BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang berasosiasi dengan infark miokard. Menurut WHO, pada 2008 terdapat 17,3 juta kematian dikarenakan penyakit kardiovaskuler. Pada 2009, 1 dari 6 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. 42% dari seluruh kematian karena kardiovaskuler adalah infark miokard (Mendhis et al., 2011). Infark miokard merupakan keadaan rusaknya miosit jantung karena iskemi yang berkepanjangan (Antman et al., 2000). Pada pasien dengan infark miokard terjadi penurunan suplai oksigen pada otot jantung yang mendapat vaskularisasi dari arteri koronaria yang menyempit. Penyempitan pada arteri koronaria ini disebabkan oleh aterosklerosis. Aterosklerosis dapat berlanjut menjadi trombus pada pembuluh tersebut. Infark miokard akut terjadi saat trombus arteri koronaria mulai merusak pembuluh darah dan menyebabkan oklusi. Trombus akan berkembang lebih cepat pada pembuluh yang mengalami kerusakan sebelumnya. Kerusakan 1
2 pembuluh sebelumnya dapat disebabkan oleh merokok, hipertensi dan akumulasi lipid (Braunwald et al., 2008). Menurut definisi dari European Society of Cardiology infark miokard terjadi apabila terdeteksi adanya peningkatan dan atau penurunan nilai cardiac biomarker (terutama troponin) dengan minimal satu nilai diatas 99 persentil batas atas referensi dan dengan minimal satu dari gejala iskemi yang khas, ditemukannya segmen-st, gelombang T baru yang signifikan atau left bundle branch block (LBBB) baru, terbentuknya gelombang Q patologis pada elektrokardiogram (EKG), pada bukti pencitraan ditemukan kerusakan miokard baru dan abnormalitas pergerakan dinding jantung atau teridentifikasi trombus intrakoroner dengan angiografi atau autopsy (Thygesen et al., 2012). Infark miokard erat hubungannya dengan peningkatan kadar endothelin-1 plasma. Oleh karena itu, endothelin-1 dapat digunakan sebagai marker adanya gangguan pada sel endothelial saat terjadi infark miokard. Konsentrasi endothelin-1 plasma juga dapat merefleksikan abnormalitas dari sistem perfusi yang bermanifestasi pada penurunan fungsi jantung.
3 Endhotelin-1 plasma juga meningkat pada gagal jantung kronis tetapi tidak pada angina stabil dan angina tidak stabil. Pada pasien infark mikoard akut, kadar endothelin-1 meningkat dan mencapai puncak pada jam pertama hingga jam ke-4 dan tetap cenderung tinggi dibanding keadaan normal hingga 72 jam (Stewart et al., 1991). Endothelin-1 merupakan peptida vasokonstriktor yang poten baik pada pembuluh darah koronaria maupun pada pembuluh darah sistemik. Pada kondisi fisiologis, endothelin-1 juga dihasilkan dan dideteksi dalam sirkulasi darah namun dalam jumlah yang sedikit. Peningkatan produksi endothelin-1 salah satunya adalah karena pembentukan trombin dan aktivasi platelet pada arteri koronaria yang mengalami ruptur plak (Ray et al., 1992). Platelet merupakan komponen penting dalam permulaan dan perluasan trombus pada infark miokard akut. Aktivasi platelet mengalami peningkatan pada infark miokard akut. Platelet yang tidak aktif cenderung menjauhi dinding pembuluh darah. Platelet mengalami aktivasi dan adhesi ke dinding pembuluh darah apabila terpapar oleh kolagen di intima. Ruptur plak
4 atau erosi sel endotel menyebabkan paparan kolagen yang mengandung faktor von Willebrand dan menarik platelet berikatan dengan kolagen. Proses selanjutnya adalah agregasi platelet, dimana platelet yang teraktivasi saling berikatan satu sama lain membentuk jendalan (Blann et al., 2001). Agregasi platelet yang kuat dan stabil diperlukan sebagai pondasi pembentukan trombus yang stabil dan oklusif. Aktivasi platelet ditandai dengan perubahan morfologi platelet dan distribusi yang bisa dinilai dengan pemeriksaan mean platelet volume (MPV) dan platelet distribution width (PDW) (Luderitz et al., 1998). Pada penelitian yang sebelumnya, telah dibuktikan adanya peningkatan endothelin-1 pada infark miokard namun belum ada penelitian mengenai hubungan endothelin-1 dan aktivasi platelet terhadap pasien infark miokard akut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar endothelin-1 plasma dan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut.
5 I.2 Identifikasi Masalah Pada infark miokard akut terjadi aktivasi platelet akibat ruptur plak yang disertai pembentukan trombus. Ruptur plak menyebabkan rusaknya sel endothelial dan disfungsi endothelial disekitarnya. Sel endhotelial yang rusak dan terganggu merilis endhotelin-1 dalam sirkulasi koronaria sehingga dapat menyebabkan vasokonstriksi koronaria. Hubungan peningkatan kadar endothelin-1 dalam sirkulasi dan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut perlu diteliti. I.3 Pertanyaan Penelitian Apakah tingginya kadar endothelin-1 plasma berkorelasi dengan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut? I.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini hanya akan membahas ada tidaknya korelasi antara peningkatan kadar endothelin-1 plasma dan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut.
6 I.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara peningkatan kadar endothelin-1 plasma dengan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut. Penelitian ini terutama ditujukan untuk menambah pengetahuan mengenai petanda-petanda lain infark miokard yang selama ini jarang digunakan namun sebenarnya dapat mendeteksi adanya proses patofisiologi pada pasien infark miokard akut dengan peningkatannya pada plasma. I.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai infark mikard akut sudah banyak dilakukan di berbagai institusi di seluruh dunia. Banyak pula penelitian tentang infark miokard akut dengan endothelin-1 maupun aktivasi platelet, diantaranya : - Freixa et al., (2011) yang meneliti pentingnya penilaian endothelin-1 pada infark miokard akut. - Khandekar et al., (2006) yang meneliti tentang indeks volume platelet pada pasien infark miokard akut dan penyakit koroner.
7 Namun dari penelitian yang sudah dilakukan tidak ada yang spesifik membahas tentang korelasi peningkatan endothelin-1 plasma dan aktivasi platelet pada pasien infark miokard akut.