BAB I PENDAHULUAN. Kongres World Health Organization (WHO) tentang pengobatan tradisional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengobatan tradisional atau dikenal dalam bahasa asing complementary and

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang. koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial ( Marmi, 2012).

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan. yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan,

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berbeda jauh dengan konsep penyembuhan secara modern.

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar belakang. Manusia sebagai mahluk berbudaya memiliki kemampuan untuk merubah keadaan dirinya

BAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-undang tentang kesehatan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. makan dengan ciri makanannya. Pola makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal,

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan status sehat yang dimilikinya. Tindakan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

SITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Oleh : Dewi Klarita Furtuna

BAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, karena

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kongres World Health Organization (WHO) tentang pengobatan tradisional (complementary and alternative medicine) tahun 2008 di Beijing memberikan resolusi agar mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional sesuai kondisi negaranya masing-masing. Pengobatan tradisional merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek berdasarkan teori, keyakinan, dan pengalaman turun temurun yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan. Contoh pengobatan tradisional diantaranya akupuntur, yoga, pijat, dan terapi spiritual (WHO, 2000). Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia dan diwariskan turun temurun khususnya di Indonesia. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Adat istiadat yang dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun menjadi penyebab masyarakat masih memercayakan pijat bayi pada dukun bayi yang

2 mendapatkan keterampilan secara turun temurun walaupun dukun bayi tidak mengetahui batasan yang diperbolehkan (Roesli, 2010). Setiap negara mempunyai kriteria waktu dimulainya pemijatan pada bayi. Di India, pijat bayi dilakukan setelah 12 jam bayi lahir (Kulkarni et al, 2010), sedangkan di Indonesia pijat bayi dilakukan setelah masa bedong bayi, yakni selama 40 hari (Subakti & Anggraini, 2008). Tidak ada aturan baku yang menentukan waktu awal pemberian pijat bayi dan lamanya pelaksanaan pijat bayi tersebut, tetapi banyak penelitian yang mengalokasikan lama waktu pemijatan selama 15 menit (Pratiwi, 2013). Terdapat beberapa penelitian tentang manfaat pijat bayi diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Inal dan Yildiz (2012). H asil penelitian tersebut menyatakan bayi sehat lahir cukup bulan yang mendapatkan tindakan pijat bayi mengalami perkembangan mental-motor lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat tindakan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Merineherta (2009) mendapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan. Selain itu, pijat bayi pada bayi prematur dapat meningkatkan berat badan bayi lebih cepat daripada bayi prematur yang tidak dipijat sehingga rawat inap di rumah sakit lebih singkat (Field, 2010). Tradisi pijat bayi di Indonesia telah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia sebagai salah satu cara pengobatan tradisional. Dokter sebagai

3 tenaga kesehatan dapat turut mendukung pengobatan tradisional pijat bayi yang menjadi bagian dari kompetensi budaya. Kompetensi budaya merupakan salah satu kemampuan tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada pelayanan asuhan ibu dan anak (Vidiawati, 2015). Kompetensi budaya merupakan sebuah instrumen yang penting demi kepuasan pasien dan keselamatan serta hasil kesehatan yang lebih baik (Kodjo, 2009). Dewasa ini, hasil penelitian kedokteran justru cenderung mencari terapi yang bersifat alami dan pijat bayi menjadi salah satu terapi yang diteliti. Hal ini mengakibatkan ibu-ibu modern mulai memijatkan bayinya karena sudah mengetahui manfaat pijat bayi dalam meningkatkan kualitas kesehatan bayi dan merasa aman dilakukan oleh ahlinya (Subakti & Anggraini, 2008). Manfaat-manfaat dari pijat bayi yang telah diteliti seharusnya menjadi pemicu dilakukannya pemijatan pada bayi. Pijat bayi saat ini belum menjadi program rutin di pelayanan kesehatan dan belum banyak petugas kesehatan yang melakukan pijat bayi mengakibatkan pemberian pijat bayi yang tidak merata. Di Kota Bandar Lampung sendiri belum ada bidan yang melakukan pijat bayi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor deteminan ibu yang berhubungan dengan pemberian pijat bayi di

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas terdapat suatu masalah, yakni Apakah faktor deteminan ibu yang berhubungan dengan pemberian pijat bayi di Kecamatan Pondok Melati, Bekasi?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor determinan ibu yang berhubungan dengan pemberian pijat bayi di 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan pengetahuan Ibu dengan pemberian pijat bayi di 2. Hubungan sikap Ibu dengan pemberian pijat bayi di 3. Hubungan tradisi Ibu dengan pemberian pijat bayi di 4. Hubungan dukungan keluarga terhadap Ibu dengan pemberian pijat bayi di 5. Hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap Ibu dengan pemberian pijat bayi di

5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti adalah sebagai studi ilmiah dan mengkolaborasikan ilmu-ilmu yang didapat dalam melakukan suatu studi ilmiah. 1.4.2 Bagi Akademik Manfaat bagi akademik adalah sebagai bukti ilmiah tentang pijat bayi, meningkatkan sumber dasar teori, pengembangan keilmuan, dan sebagai dasar untuk pertimbangan aplikasi dari teori yang ada. 1.4.3 Bagi Institusi Pemerintah Manfaat bagi institusi pemerintah dapat menjadi dasar dalam pertimbangan untuk melakukan strategi yang tepat dalam pelaksanaan pijat bayi sebagai salah satu bentuk stimulasi terhadap bayi. 1.4.4 Bagi Masyarakat Manfaat bagi masyarakat adalah mendapatkan informasi tentang pijat bayi.