Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi di PDAM Kota Salatiga Menggunakan Framework COBIT 5 Dengan Domain EDM

dokumen-dokumen yang mirip
COBIT 5: ENABLING PROCESSES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas Jenderal Achmad Yani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURABAYA DENGAN KERANGKA KERJA COBIT

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI BANDUNG. Hasan As ari 1) Rini Astuti 2)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA TINGKAT KAPABILITAS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

AUDIT SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PERMINTAAN LAYANAN DAN INSIDEN MENGGUNAKAN COBIT

Devie Firmansyah STMIK& PKN LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456 Bandung (022)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

Keywords: IT Governance Analysis, COBIT 5, MEA02, Capability Level, Operation and Maintenance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Analisis Tata Kelola TI, COBIT 5, MEA01, Tingkat Kapabilitas, Rumah Sakit

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terkait dengan penulisan tugas akhir sebagai berikut :

ANALISIS TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERDASARKAN COBIT 5 (MEA01) PADA RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

:Tata Kelola, COBIT 5, Tingkat Kapabilitas, Kesenjangan

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan

Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 5.0 Domain DSS pada PT Erajaya Swasembada, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

ANALISIS PROSES PERMINTAAN LAYANAN DAN INSIDEN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (DSS02) DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BPPT KOTA SEMARANG

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Journal of Information System

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Universitas Multimedia Nusantara Periode 2016

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS : DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN TINGKAT CAPABILITY TATA KELOLA TI PADA ASPEK MANAJEMAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUKURAN TINGKAT KAPABILITAS PROSES TATAKELOLA INFRASTRUKTUR JARINGAN PEMERINTAH DAERAH XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan

1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TATA KELOLA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RSI PKU MUHAMMADIYAH KABUPATEN TEGAL MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (MEA01)

Evaluasi Tata Kelola Sistem Informasi Keuangan PT Inti Cakrawala Citra Menggunakan Framework COBIT 5

DAFTAR ISI. Halaman Judul... ii. Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

EVALUASI TATA KELOLA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. PENGUIN INDONESIA

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis, NOSS A, COBIT 5, DSS. vi Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI Berdasarkan Proses DSS01 Pada Framework COBIT 5

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (EMIS) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 PT TDM BANDARLAMPUNG

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Audit Sistem Informasi Framework Cobit 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

ANALISIS SISTEM INFORMASI POTENSI DAERAH (SIPOTENDA) PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 (MEA01)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN KINERJA SISTEM KEPEGAWAIAN PADA DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KOTA PALEMBANG MENGGUNAKAN METODE COBIT 5

Sistem Informasi STMIK Amikom Purwokerto 1, 2 1,2 ABSTRAK

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DI PT SIER

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

ANALISA KINERJA SI TI PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENILAIAN TATA KELOLA TI BERDASARKAN EDM01 COBIT 5 Siti Sarah Abdullah 1, RR. Isni Anisah P. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...

Analisis Tingkat Kapabilitas Sistem Informasi Layanan Pengaduan Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5 DOMAIN APO (APO11) Pada LaporGub

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

Evaluasi Kinerja Teknologi Informasi Dana Pensiun Sekolah Kristen Salatiga Menggunakan Framework Cobit 5

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA UNIVERSITAS BINA DARMA MENGGUNAKAN COBIT 5.0

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI PT.INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA DOMAIN EDM DAN MEA

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU)

Transkripsi:

Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi di PDAM Kota Salatiga Menggunakan Framework COBIT 5 Dengan Domain EDM Artikel Ilmiah Peneliti : Index Luqida Aji (682013039) Yani Raharja S.E, MM Melkior N.N Sitokdana S.Kom, M.Cs Program Studi Sistem Infromasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

1. PENDAHULUAN Teknologi informasi merupakan suatu bagian yang saat ini menjadi penting didalam masyarakat umum. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat mememberikan dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi sekaligus memudahkan khalayak umum dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Beberapa tahun terakhir teknologi informasi mulai merambah ke sektor industri, yang dimana baik dalam segi bisnis maupun dalam manajemen sistem informasi. Teknologi informasi dapat menciptakan keunggulan bersaing, yang pada akhirnya didalam perusahaan melakukan penggunaan infrastruktur teknologi informasi menjadi sebuah kebutuhan strategi yang merupakan kunci yang memungkinkan implementasi dari sistem inovasi, mengurangi biaya, meningkatkan bargaining power, mendefinisikan kembali dan meningkatkan pelayanan dan memungkinkan perusahaan untuk menawarkan berbagai produk-produk baru. Selain itu, infrastruktur teknologi informasi dibutuhkan oleh perusahaan agar dapat mengalami perubahan-perubahan gradual untuk mendapatkan keuntungan dengan adanya teknologi baru dan efisiensi. Teknologi informasi juga dibutuhkan untuk mengadakan perubahan-perubahan proses bisnis guna memenuhi kebutuhan strategi saat ini dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang dibutuhkan. Didalam organisasi bisnis sendiri terdapat suatu lingkungan yang didalamnya mencakup pengelolaan dann pengolahan data menjadi informasi yang menunjang dalam pengambilan keputusan terkait aktivitas bisnis yang dilakukan, yang disebut sebagai IT Governance. IT Governance bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang penting dalam sebuah organisasi karena peranan IT Governance dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran dari organisasi. Peranan IT Governance yang signifikan inilah yang tentu saja harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat sehingga kerugiankerugian yang mungkin bisa terjadi dapat dihindari. Tidak terkecuali pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota Salatiga yang juga memanfaatkan peranan TI dalam proses organisasinya.adapun di PDAM Kota Salatiga sendiri sudah terdapat bagian-bagian yang telah menggunakan TI dalam melakukan aktivitasnya, diantaranya pada bagian pelayanan pelanggan, sub bagian baca meter dan rekening, bagian akuntansi dan pada bagian pengadaan dan gudang. Dalam penggunaan TI PDAM Kota Salatiga memiliki aplikasi induk yang bernama Rekening Online, dimana aplikasi ini berguna untuk melakukan aktifitas hampir diseluruh bagian organisasi dengan fokus aplikasi atau fitur yang berbeda ditiap bagiannya. Aplikasi desktop Rekening Online ini berfungsi sebagai operasi induk yang digunakan untuk memasukkan data pelanggan PDAM sebagi informasi utama yang akan dikelola oleh bidang-bidang ataupun sub bagian yang ada di PDAM Kota Salatiga. Adapun data yang telah terinput oleh aplikasi akan disimpan ke database server yang berjalan secara online karena saat ini PDAM telah memberi kemudahan bagi pelanggan dimana terdapat outlet atau gerai milik pihak ketiga yang memberikan pelayanan dalam membayar tagihan rekening pemakaian air. Untuk itu akan dilakukkan penelitian tentang infrastrukstur TI pada PDAM kota Salatiga dengan rumusan masalah Bagaimana proses Tata Kelola TI pada Kantor PDAM kota Salatiga yang sudah berjalan, serta Sampai manakah tingkat

