Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang. Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERILAKU SATPAM TERHADAP PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI INSTANSI X

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

128 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

SKRIPSI PERENCANAAN PEMASANGAN ALAT PEMADAM API RINGAN DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG GEDUNG C

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

TANGGAP DARURAT BENCANA DI GEDUNG ASTER RUMAH SAKIT UMUM DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT PADA AVIATION SECURITY TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN DI TERMINAL BANDARA X

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Yoga Almartha Putra R

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

KUISIONER PENELITIAN

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

yang tidak menyediakan bahan pemadam api sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA SALAH SATU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

Ari Wibisono

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP TANGGAP DARURAT KEBAKARAN PADA SMK NEGERI 7 KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X

BAB I PENDAHULUAN.

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan. Oleh: YESI APRIYANI

BAB 7 KESIMPULAN. 7.1 Kesimpulan

harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional. dalam pemberian P3K, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

K3 Konstruksi Bangunan

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IMPLEMENTASI SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN KERJA DI PT. GE LIGHTING INDONESIA YOGYAKARTA

PerMen Ttg Syarat2 APAR

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

1 Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Transkripsi:

Evaluasi Pemenuhan Permenaker No.04/MEN/1980 dan SKEP/100/xi/1985 Terhadap Alat Pemadam Api Ringan di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang Ditho Hadi Kristianto 1, Ekawati 2, Bina Kurniawan 2 1 Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang 2 Staff Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang Abstract Catastrophic fires as an undesirable events are always good material losses, the human soul as well as the environment. Planning countermeasures of fire (Fire Safety) is to save souls and then avoid damage intensity as minimum as possible. Based on the results of the initial survey on the Check-In area, Light of fire Extinguishers as one of the fire extinguishers at PT. Angkasa Pura I Ahmad Yani Airport does not comply with the provisions of PERMENAKER No. 04/MEN/1980. This study aims to evaluate the application of light-weight Fire Extinguishers according to regulations. This research is qualitative research with type a descriptive method. Sample research consists of 5 main buildings and one informant informant triangulation chosen directly by the researchers. Measuring instrument which is used in the form of a check list, and guidelines for the interview. The data were analyzed using qualitative analysis results are presented in the form of a narrative (description). The results showed that as much as 60% installation is in compliance with regulations of the APAR, maintenance carried out for three months, the condition still exists as yet APAR ready-to-wear. Conclusion the research that is both fitting, Fire Extinguishers Mild conditions, maintenance of Fire Extinguishers and the use by employees is in compliance with the provisions of the existing provisions. Keywords : Portable Extinguisher, Fire Management Planning 1. PENDAHULUAN Salah satu masalah kecelakaan terbesar di dunia industri adalah masalah kebakaran. Apabila terjadi kebakaran akan banyak pihak yang dirugikan. Terjadinya kebakaran di industri tidak hanya dapat menghilangkan nyawa ataupun benda, akan tetapi mengganggu kegiatan operasional industri. (1) Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung diharapkan dapat menjamin keselamatan gedung agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan gedung, sudah seharusnya diiringi dengan peningkatan perlindungan terhadap masyarakat. Penanganan kebakaran di gedung gedung masih sangat 339

mengandalkan kesiagaan dan peralatan dari pemadam kebakaran setempat. Kesiagaan dari pemadam kebakaran pun terkadang masih kurang memadai (2) Tujuan perencanaan penanggulangan kebakaran adalah untuk menyelamatkan jiwa manusia dan kemudian menghindari kerusakan seminimal mungkin. (3) Dasar dasar penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dilandasi oleh sifat alamiah api yang signifikan membahayakan baik itu yang menimbulkan kerugian material ataupun keselamatan jiwa manusia. (4) Pada seluruh kegiatan industri terdapat dua dari tiga unsur tersebut, yaitu oksigen dan bahan bakar. Oleh karena itu, penting untuk dijaga agar komponen ketiga yaitu panas jangan sampai cukup tinggi untuk menimbulkan api. Untuk mengurangi ketidak tahuan tentang pencegahan kebakaran, pengetahuan tentang dasar dasarnya yang pada prinsip akan sangat membantu dalam usaha pencegahan kebakaran. Hampir semua kebakaran besar terjadi karena diabaikannya dasar dasar yang sederhana. (4) Upaya penanggulangan kebakaran harus menjadi komitmen dari pihak yang terlibat seperti pihak perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya penanggulangan kebakaran terutama mencegah dan mengurangi akibat buruk dari kebakaran adalah tersedianya sarana proteksi kebakaran yang memenuhi standar. Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran, bandar udara sebagai sarana umum wajib dilengkapi dengan bahan pemadam api sebagai fasilitas keselamatan penerbangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemenuhan Permenaker No.04/MEN/1980 dan SKEP/100/xi/1985 340 terhadap Alat Pemadam Api Ringan di PT. Yani Semarang. 2. METODE Jenis penelitian adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dengan tujuan utama untuk mengetahui pemenuhan Alat Pemadam Api Ringan atas peraturan yang berlaku dan wawancara kepada informan. Subjek penelitian adalah informan yang memberikan informasi sesuai kebutuhan peneliti selama kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah 5 orang informan utama dan 1 orang informan triangulasi. Lima orang informan utama merupakan karyawan baik karyawan PT. Angkasa Semarang maupun karyawan konsesi dan satu orang informan triangulasi merupakan pegawai tetap organik Penanggulangan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran PT. Yani Semarang. Data primer diambil dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara. Hasil identifikasi masalah dijadikan dasar untuk melakukan kegiatan dalam siklus. Hasil analisa disajikan dalam bentuk narasi (deskriptif). Data analisis Alat Pemadam Api Ringan di PT. Yani Semarang meliputi pemasangan, penggunaan, kondisi alat dan pemeliharaan diseluruh area kerja PT. Yani Semarang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kebakaran yang terdapat di areal bandara yakni kelas A, B, dan C yatu

kayu, karton untuk kelas A, Avtur sebagai kelas B dan aliran listrik sebagai kelas C sehingga jenis APAR yang digunakan yakni Dry Chemical Powder atau serbuk kimia kering yang dapat digunakan untuk jenis kebakaran A, B, dan C dan juga hasil dari pemadaman tidak merusak property atau barang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi terkait evaluasi pemenuhan Permenaker No.04/MEN/1980 dan SKEP/100/xi/1985 di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang terhadap A. Pemasangan Pemasangan dijelaskan dalam SKEP/100/xi/1985 bahwa setiap instansi maupun konsesioner wajjib memiliki alat pemadam kebakaran yang dapat dipergunakan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. (5) Untuk pemenuhan terhadap Permenaker No.04/MEN/1980 dikatakan bahwa Alat Pemadam Api Ringan harus diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan mudah dicapai serta tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai, penempatan setiap APAR tidak boleh lebih dari 15 meter kecuali ditetapkan oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja, setiap APAR dipasang pada dinding dengan penguat atau sekang atau box, lemari atau sekang tidak boleh terkunci. (5) Hasil wawancara dengan informan utama baik karyawan PT. Angkasa Semarang maupun karyawan konsesioner mengatakan bahwa setiap institusi maupun konsesi yang berada di area bandara sudah memasang alat pemadam kebakaran yaitu Alat Pemadam Api Ringan. Hal ini di 341 benarkan dengan hasil observasi yang telah dilakukan yakni disetiap konsesi maupun ruangan instansi sudah dipasang Alat Pemadam Api Ringan namun penempatan Alat Pemadam Api Ringan masih ada yang tertutup benda lain seperti kardus maupun ditempatkan yang mudah dijangau seperti di atas rak yang tinggi. Pada wawancara dengan informan triangulasi didapatkan bahwa adanya kesesuaian dengan wawancara dengan informan utama dan hasil observasi dimana setiap konsesi dan institusi yang berada di area bandar udara Ahma Yani Semarang sudah dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan. Gambar 1. Contoh Pemasangan APAR yang tidak Sesuai dengan Permenaker No.04/MEN/1980 B. Pemakaian Pada perihal penggunaan Alat Pemadam Api Ringan telah diatur pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/100/xi/1985 dijelaskan pada pasal 80 tentang penggunaan Peralatan Pemadam Kebakaran yaitu setiap instansi dan konsesioner wajib melatih karyawannya dalam

mempergunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). (6) Pada perihal pemakaian diketahui dari hasil wawancara dengan informan utama bahwa seluruh pegawai baik PT. Angkasa Pura I Bandar udara Ahmad Yani Semarang maupun pegawai konsesioner sudah dapat menggunakan Alat Pemadam Api Ringan. Untuk pegawai konsesioner mereka sudah mendapatkan pelatihan mengenai pemakaian Alat Pemadam Api Ringan sedangkan pelatihan yang diadakan oleh Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Hasil wawancara dengan informan triangulasi dikatakan bahwa pelatian sudah diberikan kepada seluruh karyawan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang maupun karyawan konsesioner yang dilakukan secara berkala yaitu satu tahun sekali. Namun terdapat kendala yaitu pegawai konsesioner yang sering berganti sehingga seringkali karyawan yang sudah dapat menggunakan alat pemadam api ringan pindah ke tempat lain dan yang menggantikan belum dapat menggunakan alat pemadam api sehingga terkadang masih ditemukannya beberapa pegawai yang belum dapat menggunakan alat pemadam api ringan. C. Kondisi Alat Terkait dengan kondisi Alat Pemadam Api Ringan dinyatakan dengan bagian bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan label harus selalu dalam keadaan baik dan mulut pancar tidak boleh terseumbat dan pipa pancar 342 yang terpasang tidak boleh retak atau menunjukkan tanda tanda rusak. Apabila ditemukan kondisi Alat Pemadam Api Ringan dengan kondisi yang cacat atau diindikasikan terdapat kecacatan harus segera di perbaiki atau diganti dengan alat yang tidak rusak. (5) Kondisi Alat Pemadam Api Ringan dikatakan oleh informan utama baik dari karyawan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang dalam kondisi baik karena apabila ada kondisi yang kurang dari pihak konsesioner menghubungi pihak manajemen yang bersangkutan untuk mengganti alat apabila ditemukannya indikasi kecacatan. Sedangkan informan utama PT. Yani Semarang dalam melakukan pemeriksaan kondisi alat pemadam api ringan yang beratas nama pihak konsesi dikatakan petugas hanya bisa mengingatkan kondisi alat pemadam api itu sendiri sedangkan atas nama PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang dalam kondisi yang baik. Pada hasil observasi ditemukan adanya alat pemadam api ringan yang berindikasikan kerusakan sehingga pada saat di klarifikasi kepada informan utama dikatakan itu kemungkinan kepemilikan konsesi. Hasil wawancara dengan informan utama didapatkan bahwa semua kondisi alat pemadam api ringan di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang sudah siap apabila adanya terjadi bahaya kebakaran terutama pada penanganan api kecil sebagai salah satu tanggap darurat atas bahaya kebakaran. Dalam melakukan pemeriksaan pihak PKP-PK sudah sesuai dengan

standar, apabila ada indikasi kerusakaan alat maka langsung di perbaiki apabila atas nama PT. Yani Semarang, dan akan di ingatkan saja bagaimana kondisi alat pemadam kebakaran yang dimiliki konsesi. Gambar 2. Kondisi APAR yang terindikasi kerusakan D. Pemeliharaan Pemeriksaan harus dilakukan dua kali dalam setahun yakni pemeriksaan dalam jangka waktu enam bulan dan pemeriksaan dalam jangka waktu dua belas bulan (5). Pada Surat Keputusan Direktorat Perhubungan Udara dijelaskan mengenai pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran pada pasal 78 ayat 1 dan dua yakni semua perangkat peralatan pemadam kebakaran penempatannya di tempat yang mudah terlihat dan dicapai dan harus selalu dalam keadaan bersih, terpelihara dengan baik, serta selalu siap digunakan dalam menanggulangi bahaya kebakaran sewaktu waktu serta setiap saat petugas bandar udara dapat melakukan pemeriksaan tentang kesiapan peralatan pemadam kebakaran dan personilnya. (5) 343 Pemeliharaan yang telah dilakukan secara rutin minimal tiga bulan sekali oleh tim pemadam kebakaran keseluruh areal bandara, apabila ditemukan APAR yang tidak sesuai maka akan di tindak lanjuti apabila APAR itu milik perusahaan dan memberikan pengarahan apa yang harus dilakukan apabila APAR sudah tidak dalam kondisi baik kepada setiap konsesi yang memiliki APAR yang sudah tidak siap pakai. Namun masih disayangkan dari pihak perusahaan maupun konsesioner kepedulian terhadap alat disekitar area kerja mereka masih sangat minim sehingga tim pemadam kebakaran sulit untuk memeriksa seluruh APAR di area Bandara Ahmad Yani Semarang dikarenakan kurangnya personil dari pemadam kebakaran dan tugas pokok mereka yaitu siap siaga untuk menangani kecelakaan pesawat udara. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan triangulasi bahwa APAR yang sudah ada saat ini sudah dapat mengantisipasi bencana kebakaran di area Bandar Udara Ahmad Yani Semarang dan dalam pengecekan kondisi setiap Alat Pemadam Api Ringan dilakukan oleh tim PKP PK dalam waktu satu bulan sekali. 4. KESIMPULAN Berikut kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tujuan penelitian: A. Penerapan pemasangan Alat Pemadam Api Ringan di PT. Angkasa Semarang berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.04/MEN/1980 yang

tercantum pada pasal 4 sampai dengan pasal 8 masih ditemukanya beberapa pemasangan Alat Pemadam Api Ringan yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa pemasangan setiap Alat Pemadam Api Ringan dilakukan sesuai dengan peraturan SKEP/100/xi/1985 tentang Peraturan dan tata Tertib Bandar Udara dan Permenaker No.04/MEN/1980. B. Pada perihal penggunaan dan kesiapan pegawai, seluruh pekerja PT. Angkasa Pura maupun karyawan konsesioner telah mendapatkan pelatihan baik mengenai penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ataupun pelatihan keadaan darurat yang dilakukan secara teratur 1 (satu) tahun sekali. C. Kondisi Alat Pemadam Api yang teradapat di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04/MEN/1980 tentang Syarat Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan ditemukannya beberapa Alat Pemadam Api Ringan mengindikasikan kerusakan ditandai dengan terdapatnya retakan retakan pada pipa pancar yang terpasang. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Alat Pemadam Api Ringan atas nama PT. Angkasa Pura I ditanganin dengan baik, namun apabila atas nama pihak lain tergantung dari manajemen masing masing. D. Berdasarkan hasil wawancara, pemeliharaan terhadap Alat Pemadam Api Ringan di PT. Angkasa 344 Semarang telah sesuai dengan Permenaker No.04/MEN/1980 yakni dilakukannya pemeliharaan setiap tiga bulan sekali namun terkendala dengan kurangnya personil petugas pemadam kebakaran 5. SARAN Saran yang dapat diberikan yaitu: A. Dalam memelihara Alat Pemadam Api Ringan dapat memberikan peringatan secara tertulis kepada pihak yang tidak memperhatikan Alat Pemadam Api Ringan untuk menjaga kesiapan alat B. Mengikutsertakan para pekerja yang bekerja dekat dengan Alat Pemadam Kebakaran dalam memantau kondisi alat pemadam kebakaran C. Divisi SHE Ikut serta dalam pemantauan kondisi, pemasangan, pemeliharaan serta cara pemakaian alat pemadam api ringan di seluruh areal bandara DAFTAR PUSTAKA 1. Sari, Karla juwita. Evaluasi Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran ada Gedung Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus Depok.Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia, 2007. 2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum. KEPMEN 02/KPTS/1985 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta : s.n., 1985. 3. International Labour Organization. Encyclopedia of Occupational Health and Saefty. Geneva : s.n., 1992. Vol. 1.

4. Tarwaka. Dasar - Dasar Keselamatan Kerja Serta Penanggulangan Kecelakaan di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press, 2012. 5. Ramli, Soehatman. Manajemen Kebakaran. Jakarta : Dian Rakyat, 2010. 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.04/MEN/1980. Syarat - Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Jakarta : Depnaker, 1980. 7. Direktorat Jendral Perhubungan Udara. SKEP/100/xi/1985. Jakarta : Direktorat Jendral Perhubungan, 1985. 345