PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR IT AN NAWI KOTA METRO MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Masherni, Apri Setiawan

ANALISA PLAT LANTAI PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN KANTOR SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAH RAGA (SKO) KOTA METRO

Jl. Banyumas Wonosobo

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SUPERMARKET PRASADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SK SNI T DI KABUPATEN BLITAR.

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN PELAT BANGUNAN GEDUNG DENGAN METODE MARCUS

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB I. Perencanaan Atap

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

STUDI PENGGUNAAN BALOK ANAK PADA STRUKTUR PELAT BETON BERTULANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR ETON ERTULANG PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR IT AN NAWI KOTA METRO MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA Masherni 1,a*, ambang Hasbulah 2,b Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. E-mail : a masherni@yahoo.com, b bambang.hasbullah2015@gmail.com ASTRAK Perencanaan gedung sekolah mengikuti kebutuhan dari kurikulum pendidikan, seperti ruang kelas, kantor, laboratorium, kantor kantin dan sebagainya. Untuk mengantisipasi keterbatasan lahan dalam memenuhi kebutuhan ruang, maka pembangun gedung sekolah dilakukan bertingkat. Namun semakin tinggi suatu gedung, aksi beban gempa semakin berpengaruh. dan karena itulah pertimbangan kekakuan dan kekuatan struktur sangat menentukan dalam desain suatu bangunan. Perhitungan bangunan gedung dapat dilakukan dengan berbagai cara baik manual maupun memakai sistem komputerisasi. Untuk perhitungan secara maual dapat menggunakan cara metode Kani. Sedangkan untuk perhitungan secara komputerisasi dapat dilakukan dengan menggunakan program ETAS dengan mengacu pada peraturaan-peraturan yang berlaku di Indonesia seperti : Tata cara Perhitungan Struktur eton ertulang ( SNI 03-2847-2002), Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur angunan Gedung (SNI-1726-2002). Dari hasil perhitungan beban struktur bangunan gedung berdasarkan komputerisasi dan peraturan-peraturan di atas, didapat hasil berupa momen, lintang, aksial yang digunakan dalam menentukan dimensi dan tulangan struktur beton. Hasil akhir dari perencanaan ini berupa gambar kerja. Ketelitian perhitungan, ketepatan dalam memilih mutu bahan dan dimensi yang digunakan merupakan faktor yang penting dalam perencanaan struktur beton bertulang. Kata Kunci : Struktur, eban, Momen, Tulangan, Gambar Kerja PENDAHULUAN Kota Metro mempunyai visi menjadi kota pendidikan, untuk menunjang hal itu maka dibutuhkan pembangunan sarana dan prasarana yang baik. Pembangunan sarana seperti gedung sekolah akan menunjang tercapainya misi tersebut. Gedung sekolah merupakan tempat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan yang menyangkut pendidikan. Perencanaan gedung sekolah mengikuti kebutuhan dari kurikulum pendidikan, seperti ruang kelas, kantor, laboratorium, kantor kantin dan sebagainya. Untuk mengantisipasi keterbatasan lahan dalam memenuhi kebutuhan ruang, maka pembangun gedung sekolah dilakukan bertingkat. Namun semakin tinggi suatu gedung, aksi beban gempa semakin berpengaruh. dan karena itulah pertimbangan kekakuan dan kekuatan struktur sangat menentukan dalam desain suatu bangunan. Negara Indonesia adalah negara yang sering mengalami gempa bumi dikarenakan letak geografisnya, untuk kota metro sendiri termasuk dalam wilayah gempa zona 4 dalam pembagian wilayah gempa di Indonesia. Dalam segi struktur beban gempa menjadi aspek yang penting dalam perhitungan desain gempa. Di setiap negara mempunyai cara, peraturan dan standar yang berbeda mengenai perencanaan struktur. Negara Indonesia khusunya, Standar Indonesia adalah standar bidang pekerjaan umum yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan p-issn ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 212

Umum setelah mendapat persetujuan dari adan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional di Indonesia. Disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syaratsyarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pemgetahuan dan teknologi, terutama keseragaman/kesatuan bahasa teknik, serta berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian eton eton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat ( SK SNI 03-2847 -2002). eton ertulang eton bertulang adalah material komposit yang terdiri beton dan baja tulangan yang ditanam di dalam beton.sifat utama beton adalah kuat dalam menahan beban tekan tetapi lemah dalam menahan gaya tarik. aja Tulangan aja tulangan adalah bahan bangunan yang keserbasamaannya (homogennitasnya) tinggi, terutama dari Fe (ferum) dalam bentuk kristal dan C (carbon) pembuatannya dilakukan pada temperatur tinggi dari besi mentah yang didapat dari proses dapur tinggi. eton kuat di dalam menahan tekan, tetapi lemah di dalam menahan tarik, bentuk baja tulangan untuk beton adalah bulat polos atau bulat ulir. a. aja tulangan polos (Ø). Tulangan leleh minimum pada baja tulangan polos biasanya sebesar 240 MPa. Diameter tulangan polos dipasaran umumnya 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 28 mm, 32 mm. aja tulangan deform (D). Tegangan leleh minimum pada baja tulangan deform biasanya sebesar 240 Mpa, 320 Mpa, 400 Mpa. Diameter tulangan polos dipasaran umumnya 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 29 mm, 32 mm, 36 mm, 40 mm, 50 mm. Pembebanan Dalam perhitungan konstruksi gedung perlu diketahui beban - beban utama yang bekerja, agar dapat dihitung beban maksimum yang diterima oleh setiap bagian konstruksi bangunan yang telah dilaksanakan.adapun spesifikasi dari masing-masing beban tersebut adalah sebagai berikut : a. eban Mati b. eban Hidup c. eban Gempa d. Kombinasi Pembebanan Analisa Plat Lantai Dalam hal ini plat yang dipakai adalah plat dua arah dan plat satu arah. Plat dua arah didefinisikan sebagai plat yang didukung sepanjang keempat sisi atau perbandingan antara panjang dan lebar plat tidak lebih dari 2 (dua). Sedangkan plat satu arah adalah plat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan sehingga lentur timbul hanya dalam satu arah saja, yaitu pada arah tegak lurus terhadap arah dukungan tepi. Pada sistem struktur bentang menerus, balok meneruskan beban yang disangga sendiri maupun dari plat kepada kolom penyangga. Komunitas penulangan plat diteruskan masuk kedalam balok-balok dan kemudian diteruskan kekolom. Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan adalah sebagai berikut : Rumus menetukan beban Wu = 1,2 WDL + 1,6 WLL (beban rencana) Perhitungan tebal minimum dan maksimum pelat 213 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-issn ; 2089-2098

hmin= hmax = Ln0,8 fy 1500 36 9. Ln0,8 fy 1500 36 rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan plat adalah sebagai berikut : ly = bentang terpanjang lx = bentang terpendek f c 30 Mpa β = 0,85 ρb 0,85. 1. f 'c 600 = x fy 600 fy ρ maks = 0,75. ρb ρ min = 1,4 fy Mu Mn = Mu Rn = 2 b.d fy m = 0,85. f ' c 1 2m.Rn 1 1 ρ = m fy Jika ρ < ρ min < ρ maks, maka dipakai ρ min AS perlu = ρ.b.d (2.26) 2 0,25..D.b AS pakai = s Dimana : AS = luas tulangan yang diperlukan ( mm 2 ) ρb =rasio tulangan S = jarak antar tulangan ( mm ) ρ = rasio penulangan D = diameter tulangan h = tebal plat (mm) Desain Struktur Rangka Desain Struktur rangka pada bangunan ini meliputi; a. Perencanaan alok b. Desain alok Persegi c. Analisis Kolom d. Perhitungan Pondasi Foot Plate METODE PENELITIAN Metode Perencanaan Analisis Statik Ekuivalen yaitu suatu analisis dengan meninjau struktur sebagai struktur 2 Demensi dan menggunakan pendekatan (ekuivalen) dalam perhitungan pembebanan. Kriteria Perencanaan Spesifikasi Perencanaan 1. Fungsi angunan : Gedung Sekolah 2. Wilayah Gempa : Wilayah 4 3. Luas Gedung Perlantai :680 m 2 4. Panjang Gedung : 40 m 5. Lebar Gedung : 17 m 6. Tinggi Gedung : 12 m 7. Jumlah Lantai : 3 Lantai 8. Konstruksi atap :eton ertulang Spesifikasi ahan 1. Mutu eton : 25 MPa 2. Mutu baja tulangan : a. Tulangan Ø : 240 Mpa b. Tulangan D> 12 : 240 MPa Hasil Perencanaan 1. Tabel pembebanan 2. Tabel dimensi dari masing-masing komponen struktur 3. Tabel penulangan struktur 4. Gambar rencana HASIL PENELITIAN Perencanaan Plat Denah Plat Lantai dan Plat Atap E D C A F F A E D F D F G 5.00 40.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 1. Denah dan Tipe Pelat lantai 2,3 17.00 p-issn ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 214

E F F D C A E D F 17.00 D F A G 5.00 40.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 5.00 Gambar 2. Denah dan Tipe Pelat Atap Gambar 6. Denah Penulangan Plat Atap Ø10-300 Ø10-300 dxt dyt dxl dyl ts Ø10-300 Ø10-300 Gambar 3. Penentuan dy dan dx plat lantai Lx Gambar 7. Potongan - Perencanaan alok Anak Denah alok Anak 5.00 5.00 Gambar 4. Denah Penulangan Plat Lantai q1 q2 5.00 q3 Leq Leq Ø10-250 Ø10-250 Gambar 8. Denah alok Anak Lantai 2 & 3 5.00 Ø10-250 Ø10-250 Gambar 5. Potongan - Leq Leq q1 q2 q3 5.00 Gambar 9. Denah alok Anak Atap 215 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-issn ; 2089-2098

5 D 16 Pu 350 350 1,50 0,20 0,20 200 200 Gambar 10. Tulangan alok Daerah Tumpuan dan Lapangan Rencana Tangga 1,10 0.20 0.70 s min s1 s max Gambar 14. Denah Tegangan Lentur 2,40 m 0,20 m 2,40 m 2,00 m 3,00 m 5,00 m + 4,00 m Gambar 15. Penulangan Fondasi Tangga + 2,00 m 2,00 m 2,00 m Perencanaan Portal ± 0,00 m E 1,50 m 7.00 Gambar 11. Denah dan Potongan Tangga 4 D 16 D C 7.00 450 250 2 Ø 10 6 D 16 Gambar 12. Detail Penulangan alok Daerah Lapangan A 6.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 16. Denah dan Distribusi alok Portal 13 14 15 16 19 20 21 9 10 11 12 9 10 11 12 16 17 18 5 6 7 8 Pu 5 6 7 8 13 14 15 1,50 0,20 1 2 3 4 = 2,00 0,40 Gambar13. Rancana Pondasi Tangga 1 2 3 4 Gambar 17. Penomoran Portal As 2 p-issn ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 216

E D C A 34 54 35 55 36 56 37 57 38 58 39 59 40 60 41 61 42 62 43 63 44 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 23 44 24 45 25 46 26 47 27 48 28 49 29 50 30 51 31 52 32 53 33 12 12 34 13 13 35 14 14 36 15 15 37 16 16 38 17 17 39 18 18 40 19 19 41 20 20 42 21 21 43 22 22 350 350 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 18. Penomoran Portal As C 11 200 200 8 D 16 4 D 16 Gambar 22. Tulangan sloof daerah Tumpuan dan Lapangan 450 2 Ø10 450 2 Ø 10 Perencanaan Pondasi 4 D 16 8 D 16 P 250 250 Mux Gambar 19. Tulangan balok daerah Tumpuan dan Lapangan Df Ht 6 D16 Ø10-100 x h1 h2 400 2 D16 y 400 6 D16 Gambar 20. Penulangan Kolom x Gambar 23. Rencana Fondasi Portal TANAH URUG DIPADATKAN Analisis Sloof 17.00 1.50 1.49 5.00 5.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 100 75 250 75 75 325 400 325 75 1200 14 D16 Ø16-75 Ø16-75 Ø 16-75 Ø 16-75 - M 400 400 1200 400 7.00 7.00 Gambar 21. Denah Sloof 400 400 400 1200 Gambar 24. Penulangan Pondasi Tapak 217 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-issn ; 2089-2098

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan erdasarkan perhitungan struktur yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Mutu bahan yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu f c = 25 Mpa dan fy = 240 Mpa 2. Untuk pembebanan struktur mencari pembesian perhitungannya menggunakan perhitungan manual dengan literatur dan buku-buku struktur bangunan gedung, sedangkan pada balok dan kolom portal menggunakan program ETAS yang pakai untuk mencari momen kombinasi. 3. Untuk struktur atap menggunakan pelat beton sedangkan untuk struktur bawah mengunakan pondasi jenis telapak persegi. 4. Untuk plat atap menggunakan tebal plat 100 mm, untuk plat lantai menggunakan tebal plat 120 mm. Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan, Struktur gedung tersebut dikategorikan kuat dan aman untuk digunakan sesuai dengan fungsinya, dalam perhitungan jumlah pembesian pada balok portal hasil dari analisis terhadap penulangan tumpuan dan lapangan yaitu dengan luasan ada = 1608 mm 2, Pada kolom Portal Luas Tulangan yang dibutuhkan adalah 3218 mm 2. Saran Dalam Perencanaan pembangunan yang dilakukan disesuaikan dengan bangunan yang akan dibangun dengan keadaan struktur dan kondisi wilayah tanah sempat, untuk perhitungan struktur selalu diperhatikan beban maksimum yang terjadi dan tulangan yang digunakan adalah tulangan maksimum dengan hasil perhitungan. Dalam perencanaan pembangungan pemodelan struktur dan pendimensian awal perlu diperhatikan dan dilakukan dengan cermat. Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan struktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan dengan memperhatikan segi keamanan, kekuatan, keindahan serta unsur ekonomis. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. andung : Penyelidikan Masalah angunan. Anonim. 1987. SKI 1.3.53-1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim.1991. SKSNI T15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur eton Untuk angunan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, andung. Anonim.2002. SKSNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur eton Untuk angunan Gedung. andung, Desember 2002 Anonim. 2002. SKSNI 03-1726-2002 Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur bangunan Gedung. andung : April 2002 Asroni. Ali 2010. alok Pelat eton ertulanga. Graha Ilmu, Yogyakarta Asroni. Ali 2010. Kolom Fodasi & alok T eton ertulang. Graha Ilmu, Yogyakarta Dr. Surendo. ambang 2015. Rekaya Fondasi Teori dan Penyelesaian Soal. Graha Ilmu, Yogyakarta Kusuma. Gideon 1993. Desain Struktur Rangka eton ertulang di Daerah Rawan Gempa. Erlangga, Jakarta. Kusuma. Gideon 1993. Dasar dasar perencanaan beton bertulang. Erlangga, Jakarta Riza. M. Miftakhur 2010. Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung Dengan ETAS p-issn ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 218

ARS Group Azza Reka Struktur Sutarman. E 2011. Konsep & Aplikasi Mekanika Tanah. Penerbit Andi.Yogyakarta 219 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-issn ; 2089-2098