kematangan kondisi Infrastruktur TI yang berada di kantor PDAM kota Salatiga dan level berapakah harapan perusahaan terkait kematangan TI. Penelitian ini memiliki maksud menganalisis tata kelola TI pada kantor PDAM kota Salatiga. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi agar instansi dapat mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur TI yang sudah ada dan juga dapat memberikan rekomendasi atau solusi pada perusahaan dengan maksud agar perusahaan dapat terbantu dalam melakukan pengendalian terhadap masalah yang dihadapi sehingga perusahaan dapat mengetahui kelayakan terkait sistem informasi yang telah diterapkan pada perusahaan tersebut, sekaligus dapat meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dan integritas data dari sistem yang telah diterapkan. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT 5 yang memberikan kerangka kerja yang komprehensif yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan merekan dalam mengelola tetekelola TI sehingga dapat dioptimalkan. Didalam COBIT 5 terdapat Process Capability Model yang memberikan panduan bagaimanan merancang model kapabilitas optimasi sumber daya TI bagi perusahaan, hal tersebut dilakukan perusahaan untuk mengetahui apakah pengelolaan sumber daya TI sudah sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Model kapabilitas proses optimalisaasi sumber daya TI didasarkan pada proses Evaluate Direct and Monitoring (EDM) yang dimana proses-proses yang berkaitan dengan optimasi sumber daya TI serta hasil kerja yang dihasilkan akan dinilai. Model tersebut dapat digunakan untuk melihat nilai tingkat kapabilitas optimasi sumber daya TI pada perusahaan sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat kesiapan TI dalam mendukung proses tata kelola TI pada perusahaan tersebut, maka penulis akan melakukan sebuah analisis atau sebuah pengukuran untuk menjaga tata kelola IT dalam mencapai tujuan organisasi dan tetap menjaga efektifitas dan efisiensi kinerja seperti yang telah dirancang sebagai tujuan dari organisasi. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Analisis tata kelola IT menggunakan framework COBIT terhadap suatu instansi telah banyak dilakukan dalam berbagai jenis penelitian maupun riset, dan dari penelitian tersebut didapatkan rekomendasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki tata kelola TI yang sudah ada pada perusahaan maupun organisasi atau instansi terkait. Pertama, dari penelitian yang berjudul Audit Teknologi Informasi menggunakan FrameworkCOBIT 5 Pada Domain DSS (Delivery, Service, and Support) (Studi Kasus : igracias Telkom University)yang membahas mengenaiimplementasi framework COBIT 5 dalam melakukan kegiatan audit berupa pengevaluasian, menilai kapabilitas dan menyusun saran atau rekomendasi terhadap teknologi informasi di perusahaan terkait. Penelitian ini mencakup domain proses deliver, service and support (DSS). Hasil dari kajian yang dilakukan adalah memberi gambaran bahwa capability level keseluruhan yang diperolah berdasarkan keseluruhan rata-rata adalah 3 yang berarti sebagian besar aktifitas pada domain DSS untuk Direktorat SISFO Telkom University telah dilakukan, ada

