PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG TRANSPARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE INISIASI DEBAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN Septri Wahyuningrum 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail : ceptriewahyoe1@gmail.com Abstract: The purpose of this research was to increase the quality of learning process and speaking skill of students by using Cooperative Learning Type Time Token. The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, acting, observing, and reflecting. The subjects were the homeroom teacher and the fourth grade students of the fourth grade students of SDN 2 Trayu Banyudono, Boyolali in academic year 2014/2015. The technique of analysis data used interactive analyses consist of four components, they are data collecting, data reduction, data display, and conclusion. Validity data used by sources and technique triangulation. Conclusions from this research is the implementation of cooperative learning model time token can improve the quality of learning and speaking skills. Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token. PTK ini dilaksanakan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Trayu Banyudono, Boyolali tahun ajaran 2014/2015. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yang terdiri dari empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji validitas data yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara Kata kunci : keterampilan berbicara, model pembelajaran kooperatif, tipe time token Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan serangkaian kegiatan atau proses belajar mengajar yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu. Keterampilan berbahasa tersebut mempuyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang disebut catur tunggal. Keterampilan-keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan erat dan hanya dapat dikuasai dengan praktik dan latihan secara berkelanjutan. Keterampilan berbahasa diperoleh melalui hubungan yang berurutan dan teratur, yaitu berawal dari belajar menyimak bahasa yang diperoleh sejak anak dilahirkan kemudian secara bertahap mulai berbicara, setelah itu berlanjut belajar membaca dan menulis. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus diajarkan dan dikuasai siswa. Setiap hari manusia berkomunikasi lisan dengan cara berbicara. Oleh karena itu, keterampilan berbicara bermanfaat untuk meningkatkan komunikasi lisan dengan baik. Keterampilan berbicara juga dapat menunjang keterampilan berbahasa yang lainnya bahkan berperan penting dalam pembelajaran yang lain sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan kondusif. Slamet menyatakan, Berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasangagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak (2009: 33). Seperti halnya keterampilan berbahasa lainnya, berbicara juga rumit dan tidak hanya mengucapkan kata-kata. Tetapi juga melibatkan proses berpikir, mengolah ide dan menyampaikan gagasan dan perasaan agar mudah dipahami orang lain. Keterampilan berbicara hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan praktik dan banyak latihan. Banyak yang menganggap bahwa berbicara itu mudah, tetapi pada kenyataannya tidak semua orang mempunyai keterampilan berbicara yang baik dan benar. Oleh sebab itu, agar kegiatan siswa yang banyak menggunakan bahasa lisan/berbicara untuk berkomunikasi di dalam maupun di luar kelas 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

dapat berjalan dengan baik maka keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian secara khusus. Hasil wawancara terhadap guru kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono, Boyolali menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara belum mendapat perhatian serius dari guru dan hasilnya kurang maksimal. Pembelajaran hanya ditekankan pada teori saja, belum pada latihan maupun praktik di depan kelas. Siswa selalu saja diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal kemudian dibahas bersama. Alasannya, pembelajaran keterampilan berbicara memerlukan waktu yang lama sehingga jarang diajarkan. Kurang seriusnya pembelajaran keterampilan berbicara ini menyebabkan hasil keterampilan berbicara rendah. Rendahnya keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono, Boyolali diperkuat dengan data nilai keterampilan berbicara siswa yang menunjukkan bahwa banyak siswa mendapat nilai di bawah KKM, yaitu 67. Jumlah siswa kelas IV yaitu 20, yang mampu menunjukkan keterampilan berbicara atau mencapai KKM hanya 7 siswa atau 35% sedangkan sisanya 13 siswa atau 65% belum bisa menunjukkan keterampilan berbicaranya atau belum mencapai KKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono, Boyolali masih rendah. Permasalahan tersebut harus diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa, meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Salah satu model pembelajaran yang tepat diterapkan untuk pembelajaran keterampilan berbicara adalah model pembelajaran kooperatif tipe time token. Model pembelajaran ini dapat melatih dan mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk berbicara dengan menggunakan kupon berbicara. Satu kupon adalah untuk satu kali kesempatan berbicara. Hal ini didukung oleh pendapat dari Huda yang menyatakan bahwa, Model pembelajaran kooperatif tipe time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali (2014: 239). Model ini dapat memudahkan siswa berbicara dan mengungkapkan ide serta gagasannya dengan baik karena semua siswa akan mendapatkan kesempatan berbicara sehingga tidak ada yang diam dan pasif. Keaktifan dan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara juga akan meningkat. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa dapat meningkat. Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa digunakan sebagai penilaian proses pembelajaran di sekolah. Sudjana menyatakan bahwa, Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dikatakan berkualitas jika jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75% dari jumlah instruksional yang harus dicapai (2004: 62). Pencapaian keberhasilan peningkatan kualitas dilihat melalui evaluasi proses untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi anak dalam pembelajaran. Partisipasi dan aktivitas siswa terlihat dari siswa yang antusias dan berminat dalam pembelajaran. Mulyasa juga menyatakan bahwa, Proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar (2008: 105). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dapat berkualitas apabila ada aktivitas dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, siswa aktif dan kreatif merupakan kunci kualitas proses pembelajaran. Slavin menyatakan bahwa, Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (2005: 4). Proses pembelajaran dapat berjalan baik apabila siswa dapat bekerja sama dengan anggota di dalam kelompoknya. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran kooperatif akan tercapai, jika siswa dapat bekerja sama. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran kooperatif. Bertolak dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator

kualitas pembelajaran meliputi: keaktifan, minat, kerja sama, dan kreativitas. Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya berpihak pada siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penilaian kualitas proses pembelajaran juga menilai kinerja guru dalam menyampaikan pembelajaran. Kualitas pembelajaran dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh kinerja guru. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Trayu Banyudono, Boyolali tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 7 perempuan. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Sumber data pada penelitian ini berupa sumber data primer, yaitu guru kelas IV, siswa kelas IV, serta sumber data sekunder, yaitu dokumen, foto, video, RPP. Teknik untuk pengumpulan data adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas yang digunakan berupa triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data berupa model analisis interaktif yang mencakup empat tahapan, yaitu: pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan, terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. HASIL Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumen nilai keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono Boyolali pada kondisi awal (pratindakan) dapat digambarkan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah yaitu 13 siswa (65%) yang belum mencapai KKM 67. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa perlu ditingkatkan. Distribusi frekuensi mengenai nilai keterampilan berbicara pada kondisi awal (pratindakan) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara pada Pratindakan Interval Frekuensi Persentase (%) 52 56 7 35 57 61 4 20 62 66 2 10 67 71 4 20 72 76 1 5 77 81 2 10 Jumlah 20 100 Ketidaktuntasan 65% Ketuntasan klasikal 35% Nilai Rata-rata Kelas 62,7 Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat diketahui nilai rata-rata kelas yaitu 62,7. Siswa yang mendapat nilai mencapai KKM 67 sebanyak 7 siswa atau 35%. Siswa pada nilai <67 sebanyak 13 siswa atau 65%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berbicara masih rendah dikarenakan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditentukan. Pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus I dengan menggunakan model kooperatif tipe time token menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berdampak pada nilai keterampilan berbicara. Hal tersebut terbukti dari hasil observasi kualitas proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Observasi Kualitas Proses Pembelajaran Siklus I Keterangan Frekuensi Persentase (%) Minat 14 70% Keaktifan 12 60% Kerja sama 15 75% Kreativitas 12 60% Berdasarkan data pada tabel 2. dapat diketahui bahwa siswa yang menunjukkan minat dalam proses pembelajaran sebanyak 14 siswa atau 70%. Siswa yang sudah menunjukkan keaktifannya dengan baik dalam pembelajaran sebanyak 12 siswa atau 60%. Siswa yang sudah menunjukkan sikap kerja samanya dengan baik sebanyak 15 siswa atau 75%. Siswa yang sudah menunjukkan kreativitas dalam pembelajaran dengan baik sebanyak 12 siswa atau 60%. Berdasarkan data di atas, hasil observasi kualitas proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni 75% sehingga kualitas proses pembelajaran akan ditingkatkan pada siklus II.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token selain meningkatkan kualitas proses siklus I, keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terbukti dari distribusi frekuensi nilai keterampilan berbicara pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus I Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) 60 63 6 30 64 67 0 0 68 71 3 15 72 75 5 25 76 79 3 15 80 83 3 15 Jumlah 20 Ketuntasan Klasikal 70% Nilai Rata-rata Kelas 70,8 Berdasarkan data pada Tabel 3. dapat diketahui nilai rata-rata kelas yaitu 70,8. Siswa yang mendapat nilai mencapai KKM 67 sebanyak 14 siswa atau 70%. Siswa pada nilai <67 sebanyak 6 siswa atau 30%. Hasil dari tabel 3 tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan. Keberhasilan siklus I dilanjutkan ke siklus II dikarenakan meskipun terjadi peningkatan pada siklus I namun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni 80%. Pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II dengan menggunakan model kooperatif tipe time token menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berdampak pada nilai keterampilan berbicara. Hal tersebut terbukti dari hasil observasi kualitas proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Observasi Kualitas Proses Pembelajaran Siklus II Keterangan Frekuensi Persentase (%) Minat 18 90% Keaktifan 17 85% Kerja sama 18 90% Kreativitas 16 80% Berdasarkan data pada tabel 4. siswa yang menunjukkan minat dalam proses pembelajaran sebanyak 18 siswa atau 70%. Siswa yang sudah menunjukkan keaktifannya dengan baik dalam pembelajaran sebanyak 12 siswa atau 60%. Siswa yang sudah menunjukkan sikap kerja samanya dengan baik sebanyak 15 siswa atau 75%. Siswa yang sudah menunjukkan kreativitas dalam pembelajaran dengan baik sebanyak 12 siswa atau 60%. Berdasarkan data di atas, hasil observasi kualitas proses pembelajaran pada siklus II telah sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) 62 66 2 10 67 71 1 0 72 76 0 55 77 81 7 15 82 86 6 10 87 91 4 10 Jumlah 20 Ketuntasan Klasikal 90% Nilai Rata-rata Kelas 80,2 Berdasarkan data pada Tabel 5. dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yaitu 80,2. Siswa yang mendapat nilai mencapai KKM 67 sebanyak 18 siswa atau 90%. Siswa pada nilai <67 sebanyak 2 siswa atau 10%. Hasil dari tabel 5. tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni ketuntasan klasikal sebesar 90%. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses dan keterampilan berbicara siswa. Hasil penelitian yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan perbandingan hasil antarsiklus, dapat diketahui bahwa kualitas proses pembelajaran meningkat selama pelaksanaan tindakan. Siklus I, minat siswa 70%, keaktifan 60%, kerja sama 75%, dan kreativitas 60%. Siklus II mengalami peningkatan, minat siswa 90%, keaktifan 85%, kerja sama 90%, dan kreativitas 80%. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada keterampilan

