PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

Dasar Melatih. Indah prasetyawati tri purnama sari Fik uny Materi 4

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

Studi Analisis Keberhasilan Atlet Kota Metro dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBINAAN PRESTASI ATLET PENCAK SILAT DEWASA DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI SEKOLAH SEPAKBOLA INDONESIA MUDA (IM) MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nilai dengan teknik yang telah disusun ke dalam lima indikator tes kecepatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

Evaluasi Profil Kondisi Fisik Atlet Bola Voli

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

Journal of Sport Sciences and Fitness

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i, V o l u m e 1 2, N o m o r 1, J a n u a r i

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada mulanya olahraga hanya dimanfaatkan untuk sekedar

Transkripsi:

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017 Yan Indra Siregar 1), M. Fauzan Hakim 2) 1) Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK, Unimed. Email:yanindrasiregar@gmail.com 2) Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK, Unimed. Email:yanindrasiregar@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan teknik bantingan lengan gulat yang baru dan lebih efektif juga efisien. Penelitian ini menggunakan variasi latihan. Subjek dalam penelitian pengembangan ini melibatkan atlet gulat PPLP dan Sumber Juara Dengan Jumlah 20 Atlet. Penelitian ini menghasilkan 5 model latihan teknik bantingan lengan dan keseluruhan model latihan terlebih dahulu di validasi oleh tim validasi yang terdiri dari pelatih dan wasit gulat bersertifikat nasional, serta pakar olahraga gulat dengan persentase 75%-88,3% Hasil persentase validitas model dari uji coba kelompok kecil mencapai 76%-88%. Berdasarkan hasil uji kelompok kecil yang melibatkan 10 orang atlet dari 1 klub menunjukkan bahwa dari 5 variasi yang dikembangkan layak untuk diujicobakan kepada sampel yang lebih luas. Hasil uji kelompok besar yang telah dilakukan peneliti melibatkan 20 orang dari PPLP dan Sumber Juara mencapai persentase 80%-83%. Berdasarkan hasil penelitian 5 bentuk latihan teknik bantingan lengan dapat digunakan setelah diverifikasi oleh tim validator, hasil uji kelompok kecil dan hasil uji kelompok besar dinyatakan layak dan valid untuk digunakan sebagai teknik dalam latihan bantingan lengan cabang olahraga gulat sehingga dapat meningkatkan gerak multilateral pada atlet-atlet muda berbakat dan juga latihan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi atlet daerah dalam mengikuti latihan gulat khususnya teknik bantingan lengan. Kata Kunci: Variasi Latihan, Teknik Bantingan, Gulat I. PENDAHULUAN Olahraga gulat sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia, pada masa setelah perang dunia ke dua olahraga gulat dibawa oleh tentara Belanda yang pada waktu itu menduduki wilayah Indonesia sebagai negara koloni. Gulat menjadi olahraga yang digandrungi dan dipertontonkan di pasar malam. Sebagai salah satu cabang olahraga beladiri asing yang sudah dikenal sejak lama,kehadiran olahraga gulat belum terlalu dapat dirasakan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia,olahraga gulat masih kalah pamor dengan cabang olahraga bela diri asing lain yang datang ke Indonesia seperti karate, tae kwon do dan olahraga asal negeri gajah yang saat ini tengah digandrungi kawula muda yaitu muay thai. Hal tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus ditanggulangi oleh semua pihak khususnya para pelaku dan pecinta olahraga gulat, agar kelak peminat 180

olahraga gulat dapat sejajar atau bahkan lebih diminati dibandingkan dengan peminat beladiri tae kwon do, karate dan muay thai. Tentunya banyak hal yang perlu di evaluasi dari prestasi yang kurang ini, salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi adalah melalui latihan yang sistematis, berulang-ulang dan terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan prinsip-prinsip dan aspek-aspek latihan yang meliputi fisik, teknik, taktik, dan mental. Harsono (1988:100) menyatakan bahwa Untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama olehpemain yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.keempat hal tersebut tentu sangat berkaitan dan tidak dapat dipilah pilah,sebagai gambarannya yaitu fisik sebagai modal untuk menunjang pelatihan teknik dan taktik kemudian mental merupakan modal utama untuk mengaplikasikan teknik dan taktik yang telah dilatih dalam pertandingan. Setiap cabang olahraga memiliki spesifikasi keterampilan gerak yang berbeda-beda. Apabila ingin berprestasi dalam olahraga tingkat dunia tentunya setiap pemain harus memiliki keterampilan yang mahir atau otomatisasi. Penguasaan teknik dasar yang baik merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai prestasi seorang atlet. Harsono (1988:100) memandang penampilan atlet sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan suatu teknik, seperti yang dikemukakannya Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerakan keseluruhan. Dalam olahraga, teknik adalah gerakangerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan kegiatan dalam cabang olahraga. Senada dengan itu Prawiranegera (1980:24) menambahkan bahwa Teknik dasar merupakan keterampilanketerampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat berprestasi tinggi. Penguasaan teknik dasar menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Dengan demikian penguasaan teknik dasar merupakan modal utama untuk meraih prestasi. Melihat kenyataan tersebut seorang atlet gulat yang berambisi untuk berprestasi harus benar-benar menguasai teknik dasar gulat. Dengan menguasai teknik dasar, apabila diumpamakan seorang prajurit dia memiliki amunisi yang banyak dan senjata yang lengkap, sehingga memudahkan melakukan penyerangan dan pertahanan, serta dapat lebih bervariasi dalam menerapkan strategi. 181