standar penerapan dalam melakukan proses tersebut, terdokumentasi dan komunikasi berjalan dengan baik [1]. Kedua, penelitian yang berjudul Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan Framework COBIT. 5 di Kementerian ESDM (Studi Kasus pada Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM)mengemukakan tentang bagaimana tata kelola teknologi informasi yang berjalan di instansi tersebut dimana framework COBIT 5 digunakan sebagai sarana tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan dan pemanfaatan TI dalam pelayanan TI didalam instansi tersebut, yang diharapkan dapat memberikan rekomendasi terhadap kebijakan pengelolaan TI yang efektif dan efisien. Hasil yang didapatkan dari kajian yang dilakukan adalah bahwa rata-rata tingkat kapabilitas sebesar 4 pada rentang 0. Nilai kapabilitas tertinggi terdapat pada APO, DSS dan MEA yaitu sebesar 4, sedangkan nilai terendah terdapat pada EDM sebesar 2 yang berarti proses pelayanan IT sudah mencapai pada hasil yang diinginkan [2]. Ketiga, penelitian yang berjudul Pengukuran Kapabilitas Pengelolaan Sistem Informasi Sub Domain Deliver, Service, Support 01 Menggunakan Framework Cobit 5 Studi Kasus : Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandungmembahas tentang pengukuran tingkat kapabilitas Politeknik Komputer Niaga LPKIA menggunakan framework COBIT 5 subdomain deliver, service and support 01 (DSS01) mengenai pemanfaatan teknologi informasi guna menghadapi persaingan dan peluang di dunia pendidikan perguruan tinggi. Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan adalah nilai tingkat kapabilitas dari proses DSS01 adalah 1 yaitu dimana proses sudah diimplementasikan dan mencapai tujuan prosesnya [3]. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan dengan pustaka-pustaka yang telah dipaparkan diatas adalah, penelitian ini membahas tentang kematangan tata kelola TI yang berhubungan dengan kebutuhan sumber daya TI dan pengelolaan terhadap teknologi itu sendiri. Penelitian ini mencakup domain proses EDM (Evaluate, Direct and Monitoring) dimana proses-proses yang berkaitan dengan optimasi sumber daya TI serta hasil kerja yang dihasilkan akan dinilai. 2.2 TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Tata kelola (governance) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Adapun teknologi informasi (IT) adalah penerapan teknologi komputer yang merupakan peralatan teknik yang berupa perangkat keras dan perangkat lunak untuk menciptakan, menyimpan, mempertukarkan, dan menggunakan informasi dalam berbagai berbentuk. Sedangkan tata kelola teknologi informasi sendiri memiliki arti suatu susunan struktur yang berhubungan guna melakukan suatu proses untuk mengarahkan dan mengatur agar tujuan bisnis ataupun visi misi perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan pada pengertian diatas, dapat diartikan bahwa tata kelola teknologi informasi merupakan sebuah susunan cara yang dilakukan dan dijadikan tuntunan oleh pimpinan maupun eksekutif perusahaan untuk

melakukan pengelolaan terhadap sumber daya teknologi informasi pada perusahaan tersebut, khususnya dalam mendorong penggunaan teknologi informasi sekaligus menyelaraskan, mempertahankan dan memperluas strategi-strategi TI agar dapat berjalan sesuai tujuan atau visi misi perusahaan guna menunjang kesuksesan perusahaan di masa mendatang. Adapun kegunaan tata kelola TI adalah untuk mengatur penggunaan sumber daya TI, serta untuk memastikan agar kinerja TI sesuai dengan tujuannya yaitu: 1) memastikan keselarasan TI dengan strategi organisasi serta terkait dengan perealisasian dari keuntungan-keuntungan yang telah dijanjikan dari penerapan TI ; 2) memungkinkan perusahaan pengguna TI untuk dapat mengambil peluang yang ada serta memaksimalkan keuntungan dari penerapan TI tersebut ; 3) bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya TI ; 4) dapat memanajemen resiko yang ada terkait TI secara tepat [4]. 2.3 COBIT 5 Dalam penelitian ini mengaplikasikan framework COBIT 5 berguna untuk mengukur tingkat kematangan TI. COBIT 5 merupakan kerangka kerja tata kelola dan manajemen TI yang efektif karena dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan bisnis, serta dapat mengoptimalkan investasi, tingkat resiko dan penggunaan TI sehingga memberikan keuntungan bagi stakeholder. COBIT5 memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan praktek yang baik untuk kontrol teknologi informasi di dalam organisasi. Pengukuran kinerja manajemen teknologi infromasi perlu mengidentifikasi, mengetahui, sekaligus menyelaraskan kemampuan dan kekurangan organisasi saat ini guna melakukan evalusai penilaian kemampuan dengan menganalisis gap yang ada dan menetapkan target kemampuan untuk proses yang dipilih, serta dapat memberikan solusi perbaikan dan rekomendasi untuk meningkatkan kebutuhan dalam mencapai kesuksesan organisasi. Adapun didalam COBIT 5 sendiri saat ini terbagi menjadi 5 domain yang terdiri dari 37 model proses,berikut 37 model proses COBIT 5 yaitu 1) Domain Evaluate, Direct, and Monitor (EDM), terdiri dari 5 (lima) proses yaitu EDM01 Ensure governance framework setting and maintenance, EDM02 Ensure benefits delivery, EDM03Ensure risk optimization, EDM04 Ensure resource optimization, dan EDM05 Ensure stakeholder Transparency;2) Domain Align, Plan and Organize (APO) terdiri dari 13 (tiga belas) proses yaitu APO01Manage the IT management framework, APO02Manage strategy, APO03Manage enterprise architecture, APO04Manage inovation, APO05Manage portfolio, APO06Manage budget and costs, APO07Manage human resource, APO08Manage relationships, APO09Manage service agreements, APO10Manage supliers, APO11Manage quality, APO12Manage risk, APO13Manage security; 3) Domain Build, Acquire and Implement (BAI) terdiri dari 10 (sepuluh) proses yaitu BAI01 Manage programs and projects, BAI02 Manage requirementsdefinition, BAI03 Manage solutions identification and build, BAI04Manage availibility and capacity, BAI05Manage operasional change enablement, BAI06Manage changes, BAI07Manage changes acceptance and transitioning,

BAI08Manage knowledge, BAI09Manage assets, BAI10Manage configuration; 4) Domain Deliver, Service, and Support (DSS), terdiri dari 6 (enam) proses yaitu DSS01 Manage operations, DSS02 Manage service requests and incidents, DSS03 Manage problems, DSS04 Manage continuity, DSS05 Manage security services, dan DSS06 Manage business process Control; 5)Domain Monitor, Evaluate and Assess (MEA) terdiri 3 (tiga) proses yaitu MEA01 Monitor, evaluate and assess performance and conformance, MEA02 Monitor, evaluate and assess the system of internal control, MEA03 Monitor, evaluate and assess compliance with external requirements[5]. Alat pengukuran kinerja suatu sistem teknologi informasi adalah tingkat kematangan (maturity level),model Kapabilitas Proses (Process Capability Model/PCM), Analisis Kesenjangan (GAP analysis). Maturity level merupakan suatu metode untuk mengukur level atau tingkat perkembangan proses manajemen yang berjalan berdasarkan pencapaian-pencapaian terhadap tujuan perusahaan, adapun dengan penghitungan tingkat kematangan dapat terrlihat perkembangan guna mengurangi resiko sekaligus meningkatkan efisiensi kerja terkait sumber daya biaya maupun teknologi informasi yang ada. Tingkat kematangan untuk pengelolaan dan pengendalian pada proses teknologi informasi didasarkan pada metode evaluasi organisasi sehingga dapat mengevaluasi sendiri dari level 0 (non existent/tidak ada) hingga level 5 (Optimised). Tingkat kematangan dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan persoalan atau resiko yang ada dan bagaimana menentukan prioritas peningkatan tata kelola teknologi informasi. Tingkat kematangan dirancang sebagai profil proses teknologi informasi, sehingga organisasi akan dapat mengenalinya sebagai deskripsi kemungkinan keadaan sekarang dan mendatang [7]. Gambar 1. Maturity Model [5] Model Kapabilitas Proses (Process Capability Model/PCM) mempunyai enam tingkatan model kapabilitas dan sembilan atribut proses berdasarkan pencapaian proses tersebut. Dimana level 0 menandakan bahwa keberadaan pencapaian tujuan proses ataupun ketidak adaannya. Kegiatan penilaian adalah proses pemetaan penilaian untuk level 1 dengan demikian level lebih tinggi yang selanjutnya akan diraih. Karena hasil dari level 1 adalah penentuan apakah proses tersebut mencapai tujuan, maka hal tersebut penting untuk

dicapai yang dimana berdasarkan tiap pencapaian level akan menjadi pondasi untuk dapat mencapai level yang lebih tinggi [5]. Gambar 2. Model Kapabilitas proses dalam COBIT 5 [6] Berdasarkan dari gambar 2. pengukuran kapabilitas di setiap prosesnya dibedakan menjadi 6 (enam) tingkatan yang dapat dicapai oleh masing-masing proses, yaitu [6]: 1. Incomplete Process (Level 0), proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. 2. Performed Process (Level 1), proses telah diterapkan dan mencapai tujuan yang direncanakan. 3. Managed Process (Level 2), proses telah dijelaskan sebelumnya, sekarang diterapkan dalam suatu pengelolaan (direncanakan, dimonitor, disesuaikan) dan produk kerjanya secara tepat ditetapkan, dikendalikan dan dipelihara. 4. Established Process (Level 3), proses yang dikelola telah dideskripsikan sebelumnya sekarang telah diterapkan menggunakan proses yang didefinisikan sehingga mampu mencapai hasil prosesnya. 5. Predictable Process (Level 4), proses yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dilakukan pengembangan secara berkesinambungan untuk memenuhi tujuan bisnis yang relevan untuk saat ini dan proyeksi mendatang. 6. Optimising Process (Level 5), proses yang telah diterapkan sebelumnya dilakukan pengembangan secara berkesinambungan untuk memenuhi tujuan bisnis yang relevan saat ini dan proyeksi mendatang. Skala penilaian ditiap levelnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) N : Not achieved / tidak tercapai(proses hanya dijalankan 0 % - 15); 2) P : Partially achieved / tercapai sebagian (proses dijalankan 15% - 50%); 3) L : Largely achieved / secara garis besar tercapai(proses dijalankan 50% - 85%); 4) F : Fully achieved / tercapai penuh (proses dijalankan 85% - 100%). Sebuah proses yang sedang berjalan dapat dinyatakan mencapai tingkat kapabilitas tertentu, apabila suatu proses atribut ari proses tersebut dapat

meraih suatu level kapabilitas dengan kategori largely achieved (L) atau Fullyachieved (F). Proses tersebut dapat melanjutkan penilaian ke level kapabilitas selanjutnya apabila atribut tersebut sudah meraih kategori Fully achieved (F). Untuk pengukuran kapabilitas level 1 berdasarkan pada aktivitas-aktivitas praktik manajemen/tata kelola dan input/output setiap proses [6]. AdapunGap analysis atau analisis kesenjanganmerupakan suatu alat dalam evaluasi kinerja berdasarkan suatu proses yang sedang berjalan terutama dalam pengelolaan manajemen internal perusahaan yang hasilnya dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur kualitas perusahaan sekaligus dalam tahapan perncanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Dalam bidang bisnis dan manajemen GAP analysis diartikan sebagai tolak ukur kinerja aktual dengan yang ditingkatkan agar memudahkan mengetahui sektor ataupun bidang yang harus diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya. Berdasarkan hsil perhitungan apabila semakin rendah hasil GAP analysis maka artinyasemakin baik kualitas kinerja perusahaan tersebut. Berikut dibawah ini merupakan beberapa manfaat dari GAP analysis[7]: 1. Menilai kesenjangan aktual dengan yang diharapkan 2. Mengetahui peningkatan kinerja untuk menutup kesenjangan 3. Dasar pengembilan keputusan untuk memenuhi standar 4. Mengetahui kondisi saat ini terkait tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang Untuk mengetahui nilai GAP, terlebih dahulu mengetahui tingkat kematangan yang didapat saat ini dan mengetahui tingkat kematangan yang diharapkan. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus. GAP = nilai diharapankan nilai didapatkan Rumus Kesenjangan GAP 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan mix method, dimana pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi tata kelola teknologi informasi yang sedang berjalan. Perolehan data dari penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi mengenai tingkat kemampuaan tata kelola dan pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian menggunakan metode mix method ini digunakan untuk menganalisis keterangan mengenai kinerja teknologi informasi yang sedang berjalan yang kemudian dihubungkan dengan teori dalam framework COBIT 5. Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan penelitian sebagai berikut :

mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Wawancara Pengumpulan Data Observasi Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian 1. Analisis tingkat kematangan yang diharapkan 2. Analisis tingkat kematangan saat ini 3. Analisis GAP Temuan Rekomendasi Kesimpulan dan Saran Gambar 3. Tahapan Penelitian Selesai Pertama, tahapan penelitian yang dilakukan adalah identifikasi masalah terkait dengan tingkat kematangan. Identifikasi masalah merupakan proses melakukan suatu aktifitas identifikasi dan analisa permasalahan yang ada dalam penelitian teknologi informasi serta menyususn strategi sistem informasi dan teknologi informasi sesuai dengan judul penelitian yang akan dilakukan. Kedua, Studi literatur yang merupakan pengumpulan data kepustakan berupa buku, jurnal, ilmiah, e-book dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian. Ketiga, Pengumpulan data merupakan proses melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan cara diskusi dangan staf IT terkait mengenai managemen IT di perusahaan tersebut. Wawancara ini berguna untuk memeperoleh data-data yeng diperlukan dalam analisis terhadap proses bisnis yang saat ini berjalan di perusahaan tersebut. Tahap selanjutnya dengan melakukan observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang menjadi penelitian. Keempat, Pengolahan data hasil penelitian, dilakukan dengan cara melakukan penilaian mengenai tingkat kematang dari hasil penelitian berdasarkan pada process capability level yang terdiri dari level 0-5 dengan acuan COBIT 5 untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola optimasi resiko dan sumberdaya IT. Untuk mendapatkan data penunjang penelitian ini, maka dibuatlah pertanyaanpertanyaan wawancara berdasarkan key management practice dalam COBIT 5 proses Evaluate Direct and Monitoring (EDM), yang terdiri dari EDM01.01, EDM01.02, EDM01.03, EDM02.01, EDM02.02, EDM02.03, EDM03.01, EDM03.02, EDM03.03, EDM04.01, EDM04.02, EDM04.03, EDM05.01, EDM05.02, EDM05.03. setelah peneletian selesai dilakukan dan mendapatkan data hasil wawancara, selanjutnya dilakukan analisis terhadap data tersebut sesuai dengan diagram RACI EDM yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang

ditujukan kepada responden. Dengan tahapan interpretasi data bertujuan untuk menunjukkan posisi capability level saat ini dan capability level yang diharapkan sampai nilai capability level maksimal. Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari capability level maka dapat dianalisa kesenjangan apa yang terdapat dari hasil perhitungan tersebut. Dalam penentuan gap yang dilakukan dengan menganalisis hasil wawancara dan observasi yang kemudian akan menghasilkan As in (kondisi terkini) terdapat proses yang belum terpenuhi pada tingkat kematangan level tertentu, sedangkan To be (kondisi yang diharapkan) pada level 5. Hasil dari perhitungan capability level dan GAP ini lah yangdelanjutnya menjadi temuan dari proses penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi merupakan suatu laporan dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap proses bisnis yang telah ditentukan. Setelah mendapatkan hasil dari capability level, maka dapat dibuat tabel rekomendasi dan perbaikan untuk mencapai target (To be). Laporan ini diperoleh dari hasil analisis terhadap hasil perhitungan capability leveldan analisis gap sebagai bentukperancangan solusi untuk memberikan suatu usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang disusun diarahkan agar perusahaan dapat mencapai tingkat kematangan sesuai dengan yang diharapkan.penentuan rekomendasi dilakukan dengan memberikan solusi perbaikan untuk proses yang terdapat pada tingkat kematangan level 0, level 1, level 2 harus terpenuhi seluruhnya. 4. PEMBAHASAN Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga merupakan suatu instansi yang bertanggung jawab dalam melakukan aktifitas pelayanan umum, kesekretariatan dinas, serta melakukan tugas yang diberikan oleh Walikota terutama dibidang pelayanan dan pendistribusian air bersih. Pada PDAM sendiri saat ini telah menggunakan TI dalam memudahkan dalam melakukan aktiivitas yang berjalan didalam organisasi, adapun di PDAM penggunaan TI dikatakan telah berjalan sesuai dengan perencanaan, akan tetapi dalam pengelolaan dan pengembangannya masih menggunakan jasa dari pihak ke-3 (tiga) diluar perusahaan dan pemerintah. Oleh karena itu dalam pengelolaan TI dirasa belum terlaksana secara optimal, berkaitan dengan sumberdaya manusia di PDAM banyak yang masih awam dengan hal yang berkaitan dengan bidang TI. Hal ini diperjelas dalam penuturan dari Bapak Lauhan sebagai Staff Umum dan Personalia di bagian TI pada PDAM berikut ini : Di PDAM penggunaan teknologi dan sistem informasi (TI/SI) sudah berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, akan tetapi kami masih memiliki beberapa kendala seperti kondisi infrastruktur teknologi dan sistem informasi, dan dalam pengelolaannya sendiri saat ini penggunaan sumber daya TI serta sarana sistem informasi yang belum optimal, sebagai contoh kami belum bisa melakukan pengelolaan sumber daya TI diluar perangkat hardware yang berupa software maupun pengelolaan database server sendiri karena pengelolaan hal tersebut dilakukan oleh pihak ke-3, oleh karena itu kami hanya bisa menanggulangi masalah-

masalah kecil terkait human error ataupun apabila terdapat kendala pada perangkat hardwarenya. Selanjutnya kami juga masih kekurangan sumberdaya manusia (SDM) yang memang ahli dibidang TI karena itu kami belum memiliki devisi atau bagian sendiri yang berpusat untuk menangani TI di perusahaan. 1 Dari analisis terhadap temuan-temuan yang ada dalam proses bisnis di PDAM, maka dapat dilakukan analisis tata kelola TI dangan menggunakan COBIT 5 fokus domain EDM. Proses EDM terbagi menjadi 5 subdomain yaitu EDM01, EDM02, EDM03, EDM04, dan EDM05. Proses EDM01 (Ensure governance framework setting and maintenance) berfokus pada konsistensi dalam pengintegrasian dan penyelarasan terhadap tata kelola yang berjalan di perusahaan. Di PDAM proses ini telah mencapai level 3 (Managed Process)dengan angka pasti 3.00 dan pada persentase 66% termasuk kategori largely achieved dimana PDAM dapat menerapkan tata kelola TI secara konsisten dengan proses yang sudah terdefinisi secara matang agar dapat terintegrasi dan selaras dengan visi misi dan kondisi pada PDAM meskipun masih terdapat kekurangan didalam pengelolaannya, tetapi PDAM belum bisa melakukan pengembangan yang berkesinambungan untuk menanggulangi proyeksi di masa mendatang.pihak PDAM telah menjalankan Tata Kelola TI terhadap kondisi perusahaan sebagai penunjang dalam melakukan pengevaluasian terhadap TI yang berjalan disana. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Lauhan sebagai berikut : Tata kelola TI yang berjalan di PDAM saat ini sudah berjalan secara optimal selaras terhadap visi misi maupun stategi TI dan kondisi di PDAM sendiri, tetapi dalam pelaksanaannya kami masih memiliki kekurangan mengenai penyelarasan dengan strategi TI yang ada sekaligus dalam pengembangan model kami masih tertutup dengan pengevaluasian yang dilakukan, karena dalam bab pengevaluasian dan pengembangan meskipun kami sudah menganggapnya berjalan dengan cukup baik kami juga masih harus menunggu hasil pengevaluasian dari tim evaluasi pemerintah daerah sebagai pihak yang berwenang dalam pengevaluasian hasil kelola perusahaan daerah. 2 Proses EDM02 (Ensure benefits delivery) berfokus pada pengoptimalan dalam aktivitas pelayanan manajerial yang berjalan terhadap penggunaan TI dalam tingkat ke efisiensian biaya dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Dari sisi pelayanan sendiri PDAM sudah memiliki SOP (standart operational prosedure) dimana sudah terdapat aturan dalam melakukan pelayanan jasa terhadap para konsumen. Pada saat ini proses EDM02 yang berlaku di PDAM telah mencapai level 4 (Predictable Process) dengan nilai pasti sebesar 4.23 dan 1Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TI pada tanggal 15 Agustus 2017 di PDAM Salatiga 2Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TI pada tanggal 15 Agustus 2017 di PDAM Salatiga

persentase 66% jadi masuk kedalam kategori largely achieved, dimana PDAM telah melakukan pelayanan dan penggunaan aset secara optimal dan memiliki tolok ukur dalam melakukan proses bisnisnya tersebut. Dalam hal pengoptimalan ini di kemukakan oleh bapak Lauhan sebagai berikut : Dari sisi pelayanan sendiri dari sistem kami sudah mumpuni. Jarang terjadi masalah pada bidang pelayanan kepada konsumen maupun saat adanya pengaduan. Kami juga telah memiliki mitra yang berupa perorangan dalam membantu membuka gerai pembayaran tagihan rekening penggunaan air bulanan yang juga berperan andil mempermudah dalam membantu melayani konsumen kami. 3 Proses EDM03 (Ensure risk optimization) merupakan proses yang berfokus pada pengelolaan resiko TI yang ada di perusahaan terhadap dampak kritis yang dapat terjadi terhadap perusahaan. Pada saat ini proses EDM03 di PDAM berada di level 3 (estabilished process) dengan nilai pasti sebesar 3.57 dan persentase sebesar 66% atau masuk ke dalam kategori largely achieved. Pada PDAM sendiri manajemen resiko TI yang telah berjalan sudah berjalan tetapi masih ada kekurangan dalam efisiensi manajemen resiko yang telah berjalan, sesuai dengan penuturan Bapak Lauhan sebagai berikut : DiPDAM kami telah melakukan manajemen resiko sesuai dengan strategi TI yang kami miliki. Tapi dalam pelaksanaannya kami masih memiliki kesulitan dalam memanajemen resiko yang ada agar tidak melebihi kapasitas yang dapat kami atasi. Itupun sejalan dengan karena tidak adanya subdevisi yang mengelola TI secara intensif di PDAM saat ini. Oleh karena itu kami hanya bisa menanggulangi apabila ada masalah yang terjadi sebisa yang kami lakukan dahulu, baru setelah itu kami dapat melanjutkan dalam menanggulangi masalah setelah melakukan diskusi kepada pihak ketiga sehubung dengan mereka sebagai pemberi jasa layanan maintenance di bagian TI PDAM saat ini. 4 Proses EDM04 (Ensure resource optimization) fokus pada pengelolaan terkait sumberdaya dan kemampuan TI yang ada dengan maksud agar aset tersebut dapat mendukung dan mempermudah dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Proses ini berada pada level 3 (established process) dengan angka pasti 3.33 dan persentase tingkat kematangan sebesar 44.44% atau masuk kedalam kategori partially achieved. Di PDAM sendiri pengelolaan sumber daya dan aset TI sudah dilakukan dengan prosedur yang mumpuni akan tetapi masih terdapat kekurangan seperti yang di kemukakan oleh bapak Lauhan berikut ini : 3Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TIpada tanggal 15 Agustus 2017 di PDAM Salatiga 4Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TIpada tanggal 15 Agustus 2017 di PDAM Salatiga

Dalam pengelolaan sumber daya yang ada di PDAM terkait di dalam bidang TI kami telah melakukan intensif terhadap perangkathardware yang digunakan dalam pelayanan maupun perangkathardware personalia. Tetapi diluar itu semua dalam pengelolaan software dan server masih kami limpahkan ke pihak ketiga yang menjadi penyelenggara dalam developing dan proses maintenance terhadap software dan server yang ada. Diluar hardware dan software di PDAM sendiri masih kekurangan tenaga kerja yang dapat mengerti TI dan juga mengelolanya secara terpadu karena kebanyakan pegawai di PDAM awam terhadap TI dan dalam pengoperasiannya sendiri hanya dapat sekedar tahu apabila sudah terbiasa dengan apa yang mereka pegang, itupun mereka belum mengetahui bagaimana problem solving apabila tiba-tiba terdapat masalah teknis yang kerap terjadi. Adapun dalam pengevaluasian terhadap user maupun aset TI yang ada di PDAM dilakukan oleh pihak pengevaluasi dari badan pemerintah, jadi kami tidak bisa leluasa dalam melakukan pengembangan. Adapun kekurangan lain yang kami miliki terdapat pada ruang server yang belum bisa dikatakan memenuhi standar dimana ruang server tidak berupa ruangan tersendiri tetapi masih menjadi satu dengan ruangan devisi baca meter. Hal tersbut dapat mengakibatkkan resiko berupa kebocoran data maupun apabila ada yang memanipulasi data, hal tersebut menjadi masalah serius karena akses ke ruang server masih terbuka lebar sedangkan resiko terhadap database yang kapan saja dapat terancam dapat memberikan kerugian bagi PDAM sendiri 5 Proses EDM05 (Ensure stakeholder Transparency) berfokus pada hal yang bersangkutan dengan para stakeholder perusahaan, dimana didalamnya berhubungan dengan pelaporan hasil kerja, efektifitas kerja, peningkatan performa kerja, dan identifikasi terkait pengembangan strategi TI dalam menunjang proses bisnis perusahaan.dengan kondisi saat ini di PDAM proses ini telah tercapai 100% di level 5 (optimising process) dan termasuk kedalam kategori fully achieved. Proses ini dapat tercapai secara tuntas karena adanya peraturan yang mengatur dalam penyelenggaraan tentang hal-hal yang ada di PDAM, sesuai dengan penuturan Bapak Lauhan berikut : Di PDAM sendiri kami memiliki peraturan-peraturan yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menjalankan prosedur proses bisnis yang tiap hari terjadi. Dengan menggunakan peraturan tersebut kami dituntut untuk mengikuti aturan sebagai urutan dalamm melakukan aktivitas kerja kami, oleh karena itu hampir semua hal yang bersangkutan dengan pihak atasan dapat berjalan secara optimal karena semua bekerja sesuai dengan peraturan yang ada. Peraturan itupun bukan lah hal yang bersifat 5Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TIpada tanggal 19 Agustus 2017 di PDAM Salatiga

mengekang, akan tetapi malah menjadi perangkat yang dapat membantu dalam menjalankan aktivitas. Adapun beberapa peraturan yang kami miliki sebagai contoh PERWALI,PERDA, undang-undang ketenaga kerjaan dan masih ada beberapa yang lain. Di PDAM pelaporan hasil kerja pun sudah dilakukan secara terkoordinir, sebagai contoh dari bagian pelayanan, karena mereka telah menggunakan aplikasi dalam manjalankan aktivitas kerja, mereka dapat membuat tutup buku tiap harinya atau dapat dikatakan terdapat data pelayanan yang dibuat berkala dan hal ini pun untuk mempermudah dan menanggulangi apabila terjadi suatu kesalahan. 6 Dari hasil observsai terlihat bahwa tata kelola TI yang berjalan di PDAM sudah berjalan diatas rata-rata, atau dapat dikatakan lumayan baik. Hal ini berbanding lurus dengan belum optimalnya penggunaan TI di PDAM, dimana kebanyakan pegawai belum memahami penggunaan dan dalam optimalisaasi sumberdaya TI yang ada di perusahaan mereka. Kebanyakan mereka hanya berlaku sebagai pengguna itupun dalam pengoperasiannya belum menyeluruh. PDAM sendiri memiliki target pencapaian yang diharapkan yaitu mencapai di level 5 (optimising process). Dari data diatas masih terdapat kesenjangan. Dimana kesenjangan yang terdapat pada masing-masing subdomain tersebut kemudian dianalisis dan didapatkan nilai kesenjangan pada masing-masing subdomain yaitu pada domain EDM01 sebesar 2.00, EDM02 sebesar 0.77, EDM03 sebesar 1.43, EDM04 sebesar 1.67, dan EDM05 sebesar 0.00. Nilai kesenjangan GAP tersebut didapat dari hasil selisih target level yang diinginkan dengan pencapaian realtime atau saat ini (existing). Penentuan dari target level tidak mengarah pada perolehan hasil tertinggi maupun terendah, melainkan disesuaikan dengan status level yang dimiliki oleh proses-proses tersebut, adapun rata-rata GAP untuk kesatuhan utuh domain EDM sebesar 1.17, nilai ini dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian pada masing-masing domain proses. Tabel 1. Rekapitulasi Model Kapabilitas ratarata GAP rata-rata rata-rata Domain Proses responden subproses proses EDM01.01 2.00 EDM01 EDM01.02 3.00 EDM01.03 4.00 9.00 3.00 2.00 EDM02.01 4.00 EDM02 EDM02.02 5.00 EDM02.03 3.70 12.70 4.23 0.77 EDM03.01 4.00 EDM03 EDM03.02 3.70 EDM03.03 3.00 10.70 3.57 1.43 6Berdasarkan wawancara dengan bapak Lauhanstaff umum dan personalia bagian TI pada tanggal 19 Agustus 2017 di PDAM Salatiga

EDM04.01 2.00 EDM04 EDM04.02 4.00 EDM04.03 4.00 10.00 3.33 1.67 EDM05.01 5.00 EDM05 EDM05.02 5.00 EDM05.03 5.00 15.00 5.00 0.00 Jumlah 57.40 19.13 Nilai tingkat Kapability 3.83 Nilai Tingkat Kesenjangan 1.17 Perbedaan kondisi tingkat kematangan tata kelola seluruh domain proses saat ini (existing) dapat dilihat pada gambar di bawah ini : EDM05 5,00 EDM01 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 EDM02 existing GAP target EDM04 EDM03 Gambar 4. Grafik Perbandingan Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada PDAM Berdasarkan pengukuran terhadap level kapabilitas tingkat kematangan tata kelola TI pada PDAM, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pengoptimalan aset TI yang ada. Adapun rekomendasi yang perlu diberikan berdaasrkan analisis pada domain EDM yang telah dilakukan, antara lain : 1) PDAM membentuk devisi TI agar dapat melakukan pengelolaan TI secara mandiri agar segala aktivitas TI dapat benar-benar berjalan optimal dan dapat menanggulangi permasalahan terhadap sumber daya TI secara mandiri; 2) membuat ruangan server yang layak sesuai dengan standart pembangunan server yang baik untuk mengurangi dampak resiko bagi perusahaan; 3) merekrut pegawai yang benarbenar berkompeten dalam bidang TI agar dapat ditugaskan sebagai staff khusus untuk menangani dan membantu dalam mengelola TI yang ada; 4) memberikan fasilitas kepada pegawai seperti sosialisasi dan pelatihan terhadap sumber daya manusia pengguna teknologi informasi agar lebih dapat memanfaatkan TI dengan baik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya; 5) apabila devisi TI sudah terbentuk selanjutnya membentuk suatu devisi evaluasi terhadap kinerja pegawai maupun sumberdaya TI yang berjalan di PDAM; 6) membuat pengembangan

terhadap sumberdaya TI yang ada agar lebih mempermudah dalam melakukan aktivitas bisnis pada PDAM. 5. KESIMPULAN Melalui analisis tingkat kematangan tata kelola TI pada PDAM kota Salatiga dengan menggunakan COBIT 5 yang meliputi domain EDM, dapat diambil kesimpulan yaitu tingkat kematangan tata kelola TI di PDAM berada pada level 3 (managed process). Tingkat kapabilitas yang didapatkan masih jauh dari target pencapaian yang diinginkan yaitu pada level 5 (optimising process). Oleh sebab itu, PDAM masih harus melakukan pengembangan terhadap tata kelola TI yang sudah berjalan di PDAM. Selain itu untuk meningkatkan kualitas sumberdayanya juga PDAM dapat memberikan suatu pelatihan kepada pegawai terhadap TI agar kedepannya dapat menggunakan TI secara optimal. Dengan pemanfaatan TI juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan pada PDAM kota Salatiga. Demikian penelitian ini, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau tolok ukur untuk melakukan perencanaan dan pengembangan dalam pengelolaan TI sehingga dapat meningkatkan kinerja TI di PDAM Kota Salatiga. Daftar Pustaka 1. R. K. Candra, 2015, Audit Teknologi Informasi Menggunakan FRamework COBIT 5 Pada Domain DSS (Delivery, Service, and Support) Studi Kasus : igracias Telkom University. Bandung: Telkom University 2. A. Hakim, 2014, Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan Framework COBIT 5 di Kementrian ESDM Studi Kasus : Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM. Jakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informastika dan Komputer Eresha 3. D. Firmansyah, 2015, Pengukuran Kapabililtas Pengelolaan Sistem Informasi Sub Domain Deliver, Service, Support 01 Menggunakan Framework COBIT 5 Studi Kasus : Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung. Bandung: STMIK & PKN LPKIA 4. Jogiyanto dan Willy Abdillah, 2011, Sistem Informasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Yogyakarta: Andi, diambil dari Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer. Maskur,dkk, 2016, Perancangan Tata Kelola TI dengan Menggunakan Framework COBIT 5(Study Kasus: Pemerintah Kab. Janeponto). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada 5. ISACA, 2012, COBIT 5: Framework. Rolling Meadows: USA 6. ISACA, 2013, COBIT 5: Process Assesment Model (PAM).Rolling Meadows: USA 7. M. P. Islamiah, 2014, Tata Kelola Teknologi Informasi (IT governance) Menggunakan Frmaework COBIT 5 Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah