Analisis Kekuatan Cement Treated Base (CTB) dengan Bahan Tambah Zat Aditif Menggunakan Variasi Kandungan Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENELITIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BENDA UJI KUBUS BETON PADA PERKERASAN LENTUR TYPE CEMENT TREATED BASE (CTB)

Berat Tertahan (gram)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI MATERIAL CEMENT TREATED BASE (CTB)

BAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

NASKAH SEMINAR INTISARI

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PENGOLAHAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

Transkripsi:

Analisis Kekuatan Cement Treated Base (CTB) dengan Bahan Tambah Zat Aditif Menggunakan Variasi Kandungan Tanah Agung Nusantoro 1*, Nurmansyah Alami 2, Nurkholis 3 1) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo 2) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo 3) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo Email :dermopawiro@gmail.com Abstrak Keywords: Pondasi Jalan; Cement Treated Base (CTB); soil stabilizer Perbaikan struktu rjalan yang rusak membutuhkan material alam yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga perlu mempertimbangkan dengan menggunakan material yang ada atau dengan kata lain mendaur ulang material dari struktur jalan yang sudah rusak. Dengan cara daur ulang (recycling) bongkaran material dari struktur jalan yang rusak, dengan demikian akan banyak menghemat sumber daya alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan CTB untuk lapis pondasi atas jalan dengan menggunakan bahan tambah (soil stabilizer) dan variasi kandungan tanah dan pasir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Dengan menentukan kadar air optimum dan komposisi campuran. Dalam menggunakan kadar air optimum di dapat dari trial pembuatan CTB dengan prosentase kadar air yang diperoleh nilai kadar optimumnya adalah 8%. Hasil nilai kuat tekan rata-rata CTB umur 7 hari dengan bahan tambah zat aditif pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406 kg/cm², kandungan tanah 20%, pasir 25% = 53,680 kg/cm², kandungan tanah 30%, pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%, pasir 15% = 31,443 kg/cm², dan kandungan tanah 50%, pasir 10% = 28,714 kg/cm², dari ke-5 hasil nilai kuat tekan rata-rata CTB pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata di atas 45 kg/cm 2 sebagaimana yang disyaratkan, sehingga CTB pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% sesuai Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2010 : DIVISI 5 perkerasan berbutir dan beton semen dan dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan 1. PENDAHULUAN Jalan merupakan sarana yang menghubungkan antar wilayah atau daerah berupa sebuah struktur yang dapat dilalui diatasnya.struktur jalan dirancang untuk dapat menahan beban diatasnya dan diteruskan kebawah sampai dengan tanah dasarnya.sebuah jalan dirancang tidak hanya kuat tetapi juga harus nyaman bagi penggunanya. Perkerasan jalan merupakan suatu bagian struktur dari jalan yang diperkeras dengan lapisan konstruksi tertentu yang memiliki ketebalan, kekakuan, kekuatan dan kestabilan tertentu sehingga mampu menahan beban lalu lintas yang melintas di atasnya dan meneruskan ke lapisan tanah dasar. Dalam Pembangunan jalan sering kali ditemui juga pekerjaan jalan yang mengalami kerusakan atau kehancuran sebelum masa pelayanan berakhir. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : keadaan tanah dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas yang sudah melewati kapasitas perencanaan, serta iklim maupun cuaca yang mempengaruhi 30

