USAHA KECIL SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN PROFESI
|
|
- Teguh Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 USAHA KECIL SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN PROFESI Syahelmi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Seperti yang tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN). dimana ditegaskan bahwa pemerataan pembangunan sebagai wujud pelaksanaan Demokrasi Ekonomi. agar upaya pembangunan yang ditandai dengan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dari usaha kecil dan menengah yang dikembangkan sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat. Untuk mempercepat lajunya pertumbuhan dunia usaha dan pemerataan kegiatan usaha bagi seluruh lapisan masyarakat perlu lebih diberi perhatian untuk menumbuhkan gerakan ekonomi rakyat yang merupakan wadah dalam menggalang kemajuan ekonomi rakyat disemua kegiatan perekonomian nasional sehingga mampu berperan bersama pelaku ekonomi lainnya dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mewujudkan kepedulian propesi untuk pengusaha kecil dan menengah yang merupakan bagian dari pengusaha nasional agar menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri dilaksanakan upaya peningkatan prakarsa. etos kerja dan peran di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat baik di dalam peningkatan kemampuan kewirausahaan dan manajemen serta kemampuan pengusaha dan pemanfaatan teknologi bagi para pengusaha. Sebagai pembahasan ini dilakukan secara deskriptif, bagaimana tentang kendala, peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha. disamping kebijaksanaan dan langkah-langkah yang telah dan akan di tempuh untuk mengatasi berbagi hambatan dan tantangan serta manfaat peluang yang ada. II. KEBIJAKSANAAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN 1. Tantangan, Peluang dan Kendala a. Tantangan Dimaksud dengan tantangan di mana pengusaha kecil merupakan suatu hal yang akan mewujudkan pengusaha kecil menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri dalam megembangkan usahanya dan juga mampu untuk menghadapi era globalisasi seperti yang terjadi pada saat reformasi sekarang ini, di mana pengusaha harus dapat meningkatkan produktifnas, efisiensi sehingga barang dan jasa yang dihasilkan memiliki daya saing yang tinggi, selaras dengan perkembangan pembangunan yang dinamis dan pertumbuhan e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 1
2 ekonomi akan terbuka berbagai peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil dalam mengembangkan dirinya. b. Peluang Untuk mendukung keberhasilan pembinaan pengusaha kecil terdapat berbagai. peluang yang dapat dimanfaatkan mengembangkan usaha di masa yang akan datang antara lain : 1. Adanya keamanan politik yang kuat pemerintah dan tuntutan masyarakat dalam membangun sistem ekonomi yang demokratis berdasarkan atas azas kekeluargaan, ditunjukkan oleh herbagai kebijaksanaan moneter, ekonomi, perkreditan dan pemerataan pembangunan. 2. Pertumbuhann ekonomi yang cukup tinggi akan membuka berbagai peluang usaha dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. 3. Berlangsungnya proses transformasi dan globalisasi ekonomi akan semakin memperluas bidang-bidang usaha yang dapat ditangani oleh pengusaha kecil. 4. Semakin berkembangnya semangat keterbukaan demokratisasi akan meningkatkan pengusaha kecil. c. Kendala Dalam memanfaatkan tantangan dan peluang tersebut masih ada kendala utama yang dihadapi dalam pembinaan pengusaha kecil ini yaitu tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia yang umumnya masih rendah. Kendala ini mempengaruhi kemampuan pengusaha keeil dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Kendala utama tersebut menimbulkan kendala yang spesifik yaitu : 1. Kurang mampu dalam memanfaatkan dan memperluas peluang dan akses pasar. 2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan akses terhadap sumber permodalan. 3. Keterbatasan dalam penguasaan dan akses pada tehnologi dan informasi. 4. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen. 5. Keterbatasan jaringan usaha kerja sama usaha baik antara sesama pengusaha kecil maupun dengan pelaku ekonomi lainnya yang sudah lebih maju. Selain dari kendala diatas pengusaha kecil ini menghadapi kendala yang berada diluar (external) antara lain : 1. Iklim berusaha yang kurang kondusif karena masih adanya persaingan yang tidak sehat. 2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai. 3. Pembinaan yang masih kurang terpadu. 4. Kurangnya pemahaman, kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadap koperasi. Oleh karena itu agar peluang yang ada dapat di manfaatkan, maka pembinaan pada pengusaha kecil intinya di arahkan pada peningkatan kemampuan pengusaha kecil agar dapat melakukan fungsi dan peranannya. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 2
3 2. Kebijaksanaan Pembinaan Untuk melaksanakan suatu kebijakan terhadap pembinaan pengusaha kecil dapat dilalui dengan pendekatan ataupun strategi antara lain : a. Pendekatan Melalui Kelompok Atau Himpunan. Pendekatan ini usahanya mempunyai prospek untuk berkembang dibina secara individual dan di dorong menjadi anggota assosiasi, kelompok himpunan yang baru. Dengan adanya kelompok maupun himpunan akan mempermudah pembentukan jaringan usaha dalam persaingan. b. Pendekatan Melalui Koperasi. Pengusaha kecil yang belum layak ekonomi di dorong untuk menjadi anggota koperasi. membentuk koperasi baru atau bagi pengusaha kecil yang telah membentuk kelompok dapat menjadi unit usaha. c. Strategi Pembinaan. Strategi yang ditempuh dalam melaksanakan pengembangan dalam di lakukan dengan : 1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif Untuk menciptakan iklim usaha ini dapat dilakukan dengan menetapkan peraturan perundang-undangan yang meliputi berbagai aspek : (1). Aspek pendanaan Dalam aspek pendanaan, Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk : (a) memperluas sumber pendanaan, (b) meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan, dan (c) wemberikan kemudahan dalam pendanaan, seperti : Kredit Perbankan Dalam aspek pendanaan ini, Pemerintah menyediakan berbagai skim kredit dari perbankan untuk Koperasi dan Usaha Kecil antara lain Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Kepala KUD (KKUD), Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), Kredit Usaha Kecil (KUK), dan Kredit Kelayakan Usaha (KKU) Khusus untuk KKU. kredit ini lebih menitikberatkan pada potensi atau kelayakan usaha dari pada agunan yang biasanya dijadikan persyaratan oleh bank selama ini dalam pemberian kredit untuk berusaha. Dalam kaitan pendanaan bagi Koperasi dan Usaha Kecil ini, perlu dicatat bahwa BRI telah dan sedang terus meningkatkan pangsanya melalui pemberian kredit kepada Koperasi dan Usaha Kecil. Kalau pada tahun 1991 pangsa kredit BRI masih dibawah 25%, sekarang telah mendekati angka 45% dan akan terus ditingkatkan untuk mencapai target 75%. Pembiayaan Non Bank Disamping sumber dana dari lembaga perbankan, untuk memperkuat permodalan bagi Koperasi dan Usaha Kecil juga dikembangkan pendanaan dari lembaga pembiayaan bukan bank antara lain ; Kredit Candak Kulak (KCK), Usaha Simpan Pinjam Koperasi, Pegadaian, dana pembinaan yang berasal dari sebagian laba BUMN, dan yang juga sedang dikembangkan adalah sumber pendanaan dari Perusahaan Modal Ventura (PMV). Sejak tahun 1991 sampai dengan tahun ini telah didirikan lebih e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 3
4 dan 32 PMV dengan modal keseluruhan sebanyak Rp 206,1 miliar. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan penyertaan modal kepada sejumlah perusahaan patungan usaha yang melibatkan 93 Koperasi dan Usaha Kecil. Melalui modal ventura ini, Koperasi dan Usaha Kecil tidak lagi dibebani dengan masalah beban bunga yang barus dibayar setiap bulan. (2). Aspek Persaingan Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk : (a) meningkatkan kerja sama sesama Usaha Kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi, dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar Usaha Kecil, (b) mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli. dan monopsoni yang merugikan Usaha Kecil, dan (c) mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Kecil. Berkaitan dengan aspek persaingan ini pemerintah memberikan peluang usaha bagi usaha kecil dalam pengadaan barang pemerintah berdasarkan Keppres No.16/1994 jo Keppres No. 24/1995. Dalam pelaksanaannya untuk pengadaan barang dan jasa melalui Keppres No. 16/1994 jo Keppres No. 24/1995. Berdasarkan laporan Gubernur seluruh Indonesia realisasi pengadaan barang dan jasa pengusaha kecil dan koperasi tahun 1995/1996 sebesar Rp 1,27 trilyun atau sebesar 1,5% dari nilai DIP/DIK sebesar Rp 77,9 trilyun. (3). Aspek Prasarana Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk : (a) mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Kecil, dan (b) memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Kecil. (4). Aspek Informasi Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk: (a) membentuk dan memanfaatkan bank data dan jaringan informasi bisnis, dan (b) mengadakan dan meyebarkan informasi mengenai pasar, teknologi, desain, dan mutu. (5). Aspek Kemitraan Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk: (a) mewujudkan kemitraan, dan (b) mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan Koperasi dan Usaha Kecil dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan Usaha Menengah dan Usaha Besar.Untuk meningkatkan dan megembangkan kemitraan, bersama-sama dengan Departemen dan instansi terkait telah dikembangkan berbagai pola kemitraan yaitu Pola lnti-plasma, Subkontrak, Dagang Umum, Waralaba, Keagenan dan bentuk-bentuk lainnya. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 4
5 Berdasarkan hasil koordinasi dengan lnstansi Terkait dan laporan dari Kanwil Depkop dan PPK, sampai saat ini telah terjalin hubungan kemitraan 372 BUMS/BUMN dengan Koperasi/KUD dengan nilai kemitraan Rp juta. Selanjutnya kemitran dengan kelompok Jimbaran telah dilaksanakan inventarisasi. Koperasi dan Usaha Kecil yang telah bermitra dengan Usaha Besar. Data sementara hasil inventarisasi telah ada Koperasi/Usaha Kecil melakukan kemitraan dengan 35 group Usaha Besar Kelompok Jimbaran dengan nilai kemitraan Rp 2,8 trilyun. (6). Aspek Yang Lain Dalam aspek perizinan usaha, Pemerintah telah dan akan mendapat peraturan perundang-undangan dan kebijaksanan untuk: (a) menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan mengupayakan terwujudnya sistem satu atap, dan (b) memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. (7). Aspek Perlindungan Pemerintah menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk: (a) menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta loksai lainnya, (b) mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun-temurun, dan (c) mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan Usaha Kecil melalui pengadaan secara langsung dari Usaha Kecil. 2. Program pembinaan dan Pengembangan Pengusaha Kecil Selain penumbuhan iklim usaha yang kondusi, pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil juga dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan, baik oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat diberbagai bidang usaha : a). Pembinaan dan pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan dilakukan dengan : (1) meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan, (2) meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan dan (3) memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan. b). Pembinaan dan pengembangan dalam bidang pemasaran, baik dalam maupun di luar negeri dilakukan dengan : (1) melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, (2) meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran (3) menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar. (4) mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. dan (5) memasarkan produk usaha kecil. c). Pembinaan dan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia dilakukan dengan (a) memasyarakatkan dan memberdayakan kewirausahaan, (b) meningkatkan e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 5
6 ketrampilan teknis manajerial, (c) membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil dan (d) menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil. Sampai saat ini telah ditempatkan tenaga Petugas Konsultasi Lapangan (PKL) sejumlah orang yang tersebar disetiap Kabupaten, seluruh Indonesia. d). Selanjutnya pembinaan dan pengembangan dalam bidang teknologi dilakukan dengan : (1) meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu, (2) meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru, (3) memberikan insentif kepada Usaha Kecil yang menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup, (4) meningkatkan kerja sama dan alih teknologi. (5) meningkatkan kemampuan memenuhi standardisasi teknologi, dan (6) menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi Usaha Kecil. Untuk pengembangan pengusaha kecil dibidang teknologi ini telah diadakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam pengembangan Inkubatof yang saat ini telah kerjasama dengan 13 Perguruan Tinggi. III. USAHA KECIL SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN PROFESI 1. Kondisi Usaha Kecil a. Penyebaran Diberbagai Sektor Usaha Pengusaha kecil jumlahnya cukup besar dan bergerak di berbagai sektor ekonomi serta tersebar di seluruh wilayah Indonesia, oleh karena itu mempunyai potensi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nsional. Hal ini dapat ditunjukkan dan data BPS tahun 1995, pengusaha Kecil di Indonesia sejumlah 33,4 juta yang tersebar di berbagai sektor dengan rincian berusaha di sektor pertanian 21,3 juta (63,8%), berusaha di sektor pertambangan/penggalian 0,87 jura (2,6%), berusaha di sektor industri pengolahan 2,5 juta (7,5%), berusaha di sektor bagunan/konstruksi 0,87 juta (2,6%). berusaha di sektor perdagangan 5,8 juta (17,4%) berusaha di sektor angkutan (darat/sungai/danau) 1.2 juta (3,6%), berusaha di sektor keuangan dan asuransi 0,2 juta (0,6%) clan berusaha di sektor jasa 1,6 juta (4,8%). b. Kondisi Berdasarkan Omzet Apabila dilihat dari batasan omzet, sampai dengan Rp. 10 juta 89,5%, Rp 10 juta s/d Rp 49,9 juta 8,1%, Rp 50 juta s/d Rp 99 juta 1,3%, Rp 100 juta s/d Rp 499 juta 1,0% dan Rp 500 juta s/d Rp 1 milyar 8,1 %. c. Tingkat Pendidikan Kemudian dikaitkan dengan tingkat pendidikan, pengusaha kecil dan menengah di Indonesia pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah, sebagian begai usaha kecil lebih dari 94% berpendidikan paling tinggi SMTP dan hanya 5,8% berpendidikan SMTA keatas. Berdasarkan kondisi pengusaha kecil yang demikian dikaitkan dengan sistem akuntansi pola pembinaannya pun akan berbeda. Untuk strata yang mempunyai omzet Rp 50 juta s/d Rp 100 juta pada umumnya belum memiliki pembukuan yang baik. Oleh karena itu e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 6
7 perlu adanya bimbingan dan konsultasi tentang cara penyusunan pembukuan, pelajaran, sistem pengendalian intern, penyusunan prosedur serta mekanisme kerja agar efisien dan efektif yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Pengusaha kecil yang memiliki omzet Rp 100 juta s/d Rp 1 milyar perlu adanya bimbingan dan konsultasi mengenai Financial Audit, Management Audit dan Operasional Audit, dengan demikian organisasi dan manajemen serta program dan kegiatan serta laporan keuangan yang disusun oleh pengusaha kecil dapat sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia. Dengan demikian apabila diperiksa oleh akuntan publik dapat menghasilkan kualifikasi wajar tanpa syarat. Akuntansi sebagai alat manajemen dapat memberikan telaahan terhadap usaha yang telah dan sedang dilakukan untuk dapat memberikan bahan informasi dalam pengambilan keputusan bagi manajemen. Dengan diterapkannya prinsip akuntansi di dalam perusahaan akan membantu pengusaha kecil dalam mengambil keputusan. 2. Pemberdayaan Usaha Kecil Telah ditegaskan dalam Undang-Undang No. 9/1995 tentang Usaha Kecil bahwa pemberdayaan usaha kecil dilaksanakan oleh Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dengan pemberdayaan usaha kecil diharapkan usaha kecil menjadi tangguh, mandiri dan juga dapat berkembang menjadi usaha menengah. Untuk itu perlu adanya pembinaan secara intensif dan yang mengarah kepada pembinaan secara individual berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil yang bersangkutan. 3. Keberhasilan Pembinaan Usaha Kecil di Amerika Serikat Terdapat tiga program pokok dari Small Business Administration (SBA) yaitu : a. Program Garansi Pinjaman (Loan Guaranti Program), yaitu SBA menyediakan garansi terhadap pinjaman usaha kecil senilai maksimum US $ b. Bantuan teknis dan manajemen meliputi : (a). Pusat Informasi Bisnis (Bisnis Information Center). Dewasa ini terdapat 25 Pusat Informasi Bisnis kepada usaha kecil yang dikembangkan bersama perusahaan swasta. (b). Pusat Pengembangan Usaha Kecil (Small Business Development Centres atau SBDC). Pengadaan barang dan jasa pemerintah (c). (Government Procurement). Dalam tahun 1992 usaha kecil mendapat nilai kontrak pengadaan sebesar US $ 61,6 milyar dari total kontrak pengadaan sebesar US :& 199,8 milyar atau sebesar 30,6% dari total pengadaan barang dan jasa pemerintah dan terjadi peningkatan bila dibandingkan tahun 1991 yang hanya sebesar 29,9%. Tenaga Sukarelawan (d). Konsultan atau (Service Corp's of Retired Executives/Score). Dewasa ini terdapat tenaga konsultan ahli diantaranya 80% tenaga sukarelawan dan pengusaha yang sudah pensiun, yang memberikan pelayanan konsultasi manajemen dan teknik kepada usaha kecil (e). Penyediaan lokasi usaha strategis dan nilai modal kepada usaha kecil. c. Advocacy, Kantor advocacy di bawah SBA memberikan usulan dan sasaran untuk memberdayakan usaha kecil kepada pemeintah dan kongres. Tahun 1995 telah disampaikan 60 rekomendasi untuk memberdayakan usaha kecil dalam pengembangan usaha nasional. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 7
8 Dengan besarnya perhatian terhadap pembinaan usaha kecil di Amerika, maka jumlah usaha kecil maupun perannya di Amerika Serikat semakin meningkat. Bila pada tahun 1995 jumlah pengusaha kecil 21,5 juta maka, pada tahun 1997 telah mencapai 23 juta usaha kecil. Peranan terhadap produk nasional bruto juga meningkat, bila pada tahun 1993 telah mencapai 40%. 4. Peluang Usaha Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keputusan Presiden No. 16/1994 jo Keppres 24/1995 Pengusaha Kecil dan Koperasi diberikan peluang usaha untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pelaksanaannya selama dua tahun ini belum ada yang mengevaluasi apakah peluang usaha dimaksud benar-benar dapat dimanfaatkan oleh usaha kecil dan koperasi. Disamping itu belum ada sistem pengendalian dan pelaporan mengenai pemanfaatan peluang usaha pengadaan barang dan jasa oleh Pemerintah. Peluang usaha tersebut memberikan kepastian usaha kepada usaha kecil dan koperasi. Data yang dapat dihimpun oleh Depkop dan PPK baru 1.5% peluang usaha tersebut dimanfaatkan oleh usaha kecil dan koperasi. Apabila tidak ditangani secara sungguh-sungguh maka peluang usaha tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu mengingat tenaga Akuntan sebagian besar bekerja di lnstansi Pemerintah dan BUMN diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk penyusunan sistem pengendalian dan laporan pelaksanaan Keppres dimaksud. Disamping itu juga mengadakan evaluasi pemanfaatan peluang usaha dimaksud. 5. Pusat Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Dalam rangka melaksanakan pembinaan usaha kecil beberapa Departemen Teknis telah membuat Pilot Proyek pembentukan wadah/lembaga sebagai tempat untuk memberikan informasi dan konsultasi. Departemen Perindustrian dan Perdagangan membentuk pusat Informasi Bisnis (WARSI) dan Klinik Konsultasi Usaha di beberapa Kabupaten. Departemen Koperasi dan PPK membuat Pilot Proyek pembentukan Pusat Konsultasi Koperasi dan Pengusaha Kecil bekerja sama dengan Perguruan Tinggi ditingkat Propinsi. Disamping itu juga dibentuk Unit Konsultasi Keliling kerjasama dengan Konsultan. Lembaga yang dibentuk sebagai Pilot Proyek ini belum berjalan secara efektif dan efisien karena tujuan dan sasaran Pembinaan PK dikaitkan dengan tugas dan fungsi oleh Departemen yang bersangkutan. Beberapa pemikiran untuk pembentukan PPUK sebagai berikut : a. Pembentukan PPUK bertujuan untuk memberdayakan usaha kecil dengan memberikan bantuan manajemen dalam bentuk konsultasi dan informasi usaha secara terpadu dan profesional. b. PPUK dirancang sebagai "vocal point" dalam mengkaitkan seluruh sumber daya yang tersedia baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. c. PPUK dibawah manajemen dan arahan Depkop dan PPK tanpa mengurangi eksistensi dan peran instansi terkait dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha kecil. d. Tanggung jawab manajemen program secara keseluruhan ada pada Depkop dan PPK di berbagai tingkat organisasinya, tanggung jawab di tingkat pusat Dirjen PPK, di tingkat Kanwil Kabit PPK dan di tingkat Kabupaten oleh Kasi PPK. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 8
9 e. Program PPUK merupakan program kerjasama antara Departemen Koperasi dan PPK, dunia usaha dari setiap masyarakat setiap tahun untuk menetapkan kesepakatan bersama dalam penyediaan konsultasi, pelatihan dan dukungan khusus bagi pengusaha kecil. f. Pembentukan PPUK disuatu wilayah jumlahnya berdasarkan kebutuhan dan sebaran pengusaha kecil diwilayah tersebut. g. Unit organisasi PPUK dibentuk berdasarkan kendala dan kelemahan yang dihadapi oleh pengusaha kecil (disesuaikan dengan strategi pembinaan meliputi bidang pemasaran, permodalan, organisasi dan manajemen, teknologi dan kemitraan). h. PPUK memiliki tanggung jawab dan wewenang : - Menyampaikan program tahunan kepada Direktur Jenderal Pembinaan pengusaha Kecil dengan memperhatikan kepentingan Nasional, Daerah Tingkat I dan Tingkat II. - Mengembangkan rencana implementasi dan mengoperasikan PPUK berdasarkan kesepakatan program tahunan. - Mematuhi ketentuan yang berlaku, Garis-Garis Besar Kebijaksanaan PPUK dan persyaratan yang tertuang dalam Kesepakatan Bersama. - Memperluas pelayanan apabila diperlukan dan meningkatkan basis pembiayaan. Berdasarkan beberapa pemikiran tersebut untuk memberikan bimbingan dan konsultasi di bidang organisasi dan manajemen, keahlian akuntnan sebagai suatu profesi mempunyai pecan yang sangat besar. Tuntutan profesi sebagai suatu kepedulian terhadap pengembangan usaha kecil diperlukan suatu pengorbanan yang cukup besar baik dari aspek sumbangan pemikiran, biaya maupun waktu yang diperlukan. Sebagai implementasinya diperlukan pengintegrasian lembaga/wadah yang telah dibentuk oleh berbagai Departemen. dunia usaha maupun masyarakat kedalam suatu wadah PPUK trsebut. Berkaitan degan pembinaan pengusaha kecil ini diharapkan ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyusun program bimbingan dan konsultasi di bidang organisasi dan manajemen berdasarkan strata usaha kecil yang kami uraikan diatas yang dijadikan program terpadu dalam wadah PPUK. PENUTUP 1. Sebagaimana ditegaskan oleh Bapak Mentri Koperasi dalam pidato pada Hari Koperasi bahwa perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil belum mencapai taraf yang kita dambakan. Perannya dalam perekonomian nasional masih terlalu kecil, karena itu kita harus terus meningkatkan segala daya Upaya yang selama ini kita lakukan. Berkembangnya pengusaha kecil dan Koperasi akan memperluas lapangan kerja, pemerataan. penguasaan teknologi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi, bahkan juga akan memantapkan kemandirian ekonomi bangsa karena meningkatnya kemandirian masyarakat dan warga masyarakat. Dengan demikian akan memperkuat pula kesinambungan pembangunan dan stabilitas ekonomi. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 9
10 2. Harapan ke arah untuk meningkatkan peran usaha kecil dalam perekonomian nasional tentu masih membutuhkan perjuangan dan kerja keras dari seluruh lapisan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Perlunya kerja keras untuk memberdayakan usaha kecil untuk berperan secara nyata dalam perekonomian nasional disebabkan oleh adanya tuntutan ke arah itu yang semakin jelas terutama dengan adanya ketentuan-ketentuan untuk diberlakukannya sistem perdagangan bebas yang time frame-nya sudah sangat pasti. Dengan demikian dan kondisi lingkungan yang berubah, serta panggilan terhadap tuntutan profesi akuntan sebagai suatu perwujudan kepedulian terhadap pembinaan pengusaha kecil yang pengintegrasian programnya ke dalam wadah PPUK diharapkan dapat mempercepat untuk mewujudkan pengusaha kecil tangguh, mandiri dan meningkat menjadi menengah. e-usu Repository 2004 Universitas Suamtera Utara 10
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 melaksanakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: Mengingat: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Lebih terperinciMenetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/1998, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL *35684 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional
Lebih terperinciUndang Undang No. 9 Tahun tentang Usaha Kecil;
Undang Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang : Usaha Kecil Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 9 TAHUN 1995 (9/1995) Tanggal : 26 DESEMBER 1995 (JAKARTA) Sumber : LN 74; TLN 3611 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM
BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERDAYAAN SENTRA USAHA KECIL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGIROE ACEH DARUSSALAM,
Lebih terperinciWALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciMEMILIH USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA
286 Memilih Usaha Kecil Dan Pengembangannya MEMILIH USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA Oleh Sri Wahyuningsih Abstract:Tulisan ini berusaha menjelaskan kiat memilih usaha kecil dan strategi pengembangannya.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BEUTUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa masyarakat adil
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REBUPLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REBUPLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciBAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)
No.4866 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa usaha mikro, kecil,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Repbulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 3
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH I. UMUM Pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU
GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN, DAN PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO,
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa Koperasi,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan andal sebagai usaha
Lebih terperinciNOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH
LAMPIRAN: RANCANAN ER SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk lebih mempercepat perwujudan perekonomian nasional yang mandiri dan
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO
SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN ALAT BANTU PRODUKSI LOKAL BAGI USAHA BIDANG PEREKONOMIAN
GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN ALAT BANTU PRODUKSI LOKAL BAGI USAHA BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOM0R 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOM0R 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KEDIRI
PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara
Lebih terperinciI. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR.. TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR.. TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa pembangunan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 8 2016 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BEKASI,
Lebih terperinci- 3 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO. dan BUPATI MOJOKERTO MEMUTUSKAN :
PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KENDAL
Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian
Lebih terperincibahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
WALIKOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 5 TAHUN 2015 PI'MBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 940/Kpts/OT.210/10/97 TENTANG PEDOMAN KEMITRAAN USAHA PERTANIAN
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 940/Kpts/OT.210/10/97 TENTANG PEDOMAN KEMITRAAN USAHA PERTANIAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : 1. bahwa kemitraan usaha merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012
4 Oktober 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 3/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG USARA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT THAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2001 TENTANG BIDANG/JENIS USAHA YANG DICADANGKAN UNTUK USAHA KECIL DAN BIDANG/JENIS USAHA YANG TERBUKA UNTUK USAHA MENENGAH ATAU BESAR DENGAN SYARAT
Lebih terperinciA RA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN INDUSTRI MEBEL
SALINAN A RA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN INDUSTRI MEBEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Koperasi dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH POLEWALI MANDAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR Menimbang
Lebih terperinciPENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan manifestasi dari ekonomi rakyat, memiliki kedudukan, peran, dan potensi yang strategis dalam perekonomian
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa Koperasi di Provinsi Lampung sebagai pelaku
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciPENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL DAN MENENGAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi hutan rakyat Definisi Hutan rakyat dapat berbeda-beda tergantung batasan yang diberikan. Hutan rakyat menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang :
Lebih terperinciSALINAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 1988 TANGGAL 28 JANUARI 1988 TENTANG KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI ANGGARAN DASAR 24 SEPTEMBER 1987 MUKADIMAH Pengusaha Indonesia menyadari sedalam-dalamnya bahwa
Lebih terperinci2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.40, 2013 KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang :
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI
1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinci