BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak akan lepas dari beberapa macam proses-proses sosial yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja, tetapi lebih dari itu karya sastra memberikan wawasan dan jawaban atas permasalahan yang ada di masyarakat. Pengarang menyampaikan gagasan dan pandangan terhadap permasalahan dengan bahasa sastra. Oleh karena itu, karya sastra dijadikan sebagai media yang efektif untuk menyampaikan gagasan. Menurut Teeuw (2013:56) karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya. Kebudayaan merupakan inspirator bagi pengarang dalam menciptakan karya sastra. Kebudayaan yang terus berganti dan berkembang memicu dan memacu pengarang untuk berkreasi. Karya sastra yang muncul bisa saja merepresentasikan dari kebudayaan yang berkembang pada suatu masa. Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan. Sastra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan pada umumnya yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas (Nurgiyantoro, 2009:2). Endraswara (2011:8) mengartikan sastra sebagai sebuah filsafat hidup yang indah. Sastra itu refleksi pemikiran hidup yang cerdas. Sastra pula yang 1

2 akan menyatakan berbagai hal dengan sebenarnya, dengan bahasa kias yang khas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sastra mengajak manusia memikirkan tentang diri pribadi, tentang dunia, dan apa saja yang ada di balik dunia itu. Dunia dan seisinya dibungkus dengan keindahan sastra yang luar biasa. Ada juga pendapat Semi (1988:8) bahwa sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Manusia dengan segala sifat, tingkah laku dan keberadaannya merupakan sumber dari terbentuknya sebuah karya sastra. Pengalaman hidup manusia yang beraneka ragam menjadikan karya sastra lebih kompleks dengan balutan kata-kata yang indah. Dengan demikian karya sastra mempunyai dua aspek penting yaitu isinya dan bentuknya. Isinya tentang pengalaman pahit manis kehidupan manusia, sedangkan bentuknya adalah cara sastrawan menyampaikan karya sastra dengan pemilihan bahasa yang tepat sehingga dapat mewadahi isinya dengan indah dan menarik. Karya sastra muncul sebagai aktualisasi diri pengarang terhadap hal yang dirasakannya. Dalam realitanya karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata. Karya sastra muncul sebagai refleksi perasaan pengarang terhadap keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Ratna (2007:60) berpendapat pada dasarnya antara sastra dengan masyarakat terdapat hubungan yang hakiki. Hubungan-hubungan yang dimaksud disebabkan oleh a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, c)

3 pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d) hasil karya itu dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Dewasa ini perkembangan dunia sastra semakin pesat. Banyak para sastrawan-sastrawan muda yang tampil untuk menuangkan kreativitasnya dalam bidang sastra. Hal ini membuat terobosan baru di bidang sastra agar lebih disukai oleh masyarakat awam terlebih oleh kaum intelektual muda. Perkembangan sastra sekarang ini banyak didominasi oleh puisi, cerpen dan novel. Bahkan di era globalisasi seperti sekarang ini banyak novelis-novelis yang muncul. Mereka mengungkap masalah-masalah sosial di daerah-daerah untuk diwujudkan dalam bentuk novel. Novel menceritakan kehidupan manusia seperti halnya pada roman, hanya lebih sederhana dan lebih singkat daripada roman. Novel juga menceritakan kejadian yang luar biasa yang melahirkan konflik, yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya dengan uraian-uraian yang sederhana. Menilik begitu banyak para sastrawan, pujangga, novelis yang muncul maka timbul suatu ide untuk meneliti tentang karya sastra tersebut. Widati (dalam Ratna, 2007:31) menjelaskan bahwa penelitian adalah proses pencarian sesuatu hal secara sistematik dalam waktu yang lama (tidak hanya selintas) dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku agar penelitian maksimal dan dapat dipahami oleh masyarakat luas. Perkembangan kaum feminis dalam bidang ilmu pengetahuan sangat pesat. Banyak kajian ilmu setelah adanya gerakan feminisme yang membahas tentang perempuan, tidak terkecuali pada bidang ilmu sastra. Karya sastra yang

