V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

dokumen-dokumen yang mirip
KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

ALTERNATIF KEBIJAKAN DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KEMACETAN Analisis Posisi dan Peran setiap Elemen dalam Pengolahan Horizontal

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STUDI WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN DR. SETIABUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

V. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB I PENDAHULUAN. kaki. Sebuah kota yang memiliki jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang. jalan tersebut akan merasa aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

Tingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Wawancara dengan Moda Transportasi Penumpang/Orang (angkutan Kota, Mobil Pribadi dan Kendaraan bermotor Roda dua)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun pada kenyataannya yang terjadi saat ini perkembangan kota selalu lebih

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Dalam meningkatkan kemajuan pembangunan di suatu negara sangat

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

III. METODOLOGI PENELITIAN. dijadikan sebagai data sekunder. Setelah pengumpulan literatur kemudian

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BARANG DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hasil Penelitian Yang Pernah Dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan kota akan mendorong kebutuhan akan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi


BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada ketinggian antara 475 500 meter di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah administratif Kecamatan Cicurug yaitu : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Cijeruk Bogor : Kecamatan Parungkuda dan Parakansalak : Kecamatan Nagrak dan Cibadak : Kecamatan Cidahu dan Lebak Propinsi Banten. Jumlah penduduk di Kecamatan Cicurug yaitu sebesar 108.014 jiwa yang terdiri dari 54.300 laki-laki dan 53.714 perempuan. Kecamatan Cicurug merupakan kecamatan yang memiliki jumlah persebaran penduduk paling besar dibanding dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug mengalami pertumbuhan pembangunan sangat cepat terutama pembangunan industri. Jumlah industri sampai saat ini berdiri yaitu berjumlah 831 industri yang terdiri dari 655 industri rumah tangga, 116 industri kecil, 23 industri sedang, dan 37 industri besar 6. 6 http://www.sukabumikab.bps.go.id/kecamatan-cicurug-dalam-angka-2010/ diakses tanggal 4 Oktober 2011 pukul 18.50 WIB. 43

5.1.2. Keadaan Umum Kecamatan Parungkuda Kecamatan Parungkuda berada di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Luas tanah Kecamatan Parungkuda berdasarkan data tahun 2009 adalah 2.454,75 hektar dengan batas-batasnya sebagai berikut : Sebelah Barat : Kecamatan Parakansalak dan Kecamatan Bojong Genteng. Sebelah Timur : Kecamatan Nagrak. Sebelah Utara : Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Cidahu. Sebelah Selatan : Kecamatan Cibadak. Penduduk di Kecamatan Parungkuda per 31 Desember 2010 berjumlah 50.541 orang. Keadaan penduduk di Kecamatan Parungkuda secara terinci dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KK No D e s a Jumlah Penduduk (orang) Jml KK Laki-Laki Perempuan Jml (L+P) 1 Parungkuda 4.122 4.211 8.333 1.532 2 Sundawenang 5.250 5.393 10.643 1.691 3 Palasarihilir 5.147 4.945 10.094 2.689 4 Bojongkokosan 2.825 2.869 5.694 1.500 5 Pondokaso Landeuh 4.807 4.815 9.622 2.389 6 Langensari 1.439 2.947 4.386 1.503 7 Babakan Jaya 2.871 2.703 5.574 1.650 8 Kompa 2.559 2.636 5.195 1.437 Jumlah 26.461 30.519 50.541 14.391 Sumber : Kecamatan Parungkuda dalam Angka, 2011 Kecamatan Parungkuda merupakan salah satu kawasan industri yang berada di Sukabumi Bagian Utara. Kawasan industri yang berdiri di wilayah Parungkuda ini yaitu sebanyak 176 industri yang terdiri dari 116 industri rumah tangga, 23 industri kecil, 16 industri menengah, dan 21 industri besar 7. 7 http://www.sukabumikab.bps.go.id/kecamatan-parungkuda-dalam-angka-2010/ diakses tanggal 4 Oktober 2011 pukul 18:55 WIB. 44

5.2. Transportasi dan Lalu Lintas di Sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda Jalan Cicurug-Parungkuda memiliki lebar jalan sepanjang 10 meter dengan lebar efektif tujuh meter dan hambatan samping sebesar tiga meter. Panjang jalan tersebut yaitu sebesar 16 kilometer. Kapasitas jalan per arah yaitu sebesar 1.456 satuan mobil penumpang per jam dengan kecepatan rata-rata kurang dari 10 kilometer per jam. Daerah ini memiliki kepadatan sebesar 10.107 satuan mobil penumpang per jam sehingga didapat volume per kapasitas rasio untuk daerah Cicurug-Parungkuda sebesar 0,9. Kapasitas jalan dan jumlah kendaraan yang tidak sebanding inilah yang menyebabkan adanya kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda. 5.2.1. Volume Kendaraan di Sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda Volume kendaraan di Kabupaten Sukabumi saat ini sangat tinggi. Volume roda dua lebih besar dibanding dengan pertumbuhan jenis kendaraan lain. Rincian mengenai volume kendaraan bermotor dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kondisi Volume Lalulintas di Sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda Waktu Kendaraan Kendaraan Kendaraan Jumlah Barang Umum Pribadi 06.00-07.00 90 302 2.147 2.539 07.00-08.00 122 174 837 1.133 08.00-09.00 143 196 741 1.080 11.00-12.00 322 165 584 1.071 12.00-13.00 306 182 557 1.045 15.00-16.00 160 141 563 864 16.00-17.00 141 115 597 853 17.00-18.00 116 117 553 786 18.00-19.00 102 84 757 943 Jumlah 1.502 1.476 7.336 10.314 % 14,56 14,31 71,13 100,00 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, 2011 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kendaraan pribadi mendominasi volume kendaraan yang melewati jalan Cicurug-Parungkuda yaitu sebesar 71,13 persen dimana sebesar 5.987 unit merupakan kendaraan roda dua. 45

Kendaraan umum memiliki volume paling rendah dibanding jenis kendaraan lain yaitu sebesar 14,31 persen atau 1.476 unit dimana sebesar 1.324 unit merupakan mobil penumpang umum. Banyaknya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan ini menjadi penyebab adanya kemacetan. 5.2.2. Kemacetan di Sepanjang Jalan Cicurug-Parungkuda Permasalahan kemacetan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda dapat disebabkan oleh beberapa hal. Adapun permasalahannya kemacetan menurut Dinas Perhubungan Kab. Sukabumi (2011) yang pertama yaitu tidak optimalnya penggunaan kapasitas jalan di suatu kawasan kegiatan dengan adanya hambatan seperti parkir di ruas jalan, angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat, pedagang Kaki Lima (PKL) yang menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan, bongkar muat barang yang dilakukan pada jam sibuk, kegiatan untuk melakukan pergerakan ke tempat tujuan yang relatif bersamaan, penggunaan kendaraan pribadi yang cukup tinggi. Kedua, pembangunan kawasan kegiatan yang tidak memenuhi standar ketentuan yang mengakibatkan arus lalu lintas menjadi terganggu seperti banyaknya pejalan kaki yang menyebrang, angkutan umum yang berhenti untuk menunggu penumpang di kawasan tersebut, kapasitas simpang yang tidak maksimal dan radius putar yang tidak memenuhi ketentuan, serta adanya tarikan perjalanan ke kawasan perdagangan, industri, dan pusat kegiatan lainnya seperti pendidikan dan perkantoran. 5.3. Karakteristik Responden Karakteristik umum responden di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi ini diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan langsung terhadap 240 pengendara kendaraan bermotor yang ditemui peneliti. Karakteristik 46

dari responden sangat bervariasi. Karakteristik umum responden ini dilihat dari beberapa variabel, meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan formal terakhir, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan kategori jenis kendaraan. 5.3.1. Jenis Kelamin Sebagian besar responden yang ditemui pada saat survei adalah laki-laki, yaitu sebanyak 197 orang (82,08 persen) sedangkan responden berkelamin perempuan sebanyak 43 orang (17,92 persen). Hal ini karena saat pengambilan sampel, peneliti lebih banyak mengambil responden yang mengendarai angkutan umum dibanding dengan kendaraan pribadi dimana pengguna angkutan umum umumnya adalah laki-laki. Perbandingan responden laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 5. Sumber : Data primer, 2011 Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 5.3.2. Usia Berdasarkan hasil penelitian tingkat usia para responden pengguna jalan di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda cukup bervariasi, mulai dari usia sekolah sampai dengan usia lanjut. Distribusi usia responden berkisar antara 16-60 tahun dan jumlah responden tertinggi terdapat pada usia 16-26 tahun yaitu sebanyak 87 orang (36,25 persen dari total keseluruhan responden) serta dari usia 27-37 tahun sebanyak 82 orang (34,17 persen dari total keseluruhan responden). Responden yang berusia 38-48 tahun berjumlah 50 orang (20,83 persen dari total 47

