BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R L J S T A H U N

Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BARANG DAN JASA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

Walikota Tasikmalaya

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU SKPD

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV. Kesimpulan dan Saran. Pembangunan Daerah Kota Bandung adalah sebagai berikut: KPA (Kuasa Pengguna Anggaran); menyerahkannya pada BUD;

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

Satuan Kerja : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

AZAS UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; KEUANGAN DAERAH; PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARANDAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU OPD

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTANTIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU. No. Dok : PM KEUPROG- 05 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September Staf Keuangan dan Program

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KOTA TASIKMALAYA SKPD. SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-LS

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3.a TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar isi lampiran... vii Daftar format... viii Sistematika... x BAB I KETENTUAN UMUM... 1 BAB II RUANG LINGKUP...

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENT ANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 7 TAHUN 2012 TANGGAL : 8 MARET 2012

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

22 BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Laporan Arus Kas Laporan arus kas (statement of cash flow) memenuhi salah satu dari tujuan pelaporan keuangan, membantu pemakai menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan. Penyelesaian suatu arus kas ini biasanya membandingkan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang atau tahun penghitungan. Penerimaan dan pengeluaran kas mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, transaksi investasi, transaksi pembiayaan, dan kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. Manfaat informasi laporan arus kas adalah Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling likuid. Karena sebagian besar individu membuat buku cek dan surat pemberitahuan (SPT) pajak dengan menggunakan dasar kas, maka mereka tidak akan kesulitan memahami informasi yang dilaporkan dalam laporan arus kas, seperti penyebab maupun dampak dari arus kas masuk maupun keluar serta kenaikan atau perubahan bersih kas. 3.1.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Daerah Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, membayar, menyerahkan dan mempetanggung jawabkan pengeluaran uang yang berada

23 dalam pengelolaan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). (Warsito Kawedar, Abdul Rohman, Sri Handayani,2008 :41-76). Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas terdiri atas dua sub sistem yaitu : 1. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung (LS), meliputi : a. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) b. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) c. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM) d. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 2. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP), Ganti Uang (GU), Tambahan Uang (TU), yang meliputi : a. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) b. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM) c. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM) d. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) e. Penggunaan Dana f. Pertanggung Jawaban Penggunaan Dana (SPJ) 3.1.3 Sistem Pengendalian Intern terhadap Pengeluaran Kas 3.1.3.1 Pertimbangan Pengembalian Internal Transaksi Belanja Daerah Dalam transaksi belanja daerah (pengeluaran kas daerah),dokumen dan catatan yang dipakai antara lain : a. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). b. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan atau bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

24 c. SPP Uang Persediaan (SPP-UP) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. d. SPP Ganti Uang (SPP-GU) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. e. SPP Tambahan Uang (SPP-TU) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran uuntuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat dipergunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan. f. SSP Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga, atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerimaan, peruntukan dan waktu pembayaran waktu tertentu yang dokumennya disiapkan oleh (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). g. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan atau diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA- SKPD. h. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan ( SPM-UP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.

25 i. Surat Perintah Membayar Ganti Uang ( SPM-GU) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan. j. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhannya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan. k. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) kepada pihak ketiga. l. Surat Perintah Pencairan Dana SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 3.1.3.2 Bagian yang terkait Bagian yang terkait meliputi : 1. PPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah. Kuasa BUD adalah Pejabat yang ditunjuk oleh PPKD selaku BUD untuk melaksanakan tugas yang dimiliki BUD.

26 2. PA/KPA Pengguna Anggaran (PA) adalah kepala SKPD dalam kapasitasnya sebagai penggguna anggaran. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah ditunjuk berdasarkan pada pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi dan rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. Kepala SKPD selaku PA dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangannya kepada KPA, konsekuensinya dari pelimpahan tugas dan wewenang PA, apabila telah melimpahkan maka terdapat tugas rutin yakni menandatangani dokumen penatausahaan dan akuntansi yang harus dilaksanakan KPA, KPA dijabat oleh Pejabat stuktural Esselon III. Surat Perintah Membayar (SPM) apabila kepala SKPD memberi kuasa atas penandatanganan SPM maka harus tetap dinyatakan Atas Nama Kepala SKPD. 3. PPTK Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai bidang tugasnya. PPTK tidak boleh merangkap sebagai PPK-SKPD atau Bendahara. Penunjukan PPTK ditetapkan dengan SK Kepala SKPD selaku PA atau KPA yang selanjutnya disampaikan dengan PPKD. PPTK-SKPD mempunyai tugas : a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan; b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan, dokumen anggaran mencangkup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

27 4. PPK-SKPD Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) adalah pejabat yang ditetapkan oleh SKPD, yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai PPTK maupun Bendahara. PPK-SKPD mempunyai tugas : a. Meneliti kelengkapan dan kebenaran SPP-UP,GU,TU,LS yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK; b. Melakukan verifikasi SPP; c. Menyiapkan SPM; d. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan; e. Melaksanakan akuntansi SKPD; f. Menyiapkan laporan keuangan SKPD. 5. Pemegang Kas (Bendaharawan) Pemegang kas sebagai pihak yang mengeluarkan pencatatan pengeluaran kas dan pencairan dana SPM tidak boleh terlibat atau berpatisipasi dalam transaksi pembelian. Pengendalian atas pencatatan pengeluaran kas meliputi: a. Pengecekan independen oleh sub bagian keuangan atas kesesuaian jumlah yang dijual dan diposting dengan register SPM yang dibuat oleh pemegang kas. b. Pengecekan independen atas ketetapan pencatatan dengan cara membandingkan secara periodik tanggal jurnal pengeluaran kas dengan tanggal pada pencairan SPM. c. Bagian Perbendaharaan sebagai pihak yang diberikan wewenang oleh biro/bagian keuangan untuk melaksanakan transaksi pengeluaran kas. (Indra Bastian, 2007 : 95-97)

28 3.1.4 Penatausahaan Pengeluaran Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP. Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan SPP kepada penggunaan anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran SPP terdiri dari: b. SPP Uang Persediaan (SPP-UP) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. c. SPP Ganti Uang (SPP-GU) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. d. SPP Tambahan Uang (SPP-TU) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran uuntuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat dipergunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan. e. SSP Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga, atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerimaan, peruntukan dan waktu pembayaran waktu tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.

29 3.1.5 Bagan alir penatausahaan pengeluaran kas Bagan alir dan flowchart adalah representasi grafikal dari sebuah sistem yang menjelaskan relasi fisik diantara entitas-entitas kuncinya. Flowchart dapat digunakan untuk menyajikan kegiatan manual, kegiatan pemrosesan komputer atau keduanya. Pada gambar 3.1 berikut ini merupakan Flowchart suatu dokumen SPP dinyatakan lengkap dan sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran menerbitkan SPM guna diterbitkannya SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD. GAMBAR 3.1 Bagan alir penatausahaan pengeluaran kas Sumber : (Warsito Kawedar, Abdul Rohman, Sri Handayani, 2008 : 237-239)

30 3.1.6 Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung (LS) terdiri atas : 1. Prosedur Penerbitan Surat Penerbitan Dana (SPD) Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) dalam rangka manajemen kas menerbitkan penjadwalan pembayaran pelaksanaan program dan kegiatan yang dimuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPA-SKPD) dan anggaran kas. Dokumen yang digunakan meliputi : a. Surat Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan terdiri dari 3 lembar, yaitu: 1. Lembar 1 diterima oleh SKPD 2. Lembar 2 diterima oleh pengawas daerah 3. Lembar 3 sebagai arsip PPKD selaku BUD b. Register SPD PPKD selaku BUD mencatat SPD yang diterbitkan ke dalam register SPD 2. Prosedur Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP- LS). Dokumen yang digunakan dalam prosedur pengajuan SPP-LS : a. Surat Penyediaan Dana (SPD) b. Surat Permintaan Pembayaran Pembebanan Langsung (SPP-LS) Sedangkan Catatan yang digunakan dalam prosedur pengajuan SPP-LS adalah Register SPP-LS. SPP-LS terdiri dari dua jenis yaitu : a. SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan b. SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa 3. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS). Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPM-LS meliputi: a. Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) b. Surat Perintah Membayar Langsung (SPP-LS)

31 Sedangkan Catatan yang digunakan meliputi : a. Register SPP-LS b. Register Penerbitan SPM-LS c. Register Penolakan SPP-LS 4. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D- LS). Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerbitan SP2D-LS meliputi : a. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) b. Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D-LS) c. Register SPM-LS Sedangkan Catatan yang digunakan meliputi : a. Register Penerbitan SP2D-LS b. Register SP2D-LS 5. Prosedur Pencatatan Akuntansi Unit yang terkait dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas adalah : a. Fungsi Akuntansi PPKD b. Fungsi Akuntansi SKPD Dokumen yang digunakan dalam prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung meliputi : a. Surat Perintah Membayar Beban Langsung (SPM-LS) b. Surat Perintah Pencairan Dana Beban Langsung (SP2D-LS) c. Cek Sedangkan Catatan Akuntansu yang digunakan : a. Jurnal Pengeluaran Kas b. Jurnal Umum c. Buku Besar d. Buku Besar Pembantu

32 3.1.7 Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP) dan Ganti Uang (GU) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP) dan Ganti Uang (GU), mempunyai prosedur sebagai berikut : 1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) 2. Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) 3. Prosedur Pengajuan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) 4. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Uang Persediaan (SP2D-UP) 5. Prosedur Pembelanjaan Dana dan Pembuatan Surat Pertanggungjawaban Uang Persediaan (UP) 6. Prosedur Pencataan Akuntansi Uang Persediaan (UP) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas (UP) untuk belanja langsung meliputi : 1. Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP) 2. Surat Perintah Pencairan Dana-UP (SP2D-UP) 3. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran SKPD (SPJ- UP) Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas (UP) adalah : 1. Jurnal Pengeluaran Kas 2. Jurnal Umum 3. Buku Besar 4. Buku Besar Pembantu Unit yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas (UP) meliputi: 1. Fungsi Akuntansi PPKD. Berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas mekanisme pembebanan UP oleh PPKD.

33 2. Fungsi Akuntansi SKPD. Berfungsi untuk mencatat seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan UP oleh SKPD. 3.1.8 Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Tambahan Uang (TU) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Tambahan Uang (TU) mempunyai prosedur sebagai berikut : 1. Prosedur Pengajuan Surat Perintah Pembayaran Tambahan Uang (SPP- TU) 2. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang (SPM- TU) 3. Prosedur Penerbitan SP2D-TU 4. Prosedur Pembelanjaan Dana dan Pembuatan Surat Pertanggungjawaban Tambahan Uang (TU) 5. Prosedur Pencatatan Akuntansi Tambahan Uang (TU) Pihak yang terkait dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Tambahan Uang (TU), yaitu : 1. Bendahara Pengeluaran 2. PPK-SKPD yang berfungsi menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan. 3.2 Tinjauan Praktek 3.2.1 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Belanja Prosedur akuntansi pengeluaran kas belanja pada Dinas Perindustrian merupakan serangkaian proses mulai dari pencatatan sampai dengan pelaporan keuangan kas belanja pada dinas dalam rangka pertanggungjawaban terhadap penggunaan uang untuk kegiatan / aktivitas. A. Fungsi yang terkait 1. Bendahara Pengeluaran 2. PPK-SKPD 3. Kantor Kas Daerah

34 4. PPKD (Biro Keuangan Bagian Akuntansi) B. Dokumen yang digunakan 1. Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D-LS) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Biro Keuangan untuk mencairkan uang. 2. Surat pertanggungjawaban (SPJ) merupakan dokumen beserta lampiran dan bukti-bukti yang sah, yang dibuat Bendahara Pengeluaran 3. Surat Tanda Setoran merupakan dokumen yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran untuk menyetor pengembalian belanja dan pengembalian sisa dana uang persediaan ke Rekening Kas Umum daerah pada PT Bank Jawa Tengah. C. Catatan yang digunakan 1. Buku Jurnal Khusus Belanja UP/GU/TU Digunakan untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian pengeluaran kas belanja UP/GU/TU 2. Buku Jurnal Khusus Belanja Langsung Digunakan untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian pengeluaran kas belanja langsung 3. Buku Besar Digunakan untuk memposting semua transaksi dalam rekening tertentu yang telah dicatat dalam buku jurnal D. Uraian Prosedur 1. Akuntansi Belanja UP/GU/TU a) PPK-SKPD menerima SP2D dari Kantor Kas Daerah melalui Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang; b) Berdasarkan SP2D-UP/GU/TU, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan uang persediaan. c) Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran.

35 d) Setiap periode, jurnal-jurnal tersebut diposting ke buku besar sesuai dengan kode rekening belanja e) Setiap akhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada ditiap buku besar ke dalam neraca saldo f) Setiap akhir tahun semua buku besar di tutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD 2. Akuntansi Belanja Langsung a) PPK-SP2D menerima SP2D dari kantor Kas Daerah melalui Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang. b) Berdasarkan SP2D, PPK-SP2D mencatat transaksi tersebut pada jurnal khusus belanja langsung. c) Setiap periode, jurnal-jurnal tersebut diposting ke buku besar sesuai dengan kode rekening belanja. d) Setiap akhir bulan, PPK-SKPD memindahpkan saldo-saldo yang ada ditiap buku besar ke dalam neraca saldo. e) Setiap akhir tahun, semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD. 3.2.2 Sistem Akuntansi Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh biro keuangan bagian Akuntansi, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, sub sistem akuntansi PPKD ini juga melaksanakan fungsi sebagai konsolidator yang mencatat akun-akun kontrol selama periode pelaksanaan anggaran dan melakukan penyusunan laporan konsolidasi di akhir tahun. SKPKD adalah satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah. Dalam pelaksanaan anggaran transaksi yang terjadi di SKPKD (Biro Keuangan) dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Biro Keuangan sebagai SKPD b. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Biro Keuangan pada level Pemerintah daerah seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan

36 belanja tidak terduga. Termasuk transaksi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi dan hutang jangka panjang. 3.2.3 Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas Dinas Perindustrian Kota Semarang. Sistem pengendalian intern yang dilakuakn meliputi organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Dalam memahami ketentuan tersebut, Dinas Perindustrian memiliki kebijakan unsur pengendalian intern terhadap pengeluaran kas sebagai berikut ini: a. Pemisahan fungsi penerimaan uang dan pencatatan transaksi, sehingga tercipta pengendalian intern yang baik; b. Pengesahan SSP harus dilakukan dengan pertimbangan anggaran yang ada; c. Penerbitan SPM baru sah setelah ditandatangani oleh kepala dinas; d. Pengecekan secara independen, posting ke dalam buku pembantu penerimaan atau pengeluaran kas, dengan akun kontrolnya di buku besar; e. Pertanggungjawaban secara periodik semua formulir bernomor urut tercetak; f. Panduan rekening dan review terhadap pemberian kode rekening. 3.2.4 Jenis-jenis Pengeluaran Kas Pada Dinas Perindustrian Kota Semarang Beberapa jenis pengeluaran Kas pada Dinas Perindustrian antara lain : a. Belanja pegawai (Gaji dan Tunjangan pegawai, honorarium, uang lembur, dan transportasi / mobil dinas); b. Belanja Barang dan Jasa (Pembelian alat tulis kantor, pengadaan surat, pengadaan barang dan jasa); c. Perjalanan Dinas; d. Pemeliharaan; e. Belanja Tidak Terduga.

37 3.2.5 Penatausahaan Bendahara Pengeluaran A. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Berdasarkan SPD atau dokumen lain atau yang dipersiapkan dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan Surat Perintah Pembayaran (SPP), yang terdiri dari : SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS untuk memperoleh pembayaran kepada pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD). Dengan ketentuan : 1. Pengajuan SPP Uang Persediaan (UP) Pada permulaan tahun anggaran, setelah SK Penunjukan Pengelola Keuangan SKPD dan SPD ditetapkan Walikota / PPKD, bendahara pengeluaran daat mengajukan SPP uang persediaan (UP) kepada pejabat pengguna anggaran / pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran / kuasa pengguna barang melalui PPK-SKPD dalam rangka pengisian uang persediaan setinggi-tingginya 1/12 (seperduabelas) dari pagu anggaran untuk kegiatan yang bersifat tetap, seperti belanja pegawai, layanan jasa dan keperluan kantor sehari-hari. Sedangkan untuk kegiatan yang segera akan dilaksanakan dapat diajukan sesuai kebutuhan. Dengan ketentuan sebagai berikut: a. SPP-UP diajukan untuk pengisian uang persediaan yang ditujukan bukan sebagai pembayaran langsung, diberikan sekali dalam setahun dan belum membebani pagu anggaran. b. Kelengkapan dokumen sebagai berikut: 1. Surat Pengantar SPP-UP 2. Ringkasan SPP-UP 3. Rincian SPP-UP 4. Fotocopy SK penunjukan pengelola keuangan SKPD 5. Fotocopy DPA-SKPD 6. Fotocopy SPD

38 7. Spesimen pejabat pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dan bendahara pengeluaran 8. NPWP Bendahara Pengeluaran 9. Nomor Rekening Bank Bendahara pengeluaran pada Bank Jateng 10. Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pejabat 11. Pengguna anggaran / pengguna barang atau kuasa 12. Pengguna anggaran / kuasa pengguna barang yang menyatakan bahwa uang yang diminta dipergunakan untuk uang persediaan. 2. Pengajuan SPP Ganti Uang (GU) Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang (GU) mempunyai prosedur sebagai berikut: a. Setelah dana uang persediaan digunakan untuk mendapatkan dana selanjutnya bendahara pengeluaran dapat mengajukan SPP-GU sebagai pengganti dana sebelumnya, dapat dilakukan setelah uang persediaan mencapai batas minimal 10 % dari dana yang telah diterima. b. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP-GU kepada Pejabat Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dan atau Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang melalui PPK-SKPD. c. SPP-GU diajukan untuk pengisian uang persediaan yang telah dipakai d. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri dari : 1. Surat Pengantar SP-GU; 2. Ringkasan SPP-GU; 3. Rincian SP2D-UP/ GU yang lalu; 4. Bukti Pengeluaran yang sah dan lengkap; 5. Fotocopy SPD; 6. Surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang yang menyatakan bahwa uang yang

39 diminta tidak dipergunakan selain Ganti Uang Persediaan saat pengajuan SP2D; 7. Lampiran lain yang dibutuhkan. e. Ketentuan SPP-GU : 1. Kegiatan pengadaan barang/jasa sampai dengan Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk setiap jenis barang/jasa; 2. Keperluan pengeluaran sehari-hari yang harus dipertanggungjawabkan oleh bendahara; 3. Pengeluaran dapat diganti kembali dengan mengajukan surat pertanggungjawaban; 4. Pelaksanaan pembayaran dengan beban SPP-GU harus dilakukan menurut ketentuan yang berlaku antara lain : a) Setiap pengeluaran tidak diperkenankan melampaui dana pada kode rekening anggaran yang disediakan dalam DPA; b) Setiap pembayaran harus didasarkan pada bukti pengeluaran yang sah; c) Pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran kepada satu rekanan/pihak lain tidak boleh melebihi jumlah Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah), kecuali untuk pembayaran biaya langganan listrik, telepone dan air serta biaya pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum; d) Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan ketentuan mengenai perpajakan; e) Dana Uang Persediaan tidak boleh digunakan untuk pengeluaran yang menurut ketentuan harus dibayarkan dengan SPP-LS.

40 3. Pengajuan SPP Tambahan Uang (TU) Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang mempunyai prosedur sebagai berikut: a. SPP-TU diajukan untuk menambah uang persediaan; b. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP-U kepada Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang atau Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang melalui PPK- SKPD; c. Ketentuan SPP-TU antara lain: 1. Digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak atau sesuai dengan jadwal kegiatan yang harus segera dilaksanakan; 2. Tambahan uang digunakan untuk kebutuhan satu bulan dan tidak digunakan untuk membiayai pengeluaran yang menurut ketentuan berlaku harus dibayarkan dengan SPP-Langsung (LS); 3. Jika tambahan uang persediaan tidak habis digunakan dalam satu bulan, maka sisa tambahan uang harus disetor kembali ke Rekening Kas umum Daerah pada akhir periode permintaan uang persediaan, kecuali: a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi satu bulan; b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang diakibatkan oleh peristiwa diluar kendali PA / KPA. 4. Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri dari: a. Surat Pengantar SPP-TU; b. Ringkasan SPP-TU. c. Rincian SPP-TU; d. Salinan SPD e. Pengesahan SPJ-TU sebelumnya;

