PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

OLEH : YUNITA NUR INDAH SARI K

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK DI SMP NEGERI 3 KARANGANYAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

BAB I PENDAHULUAN. lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PENDEKATAN ACTIVE LEARNING

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRATIYAN ISNAENI K

PENERAPAN METODE PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SISWA SMA KELAS X SKRIPSI OLEH : RUSMITA KURNIATI K

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Progdi. Pendidikan Biologi. Disusun oleh : M. MIRZA A

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

RAHMAT FAUZI NIM. K

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN STRATEGI ACTION LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. modal utama seseorang yang harus ditingkatkan dalam rangka melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

PENERAPAN ACTIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Belajar dalam Pembelajaran Biologi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan motivasi

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sri Irawati Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP UNIB

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Bolaang

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (Team Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: ERNA KUSUMANDARI X 4306008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ABSTRAK Erna Kusumandari. X 4306008. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (Team Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011 dengan penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, dan wawancara. Validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Persentase ratarata berdasarkan lembar observasi motivasi belajar biologi siswa pra siklus sebesar 48,78%, siklus 1 sebesar 75,76% dan siklus 2 sebesar 92,12%. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan motivasi belajar biologi siswa sebesar 63,8%, siklus 1 sebesar 75,14%, dan siklus 2 sebesar 80,34%. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, TGT (Team Games Tournament), puzzle, motivasi belajar, biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan diri, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadi ke arah yang positif, baik bagi peserta didik maupun lingkungan. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Peserta didik telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, telah berkembang (teraktualisasi) atau sama sekali masih kuncup (potensial). Guru merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dan memiliki peran penting serta merupakan kunci pokok bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan. Peran pendidik atau guru adalah mengaktualkan yang masih kuncup, dan mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi yang ada. Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui, membentuk kompetensi, memahami materi standar yang dipelajari dan mewujudkan tujuan hidup peserta didik secara optimal. Dalam pembelajaran, motivasi memiliki peran penting dalam menentukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi, sehingga siswa akan menyerap dan mengendapkan materi dengan lebih baik. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang

dimiliki oleh siswa yang bersangkutan. Pentingnya motivasi dalam pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan pada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran misalnya guru, siswa itu sendiri, motivasi, kecerdasan, rasa butuh, penghargaan, lingkungan belajar, metode pembelajaran yang digunakan, media pembelajaran yang dipakai, dan peran serta orang tua. Faktor-faktor yang mencakup kecerdasan, motivasi, perasaan butuh merupakan faktor dari dalam atau faktor intrinsik. Sedangkan faktor dari luar yang juga mempengaruhi, seperti fasilitas belajar, cara guru mengajar, pemberian umpan balik, pujian, hukuman disebut dengan faktor ekstrinsik. Antara faktor intrinsik dan ekstrinsik saling mempunyai korelasi yang saling mendukung satu sama lain, misalnya jika ditinjau dari motivasi. Motivasi yang berasal dari dalam individu disebut motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar individu disebut motivasi ekstrinsik. Guru dapat meningkatkan motivasi intrinsik dalam pembelajaran di ruang kelas dengan cara membangkitkan siswa agar memiliki perhatian dan keinginan dalam belajar suatu materi, dan menunjukkannya dengan rasa kepuasan dan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajarinya. Dalam hal ini, metode pembelajaran juga mempunyai andil yang penting. Penggunaan metode mengajar akan berpengaruh terhadap kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan termotivasi untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran biologi di kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo yang berjumlah 30 siswa, diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah diselingi tanya jawab. Penggunaan metode ini kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa menjadi pasif. Selama proses pembelajaran

terdapat 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, 8 siswa yang berbicara dengan teman, 4 siswa bermain sendiri dan tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Adapun ciri-ciri motivasi rendah antara lain ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian dan ada yang bermain sendiri selama proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1994:79). Dari uraian di atas terlihat korelasi yang jelas antara temuan masalah di kelas dengan teori mengenai ciri motivasi belajar rendah. Sementara hasil observasi pra siklus terhadap pembelajaran biologi di kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo yang berjumlah 30 siswa menunjukkan bahwa motivasi belajar biologi siswa rendah. Hal ini ditunjukkan diantaranya dengan tidak adanya siswa yang bertanya hal-hal yang belum jelas kepada teman saat diskusi, ada 2 siswa yang tidak mengerjakan tugas dari guru, 18 siswa yang tidak mencatat penjelasan dari guru, tidak ada siswa yang bertanya pada guru mengenai materi yang belum dipahami pada saat pembelajaran, tidak ada siswa yang mendapat penghargaan dari guru, tidak ada siswa yang terlibat turnamen pada saat proses pembelajaran, terdapat 10 siswa yang gaduh/ramai di luar materi pelajaran, 8 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga ketika guru memberi pertanyaan siswa tidak bisa menjawab, 5 siswa tidak membawa buku pegangan dan referensi biologi, 6 siswa yang tidak mengerjakan ulangan sendiri dan meniru jawaban teman. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan adanya suatu variasi dalam metode pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif TGT (Team Games Tournament). TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku/ras yang berbeda. Pada pelaksanaanya TGT dibagi menjadi 5 komponen yaitu presentasi kelas (penyampaian materi), tim,game atau permainan, turnamen atau pertandingan dan penghargaan tim. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa. Karena dengan penggunaan metode ini melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi

belajar. Permainan yang digunakan dalam turnamen/pertandingan ini adalah puzzle. Puzzle merupakan permainan merangkai keping-keping gambar menjadi satu kesatuan utuh yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Kepuasan yang didapat setelah menyelesaikan permainan puzzle adalah salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal yang baru bagi dirinya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang ada di lokasi diharapkan dapat terselesaikan melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Games Tournament) menggunakan puzzle. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Mengetahui peningkatan motivasi belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011 dengan penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa a. Meningkatkan motivasi belajar biologi siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle.

b. Siswa menjadi senang dan tertarik terhadap biologi karena siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle. 2. Bagi guru a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle. b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. 3. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan proses pembelajaran pada tahap berikutnya melalui penerapan pembelajaran kooperatif TGT menggunakan puzzle.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai dasar referensi penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan motivasi belajar biologi siswa dalam pembelajaran di SMP Negeri 2 Ngadirojo. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa. C. Saran 1. Kepada Sekolah a. Perlu adanya pemanfaatan segala media dan fasilitas secara optimal sehingga dapat lebih maksimal dalam mendukung keberhasilan pembelajaran di sekolah. 2. Kepada Guru Pengajar a. Guru hendaknya benar-benar mempelajari metode Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle sebelum mempraktekannya, sehingga pada saat

pelaksanaan tidak merasa bingung serta pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. b. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya melakukan pemantauan pada siswa secara menyeluruh, sehingga pelaksanaan dapat berjalan tertib. c. Guru hendaknya lebih selektif dalam menggunakan media pembelajaran dan hendaknya media yang digunakan lebih beragam agar siswa termotivasi dalam belajar biologi. 3. Kepada Siswa a. Pelatihan atau simulasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle hendaknya dilakukan terlebih dahulu, sehingga saat pelaksanaan pembelajaran siswa sudah tidak merasa bingung serta waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. b. Siswa hendaknya ditugasi untuk belajar terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) menggunakan puzzle, sehingga saat tunamen, siswa bertanding dengan siswa lain dan dapat menjawab soal pada puzzle dengan baik. 4. Kepada Peneliti a. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis sedapat mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti ini untuk disesuaikan penerapannya, terutama untuk alokasi waktu, media pembelajaran yang akan digunakan dan karakteristik siswa yang akan diteliti tersebut.