2017 KESADARAN ATLET BULUTANGKIS TERHADAP GAYA HIDUP SEHAT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkat Berat merupakan salah satu cabang olahraga di bawah naungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup. bidang ilmu pengetahuan masing-masing tokoh yang mengemukakannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

Bab II. Landasan Teori. menyatakan bahwa strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2016 HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL KETEPATAN SERVIS ATAS PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Hilman Firmansyah, 2015

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

2015 IPLEMENTASI FUZZY SUGENO DAN FORWARD CHAINING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGATURAN NUTRISI DAN MAKANAN ATLET

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bulutangkis di Indonesia berkembang seiring dengan ilmu

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, aktualisasi (Stein & Howard dalam Kharis, 2014, hlm. 8). Kesadaran sangat penting dimiliki oleh atlet, menurut Komarudin (2015, hlm. 42) Atlet harus menampilkan keterampilannya dengan penuh kesadaran. Atlet harus mampu mengendalikan otot-ototnya, emosinya dan pemikirannya yang terintegrasi dalam penampilannya. Ketika atlet sadar dan fokus terhadap tugas yang harus dilakukannya, atlet harus memiliki kendali untuk mengatasi berbagai situasi. Terkadang banyak atlet yang tak mampu mengendalikan keinginannya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik untuk tubuhnya, maka dengan kata lain atlet tak mampu mengendalikan dirinya untuk kemajuan penampilannya. Kesadaran yang dibutuhkan atlet saat ini bukan hanya berlatih tapi mampu menjaga gaya hidupnya. Menurut Assael (dalam Simajuntak, 2015, hlm. 1) gaya hidup adalah A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest) and what they think of themselves and the world around them (opinions). Secara umum diartikan bahwa sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungannya (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia sekitar (opini). Gaya hidup menurut Pialang (dalam Akbar, 2012, hlm. 10) Beberapa sifat umum gaya hidup adalah gaya hidup sebagai sebuah pola, yaitu sesuatu yang dilakukan atau tampil secara berulang-ulang. Pada setiap cara hidup setiap orang akan berbeda. Cara hidup bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan, diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilakan tindakan agar mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk dapat dikuasai, cara harus diketahui, digunakan dan dibiasakan. Dalam ruang lingkup 1

2 atlet akan berkaitan dengan kesehatan, gaya hidup yang harus dimiliki oleh atlet adalah gaya hidup sehat. Menjaga gaya hidup sehat pada atlet sangat penting untuk dilakukan. Tapi faktanya masih banyak atlet yang tidak sadar terhadap kebutuhan melakukan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat menurut Kusmaedi (dalam Iqbal, 2014, hlm. 8) Gaya hidup sehat adalah suatu cara atau metode bertindak atau berpenampilan yang diatur oleh standar-standar kesehatan tertentu. Dibandingkan dengan masyarakat umum atau non atlet, kebutuhan memiliki gaya hidup sehat pada atlet harus lebih tinggi karena dengan memiliki aktivitas yang lebih berat berpengaruh pada penampilannya sehingga harus diimbangi dengan gaya hidup yang sehat. Pada saat ini gaya hidup sehat sedang populer dikalangan masyarakat luas, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya restoran-restoran yang mengusung tema kesehatan, maupun banyaknya tempat pelatihan untuk mengatur gaya hidup sehat. Masyarakat mulai memahami dan sadar untuk hidup sehat salah satunya dengan mengikuti gaya hidup yang sehat. Jika dalam ruang lingkup masyarakat umum mulai mampu menyadari pentingnya hidup sehat, maka para atlet dalam dunia olahraga untuk prestasi memiliki kewajiban untuk lebih sadar akan gaya hidup sehat. Dalam menunjang penampilan atlet untuk memiliki performa yang baik tidak berdasarkan seberapa sering atlet tersebut berlatih. Selain faktor psikologis, fisik, taktik terdapat faktor lain yaitu berupa gaya hidup sehat atlet tersebut. Menurut Irianto (2006, hlm. 139) terdapat tiga faktor utama atlet dapat dikatakan memiliki gaya hidup sehat yaitu Derajat kesehatan dan kebugaran seseorang dipengaruhi tiga faktor utama, yakni pengaturan makan, istirahat, olahraga. Jika para olahragawan memiliki aktivitas kerja yang tinggi maka dibutuhkan keseimbangan dalam pengaturan makan yang baik dan istirahat yang dapat memulihkan kembali tenaga yang telah terkuras. Pola makan menurut Farida (dalam Akbar, 2012, hlm. 15) adalah Susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang tertentu. Pola makan sehat menurut Kardjono (2013, hlm. 8) menyebutkan bahwa Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya bila makanan

3 tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat esensial tertentu. Zat esensial tersebut dapat didatangkan dari makanan yang kita makan, jika atlet tidak memakan makanan yang baik dan sehat maka fungsi tubuhnya akan terganggu. Hoyt (dalam Dharma, 2011, hlm 54) menjelaskan bahwa : Seorang atlet berusaha untuk memaksimalkan kinerjanya, dan dia sadar bahwa setiap gangguan terhadap sistem tubuh yang akan menghambatnya. Tubuh atlet yang berfungsi dengan baik adalah penting untuk meraih kinerja yang optimal, yaitu dengan hanya memasok bahan bakar kualitas terbaik melalui makanan dan minuman sebelum dan selama kompetisi. Pada dasarnya pola makan sehat sangatlah penting untuk menunjang metabolisme tubuh untuk melakukan aktivitas berat seperti atlet, tetapi dari fakta tersebut saat ini masih banyak atlet yang tidak memperhatikan asupan sehat untuk tubuhnya. Maka dari itu betapa pentingnya kesadaran atlet untuk memahami dirinya mengkonsumsi pola makan sehat serta istirahat yang cukup. Aktivitas yang dilakukan oleh atlet tergolong aktivitas yang berat, setelah beraktivitas atlet membutuhkan istirahat yang cukup agar kondisi tubuhnya dapat tetap dalam kondisi yang baik. Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan. Sedangkan tidur adalah keadaan fisiologi dari istirahat untuk kebutuhan tubuh dan pikiran. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, karena dengan tidur tubuh dapat kembali segar dan kembali memiliki tenaga yang utuh. Manfaat lain dari tidur adalah dapat memulihkan kembali fungsi tubuh. Menurut Potter (dalam Maqassary, 2014, hlm. 1) Tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode kerja berikutnya. Atlet membutuhkan pola istirahat tersebut, pola istirahat yang baik dan benar masih belum disadari oleh atlet, nyatanya dalam fungsi tubuh manusia istirahat yang cukup dan pada waktu-waktu yang tepat akan membuat tubuh menjadi lebih segar. Atlet tidak menyadari betapa pentingnya istirahat pada waktu yang tepat, yang dilakukan adalah dengan tidur hingga larut malam, tanpa disadari tidur larut malam akan memberikan dampak pada kondisi sang atlet, hal tersebut akan saling bersinggungan dengan kondisi penampilan atlet. Tidak hanya atlet, pelatihpun sangat penting memberikan pengetahuan tentang gaya hidup yang benar untuk atletnya. Karena masalah yang berkembang

4 saat ini yaitu masih banyak atlet dan pelatih yang tidak sadar terhadap gaya hidup untuk kesehatannya. Kesadaran diri merupakan bagian penting untuk mencapai penampilan puncak dalam olahraga. Penulis memilih cabang olahraga bulutangkis karena bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga populer di Indonesia yang sejak lama telah banyak menorehkan prestasi di kancah Internasional. Penulis ingin melihat apakah cabang olahraga prestasi yang sejak lama telah memiliki banyak prestasi, memiliki atlet yang sadar akan gaya hidup sehat. Ber-iringan dengan hal tersebut apakah lembaga memiliki perhatian khusus untuk mengarahkan para atletnya untuk memiliki gaya hidup sehat. Berangkat dari hal-hal diatas saya sebagai penulis ingin mengetahui bagaimanakah kesadaran atlet terhadap gaya hidup sehat, dengan melihat kesadaran yang dimiliki atlet maka dapat dilihat pula bagaimana kepeduliannya terhadap pemuncakan prestasinya, karena dengan gaya hidup yang sehat akan mempengaruhi penampilan atlet baik saat latihan, sebelum pertandingan dan sesudah pertandingan. B. Rumusan Masalah Penelitian : 1. Bagaimana gambaran tingkat kesadaran atlet bulutangkis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI tentang gaya hidup sehat pada pola makan sehat? 2. Bagaimana gambaran tingkat kesadaran atlet bulutangkis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI tentang gaya hidup sehat pada pola istirahat? C. Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran atlet bulutangkis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI tentang gaya hidup sehat pada pola makan sehat? 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran atlet bulutangkis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI tentang gaya hidup sehat pada pola istirahat?

5 D. Manfaat penelitian Teoritis 1. Penelitian ini berguna untuk melihat seberapa sadar atlet terhadap gaya hidup sehat. 2. Pentingnya kesadaran untuk mencapai prestasi puncak pada atlet. 3. Melihat seberapa jauh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI memperhatikan atlet untuk memiliki kesadaran terhadap gaya hidupnya. 4. Pentingnya memiliki atlet yang sadar terhadap gaya hidup sehat. 5. Pentingnya keilmuan tentang kesadaran gaya hidup sehat terhadap penampilan atlet. Praktis 1. Agar pelatih lebih memberikan pengetahuan tentang gaya hidup sehat kepada atletnya 2. Agar atlet mengetahui pentingnya memiliki gaya hidup sehat. 3. Agar lembaga pengelolaan olahraga prestasi untuk lebih memperhatikan gaya hidup sehat atletnya. E. Struktur organisasi Agar penelitian terancang dengan baik, maka perlu adanya penyusunan secara terstruktur. Untuk itu, penulis memaparkan struktur penelitian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian B. Rumusan masalah penelitian C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Struktur organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Olahraga Bulutangkis 1. Sejarah Olahraga Bulutangkis 2. Karakteristik Olahraga Bulutangkis

6 3. Karakteristik Atlet Bulutangkis B. Kesadaran diri 1. Konsep Kesadaran Diri 2. Indikator Kesadaran Diri 3. Pembinaan Meningkatkan Kesadaran Atlet 4. Pembinaan Kesadaran Diri di UKM Bulutangkis UPI C. Gaya Hidup Sehat 1. Konsep Gaya Hidup Sehat 2. Pola Makan Sehat 2.1 Fungsi Makanan Sehat Bagi Atlet 2.2 Makanan Sehat Bagi Atlet 2.3 Jenis Makanan Yang Harus Dihindari Oleh Atlet 2.4 Kebutuhan Zat Gizi Bagi Atlet 2.5 Prinsip Makanan Bagi Atlet Pada Masa Latihan, Masa Pertandingan dan Setelah Pertandingam 3. Istirahat Sehat 3.1. Pengertian Istirahat Sehat 3.2. Fisiologis Atlet pada saat Istirahat 4. Kesadaran Atlet Bulutangkis Terhadap Makanan Sehat dan Istirahat Sehat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian B. Partisipan C. Populasi dan sampel D. Instrumen penelitian E. Prosedur penelitian F. Analisis data BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan analisis data B. Pembahasan dan analisis temuan

7 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan B. Implikasi dan rekomendasi