41 f. Draft surat pernyataan penggunan anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain tambahan uang persediaan saat pengajuan SP2D; g. Harus ada surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan; h. Lampiran lain yang diperlukan. 4. Pengajuan SPP Langsung (LS) Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Langsung mempunyai prosedur sebagai berikut: a. Ketentuan pembayaran melalui pembebanan langsung: 1. Pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang / jasa termasuk pengadaan barang dan pekerjaan yang dilaksanakan sendiri (9swakelola) yang nilainya di atas Rp 15.000.000,00 (Lima belas juta rupiah); 2. Belanja tidak langsung kecuali belanja penunjang operasional Walikota / Wakil Walikota; 3. Jasa pelayanan Kesehatan; 4. Pengeluaran Pembiayaan b. Atas dasar pemohonan PPTK, bendahara pengeluaran mengajukan SPP-LS pengadaan barang / jasa kepada Pejabat Pemgguna Anggaran / Pengguna Barang atau Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang melalui PPK-SKPD, untuk pembayaran uang muka atau pembayaran atas prestasi pekerjaan (Termin/MC) paling lambat 7vhari sejak diterima permohonan pembayaran dari penyediaan barang / jasa; c. Kelengkapan dokumen SPP-LS mencakup: 1. Surat Pengantar SPP-LS

42 2. Ringkasan SPP-LS 3. Rincian SPP-LS 4. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang / Jasa, antara lain: a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b. Nomor rekening bank penyediaan barang/jasa pada bank umum; c. Surat Setoran Pajak (SSP) disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak Surat pernyataan pejabat pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran / kuasa pengguna barang mengenai penetapan rekanan; d. Surat perjanjian kerjasama / kontrak antara pihak ketiga dengan pejabat pengguna anggaran / pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran / kuasa pengguna barang; e. Berita acara penyelesaian pekerjaan; f. Berita acara serah terima barang dan jasa; g. Berita acara pembayaran; h. Kuitansi bermeterai, nota / faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK serta disetujui oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran; i. Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga / rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa; j. Surat angkutan atau konsumen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah kerja; k. Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan; l. Dokumentasi tingkat kemajuan / penyelesaian pekerjaan; m. Potongan jamsostek;

43 n. Surat Perintah Kerja / Surat Perintah Mulai Kerja / Surat Pesanan / Surat Perjanjian / Kontrak Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa o. Surat Pernyataan tidak terlambat; p. Berita acara pembebasan tanah yang dibuat oleh panitia pengadaan tanah; q. Untuk pembayaran kepada selain pihak ketiga, dilampiri daftar nominatif d. Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang atau Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain pembayaran langsung (LS). B. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) Dalam penerbitan Surat Penerbitan Membayar (SPM) mempunyai prosedur sebagai berikut: 1. Setiap SPP yang memenuhi persyaratan dinyatakan lengkap dan sah akan dibuatkan rancangan SPM oleh PPK-SKPD, selanjutnya dimintakan tandatangan Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang atau Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM. Penerbitan SPM paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya SPP. 2. Apabila SPP dinyatakan tidak lengkap, PPK-SKPD akan menerbitakn Surat Penolakan Penerbitan SPM yang ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Barang / Pengguna Barang atau Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM dan selanjutnya diberikan kepada bendahara pengeluaran untuk dilakukan penyempurnaan. Penolakan penerbitan SPM paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak SPP diterima.

44 3.2.6 Bagan alir dokumen Prosedur Pengeluaran Kas Dinas Perindustrian Kota Semarang Bagan alir dan flowchart adalah representasi grafikal dari sebuah sistem yang menjelaskan relasi fisik diantara entitas-entitas kuncinya. Flowchart dapat digunakan untuk menyajikan kegiatan manual, kegiatan pemrosesan komputer atau keduanya. Berikut ini merupakan penjelasan tentang bagan alir pengeluaran kas : 1. Bendahara Pengeluaran membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebanyak 3 rangkap, pada rangkap pertama dan kedua bendahara pengeluaran menyerahkan SPP kepada PPK-SKPD. 2. PPK-SKPD menerima SPP dari bendahara pengeluaran, apabila terdapat ketidaksesuaian dari isi SPP tersebut maka PPK-SKPD harus melakukan penyempurnaan dengan meneliti kelengkapan SPT. Jika sudah sesuai PPK-SKPD menyiapkan Surat Permintaan Membayar (SPM) sebanyak 3 rangkap kepada pengguna anggaran. 3. Pengguna Anggaran mengotorisasi SPM dengan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dengan memberikan wewenang SPJ kepada PPK-SKPD, kemudian PPK-SKPD mengesahkan SPJ. 4. PPK-SKPD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebanyak 2 rangkap dan surat pertanggung jawaban. PPK-SKPD menyerahkan SP2D kepada Kantor Kas Daerah dan mentransfer uang ke rekening bendahara pengeluaran di Bank Jateng. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPD menyusun buku jurnal pengeluaran kas dengan 2 cara yaitu : 1. Posting ke buku besar setelah buku besar selesai menyusun laporan keuangan 2. Mencatat rincian objek yang telah dicacat dalam buku besar pembantu, setelah buku besar pembantu diposting ke buku besar pada akhir bulan dan menutup buku besar pembantu kemudian diserahkan kepada biro keuangan.

45 5. Biro Keuangan menerbitkan SP2D sebanyak 8 rangkap, pada rangkap kelima Bendahara Pengeluaranmencairkan dana dari Bank Jateng berupa rupiah kemudian membagikan dana kebagian yang memerlukan pengeluaran kas. Bendahara Pengeluaran mencatat pengeluaran ke dalam buku kas umum dan membuat SPJ. PPK-SKPD mengesahkan SPJ dan jadilah SPJ tersebut.

46 GAMBAR 3.2 BENDAHARA PENGELUARAN Mulai 5 1 Membuat SPP SPM 2 SP2D 5 SP2D 1 2 3 T Mencairkan Dana dari Bank Jateng T Rupiah 1 T Membagikan dana ke bagian yang memerlukan pengeluaran kas Mencatat pengeluaran ke dalam buku kas umum Membuat SPJ Buku Kas Umum SPJ 9 Sumber : Dinas Perindustrian Kota Semarang

47 GAMBAR 3.3 PPK-SKPD 1 5 SPP 1 2 SPM 1 Meneliti kelengkapan SPT SPP 1 2 4 Menyiapkan SPM T T SPM 1 2 Sumber : Dinas Perindustrian Kota Semarang

48 GAMBAR 3.4 PPK-SKPD LANJUTAN 4 10 SP2D 1 2 SPJ T Mengesahkan SPJ SPJ Buku Jurnal Pengeluaran Kas T Posting ke Buku Besar Mencatat rincian objek yang telah dicatat dalam buku besar pembantu Buku Besar Menyusun Laporan Keuangan Laporan Keuangan Sumber : Dinas Perindustrian Kota Semarang Buku Besar pembantu Posting ke buku besar Menutup buku besar pembantu Buku Besar pembantu Akhir bulan Selesai

49 GAMBAR 3.5 PENGGUNA ANGGARAN 2 9 SPM 1 SPJ Mengotorisasi SPM Mengotorisasi SPM SPM 1 SPJ 9 10 Sumber : Diinas Perindustrian Kota Semarang

50 GAMBAR 3.6 BIRO KEUANGAN 4 SP2D 1 2 Menerbitkan SP2D SP2D 1 2 3 4 5 6 7 1 7 Pihak T 6 8 ketiga Sumber : Dinas Perindustrian Kota Semarang

51 GAMBAR 3.7 KANTOR KAS DAERAH 4 SP2D 3 4 Mentransfer uang ke rekening bendahara pengeluaran di bank Jateng T Selesai Sumber : Dinas Perindustrian Kota Semarang