TEORI KEPENDUDUKAN MUTAKHIR IRMAYANI, SKM, M.P.H,- Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat INKES MEDISTRA LUBUK PAKAM
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 diadakan formulasi kembali (Reformulations) beberapa teori kependudukan terutama teori Malthus dan Marx yang merupakan rintisan teori kependudukan mutakhir
Dibagi menjadi dua kelompok 1) Teori fisiologis dan sosial ekonomi; 2) Teori teknologi.
1. Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi a. John Stuart Mill 1. Ahli filsafat&ahli ekonomi berkebangsaan Inggris 2. menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya 3. Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga kecil fertilitas akan rendah
1. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidaklah dapat dihindarkan (seperti dikatakan Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistim kapitalis (seperti pendapat Marx). 2. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: 1. mengimport bahan makanan 2. memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri 1. Pendidikan Dgn meningkatnya pendidikan penduduk maka scr rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada 2. Pemberdayaan perempuan Umumnya perempuan tidak menghendaki anak yg banyak & apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah
b. Arsene Dumont 1. Ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19 2. Teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory fo sosial capilarity) 3. Mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat 4. Untuk mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang
Lanjutan Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara demokrasi, dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat tiap-tiap orang berlomba-lomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat
1. Dumont menekankan perhatiannya pada faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi. 2. Ia mengatakan, pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul saingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks.
Apabila dibandingkan antara masyarakat tradisional dan masyarakat industri, akan terlihat bahwa masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena ada masyarakat industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi
c. Michael Thomas Sadler dan Doubleday 1. Salder mengemukakan Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat. 2. Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya, mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki. Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi yang lebih besar
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan faktor pengekang perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang baik biasanya jumlah keluarganya kecil.
2. Kelompok Teknologi Kelompok ini beranggapan manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai