BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Citra Umbara, 2008), 6. 1 Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan social. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah suatu usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniyah dan jasmaniyah. 2 Keberhasilan proses pendidikan secara langsung akan berdampak pada penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Dalam pendidikan terdapat sebuah proses belajar. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari hasil perbuatan belajar seseorang dapat berupa kebiasaankebiasaan, kecakapan atau dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. 3 Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan setiap saat, selama ada pengaruh lingkungan, baik pengaruh positif maupun negatif. Lingkungan pendidikan dapat 2 Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 25 3 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 139 1

2 dilaksanakan baik secara khusus diciptakan untuk pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. 4 Menurut Sunaryo dalam Kokom Komalasari mengatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5 Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam situasi tertentu. Artinya bahwa dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi belajar dan mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur instrinsik maupun unsur ekstrinsik yang melekat pada diri peserta didik dan guru, termasuk lingkungan. 6 Maka pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 7 Selain belajar komponen utama dalam pendidikan adalah guru. Guru adalah faktor utama dan berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik. Dalam pandangan peserta didik, guru memiliki otoritas, baik dalam bidang akademis maupun non akademis. Oleh karena itu, pengaruh guru terhadap peserta didik sangatlah besar dan sangat menentukan. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika guru menguasai dua kompetensi utama 4 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 1 5 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hal. 2 6 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hal. 57 7 Komalasari, Pembelajaran Kontekstual..., hal. 3

3 yaitu penguasaan materi pelajaran dan metodologi pembelajaran. Jika guru menguasai materi pelajaran, maka guru juga diharuskan menguasai metodologi pelajaran sesuai dengan kebutuhan penyampaian materi pelajaran yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu dengan memahami karakteristik peserta didik. Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Artinya, bahwa pada setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa setiap peserta didiknya pada suatu taraf kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan serta seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar peserta didik dan memperbaiki kualitas pengajaran. Seperti pembelajaran pada umumnya, pembelajaran pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di Madrasah Ibtidaiyah juga masih dominan berpusat pada guru. Metode pembelajaran Al- Quran Hadits di Madrasah Ibtidaiyah lebih banyak menggunakan metode ceramah. Metode ini seringkali membuat proses pembelajaran menjadi membosankan. Sejalan dengan pernyataan diatas, dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Quran Hadits yaitu Ibu Miftahurrohmah, S.Pd.I, diketahui bahwa pembelajaran Al-Quran Hadits yang sudah dilakukannya menggunakan beberapa metode pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan, bahkan terkadang beliau juga menyuruh peserta didik untuk berdiskusi. Namun pembelajaranya lebih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode

4 ceramah yang dominan ini menjadikan pembelajaran kurang menarik. Pembelajaran terkesan membosankan dan peserta didik kurang termotivasi dalam belajar Al-Quran Hadits. Hal tersebut tampak dari sikap peserta didik kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung yang kurang memperhatikan pelajaran, bercerita dengan teman sebangku, mengantuk, bahkan ada siswa yang menggambar atau mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Kondisi pembelajaran yang demikian tentu sangat tidak kondusif. 8 Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 06 Februari 2017, mengenai proses belajar mengajar Al-Quran Hadits di MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung sudah berjalan cukup baik, mulai dari cara pendidik dalam menjelaskan materi Al-Quran Hadits. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Al-Quran Hadits yang ada di Madrasah ini, yaitu pada peserta didik kelas II-A dengan jumlah peserta didik sebanyak 23 anak, sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits dari pemberian tugas maupun ulangan Al-Quran Hadits, nilai sebagian peserta didik tersebut relatif rendah yaitu sekitar 13 anak nilainya dibawah KKM. Dimana besarnya nilai KKM mata pelajaran Al-Quran Hadits adalah 75, masih ada kesenjangan nilai Al-Quran Hadits antara peserta didik yang pandai dengan yang kurang pandai terbukti nilai tertinggi 92 sedangkan nilai terendah adalah 52 dengan nilai rata-rata kelasnya 68,78. Adapun persentase ketuntasan belajar 8 Hasil wawancara dengan Miftahurrahmah, Pendidik Al-Quran Hadits Kelas II MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung pada tanggal 06 Februari 2017

5 peserta didik yang telah mencapai KKM adalah sebanyak 43% dan yang belum mencapai KKM 57%. 9 Adapun nilai selengkapnya sebagaimana terlampir. Proses pembelajaran yang demikian menjadikan kurangnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru perlu menerapkan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara optimal. Perlu adanya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik khususnya dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits. Oleh karena itu, pembelajaran Al-Quran Hadits perlu dirancang dan dilaksanakan secara optimal agar peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran. Guru juga harus menguasai metode-metode pembelajaran supaya dalam pelaksanaannya bisa lebih efektif, kreatif dan menyenangkan. Metode pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Oleh karena itu, metode pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik tanpa mengurangi pemahamannya terhadap materi yaitu metode pembelajaran aktif yakni rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. 10 Dengan mempraktikkan pembelajaran aktif di ruang kelas, akan mendorong peserta didik untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktik dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dan bukan hanya sekedar 9 Dokumentasi Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Al-Quran Hadits Materi QS. Al-Fiil Kelas II MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung 10 Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan..., hal. 76

6 menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan guru, tetapi guru benarbenar mengarahkan suasana pembelajaran itu agar peserta didik mampu mengerjakan tugas-tugas menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. 11 Menurut Hamzah B. Uno, mengemukakan bahwa: Pembelajarn aktif dapat terjadi ketika anak mampu belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa di sekitar mereka. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata maupun juga belajar dari bentuk-bentuk pengalaman yang menyentuh perasaan mereka. Keterlibatanyg aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan tersebut dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa, menyimpulkan dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya. 12 Metode pembelajaran aktif ini mengarahkan perhatian peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. 13 Metode ini memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara mandiri. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tanggungjawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Sehingga secara langsung peserta didik akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa penelitian membuktikan bahwa keaktifan dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat melalui penerapan metode pembelajaran aktif tipe team quiz. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rofiqoh Ma inatur Rohmah dengan judul Penerapan metode pembelajaran aktif tipe 11 Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2015), 37 12 Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan...,hal. 76 13 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 111

7 team quiz dalam meningkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan Islam siswa kelas III MI Miftahul Ulum Bono Pakel Tulungagung. Dari hasil analisis data diketahui bahwa prestasi belajar siswa kelas III MI Miftahul Ulum Bono pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran aktif tipe team quiz ini meningkat sebesar 5%. Selain itu, keaktifan belajar peserta didik dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik juga meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik. Hal ini juga diperkuat oleh Lisa Arfina dengan penelitiannya yang berjudul Penerapan model active learning tipe team quiz untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Metro Barat. Dari hasil analisis data juga terbukti bahwa keaktifan peserta didik meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik. Begitu juga dengan hasil belajarnya meningkat sebesar 7,9. Oleh karena itu, melalui metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil peserta didik kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat tulungagung. Team quiz ini merupakan bagian dari metode pembelajaran aktif dengan menghidupkan suasana dan mengaktifkan peserta didik untuk bertanya ataupun menjawab. Metode pembelajaran aktif tipe team quiz ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran, lalu peserta didik dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai, maka diadakan suatu pertandingan akademik, sehingga peserta didik semangat untuk belajar.

8 Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Al-Quran Hadits Pokok Bahasan QS. Al-Fiil Kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan keaktifan belajar melalui penerapan metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz pada mata pelajaran Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil peserta didik kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui penerapan metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz pada mata pelajaran Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil peserta didik kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan peningkatan keaktifan belajar peserta didik setelah diterapkannya metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz pada mata pelajaran Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil peserta didik kelas II- A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung

9 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz pada mata pelajaran Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil peserta didik kelas II- A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung. D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan secara teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan khazanah ilmiah tentang upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik khusunya pada mata pelajaran Al- Quran Hadits dengan menerapkan metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz untuk menunjang keberhasilan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. 2. Kegunaan secara praktisi a. Bagi Kepala MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah yang produktif dan berkualitas. a. Bagi Guru MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai rujukan dalam menerapkan metode pembelajaran dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar guna menyampaikan pengetahuan dan keterampilan. b. Bagi peserta didik MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung Dengan adanya penelitian ini diharapkan peserta didik semakin mudah menyerap materi yang dipelajari dan memperoleh pemahaman

10 sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Al- Quran Hadits. b. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan koleksi dan referensi serta dapat menambah literature dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan untuk mahasiswa lainnya. c. Bagi pembaca atau peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi penelitian sejenis. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dan merupakan pernyataan tentang hakikat suatu fenomena. Adapun hipotesis tindakan adalah alternatif tindakan yang dipilih untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi atau meningkatkan suatu kondisi. 14 Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Jika metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz diterapkan dalam proses belajar mengajar matapelajaran Al-Quran Hadits pokok bahasan QS. Al-Fiil, maka keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas II-A MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung meningkat. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika 102 14 E. Mulyasa, Penelitian Tindakan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal.

11 pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut: Bagian awal terdiri dari: halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, dan abstrak. Bagian inti terdiri dari lima bab dan masing-masing bab mengandung sub-sub bab yakni sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang meliputi hakikat pembelajaran aktif, Tipe team quiz, keaktifan, hasil belajar, Al-Quran Hadits, penerapan metode pembelajaran aktif tipe team quiz, penelitian terdahulu, dan kerangka berfikir. BAB III Metode penelitian yang meliputi Jenis penelitian, lokasi dan subjek penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, indikator keberhasilan dan tahap-tahap penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi deskripsi hasil penelitian (paparan data dan temuan penelitian) serta pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Bagian terakhir meliputi daftar rujukan dan lampiran-lampiran.