daerah tersebut. Perkerasan jalan diletakkan di atas tanah dasar, dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan tak lepas dari tanah dasar. Pada perkembangan infrastruktur, Ionic soil stabilizer merupakan bahan Additive yang dapat digunakan untuk pembangunan jalan.selain itu, Ionic soil stabilizer juga dapat digunakan untuk memperkuat struktur tanah, mengisi pori-pori antar partikel tanah, cepat mengering menjadi lapisan yang keras sehingga tanah menjadi padat dan stabil sehingga menyebabkan daya dukung tanah meningkat. Jumlah material alam yang terbatas akan sangat berpengaruh pada pemeliharan dan perbaikan sebuah jalan, sehingga diperlukan dengan cara lain untuk dapat menggunakan material sisa struktur jalan yang ada. Untuk mempertahankan fungsi jalan maka diperlukan pemeliharan, perbaikan, dan peningkatan jalan.dalam pelaksanaan pemeliharaan maupun perbaikan jalan membutuhkan material alam yang tidak sedikit jumlahnya, sedangkan jumlah sumber daya alam terbatas dan juga ijin galian material alam sekarang ini tidak mudah. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka material yang ada atau material dari bekas struktur jalan tersebut akan dimanfaatkan lagi dengan menggunakan bahan tambah aditif sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembentuk struktur jalan. Dengan demikian penggunaan bahan alam dapat dikurangi dan mempercepat proses dari perbaikan struktur jalan tersebut. Material sisa struktur jalan yang rusak atau material yang sudah ada biasanya sudah tercampur dengan material lain yaitu berupa tanah ataupun lumpur.untuk itu diperlukan peneletian untuk mengetahui kekuatan struktur jalan CTB dengan menggunakan material yang ada.karena material yang ada sudah bercampur dengan tanah maka dipelukan bahan tambah aditif untuk meningkatkan nilai kekuatan dari CTB tersebut.dengan penelitian ini diharapkan material yang ada atau sisa dari struktur jalan rusak dapat dimanfaatkan atau digunakan lagi sebagai material struktur jalan untuk perbaikan jalan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Brian Rivaldo Purba tentang Uji Kelayakan Agregat Dari Saoka Sorong Barat Sebagai Material Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya, mengenai tingkat kelayakan agregat sebagai material lapis pondasi yang memberikan daya dukung yang tinggi, dengan menggetahui nilai CBR lapis pondasi kelas A dan B. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa agregat dari daerah Saoka Sorong Barat dapat digunakan unuk lapis pondasi kelas A dan B, nilai CBR yang dihasilkanlapis Pondasi Kelas A dengan nilai CBR = 147 % dan Lapis Pondasi Kelas B dengan nilai CBR = 123%. Sesuai standar spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga tahun 2010. Yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah dalam pembuatan LPA/LPB tidak menggunakan bahan tambah zat addictive dan pengujian yang dilakukan tidak menggunakan uji tekan bebas Aria Alhadi pada penelitiannya dengan judul Tinjauan Kuat Tekan Beton Terhadap Aplikasi Bahan Aditif Plastiment Vz Dengan Variasi Dosis 0,15%; 0,20%; 0,25% Dari Berat Semen, yang dilakukan di Proyek Geotechnical Improvement At Pemping Gas Station ini untuk mengetahui variasi kandungan dosis yang optimum untuk mutu beton k-250 yang ditinjau dari nilai kuat tekan yang dihasilkan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi kandungan dosis yang optimum dari 0,15%; 0,20%; 0,25% untuk mutu beton k-250 yang ditinjau dari nilai kuat tekan adalah (0,15%) dengan kuat tekan yang dicapai 321,88 kg/cm2. Yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah prosentase variasi tanah dan bahan aditif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui nilaikuat tekan Cement Treated Base (CTB) untuk lapis pondasi jalan dengan agregat campuran yang sama dan variasi kandungan tanah dan pasir dengan bahan tambahzat aditif (Difa soil stabilizer). 2. METODE Dalam peneletian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kondisi material dilapangan. Material pembentuk Cement Treated Base (CTB) dicampur tanah dengan komposisi 0% s/d 50% dari berat CTB, dan juga dicampur pasir dengan komposisi 31