keseluruhan responden). Responden yang berusia 49-59 tahun berjumlah 17 orang (7,08 persen dari total keseluruhan responden). Responden yang berusia 60 tahun berjumlah empat orang (1,67 persen dari total keseluruhan responden). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang melewati jalan Cicurug-Parungkuda berada pada usia produktif yaitu berada pada usia 15 65 tahun 8. Perbandingan distribusi usia responden di sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda pada penelitian tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 6. Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 5.3.3. Pendidikan Tingkat pendidikan responden yang melewati jalan Cicurug-Parungkuda sangat bervariasi mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT). Data terkumpul memperlihatkan responden lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak 112 orang (46,67 persen). Sebanyak 90 responden (37,50 persen) mencapai tingkat pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 21 responden (8,75 persen) dan 17 orang (7,08 persen) mencapai pendidikan hingga Perguruan Tinggi (PT). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang melewati 8 http://bimakab.go.id/index.php?pilih=hal&id=28 diakses pada tanggal 10 November 2011 pukul 11.43 WIB 48

jalan Cicurug-Parungkuda memiliki kesadaran pentingnya wajib belajar 9 tahun karena sudah banyak responden yang berpendidikan hingga mencapai SMP walaupun masih sedikit sekali responden yang mencapai lulusan Perguruan tinggi. Hal ini karena di Kabupaten Sukabumi, khususnya Cicurug-Parungkuda masih sangat jarang adanya Perguruan Tinggi. Perbandingan persentase tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 5.3.4. Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan responden cukup bervariasi mulai dari pelajar, pegawai swasta, PNS, supir, dan wiraswasta. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas pekerjaan responden merupakan supir yaitu sebanyak 116 orang (48,33 persen). Sebanyak 65 orang (27,08 persen) berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta sebanyak 31 orang (12,92 persen). Responden yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 15 orang (6,25 persen), sisanya merupakan pelajar yaitu sebanyak 13 orang (5,42 persen). Perbandingan persentase jumlah responden menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 8. 49

Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 5.3.5. Tingkat Penghasilan Berdasarkan hasil penelitian penulis, tingkat penghasilan dengan jumlah responden terbanyak yaitu terdapat pada selang Rp 1.100 001,00-Rp 1.700.000,00 per bulan yaitu sebanyak 101 orang atau 42,08 persen dari keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berprofesi sebagai supir memiliki penghasilan rata-rata Rp 50.000,00 per hari. Sebanyak 72 responden atau 30,00 persen dari keseluruhan responden yang berpenghasilan pada selang Rp 1.700.001,00-Rp 2.300.000,00. Sebanyak 27 orang atau 11,25 persen berpenghasilan pada selang Rp 500.000,00-Rp 1.100.000,00 yang menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rata-rata responden setara dengan UMR Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar Rp 850.000,00. Sebanyak dua orang responden berpenghasilan di atas rata-rata responden yaitu pada selang Rp 4.100.001,00- Rp 4.700.000,00 yang umumnya berprofesi sebagai wiraswasta. Distribusi tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Gambar 9. 50

Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan 5.3.6. Jenis Kendaraan Jenis kendaraan yang digunakan responden mulai dari angkutan umum, motor, truk, hingga kendaraan pribadi. Jenis kendaraan tertinggi yang digunakan oleh responden yaitu motor dengan jumlah sebanyak 110 orang atau 45,83 persen dari keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan sepeda motor, responden bisa mengefektifkan waktu perjalanan serta dapat menghindari adanya kemacetan sehingga mobilitas mereka bisa berjalan lebih cepat. Persentase jenis kendaraan yang digunakan oleh responden dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan 51

5.3.7. Lama Macet Lama macet yang dialami oleh responden berada pada selang 5-150 menit. Sebanyak 163 orang atau 67,92 persen berada pada selang 5-28 menit. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan motor sehingga mereka dapat melalui kemacetan lebih cepat dibanding dengan menggunakan kendaraan lain. Persentase lama macet yang dialami oleh responden pada Gambar 11. Sumber : Data Primer, 2011 Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Macet 52