Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG

LAPORAN GEMPABUMI Sungai Penuh - Jambi, 1 Oktober 2009 BMKG

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI Oleh ZULHAM SUGITO 1

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

Sebaran Informasi Geofisika MAta Ie (SIGMA) November 2017

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

LAPORAN GEMPABUMI Manokwari, 4 Januari Pusdatin Geofisika Tim Penyusun

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

ENERGI POTENSIAL GEMPABUMI DI KAWASAN SEGMEN MUSI, KEPAHIANG-BENGKULU EARTHQUAKE POTENTIAL ENERGY IN THE MUSI SEGMENT, KEPAHIANG-BENGKULU AREA

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

NEPAL MASIH PUNYA POTENSI GEMPA BESAR

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU )

S e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!!

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

Gempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh:

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 25-42

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

STUDI AWAL HUBUNGAN GEMPA LAUT DAN GEMPA DARAT SUMATERA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

I. INFORMASI METEOROLOGI

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

Integrasi Jaringan InaTEWS Dengan Jaringan Miniregional Untuk Meningkatan Kualitas Hasil Analisa Parameter Gempabumi Wilayah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

I. INFORMASI METEOROLOGI

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

BAB I PENDAHULUAN. tatanan tektonik terletak pada zona pertemuan lempeng lempeng tektonik. Indonesia

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR)

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumit yang bekerja sejak dahulu hingga sekarang. Proses-proses tersebut,

Seminar Nasional Gempabumi dan Tsunami Rangkaian Acara Bulan Kemerdekaan RI ke 72

Analisis Mekanisme Gempabumi Sorong 25 September 2015 (WIT) (Preliminary Scientific Report)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia terletak pada daerah yang merupakan pertemuan dua

Analisis Bahaya Kegempaan di Wilayah Malang Menggunakan Pendekatan Probabilistik

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

Analisis Perubahan Anomali Gayaberat Sebelum dan Sesudah Gempa Bumi Padang 2016 Mw 7,8 Menggunakan Citra Satelit GRACE

1051 Gempa Terjadi Di Wilayah Pusat Gempa Regional IV

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS PERUBAHAN POLA DEKLINASI PADA GEMPA BUMI SIGNIFIKAN (M 7.0) WILAYAH SUMATERA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI TASIKMALAYA 24 APRIL 2017

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA SURVEY TSUNAMI PANTAI BARAT SUMATERA - BENGKULU

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

Analisa Shakemap dan Jenis Sesar Studi Kasus: Gempa bumi Terasa di Purworejo Jawa Tengah

ANALISIS COULOMB STRESS GEMPA BUMI DELI SERDANG 16 JANUARI 2017

I. INFORMASI METEOROLOGI

MEKANISME SUMBER GEMPABUMI (FOCAL MECHANISM) MANOKWARI

Gempa Bumi Laut Maluku Tanggal 15 November Maluku Earthquakes on November 15th, 2014

SEISMISITAS VERSUS ENERGI RELEASE

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

BAB IV ANALISIS SEISMIC HAZARD

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

Transkripsi:

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai 18 27 November 2017 Sesar Prabu Dwi Sriyanto Stasiun Geofisika Kelas I Winangun, Manado Pada hari Sabtu, 18 November 2017 pukul 23:07:02 WIB telah terjadi gempa bumi di wilayah Pulau Morotai, Maluku Utara. Berdasarkan hasil analisis BMKG, diketahui bahwa gempa bumi ini memiliki kekuatan M=5,8 dengan posisi episenter 2,56 LU dan 128,19 BT pada kedalaman 10 km, tepatnya sekitar 60 km barat laut Kota Daruba yang merupakan ibukota Kabupaten Pulau Morotai, provinsi Maluku Utara. Menurut pernyataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Morotai, hingga Minggu (19/11/2017) malam mencatat bahwa guncangan gempa bumi merusak bangunan di enam desa yaitu Desa Posi-Posi, Desa Leo-Leo Rao, Desa Aru Burung, Desa Lou Madoro, Desa Saminya Mao, dan Desa Waya Bula di Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Gempa bumi ini secara keseluruhan menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 294 bangunan rusak dengan rincian 160 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 108 rumah rusak ringan, 1 pustu rusak berat, 12 gereja dan satu sekolah dasar rusak ringan. Pada Gambar 1 ditampilkan salah satu foto bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Morotai Selatan Barat. Gambar 1. Kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh gempa bumi 18 November 2017 di Kecamatan Morotai Selatan Barat (sumber : http://www.vsi.esdm.go.id)

