46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian yang dikemukakan, Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Pada eksperimen semu sampel baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak diambil secara random, namun sampel yang digunakan adalah kelas biasa tanpa mengubah stuktur yang ada. 1 Jenis penelitian eksperimen semu dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk menerapkan suatu tindakan berupa metode dengan subjek manusia untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas suatu kegiatan agar hasilnya lebih optimal. Rancangan penelitian yang digunakan adalah the non-equivalent control group, Rancanagan ini hampir sama dengan pretest-posttest control group, tetapi subjek yang diambil tidak secara random, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok control. Secara diagram rancangan penelitian ini yaitu: E K X _ 1 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode Dan Prosedur, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 100
47 Dengan adanya pretest sebelum perlakuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok control (, ), dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Disamping itu, dapat pula meminimalkan atau mengurangi kecondongan seleksi (selection bias), pemberian postest pada akhir kegiatan akan dapat menunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan (X). hal ini dilakukan dengan cara mencari perbedaan skor - sedangkan pada kelompok control ( - ) perbedaan itu bukan karna perlakuan. Perbedaan dan akan memberikan gambaran lebih baik akibat perlakuan X, setelah memperhitungkan selisih dan. 2 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 3 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTSs Bawan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari kelas VIII/1, VIII/2 dan VIII/3 2 A. Muri, Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 185-186 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 130
48 Tabel 3.1 Jumlah Populasi Kelas VIII MTs Bawan Kabupaten Agam T.A 2016/1017 NO KELAS JUMLAH 1 VIII/1 15 2 VIII/2 15 3 VIII/3 15 JUMLAH 45 2. Kelas Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 4 Karena adanya keterbatasan dari segi tenaga, dana dan waktu, maka penelitian dilakukan terhadap kelas sampel yang mewakili populasi. Kelas sampel yang dipilih harus representatif, yaitu dapat menggambarkan keseluruhan karakteristik dari populasi yang diteliti. Pengambilan kelas sampel dilakukan dengan cara sampel random. Teknik sampling ini dalam pengambilan sampelnya peneliti memberi hak yang sama dalam kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih. Untuk mengambil sampel secara random peneliti melakukan dengan cara membuat undian, pada kertas kecil dituliskan nomor-nomor untuk setiap gulungan. kelas yang terambil pertama ditetapka sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII/2 dan yang terambil kedua dijadikan sebagai kelas sampel yaitu kelas VIII/3. 4 Ibid, h. 131
49 C. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian. b. Mempersiapkan surat izin penelitian. c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti RPP d. Validasi perangkat pembelajaran oleh dosen pembimbing dan guru Sejarah Kebudayaan Islam e. Menyusun instrumen penelitian, yaitu tes akhir. f. Validasi instrumen penelitian oleh dosen pembimbing dan guru sejarah kebudayaan Islam g. Menganalisis soal uji coba tes akhir, yaitu validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan soal tes akhir. h. Memperbaiki dan menyusun soal tes akhir. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada kedua kelas sampel. Pada kelompok eksperimen diterapkan metode mind maps, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan metode ceramah. Adapun tahapan pelaksanaan pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan 1) Pendidik dan peserta didik bersama-sama berdoa. 2) Pendidik mengecek kehadiran. 3) Pendidik memotivasi peserta didik tentang materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
50 4) Memperkenal metode mind maps kepada peserta didik. b. Kegiatan Inti 1) Pendidik menyampaikan materi secara umum. 2) Pendidik membagikan lembaran foto copy materi kepada masing-masing peserta didik. 3) Pendidik membentuk kelompok yang terdiri atas 3-5 orang dan mengkondisikan peserta didik duduk pada kelompoknya. 4) Pendidik membimbing peserta didik dalam membentuk pola mind maps dalam kertas HVS 5) Pendidik meminta peserta didik untuk mendiskusikan hasil pemikiran individual dengan bertukar ide/pendapat ke dalam kelompok yang telah ditentukan agar diperoleh kesepakatan dalam kelompok. 6) Pendidik meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. 7) Pendidik memberikan penguatan atau pun informasi tambahan. c. Kegiatan Penutup 1) Pendidik mengumpulkan hasil mind maps peserta didik 2) pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan dari pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Bimbingan pendidik, peserta didik membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan.
51 d. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian adalah memberikan tes akhir pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil perlakuan yang telah diberikan dan menganalisis data yang diperoleh. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. D. Variabel Penelitian Arikunto mengemukakan bahwa Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 5 Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka yang menjadi variabel adalah: 1. Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel lain. Maka variabel bebas disini adalah pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind maps 2. Variabel terikat adalah variabel yang peneliti perkirakan akan dipengaruhi oleh variabel bebas. Dan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik yang dibatasi pada ranah kognitif setelah penerapan metode mind maps. E. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah diberikan perlakuan. Instrumen tes dibuat dengan langkahlangkah sebagai berikut: 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010 ), h. 118
52 1. Merumuskan kisi-kisi soal tes berdasarkan indikator pemahaman konsep. Kisi-kisi soal tes ini, dapat memberikan pedoman dalam artian memberikan informasi tentang pokok-pokok bahasan materi ajar dan tingkat kemampuan atau keterampilan yang ingin diteskan. 2. Menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Penyusunan soal-soal tes tersebut berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dan sesuai dengan indikator yang berkaitan dengan pokok bahasan. 3. Melakukan uji soal tes. Sebelum tes dipakai dalam penelitian, terlebih dahulu tes diuji cobakan. Pengujian ini dilakukan agar tes yang akan diberikan mempunyai kualitas yang baik. 4. Menganalisis hasil uji soal tes. Tujuan melakukan analisis butir soal agar didapat butir soal yang baik ditinjau dari validitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Adapun tujuannya yaitu: a. Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya b. Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan jawabanjawaban yang dangkal c. Memperbaiki kata-kata yang terlalu asing, akademik atau yang menimbulkan kecurigaan d. Menambahkan item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian Analisis yang dilakukan meliputi:
53 a. Validitas item soal Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat kevalidan soal uji coba terebut, bisa dicari dengan menggunakan microsoft excel bisa dilihat pada lampiran dan juga bisa dilakukan secara manual dengan rumus indeks korelasi poin biserial = angka indeks korelasi biserial = mean skor yang diperoleh oleh peserta test yang menjawab betul yang sedang dicari korelasinya dengan teste = mean skor total yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta test = standar deviasi = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedag dicari korelasinya dengan test secara keseluruhan Untuk mempermudah peneliti dalam mencari validitas instrumen test, maka peneliti menggunakan bantuan microsoft excel seperti yang dapat dilihat pada lampiran diketahuai bahwa dari 30 soal, terdapat 5 soal yang valid yaitu pada nomor 10. 19, 20, 21 dan 22. Adapun soal yang tidak valid sebanyak 25 buah, untuk soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9,
54 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 28 dan 29. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing agar dalam instrumen tes hasil belajar tersebut tetap menjadi 30 soal, maka dilakukan perbaikan baik itu redaksi soal atau kata-kata yang kurang dapat dipahami. Dan untuk soal yang mendapatkan hasil negatif maka sesuai dengan saran dosen pembimbing maka soal tersebut tidak dihilangkan akan tetapi diganti dengan soal yang baru yaitu pada nomor 16, 27 dan 30. b. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal ditentukan dengan menghitung indeks pembeda soal yang menujukkan perbedaan kelompok tinggi dan kelompok rendah. Untuk menghitung indeks pembeda soal ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Mengurutkan data dari nilai tertinggi sampai nilai terendah b) Mengambil 27% dari jumlah siswa yang tergolong kelompok tinggi dan 27% dari jumlah siswa yang tergolong kelompok rendah. c) Menentukan Indeks pembeda soal menggunakan rumus yang sebagai berikut : Keterangan : D = daya beda JA= banyaknya peserta kelompok atas JB= banyaknya peserta kelompok bawah BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
55 BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi daya beda: Tanda negatif (-) = sangat jelek < 0, 20 = jelek 0,20 0,40 = sedang 0,41 0,70 = baik 0,71 1,0 = sangat baik Berdasarkan daya beda soal maka setelah dicari dengan menggunakan microsoft excell di dapati soal yang sangat baik yaitu terdapat pada nomor 10, 11, 19, 20, 21, 22. Soal yang masuk katergori baik yaitu nomor 9, 13, 15, 25. Pada kategori sedang yaitu nomor 1, 4, 12, 14, 17, 24, 29. Kategori jelek yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 7, 23 dan 30. Dan kategori jelek yaitu nomor 8, 16, 18, 26, 28. c. Indeks Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal diselidiki agar tes dapat digunakan secara luas. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan indeks kesukaran ( ) dapat digunakan rumus yang dinyatakan oleh Prawironego sebagai berikut : Keterangan: = Indeks kesukaran = jumlah skor kelompok tinggi = jumlah skor kelompok rendah m = skor setiap soal jika benar n = 27% x N N = Banyak pengikut tes Dimana:
56 a) Jika maka soal dinyatakan sukar b) Jika maka soal dinyatakan sedang c) Jika maka soal dinyatakan mudah. 6 Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal,untuk mengetahui tingkat kesukaran maka dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel bisa dilihat pada lampiran. d. Reliabilitas Tes Reliabilitas tes adalah ukuran ketetapan instrumen penilaian dalam mengukur sesuatu ditentukan dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal tes dapat digunakan rumus K-R 20 yang dinyatakan oleh Arikunto, sebagai berikut: ( ) ( ) Keterangan: = reliabilitas yang dicari P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab itemdengansalah n = banyak item S = standar deviasi jumlah hasil perkalian antara p dan q Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : sangat tinggi. : tinggi. : cukup. 6 Pratiknyo, Prawironegoro, Evaluasi HAsil Belajar Khusus Analisis Soal untuk Bidang Studi Matematika, (Jakarta: PPLPTK Depdikbud: 1985) h. 11
57 : rendah. : sangat rendah. 7 Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel maka diperoleh 0,340455 maka item soal memiliki tingkat reliabilitas yang rendah. Dan setelah melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing maka pada item soal dilakukan perbaikan kembali. 5. Menetapkan tes akhir Setelah dilaksanakannya uji coba soal tes dan juga telah dilakukan pula uji analisis data (tingkat kesukaran, daya beda serta reliabilitas tes), maka selanjutnya ditetapkanlah tes akhir untuk menguji hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan Tes Akhir Setelah melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode mind Maps pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah pada kelas kontrol, maka disediakan tes akhir. Tes akhir ini diberikan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. F. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini diperoleh data yang berasal dari instrumen penelitian, yaitu: 1. Tes Hasil Belajar 7 Suharsimi, Arikunto, Dasar- DasarEvaluasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.109
58 Tes hasil belajar diberikan kepada kedua kelas sampel. Sampel hasil belajar berguna untuk melihat perbandingan hasil belajar kedua kelas sampel. Data yang diperoleh diuji secara statistik dengan menggunakan uji-t sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam menganalisis data ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel beristribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors. Menurut Walpole sifat-sifat kurva normal adalah: 8 1) Modusnya, yaitu titik pada sumbu mendatar yang membuat fungsi mencapai maksimum, terjadi pada x =. 2) Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah. 3) Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtotik dalam kedua arah bila kita semakin menjauhi nilai tengahnya. 4) Luas daerah yang terletak di bawah kurva tetapi di atas sumbu mendatar sama dengan 1. b. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel mempuyai variansi yang homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Uji Bartlett. 1) Hipotesis yang diajukan: 8 Ronald Walpole, Pengantar Statistika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1982) h. 182
59 H 0 = kedua sampel mempunyai variansi yang sama. H 1 = kedua sampel mempunyai variansi yang tidak sama. 2) Pedoman pengambilan keputusan: Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak. c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk uji hipotesis digunakan uji-t yang dikemukakan oleh Sudjana, yaitu: t = dengan s 2 = ( ) ( ) Keterangan: x 1 = Rata-rata nilai kelas eksperimen x 2 = Rata-rata nilai kelas kontrol n 1 = Jumlah siswa eksperimen n 2 = Jumlah siswa kontrol s 1 = Simpangan baku kelas eksperimen s 2 = Simpangan baku kelas kontrol s = Simpangan baku kedua kelompok 9 9 ibid., h. 239
60 Kriteria pengujian yang berlaku adalah : - terima H 0 jika - tolak H 0 jika t mempunyai harga-harga lain Dimana didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan ( ) ( ) dengan peluang ( ) 10 10 Ibid., h. 243