berbicara siswa kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono, Boyolali tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada siklus II dan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Menurut hasil penelitian yang diperoleh dari prasiklus dan hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara dapat diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan. Tindakan penelitian dilakukan dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Persentase ketuntasan klasikal pada prasiklus sebanyak 7 siswa atau 35% mencapai KKM. Siklus I persentase ketuntasan klasikal yang dicapai ialah 70% dengan 6 orang siswa memiliki nilai di bawah KKM. Peningkatan siklus I dilanjutkan ke siklus II dikarenakan belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Persentase ketuntasan klasikal siklus II telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%. Dengan demikian, indikator kinerja telah tercapai, maka penelitian dihentikan pada siklus II. Berdasarkan nilai tes keterampilan berbicara siklus I dan siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan berbicara meningkat pada siklus II. Kecenderungan nilai rata-rata keterampilan berbicara berada siklus II dengan nilai rata-rata klasikal 80,2. Persentase ketuntasan klasikal dari prasiklus, siklus I, sampai pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nur Khasanah (2014) dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Inisiasi Debat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bolon Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode inisiasi debat dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut didukung dengan ketuntasan nilai siswa lebih dari 80% setelah diadakan tindakan siklus III pada penelitian tersebut. Slamet menyatakan bahwa, Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis (2009: 35). Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui proses berlatih. Keterampilan berbicara yang harus banyak dilatih berkaitan dengan pelafalan, intonasi, diksi, dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Shoimin berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe time token memiliki kelebihan untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi siswa; siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali; siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran; meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi; melatih siswa mengungkapkan pendapatnya; menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan, dan keterbukaan terhadap kritik; mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain; guru dapat berperan mengajak siswa untuk mencari solusi bersama terhadap masalah yang ditemui; dan tidak memerlukan banyak media pembelajaran (2014: 217). Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, keterampilan berbicara siswa, dan meningkatkan kinerja guru. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran maka pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan teori tersebut maka pada penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, kinerja guru, dan keterampilan berbicara siswa. Seperti halnya penelitian tersebut maka hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 62,7 setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada siklus I meningkat menjadi 70,8 dan siklus II meningkat menjadi 80,2. Selain itu, peningkatan juga ditunjukkan pada kinerja guru dan kualitas proses pembelajaran. Wawancara dilakukan pada akhir penelitian siklus II. Wawancara berpedoman pada pedoman wawancara setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time to-

ken. Hasil wawancara tersebut secara umum menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token memberikan hasil yang memuaskan baik bagi siswa maupun bagi guru, sehingga kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa menjadi lebih baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 2 Trayu Banyudono, Boyolali. Peningkatan kualitas proses tersebut dibuktikan melalui meningkatnya nilai kualitas proses pembelajaran berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan selama tindakan penelitian. Siklus I, minat siswa sebesar 70%, keaktifan siswa sebesar 60%, kerja sama sebesar 75%, dan kreativitas sebesar 60%. Siklus II terjadi peningkatan, minat siswa sebesar 90%, keaktifan siswa sebesar 85%, kerja sama sebesar 90%, dan kreativitas sebesar 80%. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Keterampilan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token juga mengalami peningkatan. Peningkatan keterampilan ini dapat diketahui pada nilai rata-rata prasiklus 62,7 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 35%. Siswa dengan nilai di bawah KKM pada kondisi awal (pratindakan) yakni sebanyak 13 siswa. Nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi 70,8 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 70%. Siswa dengan nilai di bawah KKM pada siklus I sebanyak 6 siswa. Nilai rata-rata siklus II meningkat menjadi 80,2 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%. Siswa de-ngan nilai di bawah KKM pada siklus II me-nurun menjadi 2 siswa. Berdasarkan persentase ketuntasan klasikal pada siklus II maka penelitian tindakan kelas ini telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Bertolak dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat digunakan oleh guru sebagai upaya memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Dengan demikian, keterampilan berbicara siswa akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Khasanah, N. (2014). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Inisiasi Debat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bolon Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Slavin, E. Robert. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. St. Y. Slamet. (2009). Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.