Hasil monitoring BMKG, hingga tanggal 27 November 2017 menunjukkan telah terjadi gempa bumi susulan sebanyak 33 kejadian dengan magnitudo bervariasi antara M=3,2 hingga M=5,4. Rangkaian gempa bumi susulan yang terjadi juga termasuk gempa bumi dangkal dengan variasi kedalaman antara 1 47 km. Gempa bumi susulan dengan M=5,4 yang terjadi pada hari Minggu, 19 November 2017 pukul 01:36:42 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 2,45 LU dan 128,15 BT juga dirasakan kuat hingga skala intensitas IV MMI di Morotai. Selain itu, terjadi pula 3 gempa bumi susulan dengan M < 5,0 yang juga dirasakan hingga skala intensitas III MMI. Ketiga gempa bumi tersebut masingmasing memiliki magnitudo 4,9, 4,7, dan 4,1. Pada Gambar 2 ditunjukkan peta sebaran episenter gempa bumi yang terjadi, sedangkan pada Gambar 3 ditunjukkan hasil pemodelan tingkat guncangan 5 gempa bumi yang dirasakan. Selanjutnya pada Tabel 1 disajikan daftar parameter gempa bumi dan keterangan gempa bumi yang dirasakan. Gambar 2. Peta sebaran episenter rangkaian gempa bumi di wilayah Morotai yang terjadi mulai tanggal 18 hingga 27 November 2017. Simbol bintang warna merah merupakan lokasi 5 episenter gempa bumi yang dirasakan dan simbol lingkaran adalah lokasi episenter gempa lainnya.

a) b) c) d)

e) Gambar 3. Pemodelan peta guncangan (shakemap) dari gempa bumi tanggal a) 18 November 2017 pukul 23:07:02 WIB, b) 19 November 2017 pukul 01:36:41 WIB, c) 19 November 2017 pukul 02:13:03 WIB, d) 19 November 2017 pukul 20:12:30 WIB, dan e) 27 November 2017 pukul 12:01:17 WIB Tabel 1. Paramater gempa bumi dan keterangan dirasakan (sumber : Stasiun Geofisika Ternate) No Tanggal Jam (UTC) Lintang ( ) Bujur ( ) Kedlmn (km) 1 11/18/2017 16:07:02 2.61 128.17 10 5.8 Dirasakan, MMI: III-IV Morotai 2 11/18/2017 16:14:14 2.38 128.12 16 4.7 3 11/18/2017 16:16:43 2.42 128.16 10 4.4 4 11/18/2017 16:21:55 2.38 128.17 5 3.9 5 11/18/2017 16:25:21 2.45 128.21 47 4.1 6 11/18/2017 16:32:20 2.43 128.13 3 3.6 7 11/18/2017 16:37:47 2.47 128.17 3 3.6 8 11/18/2017 17:03:31 2.41 128.22 1 3.4 9 11/18/2017 17:10:41 2.48 128.19 3 3.6 10 11/18/2017 17:32:02 2.53 128.24 17 3.2 11 11/18/2017 17:37:30 2.49 128.19 10 3.5 12 11/18/2017 17:42:15 2.41 128.11 12 3.8 13 11/18/2017 18:36:41 2.46 128.14 10 5.4 Dirasakan, MMI: III-IV Morotai, 14 11/18/2017 19:13:03 2.36 128.14 1 4.9 Dirasakan, MMI: III Morotai 15 11/18/2017 19:46:29 2.49 128.22 5 4.6 16 11/18/2017 21:08:40 2.34 128.14 9 3.4 Mag Ket

