BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARI AH MANDIRI CABANG KENDAL. A. Profil Bank Syari ah Mandiri 1. Gambaran Umum Bank Syari ah Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU ULAK KARANG PADANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Hadir dengan cita-cita membangun Negeri nilai-nilai perusahaan yang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI A. SEJARAH BERDIRI PT. BANK SYARIAH MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan jumlah nasabah baru serta

BAB II PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN. membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB III PEMBIAYAAN IMPLAN PADA GURU SMPN 5 DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP JEMBATAN MERAH SURABAYA. 1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Nasabah Nasabah merupakan orang atau perusahaan/badan/lembaga yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS

BAB III GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH DEVISA. Penelitian ini akan mengkaji mengenai jumlah Dana Pihak Ketiga, Non

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter Sebagaimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan pada tahun Sesungguhnya ini merupakan hikmah sekaligus berkah

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

BAB I PENDAHULUAN. satu syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU SUKAJADI DUMAI. A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri KCP Sukajadi Dumai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terlalu dahulu profil objek penelitian yang penulis kutip langsung dari website

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI. mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKALONGAN. 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan

BAB III DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA

BAB III GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH DEVISA. Obyek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan suatu wadah dimana orang-orang berkumpul dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PULAU PUNJUNG. sekaligus berkah pasca krisis moneter tahun Sebagaimana diketahui,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN UANG MUKA DALAM PRODUK CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI GRESIK. 1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut berupa laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri Indonesia dari tahun

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

dan masyarakat sebagai pengguna jasa Bank Syariah.

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Profil Bank Syariah Mandiri cabang Batang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT BANK SYARIAH MANDIRI

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III GAMBARAN UMUM KOPSIM NU BATANG. 1. Sejarah Berdirinya KOPSIM NU Batang. Unit Simpan Pinjam Syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri. 1. Sejarah Umum Bank Syariah Mandiri (BSM)

IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN USAHA MIKRO PADA PT. BANK X (PERSERO) TBK. CABANG BOGOR. Ulfa Fathia Sari dan Rachmatullaily Universitas Ibn Khaldun Bogor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN IJA>RAH SALE AND LEASE BACK PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SURABAYA

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/4/PBI/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

58 BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARI AH MANDIRI CABANG KENDAL A. Profil Bank Syari ah Mandiri 1. Gambaran Umum Bank Syari ah Mandiri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997 sampai 1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak bulan Juli 1997 yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis yang sangat luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

59 Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya penggabungan (merger) dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat yang bersamaan, pemerintah melakukan merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru yang bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan Undang-Undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

60 melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI Nomor 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nomor 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM

61 hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 53 Pada tahun 2009 terjadi perubahan sedikit logo pada Bank Syari ah Mandiri, hal ini mencerminkan transformasi semangat dan kesiapan untuk meraih masa depan yang lebih baik dan gemilang. Adapun perubahan ini menjadikan loho tersebut lebih memiliki makna yang dalam. Dari penggunaan warna logo menggunakan warna positif-negatif. Positif digunakan pada warna belakang yang terang dan cerah, sedangkan negatif pada warna latar belakang yang redup atau cerah. Adapun arti atau makna yang terdapat pada logo BSM diantaranya : 54 a. Penggunaan huruf kecil memiliki pengertian BSM merupakan bank yang ramah, rendah hati, dan memiliki aspirasi untuk semakin dekat dengan nasabah dan tetap bersikap membumi. b. Lambang logo divisualkan dalam bentuk gelombang berwarna emas yang merupakan lambang 53. https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profilperusahaan/sejarah/, Diakses tanggal 25 Oktober 2016, Pukul 21:30 WIB. 54. http://www.syariahbank.com/profil-dan-produk-bank-mandirisyariah/, Diakses tanggal 25 Oktober 2016, Pukul 21:57 WIB.

