BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No 16 tahun 2009 tentang perubahan ke empat atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Dalam situasi Negara Republik Indonesia yang sedang melaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang (dapat dipaksakan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi Bangunan

BUPATI MANGGARAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan definisi mengenai pajak menurut beberapa ahli, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpajakan Elearning # 11

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

BAB II LANDASAN TEORI. satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain sebagainnya. Dengan

DASAR HUKUM. ASAS PBB 1.Memberikan kemudahan dan kesederhanaan 2.Adanya kepastian hukum 3.Mudah dimengerti dan adil 4.Menghindari pajak berganda

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan pembangunan dibutuhkan segala potensi yang. Sumber pendapatan keuangan Pemerintah dalam upaya untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. suatu usaha yang telah disusun dengan kurikulum dengan syarat-syarat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan Wajib Pajak membutuhkan teori sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. secara otomatis meningkatkan kesadaran masyarakat. Kesadaran untuk menjadi wajib

BUPATI GOWA PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2012 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak membutuhkan kajian teori sebagai berikut : digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Menurut Undang-Undang No 16 tahun 2009 tentang perubahan ke empat atas Undang-Undang No 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran negara. Sedangkan pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsu-unsur (Mardiasmo, 2011) : 1. Iuran dari rakyat untuk negara. 2. Berdasarkan undang-undang. 3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. 8

9 2.1.1 Fungsi Pajak Secara umum pajak memiliki 2 (dua) fungsi (Mardiasmo, 2011 ) sebagai berikut : 1. Fungsi Budgetair (Anggaran) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. 2. Fungsi Regulared (Mengatur) Pajak sebagai alat untuk mengukur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 2.1.2 Syarat Pemungutan Pajak Agar tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Pemungutan pajak harus adil 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang 3. Tidak mengganggu perekonomian 4. Pemungutan pajak harus efisien 5. Sistem pemungutan pajak harus secara sederhana 2.1.3 Pengelompokan Jenis Pajak Menurut Binambuni (2013) mengungkapkan jenis pajak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Menurut Sifatnya

10 a. Pajak Langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu. b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain. 2. Menurut Objeknya a. Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak (subjeknya). b. Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan memerhatikan atau melihat objeknya baik berupa perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya a. Pajak Pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). b. Pajak Daerah, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 2.1.4 Tujuan Pajak Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara yaitu : 1. Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi. 2. Untuk mendorong tabungan dan menanam modal.

11 3. Untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah. 4. Untuk memodifikasi pola investasi. 5. Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan; 6. Untuk memobilisasi surplus ekonomi. 2.2 Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya. Oleh karena itu, wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pajak. Pajak Bumi dan Bangunan sebagian besar akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah maka akan ditetaplan tempat-tempat pembayaran yang lebih mudah dan dekat sehingga Pemerintah Daerah yang bersangkutan dapat segera memanfaatkan hasil penerimaan pajak guna membiayai pembangunan di masing-masing wilayahnya (Isnanto,2014). Sedangkan Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2011) memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan pedalaman) dan tubuh bumi yang ada di bawahnya serta laut wilayah Republik Indonesia. 2. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam secara tepat pada tanah dan perairan Termasuk dalam pengertian bangunan (Mardiasmo, 2011) adalah :

12 a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan lain-lain, b. Jalan tol, c. Kolam Renang, d. Pagar mewah, e. Tempat olah raga f. Dermaga, g. Taman mewah, h. Fasilitas lain yang memberikan manfaat. 2.2.1 Asas Pajak Bumi dan Bangunan Asas Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2011) adalah : 1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan 2. Adanya kepastian hukum 3. Menghindari pajak berganda 4. Mudah dimengerti dan adil 2.2.2 Objek Pajak Bumi dan Bangunan Yang termasuk objek pajak (Mardiasmo, 2011) sebagai berikut : 1. Yang menjadi objek pajak adalah bumi dan bangunan 2. Yang dimaksud bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jual dan digunakan sebagai pedoman serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang terutang. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan klasifikasi bumi, yaitu :

13 a. Letak b. Peruntukan c. Pemanfaatan d. Kondisi lingkungan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan klasifikasi bangunan, yaitu : a. Bahan yang digunakan b. Rekayasa c. Letak d. Kondisi lingkungan 3. Pengecualian Objek Pajak Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang tidak dikenakan pajak adalah objek pajak yang : a. Digunakan untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan, sebagai berikut : a) Bidang ibadah : masjid, gereja b) Bidang kesehatan : rumah sakit c) Bidang pendidikan : pesantren d) Bidang sosial : panti asuhan e) Bidang kebudayaan nasional : museum, candi b. Digunakan untuk kuburan atau yang sejenis dengan itu c. Merupakan hutan lindung, taman nasional, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak

14 d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan hubungan timbal balik e. Digunakan oleh perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan 4. Objek pajak yang digunakan oleh negara untuk menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pengenaan pajaknya diatur oleh Peraturan Pemerintah. 5. Besarnya NJOPTKP (Nilai Jual objek Pajak Tidak Kena Pajak) ditetapkan untuk masing-masing Kota atau Kabupaten dengan besar setinggi - tingginya Rp 12.000.000,00 untuk setiap Wajib Pajak. 2.2.3 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Dasar pengenaan pajak (Mardiasmo, 2011) adalah : 1. NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) 2. Besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 tahun oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak atas nama Menteri Keuangan 3. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan terrendah 20% dan tertinggi 100% dari NJOP 4. Besarnya persentase ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah dengan memerhatikan kondisi ekonomi nasional 2.2.4 Cara Menghitung Pajak Bumi dan Banguanan Menurut Mardiasmo (2011) besarnya pajak terutang dihitung dengan cara sebagai berikut : Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif Pajak x NJKP = 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP NJOPTKP)]

15 2.3 Sosialisasi Pajak Bumi dan Bangunan Setiap wajib pajak harus ada suatu kesadaran pentingnya pemenuhan kewajiban yang menjadi tanggungjwab dari masing-masing pihak. Hal ini yang dimaksud agar roda pemerintahan dapat berlangsung lancar demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dapat terpenuhi dan direalisasikan. Setiap wajib pajak harus sadar betul tentang pentingnya membayar pajak, bahwa pajak yang dikeluarkan bukan untuk kepentingan pemerintah dan menguntungkan pemerintah tetapi lebuh daripada itu untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Kita harus menyadari bahwa salahsatu pendapatan pemerintah untuk membiayai sarana dan fasilitas umum yang memperlancar jalannya aktivitas masyarakat serta pembangunan yang semakin berkembang, diserap dari sektor pajak (Binambuni, 2013). Dalam rangka mencapai tujuannya, maka kegiatan sosialisasi di bagi ke dalam 3 fokus, yaitu kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak, kegiatan sosialisasi bagi Wajib pajak baru, dan kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar. Kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak bertujuan untuk membangun awareness tentang pentingnya pajak serta menjaring Wajib Pajak baru. Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak baru bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan untuk memenuhi kewajiban nya, khususnya bagi mereka yang belum menyampaikan SPT dan belum melakukan penyetoran pajak untuk yang pertama, sedangkan kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar bertujuan untuk menjaga komitmen Wajib Pajak untuk tetap patuh (Herryanto, Toly, 2013).

16 (Herryanto, Toly, 2013) Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut : 1. Sosialisasi Langsung Sosialisasi langsung adalah kegiatan sosialisasi dengan berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib Pajak. Contoh kegiatan sosialisasi langsung antara lain sarasehan, seminar, ceramah, dan workshop atau bimbingan teknis. 2. Sosialisasi Tidak Langsung Sosialisasi tidak langsung adalah kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan interaksi dengan peserta. Contoh kegiatan sosialisasi tidak langsung antara lain melalui media radio, televisi,dan penyebaran buku. 2.4 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia patuh artinya suka dan taat kepada pemerintah atau aturan, dan disiplin. Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku. Kepatuhan lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan. Selain itu kepatuhan menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu.

17 Terdapat dua perspektif dasar kepatuhan pada hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental yaitu individu dengan kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan yang berhubungan dengan perilaku.perspektif normatif berhubungan dengan moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi. Seseorang lebih cenderung patuh pada hukum yang dianggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma yang berlaku (Sulistyo,2010). Efektifitas peraturan dalam suatu sistem organisasi juga tidak terlepas dari faktor ketaatan atau kepatuhan dari tiap anggota organisasi terhadap aturan yang ada. Kelman membedakan kualitas ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan dalam 3 jenis yaitu: a. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena ia takut terkena sanksi. b. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena takut berhubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak. c. Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan karena benar-benar ia merasa bahwa aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya. Peraturan berjalan kurang efektif bila derajat ketaatannya hanya berkisar di compliance atau identification saja. Sebaliknya bila derajat kepatuhannya mencapai internalisation, berarti kualitas efektifitas peraturan tersebut sudah sangat tinggi, sehingga berjalan sesuai dengan aturan yang ada tanpa menekankan fungsi kontrol yang ketat.

18 2.5 Kesadaran Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Kesadaran wajib pajak adalah sikap wajib pajak yang telah memahami dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak dan telah melaporkan semua penghasilannya tanpa ada yang disembunyikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Yuwono, 2015). (Arum, 2012) Mengurangi beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak, sebagai berikut : 1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. 2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat mrugikan negara. 3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat dipaksakannya. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran paak didasari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara. 2.6 Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Kepatuhan dalam kamus besar Bahasa Indonesia diambil dari kata patuh yang memiliki arti suka menurut, taat pada perintah atau aturan, sedangkan pengertian kepatuhan dalam adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban dan melaksanakan nya (Warouw, et al, 2015). Menurut (Pohan, 2016) kepatuhan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan saat wajib pajak memenuhi semua kewajiban dan melaksanakan

19 nya. Ada 2 macam kepatuhan, yakni kepatuhan formal dan kepatuhan material yaitu sebagai berikut : 1. Kepatuhan Formal Kepatuhan formal adalah suatu keadaan saat wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undangundang. 2. Kepatuhan Material Yang dimaksud kepatuhan material adalah suatu keadaan saat wajib pajak secara substantif atau hakikat memenuhi semua ketentuan material, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang. 2.6.1 Persyaratan Wajib Pajak Patuh Dengan Kriteria Tertentu Persyaratan wajib pajak patuh dengan kriteria tertentu menurut Pasal 17C ayat (2) UU KUP dan Per-Menkeu Nomor 74/PMK.03/2012 meliputi : 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak 3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 tahun berturut-turut 4. Tidak pernah di pidana karena melakukan tindak pidana di bidang berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terkahir.

20 2.6.2 Manfaat Menjadi Wajib Pajak Patuh Untuk mempertahankan statusnya sebagai wajib pajak patuh, manajemen harus menyelenggarakan administrasikewajiban dan haknya dibidang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga kewajibannya dapat dikelola secara efektif dan efisien. Menjadi wajib pajak patuh memberikan manfaat ganda bagi wajib pajak, yaitu memperoleh pengembalian restitusi pendahuluan lebih cepat dari yang biasanya tanpa dilakukan pemeriksaan pajak terlebih dahulu dan prestise bagi manajemen. 2.6.3 Tata Cara Mendapatkan Status Wajib Pajak Patuh Tata cara untuk memperoleh status wajib pajak patuh sebagai berikut : 1. Ditetapkan oleh KPP tempat wajib pajak terdaftar. 2. Wajib pajak mengajukan diri untuk ditetapkan sebagai wajib pajak patuh. Surat permohonan diajukan paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku ke KPP tempat wajib pajak terdaftar.

21 2.7 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, peneliti merujuk pada beberapa penelitian terdahulu untuk dijadikan acuan, antara lain : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Objek Hasil Penelitian (Tahun) Yang Diteliti 1. Yulita Andriani Dan Eva Herianti (2013) Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. - Sosialisasi - Pemahaman - Tingkat pendidikan - Kepatuhan wajib pajak UMKM di Tanah Abang, Jakarta - Sosialisasi pajak dan pemahaman berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. - Sosialisasi pajak, Pemahaman, dan tingkat pendidikan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.

22 No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Objek Hasil Penelitian (Tahun) Yang Diteliti 2. Oktaviane Lidya Winerungan (2013) 3. Donny Binambuni (2013) 4. Zepri Dwi Yuwono (2015) Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP Di KPP Manado Dan KPP Bitung. Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud. Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kota Kediri. - Sosialisasi - Pelayanan fiskus - Kepatuhan wajib pajak - Pajak Bumi dan Bangunan - Sosialisasi - Kepatuhan wajib pajak - Sosialisasi - Kesadaran wajib pajak - Kepatuhan wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado dan Bitung Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud Dispenda Kota Kediri - Sosialisasi, pelayanan fiskus, dan sanksi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan WPOP di KPP Pratama Manado dan Bitung. - Pengaruh sosialisasi, pelayanan fiskus, dan sanksi terhadap kepatuhan WPOP di KPP Bitung lebih besar daripada di KPP Manado. - Sosialisasi PBB berpengaruh terhadap wajib pajak diketahui bahwa terdapat hubungan erat antara sosialisasi PBB dengan kepatuhan wajib pajak yang berada di Kecamatan Nanusa. - Berdasarkan hasil analisis jalur dapat disimpulkan bahwa sosialisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

23 No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Objek Hasil Penelitian (Tahun) Yang Diteliti 5. Jounica Zsezsa Sabhatini Warouw, Jullie J.Sondakh, Dan Stanley K.Walandouw (2015) Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak. - Sosialisasi - Sanksi - Kepatuhan wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado dan Bitung kesadaran wajib pajak PBB. - Berdasarkan hasil analisis jalur dapat disimpulkan bahwa sosialisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak PBB. Berdasarkan hasil analisis jalur dapat disimpulkan bahwa kesadaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak PBB. - Secara persial Sanksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan pada KPP Manado dan Bitung. - Secara persial Sosialisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib

24 No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Objek Hasil Penelitian (Tahun) Yang Diteliti Pajak Badan di KPP Manado dan Bitung. - Secara simultan Sosialisasi dan sanksi memberikan pengaruh signifikan terhadap kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan pada KPP Mando dan Bitung. 2.8 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 menunjukkan kerangka pemikiran teoritis peneliti yang merupakan hubungan antar variabel penelitian. Gambar ini menunjukkan bahwa sosialisasi dapat meningkatkan atau menurunkan kepatuhan dan kesadaran sebagai wajib pajak untuk membayar pajak bumi dan bangunan.

25 KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SOSIALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Y 2 ) (X 1 ) KESADARAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Y 1 ) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 2.9.1 Pengaruh sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kesadaran wajib pajak Sosialisasi adalah proses dimana orang-orang mempelajari sistem nilai, norma, dan pola perilaku yang diharapkan oleh kelompok suatu bentuk transformasi dri orang tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi yang efektif. Sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Keuangan Daerah Kota Pekalongan bertujuan untuk memberikan

26 pengetahuan atau informasi mengenai peraturan yang berlaku mengenai pajak bumi dan bangunan sehinggadengan adanya sosialisasi ini kesadaran wajib pajak di Kota Pekalongan akan meningkat (Yuwono, 2015). Sesuai dengan teori kepatuhan seseorang terhadap aturan ditambah dengan adanya sosialisasi yang baik maka kesadaran akan meningkat. H 1 : Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak. 2.9.2 Pengaruh sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kepatuhan wajib pajak Sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga jumlah peerimaan pajak dapat bertambah sesuai target. Kepatuhan wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak dapat memenuhi semua kewajiban nya.peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari bertambahnya jumlah wajib pajak yang membayar, melaorkan, serta berkurangnya wajib pajak yang mempunyai tunggakan dan mempunyai sanksi baik administrasi maupun pidana (Warouw, et al, 2015). Sesuai denganteori kepatuhan seseorang terhadap aturan ditambah dengan adanya sosialisasi yang baik maka kepatuhan akan meningkat. H 2 : Sosialisasi pajak bumi dan bangunan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2.9.3 Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak Kesadaran wajib pajak adalah dimana seseorang mengetahui dan mengerti tentang cara mengetahui menghitung, membayar, dan melapor pajak serta memenuhi hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Semakin wajib pajak sadar maka kepatuhan wajib

27 pajak akan meningkat sehingga penerimaan daerah akan semakin naik dan pembangunan daerah akan berjalan dengan lancar (Yuwono, 2015). Sesuai dengan teori kepatuhan wajib pajak yang sadar dan benar-benar taat terhadap aturan makan kepatuhan dalam membayar pajak akan meningkat. H 3 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2.9.4 Pengaruh kesadaran membayar pajak dalam memediasi hubungan antara sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kepatuhan wajib pajak Kesadaran membayar pajak menjadi variabel mediasi dalam penelitian ini, variabel yang dijelaskan oleh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi dapat dilakukan baik dengan memberikan konseling langsung ke objek pajak dan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat luas. Jika sosialisasi yang dilakukan kepada wajib pajak yang dilakukan secara baik dan maksimal maka wajib pajak semakin memiliki kesadaran untuk membayar pajak. Sesuai dengan teori kepatuhan wajib pajak yang sadar terhadap adanya sosialisasi yang baik maka kepatuhan membayar pajak akan meningkat. H 4 : Kesadaran membayar pajak memediasi hubungan antara sosialisasi pajak bumi dan banguanan dengan kepatuhan wajib pajak