BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. hukum saat menjalankan tugas dan fungsinya, yang juga berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pihak (penjual dan pembeli). Saat ini, perjanjian jual beli telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. perceraian, tetapi bukan berarti Agama Islam menyukai terjadinya perceraian dari

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

I. PENDAHULUAN. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

HAK GUGAT ORGANISASI (LEGAL STANDING) PADA PERKARA HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI NDONESIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tengker, cet. I, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2001), hal (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 37.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan hubungan tersebut tentunya berbagai macam cara dan kondisi dapat saja

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya. hukum perdata adalah sama penyebutannya secara berturut-turut seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan sejumlah uang misalnya, dapat meminjam dari orang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

KETENTUAN-KETENTUAN PENTING TENTANG WANPRESTASI DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) OLEH: Drs. H. MASRUM, M.H. (Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten)

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

Transkripsi:

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain untuk melaksanakan sesuatu hal. Peristiwa ini menimbulkan hubungan hukum antara para pihak yang terikat dalam perjanjian yang disebut dengan perikatan. Dalam bentuknya perjanjian adalah serangkaian perkataan yang mengandung kesanggupan dari para pihak untuk memenuhi apa yang diperjanjikan baik yang dilakukan secara lisan maupun tertulis. Selain itu perjanjian dapat juga disebut dengan persetujuan karena adanya kesepakatan para pihak untuk saling memenuhi prestasi dan kesediaan untuk mengikatkan diri. Di dalam suatu sengketa perdata sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang berperkara yaitu penggugat yang mengajukan gugatan (orang dan/atau badan hukum yang menuntut haknya karena dilanggar) dan tergugat (orang dan/atau badan hukum yang terhadapnya diajukan gugatan/tuntutan hak ke pengadilan) dan biasanya orang yang langsung berkepentingan sendirilah yang aktif bertindak sebagai pihak dimuka pengadilan, baik sebagai penggugat maupun tergugat. Karena mereka itulah yang mempunyai kepentingan langsung didalam perkara yang bersangkutan, tetapi juga merupakan pihak formil karena merekalah yang beracara dimuka pengadilan bertindak untuk kepentingan dan atas namanya sendiri.

11 Apabila penggugat telah memenuhi panggilan tersebut dengan menghadiri acara persidangan dan ternyata dilain pihak tergugat tidak hadir dalam proses pemeriksaan perkara tersebut, maka menurut Hukum Acara Perdata, gugatan dari penggugat itu dapat diterima tanpa hadirnya tergugat melalui Putusan Verstek. Hal ini telah ditegaskan dalam pasal 149 RBg/pasal 125 HIR yang menyatakan sebagai berikut: Apabila pada hari yang telah ditentukan tergugat tidak hadir dan pula ia tidak menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakilnya, padahal ia telah di panggil secara patut maka putusan itu diterima dengan putusan tidak hadir tergugat (Verstek), kecuali ternyata bagi pengadilan bahwa gugatan tersebut melawan hak atau tidak beralasan. Dari ketentuan diatas dapat dimengerti bahwa walaupun pada dasarnya majelis hakim yang memeriksa suatu perkara tersebut dibenarkan untuk menerima dan memeriksa gugatan penggugat tanpa kehadiran pihak tergugat melalui Putusan Verstek. Namun hal tersebut masih diberikan batasan dengan pengecualian bahwa majelis hakim tersebut tidak dibenarkan untuk menerima gugatan penggugat yang apabila ternyata bersifat melawan hak atau gugatan tersebut tidak beralasan menurut hukum yaitu apabila tidak diajukan peristiwaperistiwa yang membenarkan tuntutan. Jadi Putusan Verstek tidak berarti selalu dikabulkannya gugatan penggugat. Hukum perjanjian merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan sehari hari terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional ditambah dengan kemajuan teknologi terutama di bidang penyewaan kapal yang mempermudah hubungan seseorang dengan orang lainnya. Hubungan tersebut

12 dilakukan melalui hubungan hukum yaitu perjanjian, salah satunya merupakan perjanjian sewa-menyewa kapal. Penyediaan kapal beserta alat perlengkapan oleh pihak pengusaha pengangkutan melalui sewa kapal ini dapat terjadi ditandai dengan adanya perjanjian terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang dituangkan dalam Pasal 453 kitab Undang-undang Hukum Dagang (selanjutnya disebut KUHDagang) dinyatakan bahwa : Sewa menurut waktu adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu (si yang menyewakan) mengikatkan diri untuk selama suatu waktu tertentu, menyediakan sebuah kapal tertentu, kepada pihak lawannya (si penyewa), dengan maksud untuk memakai kapal tersebut dalam pelayaran dilautan guna keperluan pihak yang terakhir ini dengan pembayaran suatu harga yang dihitung menurut lamanya waktu. Ketentuan pasal tersebut di atas merupakan dasar bagi pengusaha pengangkutan untuk mengadakan perjanjian sewa kapal dengan pihak-pihak yang membutuhkannya. Jika penyewaan kapal guna pengangkutan barang-barang maupun orang telah selesai dikerjakan oleh penyewa kapal, maka akan dilanjutkan dengan pengembalian kapal beserta alat perlengkapannya kepada pihak pengusaha pengangkutan sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah diperjanjikan. Namun dalam perjanjian sewa-menyewa tidak selamanya berjalan tanpa hambatan. Terkadang terjadi permasalahan di mana pihak penyewa dan pihak yang menyewakan tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian. Tidak dipenuhinya kewajiban tersebut dapat disebabkan karena kelalain atau kesengajaan atau karena suatu peristiwa yang terjadi diluar kemampuan masing-masing pihak. Dengan kata lain disebabkan oleh wanprestasi atau overmacht. Adapun yang dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan

13 yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian dan bukan keadaan memaksa. 1 Permasalahan ditandai dengan adanya salah satu pihak (penyewa) yang telah memanfaatkan pemakaian kapal beserta alat perlengkapannya untuk memenuhi kebutuhan dalam mengangkut barang muatannya dan ternyata di belakangan hari setelah disepakati dan ditandatangani perjanjian sewa kapal dan ternyata tidak dapat memenuhi isi perjanjian sewa kapal yang sudah digariskan sebelumnya. Dengan kata lain, telah terjadi cidera janji (wanprestasi), baik terjadi karena adanya unsur kelalaian maupun unsur lainnya seperti keterlambatan sipenyewa dalam mengembalikan kapal beserta alat perlengkapannya sebagaimana yang sudah disepakati maupun karena mengangkut barang muatan kapasitas angkutan yang sudah ditetapkan dimana cukup membahayakan kondisi kapal dalam perjalananya. Hal ini akan menyebabkan pihak yang menyewakan merasa dirugikan haknya atas tindakan sipenyewa kapal tongkang tersebut. Sehingga, pihak yang menyewakan kapal tongkang berhak untuk melaporkan permasalahan ingkar janji (wanprestasi) yang dilakukan oleh pihak penyewa kapal tongkang tersebut kepada pihak yang berwajib. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas dan memilih judul Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kapal Tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/Pdt.G/2009/PN-Mdn). 221 1 Nindyo Pramono, Hukum Komersil,(Jakarta:Pusat Penerbitan UT,2003),cetakan.1, hal

14 B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1. Bagaimana perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dan pengaturan hukumnya? 2. Bagaimana perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dalam pelaksanaannya? 3. Bagaimana wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN- MDN)? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka tujuan dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dan pengaturan hukumnya. 2. Untuk mengetahui perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dalam pelaksanaannya. 3. Untuk mengetahui wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN-MDN).

15 D. Manfaat Penulisan Sedangkan yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Secara teoritis sebagai suatu bentuk penambahan literatur tentang wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang. 2. Secara praktis sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran bagi para pembaca dan masukan bagi para pihak yang mungkin akan melakukan perjanjian dan yang berkepentingan khususnya wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini terdiri atas: 1. Sifat atau Materi Penelitian Sifat atau materi penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah deskriptif analisis yang mengarah kepada penelitian hukum yuridis normatif yaitu wujud atau penuangan hasil penelitian mengenai hukum yang berlaku di masyarakat. 2 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data primer dan sekunder. Sumber data sekunder yang terdiri dari: a. Bahan hukum primer dalam penelitian ini dipakai adalah KUHPerdata, KUHDagang. 2 Asri Wijayanti. Strategi Penulisan Hukum. Lubuk Agung, Bandung, 2011. hal. 97.

16 b. Bahan hukum sekunder berupa bacaan yang relevan dengan materi yang diteliti. c. Bahan hukum tersier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun kamus umum dan literature dari internet baik itu melalui Google maupun Yahoo. 3. Alat pengumpul data Dokumen-dokumen hukum yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan dasar perundang-undangan, dimana dalam tulisan ini adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan. 4. Analisis data Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan studi dokumen dan studi lapangan, maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini. F. Keaslian Penulisan Penulisan skripsi didasarkan atas ide atau gagasan penulis dan telah dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum USU oleh petugas bagian pustaka bahwa judul skripsi Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Kapal Tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan

17 Negeri Medan No. 503/Pdt.G/2009/PN-Mdn) belum pernah ditulis dan belum terdaftar di dalam perpustakaan sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keaslian dan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas segala kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penulisan. G. Sistematika Penulisan Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis agar dapat memberikan kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh manfaatnya. Keseluruhan sistematika ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metode penulisan, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PERJANJIAN SEWA MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA Bab ini berisikan mengenai pengertian bentuk-bentuk dan fungsi perjanjian-perjanjian sewa-menyewa dan wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa dan akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian sewamenyewa.

18 BAB III PERJANJIAN SEWA-MENYEWA KAPAL TONGKANG DALAM PRAKTEK Bab ini berisikan mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dan pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang antara PT. Armada Intan Raya dengan PT. Alek Buana Piling serta wanprestasi dan force majeure serta akibat hukumnya dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang. BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA-MENYEWA KAPAL TONGKANG (STUDI PUTUSAN PERDATA PENGADILAN NEGERI MEDAN NO. 503/PDT.G/2009/PN-MDN) Bab ini berisikan mengenai perjanian sewa-menyewa dan pengaturan hukum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang dalam praktek wanprestasi dalam perjanjian sewa-menyewa kapal tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN-MDN). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bagian awal hingga bagian akhir penulisan yang merupakan ringkasan dari substansi penulisan skripsi ini dan saran dari penulis yang sesuai dengan masalah yang dibahas.