Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

dokumen-dokumen yang mirip
KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sehingga dapat membentuk generasi-generasi yang dapat bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Megannuary Ruchwanda Putra Sae, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

Oleh : AYU METI SEPTIANINGSIH A

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK NEGERI 1 BALAESANG. Zainuddin 1. Jamaludin 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh : Pratiwi Narti A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

Transkripsi:

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: kianamboro@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru sangat dominan untuk meningkatkan prestasi dan minat peserta didik melalui motivasi, guru selain sebagai tenaga pengajar juga sebagai motivator bagi peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Peran guru dalam memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro, adalah sebagai berikut: a. memberikan suasana senang saat awal masuk kelas, b. memberikan nasihat di sela-sela proses pembelajaran di dalam kelas, c. menata ruang kelas agar peserta didik nyaman di dalam kelas. Beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran sejarah di kelas X SMA Negeri 6 Metro, sebagai berikut: a. Saat guru memberikan motivasi ke peserta didik terkadang peserta didik sibuk berbicara dengan peserta didik yang lainnya, b. terkadang peserta didik juga mengganggu teman yang sedang fokus saat pembelajaran, c. Peserta didik tidak memperhatiakan guru saat proses pembelajaran sejarah, d. Peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Simpulan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro; guru memberikan suasana senang saat awal masuk kelas, guru memberikan nasehat di sela-sela proses pembelajaran, guru mendekor kelas agar peserta didik nyaman. Kata Kunci: Peran Guru Sejarah, Motivasi Belajar, Pembelajaran Sejarah. PENDAHULUAN Pembelajaran terdiri dari proses guru dan peserta didik. pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu dengan lainnya dalam mencapai tujuan. Menurut: I Gde Widja (1989: 23) menyatakan bahwa pembelajaran Sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini. Berkaitan dengan pengertian di atas bahwa pembelajaran sejarah mengajarkan kepada peserta didik untuk menghargai perjuangan pahlawan di masa lalu serta mengajarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau untuk menuju masa depan yang lebih baik dimana supaya generasi muda dapat lebih menghargai jasa pahlawan dengan menjaga kemerdekaan NKRI. Peran Pendidikan Sejarah dalam pembentukan 61

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 sikap nasionalisme guna mengantisipasi tantangan global dan berbagai gejolak disintegrasi yang melanda Indonesia akhir akhir ini sangat dibutuhkan, hal ini mengingat pengalaman sejarah membuktikan sikap nasionalisme mampu membangkitkan dinamika sosial di masa lalu. Menurut: Sartono Kartodirdjo (1993:258) menyatakan peranan strategis pengajaran sejarah dalam rangka pembangunan bangsa menuntut suatu penyelenggaran pengajaran sejarah sebagai pemahaman dan penyadaran, sehingga mampu membangkitkan semangat pengabdian yang tinggi, penuh rasa tanggung jawab serta kewajiban. Pembelajaran Sejarah tidak mengkhususkan mempelajari fakta-fakta dalam sejarah sebagai ilmu namun perpaduan antara sejarah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Dengan menampilkan fakta sejarah peserta didik dapat memahami serta bisa berimajinasi tentang apa yang dilihat. Menurut Uno (2007) motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi yang diberikan guru itu sangat penting dalam meningkatkan prestasi serta menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah sehingga peran guru dalam pembelajaran di kelas itu sangat berpengaruh dalam hasil yang dicapai oleh peserta didik maupun siswi, motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstrinsik yang dimana keduanya sangat dibutuhkan untuk memotivasi peserta didik. (1) motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita. (2) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward). Tetapi jika dilihat pada kenyataannya dalam proses pembelajaran sejarah masih kurangnya minat peserta didik untuk pembelajaran sejarah di SMA N 6 Metro, dilihat dari sisi fasilitas sekolah sangat memadai untuk meningkatkan pembelajaran di SMA N 6 Metro dimana di sekolah sudah dilengkapi perpustakaan yang memadai serta proyektor guna menayangkan gambar-gambar Sejarah untuk memudahkan dalam guru mengajar di kelas sehingga tidak membuat peserta didik cenderung malas dalam pembelajaran sejarah sebab mereka menganggap pembelajaran sejarah membosankan, materi yang dibahas hanya seputar masa lalu. Dalam pembelajaran

