DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

STUDI TENTANG ASAM LEMAK OMEGA-3 DARI BAGIAN-BAGIAN TUBUH IKAN KEMBUNG LAKI-LAKI ( Rastrelliger kanagurta )

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

BAB II MENGKONSUMSI IKAN MENCEDASKAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

Manfaat Ikan Mas Untuk Kesehatan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) terhadap Daya Ingat Mencit Jantan Galur Swiss Webster Menggunakan Metode Labirin Y

Perbandingan Kandungan Omega 3 dalam Minyak Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsskal) yang Segar Dengan Ikan Bandeng Yang Dikeringkan di Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

I. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;

MINYAK IKAN Teknologi & Penerapannya untuk Pangan dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

4 Pembahasan Degumming

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan fisik atau produktivitas kerja (Supariasa, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

Analisis Kualitatif dan Perbandingan Kadar Asam Lemak Minyak Ikan Manyung dan Terubuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KANDUNGAN ASAM LEMAK TAK-JENUH MINYAK HATI IKAN CUCUT BOTOL (Cenctrophorus sp) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN CARA PEMANASAN

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

PENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak

Ratih et al., Karakterisasi dan Penentuan Komposisi Asam Lemak... 19

FATTY ACID PROFILE OF POND CULTURED CATFISH (Pangasius hypophthalmus) LIVER. Abstrack

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

vii Tinjauan Mata Kuliah

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 4 1.1 Ikan Teri Galer (Stolephorus indicus Van Hasselt)... 4 1.1.1 Klasifikasi dan deskripsi ikan... 5 1.1.2 Ciri umum... 6 1.1.3 Ciri penting... 6 1.1.4 Lain-lain... 6 1.1.5 Ekologi dan penyebaran... 6 1.2 Lipid... 6 1.3 Minyak dan Lemak... 7 1.4 Minyak Ikan... 8 1.5 Asam Lemak... 9 1.5.1 Fungsi asam lemak... 10 1.5.2 Sistem penamaan asam lemak... 11 1.5.3 Penggolongan asam lemak... 12 1.6 Omega-3... 16 1.6.1 EPA (Eicosapentanoic Acid)... 17 1.6.2 DHA(Docosahexanoic Acid)... 18 1.7 Efek Farmakologi Omega-3... 18 1.7.1 Peran omega-3 dalam pencegahan penyakit jantung... 18 1.7.2 Peran omega-3 dalam pencegahan dan terapi penyakit kanker... 19 1.7.3 Peran omega-3 dalam perkembangan otak dan retina... 19 1.8 Ekstraksi... 19 1.8.1 Metode ekstraksi... 20 1.9 Parameter Mutu Minyak... 20 1.9.1 Bilangan asam... 20 1.9.2 Bilangan penyabunan... 20 1.9.3 Bilangan peroksida... 21 iii

1.9.4 Bobot jenis... 21 1.10 Pemurnian Minyak... 21 1.10.1 Pemisahan gum (Degumming)... 21 1.10.2 Netralisasi... 22 1.10.3 Penghilangan bau (Deodorisasi)... 22 1.10.4 Pemucatan... 23 1.11 Transesterifikasi... 23 1.12 Kromatografi Gas... 24 1.13 Spektroskopi Massa... 27 II METODE PENELITIAN... 29 III BAHAN DAN ALAT... 33 3.1 Bahan... 33 3.2 Alat... 33 IV PROSEDUR PENELITIAN... 34 4.1 Pengambilan dan Determinasi Bahan... 34 4.2 Pengolahan Bahan... 34 4.3 Pemeriksaan Makroskopik... 34 4.4 Analisis Parameter Standar Simplisisa... 35 4.4.1 Penetapan kadar abu total... 35 4.4.2 Penetapan kadar air... 35 4.4.3 Penetapan susut pengeringan... 36 4.5 Ekstraksi... 37 4.6 Analisisi Parameter Mutu Minyak... 37 4.6.1 Organoleptik... 37 4.6.2 Penetapan angka asam... 37 4.6.3 Penetapan angka peroksida... 38 4.6.4 Penetapan angka penyabunan... 38 4.6.5 Bobot jenis... 38 4.7 Netralisasi... 39 4.8 Transesterifikasi Asam Lemak... 39 4.9 Pemantauan FAME Hasil Transesterifikasi... 40 4.10 Analisis Kromatografi Gas Spektroskopi Massa... 40 V HASIL DAN PEMBAHASAN... 41 5.1 Pengambilan dan Determinasi Bahan... 41 5.2 Pengolahan Bahan... 41 iv

5.3 Pemeriksaan Makroskopik... 42 5.4 Analisis Parameter Standar Simplisia... 43 5.4.1 Penetapan kadar abu total... 43 5.4.2 Penetapan kadar air... 44 5.4.3 Penetapan susut pengeringan... 44 5.5 Ekstraksi... 45 5.6 Analisisi Parameter Mutu Minyak... 46 5.6.1 Penetapan organoleptik... 46 5.6.2 Penetapan angka asam... 47 5.6.3 Penetapan angka peroksida... 48 5.6.4 Penetapan angka penyabunan... 50 5.6.5 Penetapan bobot jenis... 51 5.7 Netralisasi... 51 5.8 Transesterifikasi... 52 5.9 Pemantauan FAME Hasil Transesterifikasi... 53 5.10 Analisis Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa... 54 5.10.1 Komposisi asam lemak dalam minyak ikan teri galer kering... 54 5.9.2 Komposisi asam lemak dalam minyak ikan teri galer basah... 54 VI KESIMPULAN DAN SARAN... 57 6.1 Kesimpulan... 57 6.2 Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA... 58 LAMPIRAN... 60 v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Hasil Determinasi... 60 2 Gambar Ikan Teri Galer... 61 3 Parameter Standar Simplisia... 62 4 Gambar Ekstrak Ikan Teri Galer Kering dan Basah Beserta Hasil Rendemen Ekstrak... 64 5 Parameter Mutu Minyak... 65 6 Hasil Pemurnian... 69 7 Hasil Transesterifikasi... 71 8 Hasil Pemantauan KLT... 72 9 Komposisi Asam Lemak Dalam Minyak Ikan Teri Galer Kering 73 10 Komposisi Asam Lemak Dalam Minyak Ikan Teri Galer Basah. 75 11 Kromatogram Hasil KG-SM Minyak Ikan Teri Galer... 78 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman I.1 Ikan Teri Galer Basah... 4 I.2 Ikan Teri Galer Kering... 4 I.3 Struktur Asam Lemak... 11 I.4 Struktur Asam Eikosapentaenoat (EPA)... 17 I.5 Struktur Asam Dokosaheksaenoat (DHA)... 18 II.1 Diagram Alir Metode Penelitian... 32 V.1 Makroskopik Ikan Teri Galer Basah... 42 V.2 Makroskopik Ikan Teri Galer Kering... 43 V.3 Mekanisme Reaksi Penetapan Angka Asam... 47 V.4 Mekanisme Reaksi Penetapan Angka Peroksida... 49 V.5 Mekanisme Reaksi Penetapan Angka Penyabunan... 50 V.6 Mekanisme Reaksi Transesterifikasi dalam Katalis Basa... 53 viii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Nama dan Sifat-Sifat Fisik Asam Lemak... 12 1.2 Jenis-Jenis MUFA yang Paling Umum... 15 1.3 Deret PUFA yang Penting dan Sumbernya... 16 V.1 Hasil Penetapan Kadar Abu Total... 43 V.2 Hasil Penetapan Kadar Air... 44 V.3 Hasil Penetapan Susut Pengeringan... 44 V.4 Hasil Rendemen Ekstrak... 45 V.5 Hasil Penetapan Organoleptik... 46 V.6 Hasil Penetapan Angka Asam... 47 V.7 Hasil Penetapan Angka Peroksida... 49 V.8 Hasil Penetapan Angka Penyabunan... 50 V.9 Hasil Penetapan Bobot Jenis... 51 V.10 Komposisi Asam Lemak Minyak Ikan Teri Galer Kering... 54 V.11 Komposisi Asam Lemak Minyak Ikan Teri Galer Basah... 55 vii

PENDAHULUAN Ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang potensial. Hal ini didukung oleh kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang yang susunannya menyerupai susunan protein pada tubuh manusia (Windo, 2008: 14). Berdasarkan habitatnya, ikan digolongkan menjadi dua yaitu ikan air laut dan ikan air tawar. Habitat tersebut akan menentukan jenis makanan ikan, yang kemudian akan mempengaruhi kandungan zat gizi ikan. Ikan air tawar terutama kaya akan karbohidrat dan protein, sedangkan ikan air laut kaya akan asam lemak, vitamin dan mineral (Ira, 2008: 11). Ikan, selain dikenal sebagai sumber protein hewani juga mengandung minyak yang kaya akan asam lemak takjenuh jamak atau polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang berkhasiat bagi kesehatan. Pada umumnya ikan air laut mengandung asam lemak takjenuh jamak yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar. Asam lemak tak jenuh jamak yang terdapat pada ikan air laut diantaranya adalah asam lemak omega-3 terutama eikosapentanoat/epa dan asam dokosaheksanoat/dha (DKP, 2009: 6). EPA dan DHA diketahui dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner, anti agregasi platelet, anti inflamasi, menurunkan kolesterol dalam darah khususnya LDL dan berkontribusi terhadap perkembangan jaringan otak dan sistem saraf (Maulana, 2013: 14-15). Ikan yang diketahui mengandung omega-3 yang tinggi seperti ikan paus, tuna, cod, salmon, dan mackarel merupakan ikan-ikan yang langka ditemukan di 1

2 pasar-pasar tradisional dan memiliki harga yang relatif tinggi (Panagan,dkk, 2011: 1). Namun terdapat satu ikan lokal yang dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu ikan teri. Ikan teri galer (Stolephorus indicus Van Hasselt) merupakan ikan yang termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis kecil, yang merupakan salah satu sumber daya perikanan paling melimpah di perairan Indonesia. Ikan teri diketahui merupakan jenis herbivora yang mengkonsumsi plankton, dan mikro alga. Ikan jenis herbivora diketahui mengandung minyak yang kaya akan asam lemak omega-3. Selain itu ikan teri merupakan merupakan salah satu santapan favorit masyarakat Indonesia, selain karena rasanya yang enak, harganya terjangkau, dan banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Ikan merupakan bahan pangan yang cepat busuk sehingga daya simpannya pendek. Berbagai cara dilakukan untuk memperpanjang daya simpan ikan, salah satunya yaitu dengan proses pengeringan. Namun proses pengeringan pada ikan dapat merubah kandungan gizi dalam ikan, salah satu kandungan gizinya yang mungkin berubah adalah asam lemak, karena proses pengeringan melalui pemanasan dapat mengoksidasi lemak dalam bahan pangan (Ira, 2008: 13). Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan penelaahan pengaruh proses pengeringan terhadap kandungan asam lemak dalam minyak ikan teri galer (Stolephorus indicus Van Hasselt) dengan menggunakan instrumen KG-SM (Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proses pengeringan terhadap kandungan asam lemak dalam minyak ikan teri galer (Stolephorus indicus Van Hasselt). Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat

3 menghasilkan informasi dan produk dari bahan alam bahari yang bermanfaat bagi masyarakat, serta dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang bahan alam.