4 lahir tidak dari suatu kekosongan, melainkan cerminan dari kehidupan manusia, menjadikan karya sastra dapat dianalisis berdasarkan kajian feminisme. Kebanyakan karya sastra memuat berbagai persoalan manusia, termasuk persoalan kaum perempuan yang beraneka ragam. Menurut Endraswara (2011:146) pada intinya peneliti yang menggunakan teori feminis sebagai analisisnya dapat memfokuskan kajian pada kedudukan dan peran tokoh wanita, ketertinggalan perempuan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan aktivitas kemasyarakatan, serta memperhatikan faktor pembaca, dalam hal ini adalah pembaca perempuan. Lahirnya karya sastra yang mengangkat persoalan tentang kaum perempuan, menjadi tanda bahwa gerakan feminisme telah mengalami banyak perkembangan, tidak hanya dalam bidang hukum dan politik saja. Gerakan feminisme telah masuk ke dalam dunia fiksi, seperti karya sastra, baik itu prosa, puisi maupun drama. Bahkan tidak hanya kaum perempuan saja yang menuliskan tentang persoalan perempuan dalam karya sastra, namun ada juga kaum laki-laki yang menuliskannya. Kekritisan mereka dalam melihat masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan nyata melahirkan karya-karya sastra yang luar biasa. Cerita yang sebenarnya sederhana mampu mereka angkat dan kembangkan ke dalam ranah sastra. Pembaca yang kian kritis, memaksa para pengarang untuk mampu membangun kreativitas demi menciptakan karya yang cerdas dan cemerlang. Salah satu pengarang yang kreativitasnya sudah tidak diragukan lagi adalah Abidah El Khalieqy. Abidah yang sering menggunakan pesantren sebagai latar

5 dalam novel-novelnya merupakan pengarang yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Sosok yang hampir selalu mengangkat tema feminisme dalam karya-karyanya ini selalu cerdas dalam menjalin alur cerita hingga menimbulkan decak kagum bagi para pembacanya. Sebagai perempuan pengarang, ekspresi dan konsistensi karya-karya Abidah yang terpublikasi melalui cerita pendek dan novel telah menampakkan keterlibatan eksistensinya dalam membedah masalah-masalah moral, intelektualitas, dan spiritualitas kaum hawa. Kekuatan tematis karya-karya Abidah untuk memperjuangkan harkat, martabat, dan derajat kaumnya melalui tokoh, peristiwa, dan latar sosial (pesantren) yang unik sebagaimana terlihat dalam Perempuan Berkalung Sorban, Atas Singgasana, dan Geni Jora; memiliki keniscayaan untuk diuji sebagai bahan dan bacaan yang bersifat kritis dan mencerdaskan baik dalam konteks hubungan kemanusiaan antarsesama, maupun dalam konteks relasi kultural antara laki-laki dan perempuan. Maraknya novel Indonesia yang ditulis oleh perempuan dewasa ini, karya-karya Abidah memiliki spesifikasi unsur tematik yang berkaitan dengan isu-isu gender dan masalah keperempuanan. Spesifikasi yang dimaksud sangat menonjol dan tertuang secara eksplisit maupun implisit dalam karya novel yang berjudul Geni Jora. Sebagaimana ditulis oleh para pengamat dan kritikus sastra, novel Geni Jora ini diposisikan sebagai salah satu perintis penulisan fiksi yang secara tegas memperjuangkan keadilan dan kesetaraan kaum perempuan di tengah kehidupan masyarakat sosial, budaya, maupun agama, khususnya agama Islam. Melalui tokoh utama dalam novel ini, Jora

6 digambarkan sebagai perempuan yang berani dan tidak menyerah untuk terus berjuang menggapai emansipasi pemikiran dengan cara memberontak, melawan dan mencari solusi terhadap praktik-praktik dominasi tokoh yang bersifat patriarkis. Walaupun dominasi itu sendiri terjadi dalam lingkungan keluarganya. Karena itu pula, novel Geni Jora dianggap berhasil menawarkan paradigma baru yang lebih substansial untuk menempatkan eksistensi dan idealitas kaum perempuan dalam pandangan Islam. Adanya gerakan feminisme dalam karya sastra, menjadikan dunia sastra khususnya dalam ilmu sastra mengalami perkembangan. Hadirnya karya sastra yang memuat tentang persoalan-persoalan perempuan menjadikan karya sastra dapat dianalisis berdasarkan gerakan feminis. Kritik sastra feminis merupakan ilmu yang menganalisa karya sastra berdasarkan kaca mata feminisme. Pada intinya ada beberapa poin yang mendasari pentingnya penelitian ini, yakni: 1. Novel Geni Jora ditulis oleh seorang penulis perempuan. Yudistira (2014:38) menyatakan bahwa meskipun dihimpit oleh tradisi, aturan, maupun pandangan masyarakat, perempuan harus bersuara. Pengarang perempuan dengan karya-karyanya harus mampu menyuarakan cerminan diri perempuan yang mandiri dan tegas. 2. Permasalahan tentang perempuan saat ini masih menjadi topik perbincangan yang aktual dan tidak akan pernah ada habisnya.

7 3. Novel Geni Jora memiliki daya tarik tersendiri, utamanya dalam hal penggabungan antara latar dunia pesantren dan kehidupan Timur Tengah serta pemikiran yang cerdas dengan memunculkan tokoh Jora sebagai bentuk perlawanan terhadap tata nilai patriarkat. 4. Novel Geni Jora relevan digunakan sebagai bahan ajar di SMA untuk lebih memahamkan siswa bahwa sastra bukan hanya yang ada dalam buku paket. 5. Adanya citra perempuan dalam novel Geni Jora. 6. Adanya stereotip-stereotip terhadap perempuan dalam kehidupan bermasyarakat akibat adanya sistem patriarkat. 7. Terdapat ide-ide feminis dalam novel Geni Jora yang sejalan dengan pemikiran teori kritik sastra feminis. Berdasarkan uraian di atas maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat terarah dan fokus pada sasaran yang diinginkan penulis. Masalah yang perlu dibatasi adalah ruang lingkupnya agar kajiannya tidak terlalu luas, yang mengakibatkan penelitian ini tidak tepat pada sasaran yang diinginkan. Penelitian yang baik adalah penelitian yang objek kajiannya memfokus dan mendalam. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis latar sosiohistoris Abidah El Khalieqy pengarang novel Geni Jora, analisis

8 struktural novel tersebut, analisis citra perempuan dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy dengan tinjauan feminisme sastra dan yang terakhir adalah bentuk implementasinya sebagai bahan ajar pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada empat masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini. 1. Bagaimana latar sosiohistoris Abidah El Khalieqy pengarang novel Geni Jora? 2. Bagaimana struktur yang membangun novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy? 3. Bagaimana bentuk citra perempuan dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy? 4. Bagaimana implementasi novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada empat tujuan yang hendak dicapai. 1. Mendeskripsikan latar sosiohistoris Abidah El Khalieqy pengarang novel Geni Jora.

9 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. 3. Mendeskripsikan bentuk citra perempuan dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. 4. Mendeskripsikan implementasi novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi analisis terhadap karya sastra yang dikaji menggunakan teori sastra feminisme. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam menerapkan teori sastra feminisme dalam meneliti novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya informasi penelitian karya satra Indonesia khususnya dalam analisis novel dengan pendekatan feminisme sastra. b. Melalui pemahaman mengenai ketidaksetaraan gender diharapkan dapat membantu pembaca memperkaya wawasan

10 sastra dan menambah khasanah penelitian sastra Indonesia sehingga bermanfaat bagi perkembangan sastra Indonesia.