sejarah terkadang peserta didik ribut dan bercanda dengan teman sebangkunya bahkan ada peserta didik yang susah dalam mengerti materi padahal guru sudah menyampaikan materi dengan baik. Sehingga peran guru sejarah dalam memotivasi peserta didik itu sangat penting untuk memunculkan minat peserta didik kelas X SMA N 6 Metro dalam pembelajaran sejarah sehingga peserta didik tidak malas atau bosan dalam pembelajaran sejarah, motivasi yang diberikan guru sejarah kelas X SMA N 6 Metro adalah motivasi Ekstrinsik berupa motivasi dari luar diri siswa melalui gambar, pesan moral, mengondisikan kelas lebih tenang supaya peserta didik lebih nyaman dalam pembelajaran sejarah atau yang lain yang bisa menimbulkan minat belajar peserta didik dalam pemebelajaran sejarah lebih meningkat, dalam pembelajaran sejarah kreativitas guru dalam memotivasi peserta didik itu sangat penting sehingga guru menjadi faktor pendorong utama untuk peserta didik lebih suka dalam pembelajaran sejarah dan menumbuhkan kreatifitas yang dimiliki peserta didik tersebut. METODE Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus tunggal terpancang sebagaimana yang dijelaskan dalam Sutopo, 2002: 111-112 dan Yin, 2011 bahwa penelitian ini menggali secara dalam tentang apa yang diteliti sehingga mampu mendapatkan hasil yang mendalam dan rinci, dalam penelitian ini hanyak terfokus pada satu tujuan yang ingin diteliti. Penelitian ini menjelaskan keadaan tempat penelitian yang sesuai dengan kenyataan tanpa direkayasa, sehingga mampu mengupas secara lebih dalam tentang apa yang diteliti. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil maksimal dan lengkap. Menurut (Sutopo, 2002: 111-112) dalam penelitian kualitatif, khususnya studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Dalam hal ini peneliti sengaja memilih studi kasus tunggal. Studi kasus tunggal adalah penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran,satu lokasi studi atau satu subjek. Menurut Yen (2011) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bila mana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas atau jelas dan menggunakan berbagai sumber atau multisumber bukti. 63

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 Dalam praktek penelitian di SMA Negeri 6 Metro, peneliti menggunakan berbagai metode dalam pengumpulan data sehingga data yang terkumpul dapat akurat dan sesuai dengan data yang dibutuhkan peneliti. Guna mendapatkan data yang akurat sesuai dengan kebutuhan peneliti maka peneliti menggunakan Teknik observasi wawancara, dokumentasi serta studi kepustakaan. Dalam kegiatan pengamatan terhadap objek penelitian ini dalam memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui kebenaran antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga peneliti melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap perilaku atau objek sasaran. Setelah memperoleh data peneliti akan melakukan pengamatan kepada peserta didik dan guru sejarah SMA Negeri 6 Metro untuk mengetahui apakah data yang peneliti dapatkan itu relevan. Dalam mengumpulkan data di lapangan peneliti menggali informasi kepada guru sejarah kelas X dan peserta didik kelas X guna mendapatkan data yang akurat dan lengkap. Menggali informasi dari guru sejarah dan peserta didik dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang digunakan untuk kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya. Mencari informasi yang dilakukan peneliti dengan guru sejarah dan peserta didik SMA Negeri 6 Metro sehingga peneliti akan memperoleh data yang merupakan hasil dari wawancara. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti membutuhkan teori guna memperkuat hasil dari peneliti. Teori yang digunakan harus sesuai dengan hasil penelitian supaya tidak terjadi ketidak selarasan dalam hasil maupun teori yang digunakan oleh peneliti, teori tersebut dapat diambil dari buku maupun jurnal guna memperkuat dalam kajiannya bahan penelitian agar tidak menyimpang dari penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam mencari teori referensi yang terkait dengan peran guru sejarah untuk memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah kelas X Semester genap SMA Negri 6 Metro. Peneliti dapat mencari sumber yang referensi berupa buku, informasi dan keterangan dari narasumber yang terkait. Dalam memperkuat hasil yang didapat dibutuhkan gambaran secara jelas dan memberikan bukti fisik sebagai penguatan dalam penyajian data. Metode dokumentasi ini fungsinya untuk memperoleh data tentang gambaran secara jelas mengenai peran guru sejarah untuk memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Sehingga bukti gambar dapat memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 6 Metro Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik. Mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 6 Metro menggunakan kurikulum KTSP. Guru sejarah di SMA Negeri 6 Metro menggunakan berbagai variasi atau metode dalam pembelajarannya, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan menggunakan video pembelajaran sejarah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saling berkaitan dengan kajian pustaka yang peneliti gunakan, dalam kajian pustaka menurut Syaiful Sagala (2009:61), pembelajaran dalam berjalan lancar apabila ada interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran sejarah di SMA Negeri 6 Metro khususnya kelas X terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Terjadilah komunikasi atau interaksi antara guru sebagai tenaga pengajar dengan peserta didik sebagai penerima ilmu yang guru berikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Upaya Guru Sejarah SMA Negeri 6 Metro dalam Memotivasi Siswa. Sebelum memasuki materi yang diajarkan guru harus terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga peserta didik bisa mampu mengekspresikan pengetahuannya. Selain itu guru sejarah SMA Negeri 6 Metro juga memberikan pertanyaan lisan pada peserta didik tentang materi yang sebelumnya supaya guru mengerti seberapa pengetahuan peserta didik, setelah itu guru membuat ruang kelas menjadi nyaman untuk proses pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh dalam pembelajaran sejarah, selain membuat suasana kelas menjadi nyaman guru juga memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif dalam pembelajaran supaya bisa menjadi contoh bagi peserta didik lain yang belum aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas X. 1. Guru memberikan suasana senang dan nyaman saat awal pembelajaran sejarah. 65

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi peserta didik di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan peserta didik, pembelajaran juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para peserta didik. Jika situasi ini tidak terbangun maka bisa jadi peserta didik akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak berjalan lancar. Akibatnya pembelajaran juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan peserta didik. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas X seorang guru sejarah SMA Negeri 6 Metro memberikan suasana menyenangkan agar peserta didik di dalam kelas lebih nyaman saat proses pembelajaran sejarah. Kenyamanan peserta didik dalam pembelajaran di dalam kelas akan memberikan motivasi tersendiri untuk meningkatkan minat dalam pembelajaran sejarah peserta didik, jika peserta didik merasa nyaman maka akan berjalan lancar proses pembelajaran di dalam kelas. Kenyamanan itu sangat penting bagi peserta didik, sebab apabila peserta didik tidak nyaman dalam pembelajaran di dalam kelas akan sulit untuk menerima ilmu yang diberikan guru pada saat itu. 2. Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan nasehat dan saran kepada peserta didik. Selain memberikan dan mentransfer ilmu guru juga bertugas memberikan motivasi pada peserta didik. Dalam guru memberikan saran kepada peserta didik juga sama dengan cara guru memberikan nasehat kepada peserta didik, guru selalu mengamati peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung tanpa diketahui oleh peserta didik tersebut sehingga peserta didik tersebut tidak merasa seperti diawasi oleh guru, jika peserta didik mengetahui maka peserta didik tersebut akan pecah dalam konsentrasi pembelajaran di kelas, sehingga guru sejarah kelas X berhati-hati dalam mengamati peserta didik tersebut, dalam melakukan pengamatan kepada peserta didik guru sejarah juga melakukan pendekatan kepada peserta didik agar lebih mudah guru mampu mengetahui kenapa saat proses pembelajaran peserta didik ribut, setelah mengetahui kenapa peserta didik ribut saat proses pembelajaran lalu guru memberikan saran yang sesuai seperti saat guru memberikan nasehat kepada peserta didik.

3. Motivasi yang guru gunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas X SMA Negeri 6 Metro dengan cara menata ruang kelas. Peran seorang guru dalam pengelolaan kelas itu sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Sebab itu seorang guru secara prinsip memegang dua peranan penting dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dalam berlangsung secara efisien dan efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada di dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran, dalam hal ini guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam memberikan kenyamanan peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam kelas X guru mengusahakan agar tempat pembelajaran terasa lebih nyaman bagi peserta didik. Sebab kenyamanan bagi peserta didik itu sangat penting, apabila tempat pembelajaran terasa tidak nyaman maka peserta didik tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas, jika peserta didik tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran maka ilmu yang guru berikan tidak akan masuk kedalam diri peserta didik. Penjelasan tetang cara guru memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro seperti yang tertuang di atas saling keterkaitan dengan kajian pustaka yang peneliti gunakan, seperti menurut Uno (2008) berpendapat bahwa indikator motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Hal-hal tersebut terkait dengan hasil dari penelitian di SMA Negeri 6 Metro dimana terdapat salah satunya adalah lingkungan belajar yang kondusif, sebab di SMA Negeri 6 Metro lingkungan tempat dimana peserta didik melakukan proses pembelajaran harus dilengkapi dengan adanya tempat pembelajaran, sarana yang mendukung pembelajaran, semua itu sudah 67

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 terdapat di SMA Negeri 6 Metro. Sehingga dapat dikatakan bahwa SMA Negeri 6 Metro memiliki tempat yang kondusif. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam guru memberikan motivasi dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA Negeri 6 Metro kelas X, sebagai berikut: 1. Guru meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Dalam proses pembelajaran sejarah guru meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut. 2. Guru memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah agar peserta didik mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam hal pembelajaran sejarah. Begitu pentingnya peran dari seorang guru dalam mengoptimalkan kemampuan peserta didik, seperti yang dilakukan guru sejarah kelas X di sekolah SMA Negeri 6 Metro menggunakan cara agar menarik potensi yang dimiliki peserta didik, agar potensi tersebut dikeluarkan secara maksimal sesuai kemampuan peserta didik. 3. Guru ingin mengembangkan kualitas pengetahuan peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Guru sejarah kelas X menggunakan metode tanya jawab, sebab metode tersebut dirasa cukup bagus dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. Setelah peserta didik termotivasi dan menyukai pembelajaran sejarah maka tugas guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat peserta didik menjadi lebih banyak, sehingga peserta didik mampu mendapatkan wawasan yang lebih banyak dan mampu mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran sejarah di sekolah. Kendala Guru Sejarah dalam Memberikan Motivasi Peserta Didik SMA Negeri 6 Metro Dalam memberikan materi atau motivasi terkadang guru mengalami kendala atau kesulitan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Beberapa penjelasan tentang kendala guru sejarah kelas X dalam memotivasi peserta didik:

1. Saat guru memberikan motivasi ke peserta didik terkadang peserta didik sibuk berbicara dengan temannya. Dalam pembelajaran guru sebagai tenaga pengajar, guru juga merangkap menjadi motivator bagi peserta didik sehingga peran seorang guru sangat optimal. Dalam usaha guru menjadi motivator bagi peserta didik mengalami berbagai kesulitan dan masalah yang harus dihadapi oleh guru sehingga terkadang motivasi tersebut tidak diterima dengan baik oleh peserta didik. Kendala tersebut dihadapi oleh setiap guru yang melakukan pembelajaran di dalam kelas. Sebab guru melakukan pembelajaran di dalam kelas yang dimana terdapat peserta didik yang memiliki karakter serta sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut juga dialami oleh guru sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro, pada saat guru akan memberikan nasehat atau motivasi ke pada peserta didik terkadang peserta didik sibuk berbicara atau ribut, hal tersebut mengganggu peserta didik yang lain dan akibatnya peserta didik yang sedang fokus dalam pembelajaran juga ikut berbicara sehingga kelas menjadi tidak kondusif. 2. Peserta didik mengganggu peserta didik yang lain saat guru memberikan motivasi. Kenakalan peserta didik saat proses pembelajaran banyak terjadi di lingkungan sekolah, sebab sekolah merupakan tempat dimana perserta didik menemukan karakter yang membawa kedalam hal kabaikan pada peserta didik. Saat proses pembelajaran di dalam kelas banyak sekali peserta didik yang ribut saat pembelajaran, mengganggu teman yang sedang memperhatikan guru di depan yang sedang menyampaikan materi atau motivasi. Kesulitan tersebut dialami guru sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro saat memberikan motivasi kepada peserta didik, saat guru memberikan motivasi kepada peserta didik ada beberapa peserta didik yang memperhatikan guru tetapi ada juga peserta didik yang tidak memperhatikan tetapi malah mengganggu peserta didik yang lain. Sehingga guru memberikan teguran kepada peserta didik tersebut, sehingga konsentrasi guru terpecah bahkan guru terkadang lupa apa yang guru sampaikan kepada peserta didik penyebabnya karena konsentrasi guru terpecah pada saat memberikan motivasi. 69

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 3. Terkadang saat guru memberikan materi atau motivasi pada peserta didik, peserta didik tidak memperhatikan guru. Terkadang hal yang tidak begitu sulit menjadi kendala di dalam dunia pendidikan, seperti masalah memperhatikan guru didepan saat memberikan materi atau motivasi kepada peserta didik. Tetapi hal tersebut sangat sulit dilakukan oleh peserta didik dimana kebanyakan peserta didik sibuk dengan aktivitas yang dilakukan seperti berbicara dengan peserta didik yang lainnya bahkan terkadang mengganggu peserta didik yang memperhatikan guru saat guru menyampaikan materi atau motivasi. Hal tersebut juga dialami guru sejarah di SMA Negeri 6 Metro, dimana saat guru memberikan materi atau bahkan motivasi terkadang peserta didik tidak begitu memperhatikan dikarenakan sedang asik dengan apa yang dilakukan saat proses pembelajaran, bahkan peserta didik yang memperhatikan ikut menjadi tidak memperhatikan, hal tersebut menjadi kendala guru saat atau kesulitan guru saat memberikan materi atau motivasi kepada peserta didik. Kendala tersebut akan menjadi lebih susah lagi apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan. Sehingga peran guru sangat dibutuhkan bagi peserta didik agar menjadi yang lebih baik lagi kedepannya. 4. Peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Peserta didik menjadi sasaran utama pelaksanaan sistem pendidikan. Sistem pendidikan mampu menghasilkan insan yang berkualitas dari peserta didik atau yang melaksanakan pembelajaran dalam sistem pendidikan yang diterapkan. Setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter masing-masing. Peserta didik yang satu tentu memiliki gaya dan kebiasaan yang berbeda dalam mengikuti pembelajaran di kelas serta mampu mempercepat pemahaman terhadap materi yang dipelajari berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang dialami peserta didik di dalam kelas X SMA Negeri 6 Metro sehingga membuat guru harus ekstra bekerja keras guna menyatukan perbedaan karakter peserta didik, tetapi menyatukan pemahaman masing-masing peserta didik tidak mudah membutuhkan proses yang panjang. Hal tersebut berkaitan dengan usaha guru dalam memotivasi peserta didik dalam pembelajaran, karena perbedaan karakter tersebut menimbulkan perbedaan dalam guru memotivasi peserta

didik, perbedaan karakter menimbulkan perbedaan masalah yang dihadapi guru sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro. Sebab itulah guru sejarah begitu sulit untuk memotivasi peserta didik dalam usaha meningkatkan minat serta prestasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah agar dapat bersaing dengan sekolah lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian Subur, dari Universitas PGRI Yogyakarta. Terdapat perbedaan dari hasil yang didapat di lapangan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 6 Metro berbeda hasilnya, dikarenakan berbeda tempat penelitian serta kondisi lingkungan tempat penelitian yang berbeda. Sehingga apabila terdapat perbedaan dari hasil penelitian Subur dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tetapi dari inti penelitian sama ingin meningkatkan minat serta prestasi dalam pembelajaran sejarah tingkat SMA. PENUTUP Simpulan Setelah melakukan beberapa tahap dalam penelitian seperti observasi, wawancara, serta dokumentasi. Peneliti mendapatkan hasil bagaimana cara guru sejarah kelas X SMA Negeri 6 Metro dalam meningkatkan prestasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah sebagai berikut: Motivasi peserta didik agar senang dengan pembelajaran sejarah guru memotivasinya dengan cara memberikan suasana senang saat awal masuk kelas, cara guru memotivasi peserta didik kelas X dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA Negeri 6 Metro, menggunakan cara dengan memberikan nasehat disela-sela proses pembelajaran, motivasi yang guru gunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas X SMA Negeri 6 Metro dengan cara mendekor kelas agar peserta didik nyaman. Berdasarkan hal tersebut tujuan guru memotivasi peserta didik adalah guru meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah, guru memotivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah agar peserta didik mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam hal pelajaran sejarah, guru ingin mengembangkan kualitas dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA Negeri 6 Metro agar mampu bersaing dengan sekolah lainnya. Dalam proses guru memotivasi peserta didik terdapat beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi guru sejarah kelas X SMA N 6 Metro dalam memotivasi 71

Peran Guru Sebagai Motivator dalam Pembelajaran..., Deni Eko S. & Kian Amboro, 61-73 peserta didik, diantaranya sebagai berikut: Saat guru memberikan motivasi ke peserta didik terkadang peserta didik sibuk berbicara, Saat guru memberikan motivasi, terkadang peserta didik juga mengganggu teman yang sedang fokus, Terkadang saat guru memberikan materi atau motivasi pada peserta didik, peserta didik tidak memperhatikan guru, peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga dalam hal ini kesulitan guru dalam memberikan motivasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan kesimpulan yang didapat peneliti, serta berdasarkan rumusan masalah yang ada maka peneliti memberikan solusi. Berdasarkan cara guru memberikan motivasi kepada peserta didik, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Selain memberikan nasehat disela-sela proses pembelajaran, guru juga harus memberikan nasehat di awal atau diakhir pembelajaran agar peserta didik lebih termotivasi lebih baik lagi, seorang guru harus lebih memahami karakteristik peserta didik sehingga dapat memilih cara/ upaya/ pendekatan dalam memotivasi peserta didik dalam pembelajaran, agar dalam proses guru memotivasi peserta didik tidak mengalami kendala yang lebih banyak serta guru harus menyiapkan strategi khusus dalam memotivasi atau inovasi khusus untuk memotivasi peserta didik agar peserta didik lebih baik lagi kedepannya. Dalam memberikan motivasi kepada peserta didik guru mengalami kesulitan dalam memotivasi peserta didik, saran dari hasil penelitian agar guru tidak mengalami kesulitan dalam memotivasi peserta didik antara lain: Guru harus memberikan arahan kepada peserta didik tetang pengertian motivasi dan pentingnya motivasi bagi peserta didik, guru harus memahami mendalam tentang karakter peserta didik yang ada di dalam kelas dan mampu menarik perhatian peserta didik saat menyampaikan materi, guru harus mengolah bahan ajar atau motivasi, agar motivasi dan pelajaran tersebut mampu diterima dengan baik oleh peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis dibidang Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta Kartodirdjo, Sartono. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sagala, Syaiful. (2009:01). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sutopo, HB. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Subur.(2015). Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Indonesia Melalui Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas X Titl B SMK N 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2014-2015. http://repository.upy.ac.id/225/.html. Diakses 8 Desember 2016 pukul 21:00. Widja, I Gde. (1989). Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana. Widja, I Gde. (1991). Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Bandung : Angkasa. Yen K. Robert. (2011). Studi Kasus; Desain dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 73