BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Olahraga yang dilakukan secara terencana bertujuan untuk mendapatkan

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara duduk atau berdiri, ditambah dengan daya tarik gravitasi telah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial Lansia, Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Abstrak LATAR BELAKANG

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat mengetahui pengertian judul diatas, maka diuraikan lebih dahulu pengertian atau definisi dari masingmasing komponen kata yang digunakan dalam menyusun judul tersebut: a. Balai. Gedung, rumah (umum), kantor, rumah (dl lingkungan istana) (W.J.S.Poerwadarmita.Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balaipustaka,Jakarta,1995). b. Kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memugkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(wikipedia Bahasa Indonesia/Kesehatan, 2013). c. Olahraga. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani.(wikipedia Bahasa Indonesia/Olahraga, 2013). d. Lanjut. Lanjut adalah telah lebih, meneruskan (W.J.S.Poerwadarmita.Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balaipustaka,Jakarta,1995). e. Usia. Usia adalah umur (W.J.S.Poerwadarmita.Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balaipustaka,Jakarta,1995). f. Solo. Solo atau Surakarta adalah Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang cukup strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam 1

proses pertumbuhan wilayah di Jawa Tengah pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.( RUTRK Kota Surakarta, 2007-2016). 1.2 Berdasarkan Pengertian judul Jadi pengertian dari Balai Kesehatan dan Olahraga Untuk Lanjut Usia Di Solo adalah suatu wadah sebagai gedung kesehatan dan olahraga bagi lanjut usia di kota Solo yang menyelenggarakan kesehatan dan olahraga mengenai melatih daya tahan tubuh, antara lain: Fasilitas kesehatan dan fasilitas olahraga. 1.3 LatarBelakang 1.3.1 Solo Sebagai Kota Kreatif Berbasis Pelayanan Masyarakat Lanjut Usia. Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah lanjut usia Indonesia menurut sumber BPS pada tahun 2007, sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa pada tahun 2009. Saat ini jumlah lansia sudah mencapai 28 juta jiwa atau sekitar delapan persen dari jumlah penduduk Indonesia. Diprediksi pada 2025, jumlah lansia membengkak menjadi 40 jutaan. Bahkan pada 2050 jumlah lansia diperkirakan mencapai 71,6 juta jiwa di Indonesia (Supratiwi, 2012). Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Sumosadjuno, 1995). Badan kesehatan dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : (1) usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, (2) lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, (3) lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan (4) usia 2

sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) lansia digolongkan menjadi menjadi 3 kelompok yaitu : (1) kelompok lansia dini (55-64 tahun), (2) kelompok lansia (65 tahun keatas), dan (3) kelompok lansia resiko tinggi (berusia lebih dari 70 tahun). Hal-hal yang terjadi pada orang lanjut usia adalah diantaranya tulang-tulang mengalami demineralisasi dan akan lebih mudah patah, sendi dan otot rentan terhadap cidera, fungsi jantung dan peredaran darah akan berkurang elastisitas dan kekuatannya sehingga memicu penyakit jantung, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya. Obesitas yang biasanya dialami para lanjut usia menyebabkan mereka cenderung makan sedikit sehingga menyebabkan kekurangan nutrisi. Bagi orang yang lanjut usia, sering timbul rasa cemas, stres bahkan kadang-kadang terjadi depresi oleh karena berbagai macam sebab (Sumosardjuno,1995). Menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Kondisi stres pada para lansia bisa diartikan sebagai kondisi yang tak seimbang, adanya tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan juga sosial yang erat kaitannya dengan respon terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi pada lanjut usia. Para lansia juga sangat rentan terhadap gangguan stres karena secara alamiah mereka telah mengalami penurunan kemampuan dalam mempertahankan hidup, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, fungsi badan, dan kejiwaan secara alami (Haryadi, 2012). Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan stres pada lansia, antara lain perubahan kondisi kesehatan fisik yang menurun. Kondisi psikologi lebih berperan signifikan dalam memengaruhi tingkat stres pada lansia seperti sifat, kepribadian, cara pandang, dan juga tingkat pendidikannya. Adanya konflik keluarga serta kondisi lingkungan yang buruk juga bisa 3

menjadi pemicu stres bagi lansia. Stress dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur ataupun merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif/peka terhadap depresi (Haryadi, 2012). Studi epidemiologi tentang depresi diantara lansia komunitas melaporkan tingkat yang sangat bervariasi mulai 2% hingga 44%. Gejalagejala depresi dialami hampir 5-10% dari semua orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Gejala depresi muncul akibat keterlambatan penyesuaian terhadap kehilangan baik pekerjaan, penghasilan, pasangan hidup, kemampuan fungsi fisik dan melemahnya silaturahmi dengan keluarga. Beberapa tahun terakhir ini banyak dilakukan penelitian mengenai proses menua, yang hasilnya bahwa usaha untuk menanggulangi proses menua sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Dan ternyata, latihan-latihan olahraga merupakan cara yang sangat baik untuk menanggulangi proses menua. Jantung, otak, dan seluruh badan mendapat keuntungan dari olahraga. Menurut American Academy of Family Physicians, hampir semua lansia dapat merasakan manfaat dari olahraga. Olahraga teratur dapat memberi efek rileksasi, memperbaiki suasana hati, memperkecil kemungkinan cedera, dan melindungi dari penyakit kronis (Sumosardjuno, 1995). Olahraga merupakan salah satu cara penghilang stress yang baik. Berdasarkan artikel yang dipublikasikan oleh Better Health Channel (2011) berjudul Healthy ageing - stay physically active menyatakan bahwa aktivitas fisik (olahraga) dapat membantu orang tua menjaga independensi, sembuh dari penyakit dan mengurangi risiko penyakit. Massa otot dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan dengan olahraga teratur. Berjalan, berenang, senam, dan bersepeda adalah semua bentuk latihan yang baik yang juga bisa bersosialisasi. Latihan beban juga dapat berguna. Selain itu, olahraga teratur bisa menjadi cara yang efektif untuk mengobati beberapa bentuk depresi, yang terjadi jika stres tidak tertangani. Aktivitas fisik 4

menyebabkan otak distimulasi dan menyebabkan perasaan kesejahteraan. Olahraga juga bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk kegelisahan. Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur mungkin sama efektifnya dengan perawatan lain seperti obat untuk meredakan depresi ringan (Better Health Channel, 2011). Olahraga yang cocok untuk lansia adalah senam, yang dikenal adalah senam lansia. Pengertian senam lansia sendiri adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak berlebihan. Jika diperhatikan, senam lansia tidak membuat pesertanya banyak bergerak seperti olah raga erobik, tujuannya adalah agar stamina dan energi para lansia tidak terkuras habis. Senam lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil latihan yang lebih baik yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental, seperti lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Terlebih karena senam lansia sering dilakukan secara berkelompok sehingga memberikan perasaan nyaman dan aman bersama sesama manusia lanjut usia lainnya dalam menjalani aktifitas hidup (Setiawan, 2012). Melihat dari hasil penelitian sebelumnya bahwa olahraga untu lansia termasuk senam adalah salah satu cara untuk bisa mengurangi stres, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang senam dan pengaruhnya terhadap pengurangan stres terutama pada lanjut usia. 1.3.2 Belum Lengkapnya Pelayanan Masyarakat Lanjut Usia di Kota Solo. Di Solo hanya terdapat 2 Panti Lanjut Usia antara lain : UPTD Panti Wreda Damar Bakti di Jl.Rajiman 620 Surakarta dan Panti Penyantunan Lanjut Usia Aisyah di Sumber Surakarta yang melayani masyarakat lansia, maka sangat besar peluang untuk membuka kesehatan dan olahraga yang program studinya belum ada untuk melayani masyarakat lansia di kota 5

Solo, dibutuhkan fasilitas-fasilitas lengkap untuk melayani masyarakat lansia antara lain : Fasilitas kesehatan dan olahraga masyarakat lansia di Solo. 1.4 Rumusan Masalah. Adapun beberapa rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah: a. Belum terwadahinya fasilitas kebugaran untuk lanjut usia secara terpadu. b. Perawatan kesehatan khusus lanjut usia. 1.5 Batasan Masalah. Batasan masalah tugas akhir yang berjudul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini adalah sebagai berikut: a. Pembahasan lebih ditekankan pada fasilitas dan standar perancangan balai kesehatan dan olahraga untuk masyarakat lanjut usia di solo. b. Dalam pembahasan ini lebih menitik beratkan pada kajian disiplin ilmu arsitektur, yang memberi kesempatan pada disiplin ilmu lain untuk mendukung pembahasan. 1.6 Manfaat. Manfaat yang diharapkan dengan hadirnya Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini adalah: a. Sebagai tempat kesehatan dan olahraga bagi masyarakat lansia dalam membangun minat dan gairah hidup. b. Memberikan solusi yang berhubungan dengan kesehatan dan keleluasan gerak. 1.7 Tujuan. Tujuan yang diharapkan dengan dengan hadirnya Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini adalah: a. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu mewadahi masyarakat lansia untuk ikut hidup sehat, menjaga stamina daya 6

tahan tubuh dalam membangun minat dan gairah hidup untuk masyarakat lansia Di Solo. b. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang mampu memberikan kesehatan dan keleluasaan gerak untuk masyarakat lansia di Solo. 1.8 Sasaran Tempat kesehatan dan olahraga bagi masyarakat lansia dalam membangun minat dan gairah hidup dan memberikan solusi yang berhubungan dengan kesehatan dan kelelusaan gerak untuk masyarakat lansia di Solo dan sekitarnya dalam satu bangunan atau gedung dan menyediakan fasilitas kesehatan dan olahraga khususnya untuk masyarakat lansia. 1.9 Lingkup Perancangan a. Lingkup Wilayah. Di dalam perancangan Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini harus tetap memperhatikan fungsi dan tata guna lahan yang ada, sehingga bangunan ini nantinya benar-benar fungsional dari segi letak dan tata guna lahan dan keberadaannya nanti tidak mengganggu lingkungan sekitar. b. Lingkup Materi. Proses pembahasan maupun perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo ini dibatasi oleh disiplin ilmu arsitektur, sehingga diharapkan pembahasan nantinya tidak meluas. 2.0 Metodologi Pencarian Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metodologi dalam proses baik pengumpulan data hingga penganalisaan yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan Balai 7

Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo, adapun metode yang dipakai adalah sebagai berikut: a. Observasi Langsung. Pengamatan langsung terhadap Balai kesehatan dan olahraga untuk Lanjut Usia di kawasan Solo Raya dan Yogjakarta, digunakan untuk mendapatkan data primer. b. Analisis Dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait, seperti Balai kesehatan dan olahraga untuk lanjut usia serta sumbersumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus perancangan. c. Wawancara. Penulis menanyakan informasi kepada informan tentang banyak hal yang sangat bermanfaat bagi perancangan lebih jauh dan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan peneliti tentang kejelasan masalah yang dijelajahinya. Seluruh data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta akan disajikan dalam bentuk tabulasi maupun secara deskriptif. 8