BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN SEDANG NABIRE (43.2 mm) DI NABIRE TANGGAL 27 JANUARI 2017 I. INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN Telah terjadi hujan sedang sekitar pukul 19.00 22.00 WIT di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya. LOKASI Kota Nabire dan sekitarnya TANGGAL 27 Januari 2017 DAMPAK Menyebabkan beberapa genangan air di sekitar ruas jalan di Kota Nabire II. DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 43.2 mm Hujan Sedang III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR 1. SST dan Anomali 2. ENSO (El Nino South Osciilation) 3. OLR (Outgoing Longwave Radiation) 3. MJO (Madden Julian Oscillation) 4. Pola Tekanan KETERANGAN Data model analisis SST tanggal 27 Januari 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat berkisar 27 30 C. Analisis anomali SST bernilai positif (+0.5) (+3.0) C di sekitar perairan Nabire. Kondisi ini menunjukkan potensi penguapan yang cukup tinggi sehingga kadar uap air tersedia cukup banyak di sekitar wilayah tersebut. Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 27 Januari 2017 yang bernilai 0.21 dan data SOI tanggal 21 Januari 2017 yang bernilai + 2.1, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 27 Januari 2017, menunjukkan kondisi normal yaitu pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan harian di wilayah Indonesia serta suplai uap air dari samudera pasifik timur ke pasifik barat tidak signifikan yaitu aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur rendah. Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 29 Juli 2016 s/d 27 Januari 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Serui : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya. Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 27 Januari 2017 yang kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 27 Januari 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 4 (empat) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan. Hal ini menyebabkan massa udara bergerak dari BBU (daerah bertekanan lebih tinggi) menuju BBS (daerah bertekanan lebih rendah).
5. Pola Angin Berdasarkan gambar pola arus angin pada tanggal 27 Januari 2017 diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera pasifik dan melewati wilayah Nabire. Selain itu BADAN METEOROLOGI adanya pola shearline DAN diatas GEOFISIKA wilayah Nabire yang dapat berperan BALAI BESAR METEOROLOGI untuk DAN pembentukan GEOFISIKA awan WILAYAH awan konvektif V penghasil hujan serta STASIUN adanya METEOROLOGI 1 (satu) daerah sirkulasi NABIRE tertutup (Eddy) sebelah utara wilayah perairan Samudera Pasifik yang berdekatan dengan wilayah Nabire. 6. Kelembaban Relatif 7. Citra Satelit Berdasarkan data kelembaban relatif, pada lapisan 850 mb di atas wilayah Nabire, kelembaban relatif bernilai 80 90 %.. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi udara cukup basah yang menandakan potensi pertumbuhan awan awan hujan cukup besar di wilayah Nabire. Berdasarkan citra satelit, terlihat kumpulan awan konvektif yang bergerak masuk ke wilayah Nabire awalnya berasal dari arah timur wilayah pergunungan atau perbukitan Nabire. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari-8 EH yaitu (-69) s/d (-100) 0 C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 09.00 UTC 8. Indeks Labilitas Udara Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 27 Januari 2017 pukul 06.00 dan 12.00 UTC di wilayah Nabire yaitu : Indeks Labilitas Pukul 06.00 UTC Pukul 12.00 UTC K. Indeks 31 35 LI (Lifted Indeks) -2-3 SI (Showalter Indeks) -1-1 Nilai K.Indeks yaitu 31 & 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai L.Indeks berkisar antara -2 hingga -3 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai Guntur yang sedang. Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kejadian hujan sedang yang terjadi di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya diakibatkan karena kondisi SST yang cukup hangat, adanya shearline dan daerah sirkulasi tertutup (Eddy) di sekitar wilayah Nabire yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan terjadi hujan sedang. Hal ini juga didukung dengan RH lapisan 850 mb yang cukup basah berkisar antara 80 90 % serta kondisi udara yang cukup labil. V. PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terutama pada sore dan malam hari disertai badai guntur. VII. PERINGATAN DINI NIHIL
LAMPIRAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 1. Analisa SST & Anomali SST tanggal 27 Januari 2017 Gambar 2. Track MJO tanggal 27 Januari 2017 Gambar 3. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 4. Analisa Arus Angin jam 00.00 & 12.00 UTC tanggal 25 Januari 2017 Gambar 5. Citra Satelit Himawari 8 EH & Water Vapour jam 09.00 & 12.10 UTC tanggal 27 Januari 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 6. Prediksi Kelembaban Udara Lapisan 850 mb pada jam 06.00 & 12.00 UTC Gambar 7. K.Indeks jam 06.00 & 12.00 UTC tanggal 27 Januari 2017 Gambar 8. Lifted Indeks jam 06.00 & 12.00 UTC tanggal 27 Januari 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA