MEMILIH USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang No. 9 Tahun tentang Usaha Kecil;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REBUPLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 3

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KENDAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

GUBERNUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOM0R 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam praktek sederhana pada kehidupan sehari-hari maupun dengan

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN WALIKOTA BATU

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN ALAT BANTU PRODUKSI LOKAL BAGI USAHA BIDANG PEREKONOMIAN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

KREDIT UNTUK USAHA KECIL: PROFIL, MASALAH DAN STRATEGI PEMBIAYAAN. /

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR.. TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

- 3 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO. dan BUPATI MOJOKERTO MEMUTUSKAN :

UPAYA DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA ALAS KAKI DI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

USAHA KECIL SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN PROFESI

USAHA KECIL DI INDONESIA MASALAH DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN Disusun Oleh: Angga firmansyah NIM : Kelas : S1 TI 2G

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA KECIL DALAM KEGIATAN BERUSAHA Oleh : I Putu Denny Pradnyana Putra Cokorde Dalem Dahana

Transkripsi:

286 Memilih Usaha Kecil Dan Pengembangannya MEMILIH USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA Oleh Sri Wahyuningsih Abstract:Tulisan ini berusaha menjelaskan kiat memilih usaha kecil dan strategi pengembangannya. Kata Kunci: usaha kecil dan pengembangan PENDAHULUAN Indonesia merupakan suatu negera agraris yang sedang berkembang menuju negara industri. Secara umum peranan sektor usaha kecil sebagai suatu komponen yang paling penting dalam perekonomian suatu bangsa mempunyai nilai stragis yang dapat memberikan sumbangan besar untuk membantu mengurangi beban masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa usaha kecil merupakan bagian penting dan cukup menentukan dalam perekonomian bangsa Indonesia. Banyak kalangan yang berpandangan bahwa usaha kecil merupakan tumpuan dan harapan masa mendatang pembangunan nasional. Pada tahun 1998 pemerintah memberikan perhatian khusus dengan menetapkan kebijakan agar lebih memberdayakan rakyat melalui program PER (Pekan Ekonomi Rakyat) untuk memberdayakan kegiatan perekonomian melalui koperasi, industri kecil, dan menengah. Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha dan kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki potensi, kedudukan, dan peranan yang cukup strategis Dra. Sriwahyuningsih adalah Dosen Tetap di IKIP Gunungsitoli 286

Sri Wahyuningsih 287 untuk mewujudkan struktur perekonomian yang mampu memberikan pelayanan ekonomi, melaksanakan pemerataan, dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan stabilitas ekonomi. Oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan dan pembinaan yang berkesinambungan guna meningkatkan kemajuan pada industri kecil agar mampu mandiri menjadi usaha yang tangguh dan juga memiliki keunggulan di dalam memberikan kepuasan konsumen serta dapat menciptakan peluang pasar yang lebih besar. PENGERTIAN USAHA KECIL Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, didefenisikan sebagai berikut : Industir Kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah-tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, dan mempunyai pernjualan per tahun sebesar Rp 1 Milyar atau kurang. Sedangkan (BPS, 2001;46) menyebutkan bahwa : Perusahaan atau usaha industri kecil adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha tersebut.

288 Memilih Usaha Kecil dan Pengembangannya TUJUAN UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 1995 Dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 disebutkan bahwa Pemberdayaan Usaha Kecil berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan menggunakan asas kekeluargaan. Di dalam pasal 4 Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, dikatakan bahwa pemberdayaan Usaha Kecil bertujuan antara lain : a. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Usaha Kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi Usaha Menengah; b. Meningkatkan peranan Usaha Kecil dalam pembentukan produk nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan ekspor, serta peningkatkan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkokoh struktur perekonomian nasional. KRITERIA USAHA KECIL Pada Pasal 5 UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil disebutkan bahwa kriteria usaha kecil adalah (ayat 1) : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan dan tempat usaha, atau. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.- (satu milyar) c. Milik WNI. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung mupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e. Berbentuk orang perseorangan, badang usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

Sri Wahyuningsih 289 Sedangkan dalam ayat (2) disebutkan bahwa : Kriteria sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) huruf a dan b, nilsi minimalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP). MASALAH YANG DIHADAPI PENGUSAHA KECIL Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat struktur perekonomian nasional. Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Secara lebih specifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah : a. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar; b. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan; c. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia; d. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran); e. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan; f. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

290 Memilih Usaha Kecil dan Pengembangannya PENGEMBANGAN USAHA KECIL Pemerintah secara konsisten telah melakukan berbagi upaya deregulasi sebagai upaya penyesuaian struktural dan restrukturisasi perekonomian. Walaupun demikian, banyak yang mensinyalir deregulasi di bidang perdagangan dan investasi tidak memberi banyak keuntungan bagi perusahaan kecil dan menengah; bahkan justru perusahaan besar dan konglomeretlah yang mendapat keuntungan. Studi empiris membuktikan bahwa pertambahan nilai tambah ternyaata tidak dinikmati oleh perusahaan skala kecil, sedang, dan besar, namun justru perusahaan skala konglomerat, dengan tenaga kerja lebih dari 1000 orang, yang menikmati kenaikan nilai tambah secara absolut maupun per rata-rata perusahaan (Kuncoro 1995;4). Dalam konstelasi inilah, perhatian untuk menumbuhkembangkan industri kecil dan rumah tangga (IKRT) setidaknya dilandasi oleh tiga alasan. a. Industri kecil rumah tangga menyerap banyak tenaga kerja. Menurut Kuncoro (1995:18), menyebutkan bahwa : Kecenderungan menyarap banyak tenaga kerja umumnya membuat banyak industri kecil rumah tanggal juga intensif dalam menggunakan sumber daya alam lokal. Apalagi karena lokasinya banyak di pedesaan, pertumbuhan industri kecil rumah tangga akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi di pedesaan. Dari sisi kebijakan, Industri kecil rumah tangga jels perlu mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar

Sri Wahyuningsih 291 angkatan kerja Indonesia, namun jug merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan. Di pedesaan peran penting industri kecil rumah tangga memberikan tambahan pendapatan merupakan bagi pengembangan industri dan sebagai pelengkap produksi pertanian bagi penduduk miskin. Boleh dikatakan, ia juga berfungsi sebagai strategi mempertahankan hidup (survival strategy) di tengah krisis. b. Industri kecil rumah tangga memegang peranan penting dalam ekspor non migas. Pada tahun 1990, ekspor non migas mencapai US$ 1.031 Juta atau menempati rangking kedua setelah skpor dair kelompok aneka industri. c. Bahwa dalam pembangunan nasional, Usaha Kecil sebagai bahan integral dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. PERANAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN USAHA KECIL Langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan terhadap pengusaha kecil meliputi beberapa aspek, antara lain : pendanaan, persaingan, prasarana, informasi, kemintraan, perizinan usaha; dan perlindungan. a. Pendanaan Pemerintah menumnuhkan iklim usaha dalam aspek pendanaan dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk 1. memperluas sumber pendanaan; 2. meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan; 3. memberikan kemudahaan dalam pendanaan.

292 Memilih Usaha Kecil dan Pengembangannya b. Persaingan persaingan dengan menetapkan peraturan perundang-udangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Meningkatkan kerjasama sesama Usaha Kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi, dan himpunan kelompok usaha untuk meperkuat posisi tawar Usaha Kecil; 2. Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli, dan monopsoni yang merugikan Usaha Kecil. c. Prasarana prasarana dengan menetapkan peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Kecil; 2. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Kecil. d. Informasi informasi dengan menetapkan peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Membentuk dan memanfaatkan bank data dan jaringan informasi bisnis; 2. Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar, teknologi, desain, dan mutu. e. Kemitraan kemitraan dengan menetapkan peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Mewujudkan kemitraan; 2. Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan Usaha Kecil dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan Usaha Menengah dan Usaha Besar.

Sri Wahyuningsih 293 f. Perizinan usaha perizinan usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Menyederhanakan tata cara dan juga jenis-jenis perizinan dengan mengupayakan terwujudnya sistem pelayanan satu atap; 2. Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. g. Perlindungan perlindungan dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya; 2. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha tang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun temurun; 3. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan Usaha Kecil melalui pengadaan secara langsung dan usaha kecil; 4. Mengatur pengadaan barang dan jasa dan pemborongan kerja pemerintah; 5. Memberi bantuan konsultasi hukum dan pembelaan. PENUTUP Usaha kecil bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Persoalannya kini adalah bagaimana memilih usaha kecil agar dapat dikembangkan menuju usaha yang dapat mendukung perekonomian bangsa.

294 Memilih Usaha Kecil dan Pengembangannya DAFTAR RUJUKAN Anderson, Dennis and Weijland. 1982. Small Industry in Developing Countries. World Development, Jakarta: Gramedia. BPS. 2001. Statistical Yearbook of Indonesia. Jakarta: BPS. Hidayat, Anas, 1994, Analisis Perkembangan Industri Kecil Berdasarkan Penyusunan Indeks Produktivitas dan Tingkat Efisiensinya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi, vol. 3. Kuncoro, Mudrajat, Bambang Kustituanto, Maskur Wiratmo, dan R. Agus Sartono. 1995, Laporan Akhir Pengembangan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil Tahun Anggaran. Yogyakart: PPE-FE-UGM. Rachbini Didik. (2004). Ekonomi Politik : Kebijakan dan Strategi Pembangunan. Jakarta: Granit. Sudisman, U., & Sari, A. 1996. Undang-Undang Usaha Kecil 1995 dan Peraturan Perkoperasian. Jakarta: Mitrainfo.