0% s/d 30% dari berat CTB. Rencana variasi campuran penelitian ini dapat dilihat pada tabel Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Persiapan bahan material yang digunakan untuk penelitian, yaitu: a. pengambilan sample tanah dari Kecamatan Kemiri,Kabupaten Purworejo, b. semen Portland tipe 1 (PPC) menggunakan semen holcim, c. pengambilan sample pasir dari sungai progo, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, d. pengambilan Sampel kerikil dari sungai Bogowonto, Kabupaten Purworejo, e. zat additive (Diva soil stabilizer). 2. Pemeriksaan bahan material. a. Pemeriksaan berat jenis pasir. b. Pemeriksaan berat jenis kerikil. c. Pemeriksaan modulus halus butir pasir. d. Pemeriksaan modulus halus butir kerikil. e. Pemeriksaan kandungan lumpur dalam pasir. f. Pemeriksaan agregat kelas A. 3. Perencanaan Campuran Campuran proporsi Cement Treated Base (CTB) dalam penelitian ini menggunakan proporsi agregat kelas A, agregat halus (pasir) dan tanah. Berikut tabel perencanaan campuran (Proporsi Agregat kelas A, Agregat Halus (pasir) dan tanah) berdasarkan berat CTB tanpa tanah, pasir dan zat aditif, dengan variasi kandungan tanah yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dari berat CTB dan variasi tambahan pasir yang digunakan adalah 30%, 25%, 20%, 15%, 10% dari berat CTB. Tabel 1. Perencanaan Campuran Sample Kandungan Tanah Kandungan Pasir Agregat kelas A Semen Soil Stabilizer 1 0 0 100 5 0 2 10 30 60 5 5,3 3 20 25 55 5 5,3 4 30 20 50 5 5,3 5 40 15 45 5 5,3 6 50 10 40 5 5,3 4. Penentuan Pemadatan Benda uji silinder dimeter 15 cm dan tinggi 30 cm dipadatkan dalam 5 lapis, masingmasing lapisan ditumbuk sebanyak 145 tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm.(dpu 2010 : DIVISI 5) 5. Proses Pembuatan Benda Uji a. Menakar agregat sesuai dengan komposisi campuran yang telah direncanakan (agregat kasar, agregat halus dan tanah). b. Menyiapkan cetakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. c. Campuran agregat kasar, agregat halus dan tanah ditambahkan 5% semen dari berat agregat. (DPU 2010 : DIVISI 5) d. Setelah agregat kasar, agregat halus, tanah dan semen dicampur hingga homogen lalu ditambahkan air dan Difa soil stabilizer dengan kadar air optimum yang diperoleh dari pengujian kuat tekan CTB berdasarkan variasi kadar air yang telah ditentukan. e. Masukkan campuran Cement Treated Base (CTB) kedalam cetakan silinder dipadatkan dalam 5 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 145 tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm. (DPU 2010 : DIVISI 5) 32

f. Simpan benda uji di dalam cetakan silinder didalam ruang lembab selama 12 (dua belas) jam atau lebih lama. (DPU 2010 : DIVISI 5) g. Setelah waktu penyimpanan campuran di dalam silinder tercapai keluarkan dari dalam cetakan dan beri kode pada masing-masing benda uji. h. Benda uji untuk pengujian kuat tekan disimpan dan ditutupi karung goni basah selama 7 hari sebelum dilakukan pengujian guna menjaga kondisi benda uji tetap lembab. 6. Pengujian kuat tekan yang dilakukan pada umur 7 hari. 7. Pengumpulan data hasil pengujian Laboratorium. 8. Analisa dan kesimpulan. Menyimpulkan campuran tanah dan pasir yang optimum untuk CTB dengan bahan tambah zat additive, ditinjau dari nilai kuat tekan yang dihasilkan pada umur 7 hari. 9. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Optimum Dari hasil penelitian diperlukan kadar air optimum yang akan digunakan dan diperoleh nilai kuat tekan CTB berdasarkan variasi kandungan air, seperti gambar 1 berikut ini. Grafik Kuat Tekan Rata-Rata CTB Gambar 1.Grafik Hubungan Nilai Kuat Tekan Rata-Rata dengan Kadar Air. Pada penelitian ini kadar air optimum didapat 8% dari berat agregat dengan nilai kuat tekan rata-rata 85.877 kg/cm².hal ini disebabkan karena air sangat mempengaruhi nilai kuat tekan dan kepadatan CTB dalam pembuatan benda uji. Kurangnya penambahan air menyebabkan proses pengikatan semen pada CTB kurang maksimal, sehingga nilai kuat tekan yang dihasilkan menurun. Sedangkan terlalu banyak penambahan air akan menyebabkan terpisahnya air semen dari agregat, hal ini mengakibatkan CTB keropos dan juga akan mengalami bleeding yaitu naiknya air semen keatas permukaan. Komposisi campuran Cement Treated Base (CTB) Komposisi campuran pembuatan Cement Treated Base (CTB) dengan kandungan air 8 % dari berat agregat, dengan variasi kandungan tanah 50 %, 40 %, 30 %, 20 %, dan 10 %, variasi penambahan pasir 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, dan 30 %, dan variasi agregat kelas A 40 %, 45 %, 50 %, 55 % dan 60 %, sehingga total keseluruhan agregat campurancement Treated Base (CTB) 100 %. Dalam penelitian ini prosentase semen yang digunakan adalah 5 % dari berat agregat dan zat aditif (Difa soil stabilizer) yang digunakan 5,3 gram didapat dari perbandingan penggunaan difa 1 kg per 1 m³. 33

Hasil kuat tekan Cement Treated Base (CTB)Murni Berdasarkan perencanaan campuran yang telah direncanakan, diperolehhasil pengujian kuat tekan Cement Treated Base (CTB) pada umur 7 hari seperti yang disajikan dalam tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Cement Treated Base (CTB) Murni No Sampel Beban (Kg) Luas Penampang Kuat Tekan (Kg/Cm²) 1 15295,500 176,625 86,599 2 15295,500 176,625 86,599 3 15805,350 176,625 89,485 4 14275,800 176,625 80,825 Kuat Tekan Rata- Rata (Kg/Cm²) 85,877 Hasil Rekap Kuat Tekan Rata-rata Dari hasil pengujian kuat tekan di laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut : No Tabel 3. Rekap Hasil Kuat Tekan Rata-Rata Cement Treated Base (CTB) Dengan Bahan Tambah Zat Aditif (Difa Soil Stabilizer Semen Agregat Air Difa (gram) Kuat Tekan Tanah Pasir dari kelas A dari berat dari volume rata-rata berat agregat silinder (Kg/cm²) agregat 1 10 30 60 5 8 5.3 56,406 2 20 25 55 5 8 5.3 53,680 3 30 20 50 5 8 5.3 42,909 4 40 15 45 5 8 5.3 31,443 5 50 10 40 5 8 5.3 28,714 No Tabel 4. Rekap Hasil Kuat Tekan Rata-Rata Cement Treated Base (CTB) Tanpa Bahan Tambah Zat Aditif (Difa Soil Stabilizer) Tanah Pasir Agregat kelas A Semen dari berat agregat Air dari berat agregat Kuat Tekan rata-rata (Kg/cm²) 1 10 30 60 5 8 42,359 2 20 25 55 5 8 30,868 Pada tabel 3 merupakan hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB)dengan bahan tambah zat aditif (Difa Soil Stabilizer) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406kg/cm², kandungan tanah 20%, pasir 25% = 53,680kg/cm², kandungan tanah 30%, pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%, pasir 15% = 31,443 kg/cm², dan kandungan tanah 50% pasir 10% = 28,714 kg/cm². Untuk mengetahui peningkatan nilai kuat tekan CTB dengan zat aditif dan tanpa zat aditif mengambil sampel pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata diatas 45 kg/cm 2 sebagaimana yang disyaratkan Departemen Pekerjaan Umum 2010 : DIVISI 5 sebagai perbandingan peningkatan nilai kuat tekan CTB dengan zat aditif dan nilai kuat tekan CTB tanpa zat aditif. Perbandingan nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) menggunakan zat aditif 34

dan tanpa zat aditif pada prosentase tanah 10%, pasir 30 % dan tanah 20%, pasir 25 % dengan kadar air optimum 8% mengalami peningkatan sebesar 33.162 % dan 73.902 %. Grafik Perbandingan Kuat Tekan CTB Gambar 2.Grafik Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Cement Treated Base (CTB) Dengan Menggunakan Zat Aditif Dan Tanpa Zat Aditif Pada Prosentase Tanah 10 % dan pasir 30 %. Grafik Perbandingan Kuat Tekan CTB Gambar 3.Grafik Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Cement Treated Base (CTB) Dengan Menggunakan Zat Aditif Dan Tanpa Zat Aditif Pada Prosentase Tanah 20 % pasir 25 %. Dari grafik 2 dan 3 perbandingan nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada umur 7 hari dengan zat aditif dan tanpa zat aditif pada prosentase tanah 10%, pasir 30 % dan tanah 20%, pasir 25 % dengan kadar air optimum 8% mengalami peningkatan sebesar 33.162 % dan 73.902 %. Hal ini dipengaruhi oleh penambahan zat aditif (Difa soil stabilizer) pada pembuatan benda ujicement Treated Base (CTB). 35

Grafik Kuat Tekan Rata-RataCTB Gambar 4. Grafik Kuat Tekan Rata-Rata Cement Treated Base (CTB) Dengan Variasi Kandungan Tanah dan pasir Hasil pengujian kuat tekan Cement Treated Base (CTB) pada umur 7 hari dengan bahan matrial yang digunakan agregat kelas A, variasi kandungan tanah 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50 %, variasi penambahan pasir 30 %, 25 %, 20 %, 15 %, 10 %, dengan bahan tambah difa soil stabilizerdiperoleh hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406kg/cm², kandungan tanah 20%, pasir 25% = 53,680kg/cm², kandungan tanah 30%, pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%, pasir 15% = 31,443kg/cm², dan kandungan tanah 50% pasir 10% = 28,714 kg/cm². Ke-5 hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata diatas 45 kg/cm 2 sebagaimana yang disyaratkan, sehingga Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% sesuai spesifikasi DPU 2010 : DIVISI 5 perkerasan berbutir dan beton semen dan dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan. Uraian di atas menunjukkan bahwa semakin sedikit kandungan tanah dan semakin banyak penambahan pasir pada Cement Treated Base (CTB) maka nilai f c mengalami peningkatan. Semakin banyak tanah maka akan mempengaruhi daya lekat agregat dengan semen sehingga kuat tekan Cement Treated Base (CTB) akan berkurang. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada kandungan tanah 10 %, pasir 30 % dan kandungan tanah 20 %, pasir 25 % ditambah zat aditif nilai kuat tekan rata-rata yang dihasilkan lebih besar dari nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) tanpa zat aditif ( difa soil stabilizer) dan mengalami peningkatan sebesar 33.162% dan 73.902%. Hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406 kg/cm², kandungan tanah 20%, pasir 25% = 53,680 kg/cm², kandungan tanah 30%, pasir 20% = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%, pasir 15% = 31,443 kg/cm², dan kamdungan tanah 50% pasir 10% = 28,714 kg/cm². Ke-5 hasil nilai kuat tekan ratarata Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata diatas 45 kg/cm 2 sebagaimana yang disyaratkan, sehingga Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 36

30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% sesuai spesifikasi DPU 2010 : DIVISI 5 perkerasan berbutir dan beton semen sehingga dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan. Uraian di atas menunjukkan bahwa penambahan zat aditif dengan variasi kandungan tanah dan pasir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Zat aditif (difa soil stabilizer) mempengaruhi peningkatan nilai f c pada Cement Treated Base (CTB). b. Semakin sedikit prosentase kandungan tanah pada Cement Treated Base (CTB) maka nilai f c mengalami peningkatan. c. Semakin banyak prosentase penambahan kandungan pasir pada Cement Treated Base (CTB) maka nilai f c mengalami peningkatan. d. Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30%, dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata di atas 45 kg/cm 2 sebagaimana yang disyaratkan (DPU 2010 : DIVISI 5) sehingga dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti ucapkan terima kasih kepada PT. Diva Mahakarya di Yogyakarta yang telah mensponsori bahan aditif soil stabilizer. REFERENSI Alhadi, Aria. Tinjauan Kuat Tekan Beton Terhadap Aplikasi Bahan Aditif Plastiment Vz Dengan Variasi Dosis 0,15%; 0,20%; 0,25% Dari Berat Semen. Tugas Akhir: Universitas Riau Kepulauan Batam. DPU. 2010.Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, ( Devisi 5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen). Edwar, Hermandan Jon, 2014. Pengaruh Variasi Semen Terhadap Nilai CBR BasePerkerasan Lentur Tipe Cement Treated Base (CTB) Tugas Akhir: Institut Teknologi Padang. Ir. Tjokrodimuljo, Kardiyono, M.E. 2009. Teknologi Beton. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Komili,Euis. 2012. Solusi Stabilitas Tanah.Yogyakarta:PT. Diva Mahakarya Purba, Brian Rivaldo. Uji Kelayakan Agregat Dari Saoka Sorong Barat Sebagai Material Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya. Tugas Akhir Jurusan Teknik SipilUniversitas Sam Ratulangi Manado. SKBI 2.3.26. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan LenturJalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. SNI, 03-6805, 2002. Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya SNI 1743 : 2008. Cara uji kepadatan berat untuk tanah. SNI 1974:2011. Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder. 37

Suhardjo, Dradjat. 2008. Metode Penelitian Interdisipliner dan Penulisan Laporan Karya Ilmiah.Yogyakarta: Safiria Istana Press. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 2009. Teknologi Beton. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Widiyatmoko, Hendro. 2011. Analisis campuran Kapur Pada Tanah Lempung Terhadap Sifat Fisis Tanah. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMP, Purworejo. 38