62 kemakmuran yang dicita-citakan pada nasabah yang mau bermitra dengan BSM. c. Posisi lambang logo diatas huruf logo melambangkan sikap progresif menuju kemakmuran. 2. Visi dan Misi Bank Syari ah Mandiri Bank Syari ah Mandiri sebagai lembaga keuangan yang berbasis pada kemanusiaan dan integritas memiliki visi yaitu sebagai Bank Syari ah Terdepan Dan Modern. Bank Syariah Terdepan memiliki arti Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro, SME, commercial, dan corporate. Sedangkan maksud dari Bank Syariah Modern adalah Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Bank Syari ah Mandiri memiliki beberapa misi, yaitu: 55 a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 55. https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visidan-misi/, Diakses tanggal 25 Oktober 2016, Pukul 21:35 WIB.

63 b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui harapan nasabah. c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen ritel. d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal. e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 3. Nilai nilai Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilainilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri tersebut adalah Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, Customer Focus, yang disingkat ETHIC. 56 Maksud dari ETHIC tersebut adalah : 56. Ibid.

64 Excellence adalah mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented). Teamwork adalah mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. Humanity adalah mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan. Integrity adalah berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi. Customer Focus adalah mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal). 4. Produk Penyaluran Dana di Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal memiliki beberapa produk penyaluran dana, seperti pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang paling banyak diminati oleh para nasabah. Berikut penjelasan singkat tentang pembiayaan mudharabah dan

65 pembiayaan murabahah yang ada di Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal : 57 a. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah jenis pembiayaan dari Bank Syari ah Mandiri dimana pihak bank meminjamkan sejumlah dana untuk nasabah yang digunakan sebagai modal usaha atau modal kerja berbasis sistem bagi-hasil. Mudharabaha ini menyebut pihak pemberi dana adalah (shahibul mal) dan pihak penerima dana atau pekerja (mudharib). Posisi keduanya setara, artinya pihak pemberi maupun penerima dana bersamasama dalam pengembangan dan kemajuan usaha yang dilakukan, jadi pihak pemberi dana (shahibul mal) juga harus paham sejauhmana usaha yang sedang dilakukan oleh (mudharib). Untuk bagi hasil keuntungannya ditentukan oleh kedua belah pihak pada saat awal akad dan harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak. 58 b. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang berbasis pada sistem jual beli. 57. Wawancara dengan Bapak M. Suci Rosyadi selaku Pelaksana Marketing Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal (Tanggal: 20 Agustus 2016). 58. Ibid.

66 Pembiayaan ini menempatkan pihak bank sebagai penjual atau pihak yang membelikan barang, sedangkan nasabah menjadi pembeli. Dalam pembiayaan murabahah ini pihak bank selaku penjual boleh meminta keuntungan dari barang yang dijualnya, akan tetapi keuntungan yang diminta oleh pihak bank haruslah disepakati juga oleh pihak nasabah (pembeli). Kemudian, jika telah terjadi proses akad, maka pihak nasabah harus membayar biaya pembelian barang ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati dengan cara diangsur. Pembiayaan murabahah ini karena merupakan pembiayaan yang berbasis pada jual beli, maka digunakan pada pembelian barang konsumtif maupun investasi, bukan untuk modal kerja atau modal usaha. Akan tetapi, dalam praktek yang ada di Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal, pembiayaan murabahah ini juga dapat dilakukan bagi pembelian barang untuk modal kerja atau modal usaha, karena dianggap lebih mudah menggunakan pembiayaan murabahah ini. 59 B. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah 1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Langkah awal yang ditempuh dalam proses pembiayaan murabahah pada Bank Syari ah Mandiri 59. Ibid.

67 Cabang Kendal adalah proses pengajuan permohonan. Dalam proses pengajuan permohonan, seorang nasabah bertindak sebagai calon debitur dan bank bertindak sebagai calon kreditur. Calon nasabah pada saat mengajukan permohonan pembiayaan juga akan diminta untuk membuat rancangan anggaran belanja atau RAB, RAB ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang nantinya akan dijadikan sebagai objek akad sekaligus untuk mengetahui besarnya nominal permohonan pembiayaan. Kemudian, dalam proses ini pihak bank juga akan memilih jenis akad yang akan dipakai. Pemilihan jenis akad ini tidak menutup kemungkinan adanya permintaan dari pihak nasabah sendiri tentang jenis akad yang akan dipakai, karena pemilihan jenis akad ini tergantung dari tujuan dari pembiayaan yang dilakukan oleh calon nasabah. Misalnya, calon nasabah ingin membeli mobil, membeli rumah, atau ingin membeli bahan baku untuk suatu jenis usaha. Pembiayaan murabahah di Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal digunakan untuk tujuan modal kerja, investasi, multiguna (konsumtif) serta untuk sewamenyewa (ijarah). Pembiayaan murabahah modal kerja merupakan pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal untuk pembelian barang-barang yang digunakan untuk modal suatu usaha

