BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atika Permata Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

2016 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN COPING STRATEGY PADA PENGEMUDI MOBIL PRIBADI DI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada era zaman globalisasi ini kendaraan sepeda motor semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA SOPIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA KOMUNITAS MOTOR DI BANDUNG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PENGEMUDI SEPEDA MOTOR PADA BERBAGAI KEADAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN KARAKTERISTIK PENGEMUDI, KENDARAAN, DAN PERJALANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tingkat angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia sudah pada taraf yang

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semakin hari terlihat semakin banyak sehingga memicu terjadinya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemakai jalan raya. Ada bermacam-macam rambu lalu lintas yang dipasang baik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pada saat ini masyarakat juga memiliki kebutuhan untuk memenuhi keinginannya pun juga meningkat. Tentunya penggunaan moge bukan untuk alat transportasi belaka, karena seseorang dapat menghabiskan uang, hingga ratusan juta rupiah hanya untuk sepeda motor gede. Pada saat ini komunitas moge dapat terlihat di jalan raya tiap minggunya. Memang komunitas moge jarang untuk ditemukan, tidak seperti komunitas motor lainnya yang mungkin mudah untuk ditemukan di jalan raya tanpa hari-hari tertentu. Bagi komunitas moge, mereka punya aturan dan jadwal tersendiri untuk berkumpul dan berkeliling di jalan bersama, misalnya saja komunitas moge x ini yang memiliki jadwal berkumpul hanya setiap hari kamis pk.19.30 WIB di pom bensin area manyar bagi anggota daerah timur dan darmo permai bagi anggota yang berada di daerah barat Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara pada anggota komunitas moge x di Surabaya, moge merupakan barang pribadi yang bersifat personal dan mencerminkan kepribadian pemiliknya. Ketertarikan dan keterikatan moge dengan pemiliknya sangat erat, karena bagi pecinta moge, hal ini sudah menjadi gaya hidupnya. Beberapa informasi yang di dapat dari hasil wawancara dan observasi sementara, anggota komunitas moge x ini menunjukan, bahwa banyak anggota komunitas moge yang kondisi ekonominya sangat baik namun juga seringkali sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka harus mengimbangi waktu 1

2 berkumpul dengan waktu aktivitas lain, karena itu adanya kesepakatan aturan yang telah ditetapkan bersama. Fenomena yang sedang terjadi yakni, kemacetan yang terjadi pada saat ini makin bertambah. Jadi, apakah anggota komunitas moge x memiliki gambaran risk taking behaviour di jalan raya Surabaya. Sedangkan, dari informasi yang peneliti dapatkan, bahwa kecepatan minimum di jalan raya pada pengendara moge sekitar 60km/h paling lambat, lalu bagaimana tindakan mereka menghadapi kemacetan di jalan raya yang padat dengan mengendarai moge mereka masing-masing. Sedangkan, pada saat para anggota komunitas moge berkumpul disuatu tempat biasanya mereka mencapai kecepatan melebihi 100km/h. Data yang didapat juga menunjukan adanya anggota komunitas yang dapat melakukan stuning/freestyle. berdasarkan data yang peneliti dapatkan adalah pemilik moge menyukai motor yang kencang dalam kecepatan tempuhnya. Namun, dengan kecepatan yang dimiliki moge, apakah pemilik moge akan mengendarainya di jalan raya seperti motor biasa dan tidak melakukan risk taking behaviour. Jadi, hal ini menjadi ketertarikan penelitian, karena peneliti ingin mengetahui apakah anggota moge x di Surabaya memiliki gambaran risk taking behaviour di jalan raya atau tidaknya. Untuk kepentingan penelitian ini peneliti melakukan preliminary study terlebih dahulu. Data yang peneliti dapat tentang motor yang dapat disebut dengan motor gede, yakni motor gede memiliki batas tenaganya 250cc, 600cc, 800cc, 1000cc hingga selebihnya. Beberapa contoh produk motor gede, yaitu brand motor dari Ducati, Harley Davidson, Yamaha, Kawasaki dan Honda. Motor gede biasanya diproduksi dengan bobot berat di atas 150 kg untuk kerangka motornya. Hal itu disebabkan agar menjadi penyeimbang

3 antara tenaga yang dihasilkan dan keseimbangan motor, karena moge dapat mencapai kecepatan 100km/h dalam kurun waktu kurang dari 10 detik. Peraturan lalu lintas saat ini yang menggunakan e-cctv di palang lalu lintas, namun e-cctv untuk merekam kecepatan e-cctv harus ditempatkan tepat di ruas jalan. Saat ini uji coba masih di pasang di persimpangan Bratang, Surabaya. Jadi, tidak bisa mengukur kecepatan karena di sana kendaraan pasti mengurangi kecepatan, ujar Radhana (Jawapos.com, 2017). Seperti halnya perilaku risk taking behaviour ditinjau dari lingkungan, sebagai contoh: individu jika didekatkan atau tumbuh besar dengan kalangan perokok, maka adanya kemungkinan besar akan merokok juga walaupun mengetahui dampak negatif dari merokok yang akan didapatkannya. Risk taking behaviour menerobos lampu lalu lintas yang terjadi di Yogyakarta hingga masuk ke dalam informasi media sosial dan juga didapat dari uraian Liputan6 membahas mengenai sikap risk taking behaviour di jalan raya yang juga dimiliki pada pemilik moge. Dari hasil wawancara dari pertanyaan yang peneliti sediakan seputar RTB dijalan raya. Ketiga, didapatkan dari hasil berita (Liputan6.com, 2016) yang menunjukan pelaku melakukan perilaku risk taking, hingga terjadi kecelakaan yang menabrak seorang ibu yang sedang menyeberang jalan di flyover Klender, hingga meninggal dunia di tempat kejadian. Kecelakaan terjadi, karena pengendara moge tidak dapat mengendalikan laju motornya. Dapat terlihat dari data kecelakaan lalu lintas yang dilansir Polda Metro Jaya. Dalam data ini, dapat dilihat bahwa 62 persen kecelakaan lalu (vivanews.com, 2011). Salah satu kecelakaan yang paling sering dialami oleh pengemudi sepeda motor adalah kecelakaan yang diakibatkan oleh pelanggaran lampu merah (Chang, Wang, Lai, 2009). Di wilayah Jakarta

4 sendiri, pelanggaran lampu merah yang dilakukan oleh pengemudi sepeda motor juga seringkali terjadi. Hal ini juga dapat dilihat dari kasus penilangan elektronik diperempatan Sarinah, Jakarta Pusat dan hasil Operasi Zebra Jaya yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Dari beberapa kasus tersebut, mayoritas pengemudi yang mengalami penilangan adalah pengemudi sepeda motor dan jenis pelanggaran lalulintas (komisikepolisianindonesia.com, 2011). Sebuah motor gede (moge) masuk ke dalam got di Jalan Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat. Belum ada laporan resmi dari pihak kepolisian apakah ada korban jiwa ataupun luka dalam kejadian ini. Kecelakaan tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, di Jl Daan Mogot, KM 2, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (24/4/2016). Motor itu bernomor polisi B4435RS. "Peristiwa kecelakaannya sudah ditangani. Motornya sudah diangkat," kata petugas jaga di Kantor Unit Laka Lantas Polsek Kalideres, Soim saat dikonfirmasi detikcom. Soim belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan tersebut. Dia juga belum bisa memastikan apakah ada korban jiwa ataupun luka dalam kejadian ini. Informasi yang dihimpun, satu orang meninggal dan satu orang lagi mengalami kritis akibat kejadian ini. Namun memang tidak semua pemilik moge melakukan risk taking behaviour di jalan raya seperti pemberitan Hal ini merupakan tindakan dari pihak media sosial menayangkan kejadian ini, agar masyarakat paham akan penyalahgunaan peraturan di jalan raya yang dilakukan pengendara moge. Pada penelitian ini, peneliti akan memberikan beberapa jurnal penelitian sebagai data pendukung variabel risk taking behaviour. Pertama, jurnal dari Bagaskara perbandingan perilaku mengemudi beresiko antara pengemudi mobil dan pengendara sepeda motor dan kaitanya dengan faktor-faktor kepribadian (2017) yang memperkuat variabel penelitian risk taking behaviour ini yang dikatakan bahwa, perilaku beresiko yang sering

5 dilakukan oleh motor yakni, berpindah-pindah lajur untuk mendahului kendaraan lain, menyalip saat menikung dan berkendara melawan arah. Kedua, jurnal dari Ariasena dan Moeliono (2017) tentang gambaran pengambilan keputusan dalam risk taking behaviour remaja putri yang melakukan aborsi tidak aman. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan remaja putri sehingga berani untuk melakukan aborsi tidak aman dengan melakukan risk taking behaviour. Ketiga, jurnal dari Rostiana, Putranto dan Bagaskara (2017) tentang model intervensi penanganan perilaku beresiko pengemudi sepeda motor Indonesia. Tujuan penelitian pada jurnal ini mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengarusi perilaku beresiko dan agar perilaku beresiko pengemudi sepeda motor dapat ditangani. Hal ini dapat mendukung penguatan variabel risk taking behaviour pada penelitian ini, karena hasil penelitian ini menunjukan bahwa, diadakanya aturan untuk mengintervensi risk taking behaviour yang terjadi pada pengendara sepeda motor. Alasan peneliti memilih anggota komunitas moge x yaitu, adanya kesadaran berperilaku mengendarai moge pada saat di jalan raya dan masih tetap melakukannya dari hasil observasi peneliti. sehingga, ada yang menjadi sasaran penelitian ini, mengenai apa yang mendasari anggota komunitas moge x melakukan risk taking behaviour beserta gambaran perilaku risk taking pada anggota komunitas moge x di jalan raya yang akan di teliti dengan menggunakan teori dan aspek dari Trimpop.R. Alasan peneliti mengambil variabel risk taking behaviour pada pengendara motor gede pada anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya karena, observasi peneliti secara teknisnya, moge memiliki tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan motor biasanya, sehingga pengendara moge berdasar informasi yang peneliti dapatkan bahwa, motor

6 gede untuk kecepatan yang tidak tinggi itu jarang dilakukan di jalan raya dan juga masih belum ada penelitian sebelumnya mengenai risk taking behavior pada anggota komunitas moge di Surabaya. Secara psikologis perilaku risk taking behaviour sendiri adalah perilaku beresiko yang dilakukan secara sadar, namun tetap dilakukan dan diterima segala konsekuensinya (Trimpop.R). Alasan peneliti menggunakan teori risk taking behaviour (Trimpop.R) pada komunitas moge x karena menurut peneliti adanya kesesuaian perilaku beresiko anggota komunitas x pada teori risk taking behaviour beserta aspek-aspeknya risk perception, risk assessment dan risk acceptance yang akan peneliti gunakan untuk mencari tahu dan memperkuat bahwa, memang adanya gambaran risk taking behaviour pada anggota komunitas x di jalan raya. Dalam hal ini peneliti akan membahas risk taking behaviour di jalan raya pada anggota komunitas moge x di Surabaya dan untuk dapat mengetahui apakah anggota komunitas moge x memiliki gambaran risk taking behaviour di jalan raya, karena beberapa anggota dari komunitas moge di Indonesia dapat ditemui melakukan risk taking behaviour di jalan raya yang didapatkan dari hasil berita informasi televisi dan berbagai sosial media lainya. Penelitian ini dilaksanakan, yakni memiliki kegunaan agar tiap anggota komunitas moge memiliki kesadaran, bahwa risk taking behaviour akan menguntungkan atau tidak bagi mereka dan juga keadaan sekitarnya (lingkungan masyarakat di jalan raya) dengan pertimbangan tenaga mesin moge yang sangat berbeda dengan motor bebek. Sedangkan, moge dalam mencapai kecepatan 0-100km/h hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 detik. Jadi, kekhasan penelitian ini adalah bagaimana tiap anggota moge x dalam mengendarai mogenya di jalan raya Surabaya yang semakin

ramai. Dari hal ini peneliti ingin meneliti gambaran risk taking behaviour pada anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya. 7 1.2. Batasan Masalah Untuk memperjelas penelitian ini maka peneliti akan menfokuskan pada satu variabel yaitu tentang risk taking behaviour. Subjek penelitian yang dituju adalah anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti perilaku yang mengandung resiko dengan buku acuan dari Trimpop.R (1994) mengenai risk taking behaviour yang membahas bahwa, adanya kesadaran untuk melakukan risk taking behaviour dan dapat menerima segala konsekuensi beserta dampak risk taking behaviour yang dilakukan. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran secara kuantitatif deskriptif tentang risk taking behaviour pada anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara kuantitatif deksriptif tentang risk taking behaviour pada anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya. 1.5. Manfaat Penelitian Oleh karena itu jika tujuan penelitian ini tercapai, peneliti berharap dapat memberi manfaat-manfaat sebagai berikut :

8 1.5.1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi yang cukup kuat untuk pengembangan teori Psikologi Sosial khususnya dalam teori risk taking behaviour. 1.5.2. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti Peneliti berharap, agar hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti, sehingga peneliti dapat memahami bagaimana gambaran risk taking behaviour pada anggota komunitas moge x di jalan raya Surabaya dan agar peneliti mendapat manfaat penelitian ini dalam kegiatan sehari-hari. 2. Bagi anggota komunitas moge x Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi anggota komunitas moge disurabaya, tentang risk taking behaviour dalam menggunakan motor gede di jalan raya. Setelah itu diharapkan anggota komunitas moge x tidak lagi melakukan risk taking behaviour di jalan raya Surabaya, sehingga subjek lebih mengembangkannya lagi dalam kegiatan sosial, misalnya mengadakan penyuluhan dan kegiatan sosial lainya di jalan raya, mengenai kerugian melakukan risk taking behaviour. 3. Bagi pihak yang berwajib. Lebih fokus dalam menindaki aturan di jalan raya, agar warga mendapat perlakuan hukum yang adil sesuai dengan aturan yang ada, guna dapat mengurangi adanya risk taking behaviour yang masyarakat lakukan maupun rasakan.