Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...


Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT & OREOVOCZ

BAB III METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Uun Ulfa Pratiwi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar ABSTRAK

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1,2. Universitas Negeri Papua Abstract

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Vinsensia Ade Sugiawati. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CTL PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 KURIPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, generative model, ICT learning outcomes

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Perserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMA

PENGGUNAAN KIT IPA (FISIKA) SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MA MUALLIMIN MAKASSAR

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR FLEKSIBEL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Unnes Physics Education Journal

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI USAHA DAN ENERGI DI KELAS XI SMA N 1 UKUI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Transkripsi:

45 Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar Effectiveness of Problem-Based Inductive Learning Students In Class XI IPA 1 SMAN 9 Makassar 1) Haris Munandar, 2) St.Humaerah Syarif 1,2) STKIP PI Makassar E-mail: TanyaHarisMunandar@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui persentase efektifitas pembelajaran Induktif Berbasis Masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 37 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan (pretest) dan (posttest). Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk pretest sebesar 32,81 sedangkan untuk posttest sebesar 75,02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase efektifitas masalah pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar pada materi pokok sistem koloid sebesar 83,33%. Kata kunci: Efektifitas, Pembelajaran induktif berbasis masalah ABSTRACT This research is a descriptive research that aims to determine the percentage of the effectiveness of inductive learning based on students' problem. The subject of this study were students in grade XI IPA 1 SMAN 9 Makassar Lessons Year 2010/2011, amounting to 37 students. Collecting data in this study was done by giving the (pretest) and (posttest). The results of descriptive statistical analysis showed that the average value of 32.81 for pretest to posttest of 75.02 while. The results showed that the percentage of effectiveness of inductive learning problems based on student class XI IPA 1 SMAN 9 Makassar on the subject matter of colloidal systems is 83,33%. Keywords: Effectiveness, Problem-based inductive learning

46 PENDAHULUAN Guru sebagai komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah harus memiliki kemampuan yang memadai. Salah satu diantaranya adalah seorang guru harus mempunyai keterampilan dan kemampuan profesional untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang dimilikinya. Upaya yang dapat ditempuh oleh guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat, guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Dalam lingkup pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), mata pelajaran kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan karena itu ilmu kimia memilki karakteristik yang sama dengan IPA. Mata pelajaran kimia dikenal sebagai pelajaran yang terkadang membuat siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Hal ini disebabkan oleh materi kimia yang kebanyakan bersifat mikro yang diperhadapkan dengan rendahnya kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kimia yang dilaksanakan di sekolah hendaknya dilakukan dengan cara yang bervariasi atau dengan menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi dan tentunya cocok dengan materi yang diajarkan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dengan pelajaran kimia. Pembelajaran kimia yang diterapkan juga hendaknya tidak berpusat kepada guru tetapi lebih berpusat kepada siswa. Pembelajaran yang berpusat kepada siswa akan membuat siswa cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa selalu terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilalui oleh siswa akan bermakna dan tidak mudah dilupa oleh siswa. Salah satu sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah sistem masalah. Pembelajaran induktif berbasis masalah ini dapat dijadikan salah satu variasi pilihan dalam penyampaian materi pelajaran karena dalam masalah ini, siswa dihadapkan dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya masalah yang diberikan, siswa diharapkan mampu untuk mengaitkan konsep-konsep yang telah diketahuinya untuk mampu menjawab masalah tersebut sehingga pada akhirnya siswa mendapatkan informasi baru. Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan pernyataan dalam teori Ausubel yaitu, faktor yang paling penting dan mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Dengan demikian, melalui pembelajaran induktif berbasis masalah ini siswa diarahkan untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang dilalui oleh siswa adalah pembelajaran yang bermakna (Mulyati, 2000; Panjaitan, S., 2006; Sabri, A., 2007; Sagala, S., 2006; Sanjaya, 2001;

47 Trianto, 2007; Trianto, 2010; Warsita, B; 2008; Wena, M., 2009). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 9 Makassar, khususnya pada kelas XI IPA 1, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini ditunjukkan oleh kurangnya aktivitas belajar siswa dibidang kimia. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk materi pokok sistem koloid, hanya sekitar 65 % siswa yang mencapai ketuntasan dengan kriteria ketuntasan sebesar 70. Dari hasil observasi di kelas, terlihat pembelajaran yang bersifat pasif. Salah satunya karena pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa tidak bersemangat untuk mengembangkan daya pikirnya. Gambaran umum materi sistem koloid, memperlihatkan bahwa materi sistem koloid adalah materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, materi sistem koloid banyak menyajikan contohcontoh, konsep, dan prinsip yang berkaitan dengan kehidupan seharihari sehingga dalam proses pembelajaran dapat disajikan dengan menggunakan pembelajaran induktif berbasis masalah, karena ketika diberi suatu masalah maka siswa dapat memikirkannya dengan mencoba mengaitkan masalah yang diberikan dengan kehidupan sehari-hari lalu mampu membuat generalisasinya. Melalui kegiatan tersebut, maka pembelajaran yang dilalui oleh siswa akan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran akan menjadi bermakna buat siswa dan tidak mudah untuk dilupakan. Studi pada materi pokok sistem koloid sebagai materi kajian dalam penelitian karena dalam mempelajari materi ini, sebagian besar siswa mempelajarinya sebagai produk, menghafalkan konsep, dan teori. Sedangkan jika ditinjau dari hasil belajar yang diperoleh siswa masih tergolong rendah, yang terlihat dari belum tercapainya ketuntasan individu dan ketuntasan kelas dalam pembelajaran seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, dianggap bahwa masalah dapat diterapkan pada materi pokok koloid sehingga siswa tidak lagi menghafal konsep tetapi menemukan sendiri konsep-konsep baru melalui masalah yang disajikan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar pada materi pokok sistem koloid. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pra-eksperimen yang bersifat deskriptif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group pretest-posttest design (sugiyono, 2006). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pemberian tes berupa tes hasil belajar tipe pilihan ganda

48 yang telah divalidasi item. Sebelumnya soal berjumlah 30 item, setelah divalidasi item diperoleh 4 item yang tidak valid, sehingga diambil 25 item soal untuk dijadikan tes hasil belajar. Tiap item diberi skor 1 (satu) jika benar dan skor 0 (nol) jika salah atau tidak dijawab, sehingga diperoleh skor maksimal adalah 25 dan skor minimal adalah 0 (nol). Data yang diperoleh merupakan hasil belajar siswa. Data ini selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan efektifitas metode pembelajaran induktif terhadap hasil belajar kimia siswa. Untuk mengukur efektifitas masalah, digunakan perhitungan sebagai berikut: 1. Tuntas belajar perorangan, dengan rumus: Tp = Dengan: T p = Tuntas perorangan J B = Skor tiap siswa J S = Skor total Tabel 1. Kriteria tuntas perorangan SMA Negeri 9 Makassar Tuntas perorangan Kategori < 70 Tidak Tuntas 70 Tuntas 2. Tuntas kelas, dengan rumus: Tk = Dengan: Tk = Tuntas kelas Nt = Banyaknya sampel yang mencapai tuntas belajar perorangan n = jumlah sampel 3. Efektifitas Metode Pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang disajikan meliputi hasil analisis deskriptif yang masing-masing disajikan dalam tabel 2, 3, dan 4. Tabel 2. Nilai statistik deskriptif hasil belajar siswa Statistik Nilai Satistik Pretest Posttest Jumlah Sampel 37 37 Nilai Ideal 100 100 Nilai Tertinggi 56 88 Nilai terendah 4 56 Nilai rata-rata 32,81 75, 02

49 Tabel 3. Kategori, frekuensi, dan persentase hasil belajar siswa Nilai Kategori Pretest Posttest Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase < 70 Tidak tuntas 37 100% 8 21,62 % 70 Tuntas 0 0% 29 78,38 % Tabel 4. Persentase pencapaian, dan ketuntasan tiap indikator Indikator Pretest Posttest P (%) Keterangan P (%) keterangan I 21, 61 Tidak Tuntas 72, 96 Tuntas II 34, 23 Tidak Tuntas 62, 15 Tidak Tuntas III 45, 94 Tidak Tuntas 77, 47 Tuntas IV 42, 07 Tidak Tuntas 78, 76 Tuntas V 10, 80 Tidak Tuntas 72, 06 Tuntas VI 44, 59 Tidak Tuntas 81, 07 Tuntas B. Pembahasan Hasil analisis data nilai statistik deskriptif hasil belajar siswa menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Dengan kata lain, nilai posttest jauh lebih tinggi daripada nilai pretest. Data ini menunjukkan bahwa pada pretest tidak ada satupun siswa atau 0% siswa yang mencapai nilai yang tuntas yakni nilai 70 sementara untuk hasil posttest terlihat bahwa frekuensi siswa yang tuntas adalah 29 dengan persentase sebesar 78,37% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase sebesar 21,62%. Adapun tujuan dari diadakannya tes awal (pretest) ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil nilai pretest menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih sangat minim tentang materi sistem koloid. Jika mengacu pada hasil belajar siswa sebelumnya yang diajarkan tanpa pembelajaran induktif berbasis masalah, diperoleh persentase ketuntasan <70%. Sementara Hasil posttest menunjukkan bahwa masalah yang diterapkan dikelas lebih efektif yang ditandai dengan banyaknya jumlah siswa yang tuntas pada materi pokok sistem koloid. Pembelajaran induktif berbasis masalah mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena penyampaian pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi yang telah diberikan sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas. Adapun diakhir pembelajaran, siswa yang akan menyimpulkan atau membuat generalisasi mengenai materi

50 pembelajaran berdasarkan katakatanya sendiri. Pembelajaran induktif berbasis masalah efektif untuk memicu keterlibatan siswa. Dengan demikian, melalui masalah ini, siswa diarahkan untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang dilalui siswa adalah pembelajaran yang bermakna. Data persentase pencapaian, dan ketuntasan tiap indikator menunjukkan bahwa persentase pencapaian pada tiap indikator pada posttest jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pencapaian tiap indikator pada pretest. Hal ini disebabkan karena pada pretest pengetahuan awal siswa tentang materi sistem koloid masih sangat minim sedangkan nilai posttest menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi sistem koloid cukup tinggi. Hal ini tidak terlepas pembelajaran induktif berbasis masalah yang diterapkan. Nilai yang cukup tinggi pada saat posttest menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh persentase ketuntasan kelas pada posttest sebesar 78,38%. Persentase ini masih berbeda dengan persentase ketuntasan kelas menurut KTSP yaitu sebesar 80%. Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan sehingga ketuntasan kelas yang diperoleh belum mencapai ketuntasan kelas sesuai KTSP yakni 80%. Salah satu peyebab hal ini adalah adanya satu dari total enam indikator yang tidak tuntas. Indikator yang dimaksud adalah mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid berdasarkan hasil pengamatan. Dari hasil posttest, menunjukkan bahwa indikator ini kurang cocok diajarkan dengan masalah, karena pembelajaran ini menekankan pada kemampuan asosiatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan melihat persentase pencapaian ketuntasan indikator yang dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran indukif berbasis masalah, maka diperoleh efektifitas pembelajaran induktif berbasis masalah pada materi pokok sistem koloid sebesar 83, 33%. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa besarnya efektifitas pembelajaran induktif berbasis masalah dalam pembelajaran kimia siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar pada meteri pokok sistem koloid adalah 83, 33%. B. Saran Diharapkan kepada guru bidang studi kimia kiranya mempertimbangkan penggunaan masalah untuk lebih melibatkan siswa dan hendaknya masalah-masalah yang diangkat adalah masalah yang lebih aktual sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

51 DAFTAR PUSTAKA Mulyati, dkk. 2000. Strategi Belajar mengajar Kimia. Bandung: JICA. Panjaitan, S. 2006. Pengaruh Strategi Pembelajaran Induktif dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar Fisika.. Jurnal Penelitian dari forum Pendidikan,Volume 31 Nomor 1,2006. Padang : Universitas Negeri Padang. Sabri, A. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Jakarta : PT. Ciputat Press. Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Surabaya: Tim Prestasi Pustaka. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineke Cipta. Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.