RESPON APLIKASI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum.l) Sri Rahayu 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unmer Madiun ABSTRACT The important strategy to increase plant production by using intensification programe are the organic fertilizer application and shallot variety. Field trial was conducted in Sogo, Balerejo, Madiun, from Pebruari until Mei 2011. The research is to get the correct application of planting to increase shallot production. The research use factorial randomized block design with three replications. The application of planting, consist of two factor i.e. Factor I organic fertilizer application i.e P1 (without organic fertilizer ), P2 (organic fertilizer dosis 12 ton ha -1 ), P3 (organic fertilizer dosis 15 ton ha -1 ), P4(organic fertilizer dosis 18 ton ha -1 ). Factor II garlic Variety i.e : ( Bauzi variety), ( Thailand variety), ( Filipine variety). Measured peubah of growth and production of garlic i.e : long plant, leave total, bud total, fresh and dry weight. Yield of all observation peubah there are positive correlation between growth and yield peubah i.e : long plant hight P4 (organic fertilizer dosis 18 ton per ha -1 and Filipina variety ) 15.77 cm, leave total hight P1 (without organic fertilizer and Filipina variety ) 27.93., bud total hight P3 (organic fertilizer dosis 15 ton per ha -1 and Filipina variety ) 8.46, fresh weight hight P4 (organic fertilizer dosis 18 ton per ha -1 and Filipina variety ) 106.46 gram, dry weight hight P4 (organic fertilizer dosis 18 ton per ha -1 and Filipina variety ) 65.18 gram Key words : organic fertilizer, shallot variety PENDAHULUAN Laju perkembangan pembangunan pertanian semakin meningkat dipacu melalui rekayasa teknologi budidaya pertanian guna mencapai hasil optimal. Produksi pangan merupakan upaya yang lebih utama guna memenui kebutuhan gizi keluarga, meningkatkan pendapatan petani dan devisa Negara. Bawang merah termasuk komoditas sayuran berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan petani. Harga jual tinggi dikarenakan pasokan berkurang diluar musim panen. Kemampuan produksi budidaya masih belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang terus meningkat. Propinsi penghasil utama di Jawa dengan luas areal panen > 1000 hektar per tahun memberikan kontribusi 75 % dari produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun 2005. Konsumsi ratarata bawang merah untuk tahun 2006 adalah 4.56 kg/kapita/tahun atau 0.38 kg/kapita/tahun. Estimasi permintaan domestic untuk komoditas tersebut pada tahun 2006 mencapai 915.550 ton (konsumsi = 795.264 ton,benih, ekspor dan industri = 119.550 ) (Departemen Pertanian,2004). Usaha budidaya bawang merah suatu cara penganeka ragaman bahan pangan, peningkatan gizi dan pendapatan petani, selain itu guna pemenuhan permintaan pasar. di daerah penelitian ini minat petani untuk membudidayakan bawang merah kurang sehingga produksi yang dicapai tidak maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya minat dan pengetahuan petani tentang budidaya bawang merah. OLeh karena itu untuk memberi dorongan agar mau Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 50
membudidayakan bawang merah perlu adanya penelitian tanaman bawang merah. Upaya untuk meningkatkan produksi perlu diadakan perluasan areal penanaman sebagai sentra produksi bawang merah di berbagai wilayah Indonesia. Peningkatan hasil optimal dalam segi kwalitas dan kwantitas bawang merah salah satunya melalui aplikasi pupuk Organik dan pemilihan varietas yang tahan terhadap hama penyakit. Pemilihan varietas sangat menentukan keberhasilan dalam usaha budidaya tanaman bawang merah. Penggunaan pupuk organik yang berimbang bertujuan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik terutama struktur tanah, sifat kimia dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan sifat biologi tanah dapat meningkatkan aktivitas mikro organisme dalam tanah. Alternatif tersebut merupakan peluang dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertaian melalui penelitian( Sarif, 1995). Penggunaan pupuk organik akan dapat meningkatkan hasil umbi tanaman bawang merah, sebab bahan organik tanah mempunyai pengaruh yang baik terhadap perkembangan mikro organisme dalam tanah. dengan pemberian pupuk organik mampu meningkatkan aktivitas mikro organisme dalam merombak bahan organik menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman. Unsur hara dalam tanah tersedia dalam jumlah yang cukup, penyerapan unsur hara dalam jumlah yang cukup mampu meningkatkan proses fotosintesis barjalan cepat yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah ( Gardner dan Mitchell, 2001). Pemilihan varietas didasarkan pada kondisi iklim dan selera konsumen serta keragaman ukuran dan bentuk umbi bawang merah. Sehubungan permasalahan diatas untuk menghasilkan teknis budidaya yang efisien dan ramah lingkungan, mengingat semakin mahalnya tenaga kerja dan dampak lingkungan akibat penggunaan bahan kimia pertanian. Sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang sistem budidaya sebagai upaya perbaikan konservasi tanah dan kesuburan tanah yang sekaligus meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani, perlu dilakukan kajian tentang respon aplikasi pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman bawang merah METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lahan kering Desa Sogo, Kec. Balerejo, Kab. Madiun dengan jenis tanah ringan, topografi dengan kemiringan 3% (datar), kondisi iklim tipe C Oldemen, ketinggian tanah 63 m diatas permukaan air laut,suhu rata-rata 29-32 o C. Penelitian lapangan dilakukan selama 5 bulan pada bulan Pebruari Mei 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial terdiri dari 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor I Aplikasi pupuk organic terdiri dari P1 (tanpa pupuk Organik ), P2 ( dosis pupuk organik 12 ton per ha ), P3 ( dosis pupuk organik 15 ton per ha), P4( dosis pupuk organik 18 ton per ha). Faktor II Varietas bawang merah terdiri dari ( Varitas Bauzi), (Varietas Thailand), ( Varietas Filipina). Data dianalisis dengan analisis ragam dilanjutkan dengan Uji Duncan. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Pertumbuhan Tanaman 1.1. Respon Dosis pupuk organic (P) terhadap pertumbuhan Panjang tanaman, Jumlah daun, Jumlah anakan tanaman bawang merah. Hasil analisis statistik kombinasi antara perlakuan dosis pupuk organik (P) dan macam varietas (V) menunjukkan adanya interaksi pada peubah pertumbuhan tanaman panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Rerata peubah panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar tanaman dan berat kering tanaman ditunjukkan pada tabel 1 dan 2. Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 51
Tabel 1. Rerata interaksi antara perlakuan dosis pupuk organic (P) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa Macam Varietas (V) tanaman bawang merah pada parameter panjang tanaman(cm), jumlah daun, jumlah anakan Parameter pertumbuhan tanaman Perlakuan Panjang tanama(cm) 20 hst Jumlah daun 50 hst Jumlah anakan 30 hst P 1 V 1 14.12 bc 25.87 ab 7.88 abc P 1 V 2 13.50 cd 25.46 a 7.86 abc P 1 V 3 13.85 b 27.93 cd 7.23 ab P 2 V 1 13.15 a 27.37 cd 7.93 bc P 2 V 2 14.55 cd 27.75 cd 7.45 ab P 2 V 3 14.59 cd 26.59 bcd 7.55 abc P 3 Vi 1 14.80 de 26.43 bcd 7.26 ab P 3 V 2 15.30 def 27.63 abc 7.33 abc P 3 V 3 14.97 d 25.33 abc 8.46 c P 4 V 1 14.79 d 26.87 bcd 7.29 ab P 4 V 2 15.41 def 27.19 cd 7.43 ab P 4 V 3 15.77 f 26.30 abc 7.16 a Keterangan : huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 % 16 15.5 15 14.5 14 13.5 13 12.5 12 11.5 15.77 15.3 15.41 14.8 14.97 14.59 14.55 14.79 14.12 13.85 13.5 13.15 Gambar 1. Interaksi antara perlakuan Dosis pupuk organik dan beberapa varietas terhadap peubah panjang tanaman bawang merah 28.5 28 27.5 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24 27.93 27.75 27.63 27.37 27.19 26.87 26.59 26.43 26.3 25.87 25.46 25.33 Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 52
Gambar 2. Interaksi antara perlakuan Dosis pupuk organik dan beberapa varietas peubah panjang tanaman bawang merah terhadap 9 8.5 8.46 8 7.5 7 7.86 7.88 7.93 7.55 7.45 7.23 7.43 7.33 7.26 7.29 7.16 6.5 Gambar 3. Interaksi antara perlakuan Dosis pupuk organik dan beberapa varietas terhadap peubah panjang tanaman bawang merah Tabel 1 gambar 1, 2 dan 3 menunjukkan bahwa rerata tertinggi panjang tanaman umur 20 hari setelah tanam dicapai kombinasi perlakuan P4 ( perlakuan dosis pupuk organik 18 ton ha-1 dan varietas Filipina ) 15.77 cm, diikuti dengan kombinasi perlakuan P4 ( perlakuan dosis pupuk organik 18 ton ha -1 dan varietas F Thailand ) 15.41 cm dan kombinasi perlakuan P3 ( perlakuan dosis pupuk organik 15 ton per ha dan varietas Thailand ) 15.30 cm. Rerata tertinggi jumlah daun umur 50 hari setelah tanam dicapai pada kombinasi perlakuan P1 ( perlakuan tanpa pupuk organik dan varietas Filipina) 27.93 diikuti kombinasi perlakuan P2 ( perlakuan dosis pupuk organik 15 ton ha -1 dan varietas Thailand ) 27.75 dan kombinasi perlakuan P2 ( perlakuan dosis pupuk organik 12 ton ha -1 dan varietas Bauzi ) 27.37. Rerata tertinggi jumlah anakan umur 30 hari setelah tanam dicapai pada kombinasi perlakuan P3 ( perlakuan dosis pupuk organik 18 ton ha -1 dan varietas Filipina ) 8.46 diikuti kombinasi perlakuan P2 ( perlakuan dosis pupuk organik 12 ton ha -1 dan varietas Bauzi ) 7.93 dan kombinasi perlakuan P1 ( perlakuan dosis pupuk organik 12 ton ha -1 dan varietas Thailand ) 7.88 1.2. Respon Dosis pupuk organik (P) terhadap peubah pertumbuhan berat segar dan berat kering tanaman bawang merah. Tabel 2 : Rerata interaksi antara perlakuan dosis pupuk organic (P) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa Macam Varietas (V) tanaman bawang merah pada peubah berat segar dan berat kering tanaman ( gram ) Peubah hasil tanaman/ gram Perlakuan Berat segar tanaman Berat kering tanaman P 1 V 1 95.67 bc 52.23 ab P 1 V 2 97.55 cd 53.57 abcd P 1 V 3 93.84 bc 50.31 a P 2 V 1 97.55 c 52.65 abc P 2 V 2 104.29 c 62.71 fg Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 53
P 2 V 3 100.94 de 59.67 ef P 3 V 1 101.69 d 56.83 bcde P 3 V 2 88.57 a 58.22 cdef P 3 V 3 103.68 ef 62.51 fg P 4 V 1 98.33 cd 55.43 abcde P 4 V 2 101.52 de 58.97 def P 4 V 3 106.46 f 65.18 g Keterangan : huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5 % 120 100 80 60 40 20 0 104,29 95,67 97,55 97,55 100,94 101,69 103,68 98,33 101,52 106,46 93,84 88,57 Gambar 4. Interaksi antara perlakuan Dosis pupuk organik dan beberapa varietas terhadap peubah berat segar tanaman bawang merah 70 62,71 59,67 62,51 65,18 60 53,57 56,83 58,22 58,97 52,23 52,65 55,43 50 50,31 40 30 20 10 0 Gambar 5. Interaksi antara perlakuan dosis pupuk organik dan beberapa varietas terhadap peubah berat kering tanaman bawang merah Tabel. 2 gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa rerata tertinggi peubah berat basah tanaman dicapai pada kombinasi perlakuan P4 ( pelakuan dosis pupuk organik 18 ton ha -1 dan varietas Filipina ) 106.46 gram, diikuti kombinasi perlakuan P2 ( pelakuan dosis pupuk organik 15 ton ha -1 dan varietas Filipina ) 104.29 gram dan kombinasi perlakuan P3 ( pelakuan dosis pupuk organik 15 ton ha -1 dan varietas Thailand ) 103.68 gram. Rerata tertinggi peubah berat kering tanaman pada kombinasi perlakuan P4 (perlakuan dosis pupuk organik 18 ton dan varietas Filipina) 65.18 gram diikuti dengan kombinasi perlakuan P2 ( perlakuan dosis pupuk organik 15 ton ha -1 dan varietas Thailand ) 62.71 gram, dan kombinasi perlakuan P3 ( pelakuan dosis pupuk organik 18 ton ha -1 dan varietas Filipina ) 62.51gram. ha -1 a.hasil Respon Dosis pupuk organic (P) terhadap peubah hasil umbi kering Hasil analisis statistik kombinasi antara perlakuan dosis pupuk organik (P) Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 54
tidak terdapat interaksi pada peubah berat umbi kering. Rerata paramerter berat umbi kering ditunjukkan pada Tabel.3. Tabel 3 : Rerata hasil beberapa Macam Varietas (V) tanaman bawang merah pada parameter berat umbi kering (gram) Parameter hasil tanaman/ gram Perlakuan P 1 49.64 a P 2 55.79 b P 3 55.96 b P 4 56.45 b Duncan 5 % 3.34 V 1 52.96 a 56.99 b V 3 57.83 b Duncan 5 % 2.88 Keterangan : huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan 5 % Tabel 3. menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik dan varietas tidak menunjukkan interaksi namun jika dilihat masing-masing perlakuan menunjukkan adanya perbedaan nyata. Nilai rata-rata tertinggi berat kering umbi dicapai pada perlakuan pupuk organik 18 ton ha -1 ( P 1 ) 54.35 gram diikuti dengan perlakuan pupuk organik 15 ton ha -1 (P 3 ) 53.86 gram, diikuti perlakuan pupuk organik 12 ton ha -1 (P 2 ) 52.55 gram dan perlakuan pupuk organik 18 ton ha -1 (P 4 ) 46.53 gram. Sedangkan pada perlakuan varietas nilai rata-rata tertinggi ditunjukan pada perlakuan varietas Filipina (V 3 ) 53.63 gram, diikuti perlakuan varietas Thailand (V 2 ) 52.96 gram dan Perlakuan Varietas Bauzi (V 1 ) 48.86 gram b. Pembahasan Hasil analisis statistik menunjukan adanya hubungan nyata antara perlakuan dosis pupuk organik dan macam varietas pada parameter pertumbuhan tanaman panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan, sedangkan parameter hasil ditunjukan pada parameter berat basah tanaman dan berat kering tanaman, sedangkan parameter berat umbi kering tidak menunjukkan adanya hubungan nyata. Perlakuan pemberian bahan organik berpengaruh nyata pada fase pertumbuhan vegetatif tanaman, berarti bahwa dengan pemberian dosis pupuk organik yang tepat mampu memperbaiki sifat fisik tanah terutama terbentuknya struktur tanah baru, sifat fisik, kimia dan biologi tanah,.hal ini diduga bahwa penggunaan pupuk organik yang berimbang dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik memperbaiki struktur tanah, sifat kimia dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan sifat biologi tanah meningkatkan aktivitas mikro organisme dalam tanah mampu merombak bahan organik tanah menghasilkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman serta mampu memperbaiki tata udara dan sirkulasi udara dalam tanah menjadi meningkat. Kondisi tanah tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyebaran akar dan meningkatkan kemampuan akar dalam penyerapan air dan unsur hara dalam jumlah besar, sehingga secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap, proses fotosistesis, respirasi hingga meningkatnya proses metabolisme tubuh tanaman yang secara keseluruhan akan berpengaruh terhadap tumbuh dan Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 55
berkembangnya berbagai varietas tanaman untuk dapat berproduksi optimal. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh adanya tranpirasi, absorbsi, proses fotosintesis dan respirasi yang berpengaruh terhadap bobot berat segar dan berat kering tanaman. Hal ini dipertegas oleh pendapat Gardner dan Mitchell(2001), bahwa klorofil merupakan bagian daun berperan penting dalam proses fotosintesis, salah satu bahan utama dalam pembentukan klorofil adalah nitrogen. Tercukupinya ketersediaan unsur hara bagi tanaman mempercepat proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman transfer ke daun dan berlanjut pada berlangsungnya proses fotosintesis tanaman dalam menghasilkan asimilat, energi dan oksigen. Hasil assimilat ditransfer keseluruh tempat cadangan makanan guna menunjang berlangsungnya proses metabolisme baik perkembangan sel, pembentukan klorofil, ataupun auxin di pucuk tanaman. Kesemuan itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Pertumbuhan vegetatif seperti panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif. Pertumbuhan vegetatif mencapai optimal akan diikuti dengan perkembangan dan pertumbuhan generatif yang optimal. Hal ini ditunjukan hasil analisis statistic peubah pertumbuhan tanaman vegetatif panjang tanaman,jumlah daun, dan jumlah anakan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan generatif berat basah tanaman dan berat kering tanaman. K E S I M P U L A N Hasil analisis statistik menunjukan adanya hubungan nyata antara kombinasi perlakuan dosis pupuk Organik dan macam varietas terhadap parameter pertumbuhan tanaman terutama panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan parameter hasil tanaman berat segar tanaman dan berat kering tanaman. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T., A.A, Rahmianna dan Suhartina, 2000. Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan.Malang, hal.112-115. Agustina, L. 2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Sistem Tanaman Secara Kuantitatif.Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Anonymous, 2000. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius.Yogyakarta. Ashari, S 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia-Press. Jakarta. Bawarsiati, T. Purbiati, E. Korlina, L.Moenir dan R.D.Indriana. 2001. Uji Adaptasi Calon Varietas Unggul Bawang Merah. Pross. Seminar Hasil Penelitian /Pengkajian teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan berwawasan Agribisnis. Hal. 387-388. Berg, JP, Van den, 1968. Analysis of Yield of Grasses in Mixed and Pure Stands. Agric Res. Rep. 714 : 1 74. Lovellus, AR., 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. ( terjemahan ). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Departemen Pertanian, 2004. Perkembangan Produksi Bawang merah Indonesia. http:/www.bptpjatim. go.id. ( 30 Desember 2004) Fitter, A.H dan R.K.M. Hay, 1995. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 133-147. Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R.L. Michell. 2001, Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Rahayu, E dan N. Berlian.2003. Bawang Merah.Penebar Swadaya.Jakarta. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 2001. Sayuran Dunia, Institut Teknologi Bandung. Bandung. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 2005. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada Press.Yogyakarta. Soemarjono, 2001 Budidaya Bawang Merah. Sinar Baru Bandung. Sugito, Y. 2000. Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang. Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 56
Sumarni, n dan T.A. Soetiarso.2002. Pengaruh Waktu Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan, Produksi Biji Bawang Merah Asal Biji dalam Kultur Agregat Hidroponik.J. Hort. 11(3): 163-169. Suryanto. A. 2001. A. 2001. Pola Tanam. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang..Wibowo, S. 2001. Budidaya Bawang ( Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay). Penebar Swadaya. Jakarta Agri-tek Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 RESPON APLIKASI PUPUK... 57