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet gulat adalah teknik bantingan, yang terdiri dari bermacammacam bantingan yang salah satunya adalah teknik bantingan lengan Agar teknik batingan dapat dilakukan dengan sempurna, kekuatan dorong dan angkat harus benar-benar kuat dan ini adalah kerja beberapa otot. Otot yang dimaksud dalam hal ini adalah otot lengan dan otot tungkai. Dalam bantingan lengan salah satu organ tubuh yang berperan adalah lengan, oleh karena itu kekuatan otot lengan sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam bantingan lengan. Dari pengamatan peneliti, para penggulat terkadang belum benar dan sempurna melakukan teknik bantingan.hal ini juga ditemukan pada klub-klub gulat lain. Akan tetapi dengan strategi yang dimiliki pelatih gulat untuk memberikan teknik-teknik bantingan yang benar terlebih dahulu memberikan latihan dari tingkat yang lebih mudah. Dengan menerapkan variasi latihan bantingan lengan, pada saat latihan diharapkan akan dapat membantu proses pemahaman konsep dan langkah-langkah dalam melakukan teknik bantingan lengan sehingga penggulat akan dengan sendirinya terampil dalam melakukan teknijk bantingan tersebut. Setelah peneliti melakukan observasi dari beberapa atlet gulat PPLP Medan. Selama ini mereka belum pernah melakukan variasi latihan gulat bantingan lengan. Terkait dengan uraian yang telah dikemukakan diatas maka penelitian melakukan penetian awal atau analisis kebutuhan yang dilaksanakan pada tanggal 8 dan 10 April 2017 dimana peneliti membagikan angket terhadap 10 atlet PPLP dan mewawancara pengurus dan pelatih. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut dapat diketahui, atlet yang belum pernah melakukan variasi latihan gulat bantingan dengan variasi latihan sebaganyak 40% dan mereka mengatakan teknik bantingan dengan menggunakan variasi sangat mendukung dan membantu dalam proses latihan. Dari data tersebut peneliti tertarik melaksanakan penelitian dengan judul Pengembangan Variasi Latihan Gulat Teknik Banting lengan Tahun 2017. II. METODE Penelitian jenis ini berbeda dengan penelitian pendidikan lainnya karena tujuannya adalah mengembangkan produk berdasarkan uji coba untuk kemudian direvisi sampai menghasilkan produk yang layak pakai (Research and Development). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2011: 4) 182

menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam latihan. Sasaran Penelitian 1. Pada uji coba kelompok kecil dilaksanakan di lapangan PPLP Medan, Penelitian ini melibatkan 10 orang Atlet 2. Pada uji kelompok besar dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 20 orang atlet yang masih aktif berlatih di PPLP Medan, Sumber juara dan Club Binjai. Langkah-Langkah Pengembangan Model 1. Penelitian Pendahuluan Analisis Kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 10 April 2017, Setelah peneliti melakukan observasi dari beberapa atlet gulat PPLP Medan. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut dapat diketahui, atlet yang belum pernah melakukan variasi latihan gulat bantingan dengan variasi latihan sebanyak 40% dan mereka mengatakan teknik bantingan dengan menggunakan variasi latihan sangat mendukung dan membantu dalam latihan bantingan 2. Perencanaan Pengembangan Model Rancangan penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Pendapat yang sama dinyatakan Sugiyono (2011: 297), penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Terdapat langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2011: 298), yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk. Gambar 1. Langkah Pengembangan Sugiyono (2011 : 298) 3. Validitas, Evaluasi dan Revisi Hasil Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara intensif dan teratur, hasil Pengembangan Model Latihan Teknik Bantingan Lengan pada Atlet PPLP Medan dituliskan dalam naskah yang menyajikan berbagai bentuk variasi latihan, untuk meningkatkan kemampuan bantingan lengan. Model variasi latihan disesuaikan pada atlet gulat tersebut, dimana 183

pelaksanaan latihan mudah diterapkan dilapangan. Untuk melakukan validitas terhadap model maka dilakukan uji kelayakan terhadap ahli gulat. Terdapat 1 orang pelatih yang bersertifikat dan 1 Model Latihan 1. Membuat Lingkaran Kecil dengan 2 Kelompok Latihan Ini bertujuan untuk membuat latihan lebih efisien dan efektif dimana atlet dapat melatih kekuatan otot tangan dan kemampuan bantingan lengan Matras Latihan Variasi pertama Atlet dibagi 2 kelompok, 4 orang membuat lingkaran dan 1 orang ditengah, atlet yang membuat lingkaran melakukan bantingan lengan dengan orang yang ditengah gerakan yang dilakukan hanya bantingan sederhana tetapi tidak melakukannya secara sempurna hanya gerakannya saja. 2. Berbaris Panjang Kebelakang Latihan Ini bertujuan untuk membuat latihan lebih efisien dan efektif dimana atlet dapat melatih kekuatan otot tangan dan kemampuan bantingan lengan Matras Latihan variasi ke dua Atlet di bagi 2 kelompok, kelompok A berbaris panjang kebelakang dengan jarak 3 meter sedangkan kelompok ke B berhadapan dengan kelompok A, barisan pertama dari kelompok A melakukan bantingan ke barisan pertama kelompok B, setelah itu orang ahli/dosen pendidikan jasmani berijazah olahraga. Kedua ahli tersebut diminta untuk menganalisis rancangan model yang telah dianalisis tersebut dan akan direvisi dan uji coba sebelum akhirnya menjadi produk atau model final. lanjut kebarisan kedua kelompok B, dan seterusnya. 3. Berpasangan Latihan ini bertujuan untuk membuat latihan lebih aktif dimana atlet dapat melatih kekuatan otot tangan secara bergantian secara berpasangan dan berlatih untuk kemampuan bantingan lengan Matras Variasi latihan ketiga setiap orang melakukan latihan lengan secara berpasangan tetapi hanya berpasangan dan secara bergantian gerakan yang dilakukan bantingan sederhana melakukannya secara sempurna. 4. Lingkaran Besar Latihan Ini bertujuan untuk membuat latihan lebih aktif dimana atlet dapat melatih kekuatan otot tangan secara reflek menerima gerakan serangan dan berlatih 184

untuk kemampuan bantingan lengan Matras Latihan variasi ke empat atlet membuat 1 lingkaran dan 1 orang di tengah, salah satu atlet melakukan latihan bantingan secara bergantian. Gerakan ini dilakukan secara reflek dan bergantian untuk menerima serangan bantingan lengan. 5. Menggunakan Karet Ban Latihan Ini bertujuan untuk membuat latihan lebih efektif dimana atlet dapat melatih kekuatan otot tangan dengan menggunakan karet ban dan berlatih untuk kemampuan bantingan lengan. Matras, Karet ban Variasi latihan kelima setiap orang melakukan latihan lengan dengan menggunakan karet ban, dilakukan berulang ulang dan bergantian. Tabel : 1 Hasil Analisis Validasi Model Bantingan Lengan No Persentasi (%) Keterangan 1 Variasi 78,3% Cukup Digunakan 1 Valid 2 Variasi 88,3 % Valid Digunakan 2 3 Variasi 3 4 Variasi 4 5 Variasi 5 III. PEMBAHASAN 85 Valid Digunakan 86,7 % Valid Digunakan 75 % Cukup Valid Digunakan Hasil akhir penelitian ini adalah sebuah produk yang dinilai mampu meningkatkan tujuan dari latihan gulat khususnya bantingan lengan pada atllet PPLP dan Sumber juara. Model latihan dirancang dan disempurnakan didasarkan pada kebutuhan atlit. Konsep dari pembuatan model ini adalah karakteristik atlet yang masih cenderung melakukan kegiatan menarik dan menyenangkan untuk dilakukan, sehingga model latihan di disain untuk tidak membosankan. Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan keberhasilan dari variasi latihan yang dicapai, artinya bahwa model latihan ini sudah dapat dikatakan cukup efektif dan mampu memenuhi kebutuhan atlet PPLP dan Sumber Juara yang merupakan subjek dari penelitian ini. Melaksanakan latihan secara kontiniu, mempunyai sarana dan prasarana namun masih belum mampu untuk diterapkan, maka dengan adanya variasi latihan ini diharapkan akan merangsang daya kreatifitas pelatih dalam proses latihan. Variasi latihan lingkaran kecil merupakan bentuk teknik yang dilakukan atlet dibagi 2 kelompok, 4 orang membuat 185

lingkaran dan 1 orang ditengah, atlet yang membuat lingkaran melakukan bantingan lengan dengan orang yg ditengah gerakan yang dilakukan hanya bantingan sederhana tetapi tidak melakukannya secara sempurna hanya gerakannya saja. Latihan ini telah teruji dapat digunakan pada saat latihan untuk meningkatkan kemampuan membuat teknik bantingan lengan. Variasi latihan berbaris panjang kebelakang merupakan bentuk teknik yang dilakukan atlet di bagi 2 kelompok, kelompok A berbaris panjang kebelakang dengan jarak 3 meter sedangkan kelompok ke B berhadapan dengan kelompok A, barisan pertama dari kelompok A melakukan bantingan ke barisan pertama kelompok B, setelah itu lanjut kebarisan kedua kelompok B, dan seterusnya. Latihan ini telah teruji dapat digunakan pada saat latihan untuk meningkatkan kemampuan membuat teknik bantingan lengan. Variasi latihan berpasangan merupakan bentuk teknik yang dilakukan setiap orang melakukan latihan bantingan lengan secara berpasangan dan melakukan gerakan push secara bergantian gerakan yang dilakukan bantingan sederhana melakukannya secara sempurna. Latihan ini telah teruji dapat digunakan pada saat latihan untuk meningkatkan kemampuan membuat teknik bantingan lengan. Variasi latihan lingkaran besar merupakan bentuk latihan teknik yang dilakukan atlit membuat 1 lingkaran dan 1 orang di tengah, salah satu atlet yang membuat lingkaran masuk menyerang orang yang ditengah melakukan latihan bantingan secara bergantian. Gerakan ini dilakukan secara reflek dan bergantian untuk menerima serangan bantingan lengan. Latihan ini telah teruji dapat digunakan pada saat latihan untuk meningkatkan kemampuan membuat teknik bantingan lengan. Variasi latihan menggunakan karet ban merupakan bentuk latihan teknik yang dilakukan setiap orang melakukan latihan lengan dengan menggunakan karet ban dan berpasangan dilakukan berulang ulang dan bergantian. Latihan ini telah teruji dapat digunakan pada saat latihan untuk meningkatkan kemampuan membuat teknik bantingan lengan. Variasi latihan ini memiliki kelemahan yaitu percaya diri anak yang belum berani melakukan gerakan tersebut. Model latihan ini memiliki juga keunggulan yaitu: 1. Merangsang anak untuk bergerak motoric 2. Memberikan ruang bagi anak untuk berlatih secara serius 3. Dapat dilakukan oleh semua atlet dan tidak ada atlet yang pasif 4. Memerlukan alat yang sederhana 186

5. Proses latihan tidak lagi monoton Penelitian ini telah dilakukan, diupayakan secara maksimal sesuai dengan kemampuan peneliti, namun dalam penelitian ini masih mendapatkan beberapa keterbatasan yang harus diakui dan dikemukakan sebagai bahan perimbangan dalam menganalisir hasil dari penelitian ini. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada beberapa club gulat saja, yaitu PPLP dan Sumber Juara 2. Adanya factor psikologis yang diduga mempengaruhi hasil penelitian yaitu seperti : percaya diri anak, kemampuan anak, mental kondisi fisik dan sebagainya. IV. KESIMPULAN Berdasarkan pada data yang diperoleh, dari hasil uji coba lapangan serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : (1) Pengembangan model variasi Latihan Bantingan lengan dapat membantu pelatih dalam pelaksanakan latihan bantingan lengan secara efektif dan efisien, (2) Melalui model latihan bantingan lengan yang diberikan dapat memberikan peningkatan hasil latihan bantingan lengan pada siswa di PPLP dan Sumber juara dan dapat membantu pelatih dalam pelaksanaan proses latihan. DAFTAR PUSTAKA Awan Hariono, (2006). Metode Melatih Fisik Pencak Silat. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Bompa, TO.(2003). Theory and methodology of training. Kendall/Hunt Publishing Company. Erawan. B. (2008). Modul Kuliah Gulat. Bandung : FPOK UPI Gble. D. (1998). Coaching Wrestling Succsesfully. USA. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek- Aspek psikologis dalam coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma Irianto, Pekik Djoko. (2002: 73). Latihan Kebugaran yang Efektif dan Aman. Yogyakarta: Lukaman Offset Iskandar Wiryokusumo. (2011). Dasardasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Ismaniati CH (2001), Pengembangan Program Pengembangan Bantuan computer, FIY Yogyakarta Sugiyono, (2003). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA Suharsono dan Retnoningsih Ana. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang.Widya Karya. Sukadiyanto. (2010). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY. Syarfruddin, (1992). Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FIK UNP. Tirtawidjaja. (1991). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/ IKIP. 187