggi. Oleh sebab itu perlu dibuat pohon industri untuk masing-masing komoditas terpilih sebagai gambaran produk-produk yang dapat dihasilkan dari komoditas tersebut. Pohon industri untuk masing-masing komoditas unggulan dapat dilihat pada Gambar 5.1-5.4. V-12

Gambar 5.1 Pohon Industri Kedelai Gambar 5.2 Pohon Industri Lada V-13

Gambar 5.3 Pohon Industri Durian Gambar 5.4 Pohon Industri Domba & Kambing V-14