68 atau bisa dikatakan untuk pembelian bahan baku usaha. Misalnya, pembiayaan murabahah digunakan untuk pembelian semua jenis sembako yang diperlukan oleh nasabah untuk mengisi suatu toko sembako. Dalam hal ini berarti calon nasabah akan meminta kepada bank untuk membelikan barang-barang yang akan digunakan untuk mengisi toko sembako tersebut. Keinginan calon nasabah tersebut akan tertuang didalam rancangan anggaran belanja yang diajukan bersamaan dengan permohonan pembiayaan. Contoh usaha yang lain, seperti usaha kuliner, maka nasabah meminta pihak bank untuk membelikan bahan baku dari usaha kuliner tersebut. Jika nasabah adalah seorang petani, maka yang biasa dilakukan adalah nasabah meminta pihak bank untuk membelikan bibit tanaman atau meminta untuk membelikan pupuk yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. Lebih mudahnya pembiayaan murabahah modal kerja itu digunakan untuk pembelian barang-barang usaha yang akan habis dalam jangka waktu tertentu. 60 Pembiayaan murabahah investasi digunakan bagi nasabah yang berkeinginan untuk membeli peralatan usaha. Misalnya, nasabah yang meminta dibelikan mesin 60. Wawancara dengan Ibu Dian Arfiani selaku Asisten Analisis Mikro Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal (Tanggal: 7 November 2016).

69 jahit karena usaha yang dimiliki oleh nasabah adalah usaha konveksi. Dalam contoh usaha yang lain, seperti pembelian suatu ruko yang nantinya akan digunakan usaha. Sedangkan pembiayaan murabahah multi guna diperuntuhkan untuk pembelian barang-barang yang sifatnya konsumtif bukan untuk usaha. Misalnya, pembelian sepeda, sepeda motor, mobil yang akan digunakan sendiri tidak untuk usaha. Sedangkan, pembiayaan murabahah sewa-menyewa (Ijarah) digunakan ketika nasabah meminta pihak bank untuk menyewakan sesuatu. Misalnya, seorang nasabah yang profesinya adalah petani, kemudian nasabah tersebut meminta bank untuk menyewakan suatu lahan sawah. Dalam profesi yang lain, seperti nasabah yang akan membuka usaha toko sembako, maka pihak bank diminta oleh nasabah untuk menyewakan suatu ruko yang akan digunakan oleh nasabah untuk usaha toko sembako tersebut. 61 2. Negosiasi Dalam tahap negosiasi, pihak bank akan melakukan analisa terhadap permohonan pembiayaan terlebih dahulu terkait nasabah yang mengajukan 61. Ibid.

70 pembiayaan. Ada tujuh tahap yang dilakukan Bank Syari ah Mandiri dalam proses analisis, diantaranya adalah sebagai berikut: 62 1. Analisa dokumen a. Nasabah masuk dalam coverange area unit yang telah ditentukan dan telah disurvey oleh AO (Account Officer), FiO (Financing Officer) dan UM (Unit Manager). b. Dokumen pembiayaan lengkap. c. BI Cecking dan DNH positif. 2. Analisa karakter a. Analisa karakter dari dokumen pembiayaan, data pendukung dan informasi dari AO (Account Officer). b. Verifikasai tujuan pembiayan. c. Melakukan wawancara langsung dengan calon nasabah. d. Melakukan trade cecking dan lingkungan cecking. 3. Analisa kapasitas a. Analisa kebutuhan dan kemapuan bayar dari dokumen pembiayaan dan data pendukung. 62. Ibid.

71 b. Verifikasi jumlah aset dan nilai perolehannya selama masa usaha. 4. Analisa jaminan a. Identifikasi resiko usaha, analisa jaminan dilakukan oleh FiO (Financing Officer). b. Validitasi lokasi dan fisik jaminan dengan dokumen jaminan. c. Nilai taksir : Tanah, tanah dan bangunan maksimal 80% Ruko maksimal 80% Kendaraan (mobil atau motor) maksimal 70% Deposito maksimal 90% Sebelum melakukan kesimpulan untuk menentukan diterima atau ditolak permohonan pembiayaan dari nasabah, pihak bank akan melakukan survei atau pengecekan langsung kerumah pemohon pembiayaan. Dalam hal ini pihak bank harus jeli dan cermat dalam melakukan pengamatan, karena hal ini yang akan dijadikan sebagai dasar dalam melakukan kelayakan pembiayaan. Pihak bank melakukan analisa kelayakan pembiayaan apakah pantas nasabah tersebut disetujui atau tidak. Selain mengecek langsung kerumah pemohon pembiayaan, pihak Bank Mandiri Syari ah Cabang Kendal terkadang juga meminta keterangan tetangga yang ada disekitar rumah pemohon, supaya data

72 yang diterima oleh pihak bank benar-benar valid dan sesuai dengan keadaan realita tanpa ada manipulasi. Setelah data-data lapangan telah didapatkan, maka pihak bank akan melakukan rapat internal yang biasanya dilakukan oleh bagian marketing. Rapat internal ini dilakukan guna menganalisis data-data lapangan yang didapat, keterangan pemohon, serta administrasi pemohon yang kemudian hasil rapat tersebut akan disampaikan kepada kepala cabang. Apabila kesimpulan tim marketing menerangkan bahwa permohonan pembiayaan tersebut tidak layak disetujui, maka kepala cabang hanya menandatangani berkas penolakannya saja. Akan tetapi, jika permohonan tersebut menurut tim marketing layak untuk disetujui, maka finalisasi ada pada kepala cabang. Jika diterima, maka pihak nasabah dan pihak Bank melanjutkan kepada tahap berikutnya, yaitu proses pembuatan akad. 63 Pada tahap negosiasi ini juga akan terjadi sebuah kesepakatan antara calon nasabah dengan pihak bank mengenai jumlah keuntungan (margin) yang akan diambil oleh pihak bank. Keuntungan (margin) ini diajukan oleh pihak bank, akan tetapi harus ada kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank. Dalam 63. Ibid.

73 mengajukan jumlah keuntungan kepada calon nasabah, banyak faktor yang mempengaruhi seperti jenis barang yang dijadikan objek akad, waktu dalam mengajukan permohonan pembiayaan, serta tingkat suku bunga yang ada. Faktor barang yang dijadikan objek akad pihak bank akan melihat berapa banyak jumlah pembiayaan yang akan diambil sehingga dapat menyesuaikan dengan keuntungan yang akan diambil oleh bank. Pada pembiayaan murabahah mikro (dibawah 200 juta) ada tiga pembagian kelompok pembiayaan, yaitu pembiayaan sebesar 11-50 juta; 51-100 juta; dan 101-200 juta. Dari ketiga kelompok pembiayaan itu ada ketentuan masingmasing dalam penentuan jumlah keuntungan. Selanjutnya adalah faktor waktu pengajuan permohonan pembiayaan. Jika seorang calon nasabah mengajukan permohonan pembiayaan untuk pembeliaan barang-barang konsumtif seperti peralatan rumah tangga atau barang elektronik, dan pengajuan permohonan itu pada saat bulan ramadhan atau menjelang idul fitri, maka ada kebijakan dari pihak bank agar tidak terlalu tingg dalam mengambil keuntungan. Hal tersebut dilakukan karena pada bulan ramadhan dan menjelang hari raya idul fitri, biasanya pengeluaran dari suatu keluarga mengalami peningkatan, sehingga pihak bank tidak terlalu tinggi dalam hal meminta keuntungan pembiaayaan murabahahnya. Faktor

74 yang ketiga adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia. Menurut pihak Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal, bagaimanapun juga Bank Syari ah Mandiri merupakan lembaga keuangan yang tunduk pada aturan-aturan dari Bank Indonesia. Sehingga, Bank Syari ah Mandiri juga harus mengikuti fluktuasi naik dan turunnya tingkat suku bunga. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga likuiditas bank itu sendiri. 64 3. Pembuatan Dan Pelaksanaan Akad Setelah proses pengajuan pembiayaan selesai dan pihak bank mengabulkan permohonan pengajuan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah, maka proses selanjutnya adalah pembuatan akad antara kedua belah pihak. Akad yang digunakan dalam proses pembiayaan tersebut adalah akad murabahah (jual-beli) dimana nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjualnya. Dalam akad tersebut juga menggunakan akad tambahan, yaitu akad wakalah (perwakilan) dimana bank nantinya mewakilkan kepada nasabah atas pembelian barang pesanan nasabah itu sendiri. Selain itu, untuk fasilitas take over, pihak bank juga menyediakan akad tambahan yaitu akad qard (pinjaman). Sehingga bank 64. Ibid.

75 hanya berposisi sebagai pemberi pinjaman uang untuk pembelian suatu barang. Dalam akad keduanya menggunakan standar perjanjian yang telah disediakan bank, jadi seluruh aspek ketentuan dan legalitas perjanjian sudah diatur di dalamnya, sehingga pihak nasabah hanya cukup mengisi data yang berkaitan dengan nasabah kemudian menandatanganinya. 65 Mekanisme pelaksanaan akad antara keduanya diawali dengan akad murabahah (jual beli), setelah formulir akad jual beli telah diisi dan ditandatangani oleh pihak nasabah, kemudian dilakukan akad tambahan yaitu akad wakalah (perwakilan). Akad wakalah ini adalah pelimpahan oleh bank untuk mewakilkan pembelian barang kepada nasabah itu sendiri, sehingga posisi nasabah yang awalnya sebagai penjual menjadi gugur dengan adanya akad kedua (wakalah). Jadi, yang melakukan transaksi jual beli barang adalah nasabah dengan pihak pemasok atau penjual. Sedangkan peran bank tidak lagi sebagai penjual maupun pembeli dari pemasok kepada nasabah, melainkan hanya sebagai pemilik dana yang meminjamkan dananya kepada nasabah yang melakukan pengajuan untuk membeli 65. Wawancara dengan Bapak Moh. Shodiq selaku Asisten Analisis Mikro Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal (Tanggal: 13 September 2016 dan 2 November 2016).

76 kebutuhan. Akan tetapi, pihak nasabah berkewajiban untuk melaporkan segala pembelian yang berkaitan dengan akad. Dalam hal ini kwitansi atau nota pembelian yang dilakukan oleh nasabah dilaporkan kepada pihak bank, hal tersebut dilakukan supaya nasabah benar-benar menggunakan dana pembiyaan tersebut sesuai dengan akad yang disepakati diawal. 66 Setelah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak (bank dan nasabah) dengan ditandatanganinya akad murabahah, maka pihak nasabah yang mengajukan pembiayaan bisa melakukan pencairan dana pembiayaan di Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal. Proses dalam pencairan dana pembiayaan harus melalui rekening tabungan atau giro, karena proses pembayaran angsuran menggunakan sistem auto debet. Jadi, pihak nasabah harus membuka rekening pembiayaan terlebih dahulu untuk pencairan dana pembiayaan murabahah. Pembukaan rekening juga nantinya berfungsi sebagai pembukuan pembiayaan atau pembayaran angsuran dari nasabah kepada pihak Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal. Pencairan dana pembiayaan dilakukan oleh bagian teller setelah berkas-berkas administrasi dari 66. Ibid.

77 nasabah sudah dinyatakan lengkap oleh manajer operasional. 67 Proses berikutnya adalah pembelian barang. Dalam proses pembelian barang, sesuai yang telah dijelaskan pada bagian akad diatas bahwa untuk pembelian barang dilakukan oleh pihak nasabah karena adanya akad wakalah (bank mewakilkan nasabah untuk pembelian barang). Untuk proses pembelian barang dilakukan setelah dana pembiayaan yang diajukan oleh nasabah telah cair. Nasabah cukup mendatangi pihak pemasok atau supplier untuk membeli barang sesuai yang dibutuhkannya. Dari peraturan form aplikasi perjanjian akad wakalah, tertulis nasabah wajib melaporkan dokumen (surat pembelian) kepada pihak bank. Akan tetapi dalam prakteknya, setelah dana pembiayaan cair, maka tidak ada tindak lanjut dari nasabah maupun bank dalam pelaporan surat bukti pembelian atas suatu barang. Sehingga nasabah terkadang bebas untuk menggunakan dana pinjaman tersebut bahkan tidak sesuai pada ketentuan dalam perjanjian. Dalam perjanjian wakalah juga telah disebutkan bahwa pemasok atau supplier adalah pihak ketiga yang ditunjuk atau disetujui oleh bank untuk menyediakan barang yang dibeli oleh bank 67. Ibid.

78 dan selanjutnya akan dijual oleh bank kepada Nasabah berdasarkan fasilitas pembiayaan murabahah. Namun dalam pelaksanaannya pihak bank tidak menunjuk dan mengutus pemasok atau supplier sebagai tempat nasabah untuk membeli suatu barang. Nasabah bisa melakukan jual beli barang yang dibutuhkan di tempat pemasok manapun sesuai dengan keinginannya karena tidak adanya penunjukan pemasok atau supplier oleh pihak bank. 68 4. Pembayaran Angsuran Setelah nasabah menerima dana pembiayaan dari pihak bank dan telah melakukan pembelian atas suatu barang, maka nasabah mempunyai kewajiban untuk membayar pinjaman modal ditambah keuntungan untuk pihak bank sesuai dengan kesepakatan diawal akad secara mengangsur selama jangka waktu yang telah ditentukan diawal akad. Pembayaran angsuran oleh nasabah dilakukan dengan sistem auto debet, artinya pembayaran akan langsung mengambil dari tabungan yang dimiliki oleh nasabah. Sehingga nasabah tidak perlu datang ke bank kemudian membayar angsuran. Apabila uang yang diambil oleh pihak bank melalu tabungan nasabah itu 68. Ibid.

79 masih kurang, maka akan muncul tagihan didalam buku tabungan nasabah. Diawal akad pembiayaan murabahah ini ada kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank perihal pembayaran angsuran. Ada 6 (enam) periode pembayaran angsuran, yaitu tanggal 1-5, 5-10, 10-15, 15-20, 20-25. Sehingga pihak nasabah bisa memilih akan membayar angsuran pada periode yang mana, sesuai dengan kemampuan nasabah. Jatuh tempo pembayaran adalah pada akhir setiap periode. Misalnya, pada awal akad nasabah memilih pembayaran angsuran pada tanggal 1-5, maka jatuh temponya adalah pada tanggal 5 begitupula seterusnya. 69 Jika nasabah tidak membayar angsuran (tabungannya kosong) maka nasabah akan mendapat peringatan dari pihak bank. Peringatan tersebut ada tiga tahapan, yaitu peringatan I, peringatan II, serta peringatan III. Jika nasabah sampai dengan peringatan yang ke-iii masih tidak melakukan angsuran, maka pihak bank akan mengeluarkan surat somasi atau peringatan keras. Setelah pihak bank mengeluarkan surat somasi dan nasabah masih belum membayar angsuran, maka pihak bank akan memberitahuan kepada nasabah (melalui surat) perihal 69. Wawancara dengan Bapak M. Suci Rosyadi selaku Pelaksana Marketing Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal (Tanggal: 20 Agustus 2016).

80 eksekusi barang jaminan. Selain membelakukan eksekusi bagi nasabah yang tidak melakukan angsuran, Bank Syari ah Mandiri Cabang Kendal juga memberikan sanksi berupa denda kepada nasabah yang terlambat dalam membayar angsuran dengan disengaja. Besarnya sanksi denda tersebut adalah Rp. 1.000,- per hari. Uang dari hasil denda tersebut akan disumbangkan kepada LAZNAS (Lembaga Amil Zakat dan Shadaqoh) di wilayah Kabupaten Kendal. 70 70. Ibid.