17 11/18/2017 22:00:47 2.42 128.17 10 3.6 18 11/18/2017 22:13:05 2.41 128.18 1 3.3 19 11/18/2017 22:35:56 2.37 128.12 10 3.5 20 11/18/2017 23:45:34 2.52 128.15 2 4.2 21 11/19/2017 0:01:43 2.33 127.84 3 4 22 11/19/2017 0:07:46 2.35 128.05 10 3.8 23 11/19/2017 0:07:47 2.36 128.1 15 3.8 24 11/19/2017 2:48:22 2.42 128.29 5 3.5 25 11/19/2017 2:59:07 2.51 128.16 5 3.9 26 11/19/2017 3:15:42 2.52 128.22 10 4.8 27 11/19/2017 13:12:30 2.42 128.12 10 4.7 Dirasakan, MMI: II Morotai 28 11/19/2017 22:03:22 2.37 128.14 10 4.4 29 11/20/2017 17:27:29 2.44 128.09 15 3.4 30 11/20/2017 22:50:59 2.41 128.1 2 4.3 31 11/21/2017 11:32:50 2.46 128.14 5 3.9 32 11/25/2017 14:29:34 2.29 128.13 4 3.3 33 11/27/2017 5:01:17 2.43 128.22 6 4.1 Dirasakan, MMI : II-III Pulau Roa Berdasarkan informasi mekanisme fokal yang dipublikasikan oleh Global CMT, gempa bumi utama M=5,8 dan gempa bumi susulan M=5,4 memiliki mekanisme yang bertipe patahan oblique dominan geser mengiri, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Gempa bumi utama memiliki parameter strike 24, dip 65, dan slip angle -19, sedangkan gempa bumi susulan dengan magnitudo 5,4 memiliki strike 26, dip 76, dan slip angle -21. Hal ini menunjukkan bahwa rangkaian gempa bumi tersebut termasuk gempa bumi dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar dengan mekanisme sesar mendatar (strike slip). Gambar 4. Peta sebaran episenter beserta informasi bola fokal gempa bumi yang memiliki M>5,0. Simbol bintang warna merah merupakan lokasi 5 episenter gempa bumi yang dirasakan dan simbol lingkaran adalah lokasi episenter gempa lainnya.

jumlah Kejadian Gempa Bumi Wilayah Pulau Morotai termasuk zona aktif seismik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan grafik jumlah kejadian gempa bumi per bulan dalam rentang koordinat 2 LU 3 LU dan 127,5 BT 129 BT mulai Januari 2009 hingga Oktober 2017. Secara temporal, jumlah kejadian gempa bumi di wilayah Pulau Morotai mengalami kecenderungan naik dengan rata-rata per bulan diguncang sebanyak 4 gempa bumi. 14 12 10 8 6 4 2 y = 0.0007x - 25.225 0 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17 Bulan Gambar 5. Grafik jumlah kejadian gempa bumi di wilayah Pulau Morotai per bulan Tingginya aktivitas seismik di wilayah ini disebabkan lokasinya berada di antara dua sistem subduksi. Subduksi lempeng mikro Laut Maluku menunjam di bawah lempeng mikro Halmahera dari arah barat dan subduksi lempeng Filipina menunjam di bawah lempeng mikro Halmahera dari arah timur, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Kedua subduksi ini menyebabkan adanya dominasi gempa-gempa kedalaman menengah dengan rata-rata kedalaman 109,2 km di wilayah Morotai, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Tekanan pergerakan lempeng yang sama-sama ke arah lempeng mikro Halmahera menyebabkan terbentuknya sistem sesar-sesar lokal di sekitar Pulau Morotai dengan strike mengarah baratdaya-timur laut, yang ditunjukkan dengan adanya gempa-gempa dangkal pada Gambar 7. Sistem sesar lokal ini diduga menjadi sumber rangkaian gempa bumi yang terjadi tanggal 18 hingga 27 November 2017 karena kedalamannya yang dangkal dan memiliki arah strike baratdaya-timur laut. Gambar 6. Model subduksi ganda Laut Maluku (Hall dan Wilson, 2000).

Gambar 7. Peta seismisitas wilayah Pulau Morotai berdasarkan magnitudo dan kedalaman dalam rentang waktu Januari 2009 - Oktober 2017 (sumber : BMKG) Selain itu, Global CMT mencatat telah terjadi 5 kali kejadian gempa bumi dengan M>6,0 di wilayah Morotai dalam jangka waktu 1976 hingga sekarang, yang informasi parameternya disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa kejadian gempa bumi dengan M>6,0 di wilayah Morotai disebabkan oleh 2 jenis sumber gempa, yaitu berasal dari subduksi dengan kedalaman menengah dan jenis patahan naik, serta berasal dari sesar-sesar lokal dengan kedalaman dangkal dan jenis patahan geser. Tabel 2. Parameter gempa bumi dengan M>6,0 yang pernah terjadi di wilayah Morotai antara tahun 1976 hingga sekarang (sumber : Global CMT) Tanggal Origin Time (UTC) Lintang ( ) Bujur ( ) Kedlman (km) Mag 11 Mei 1983 00:17:17 2.61 128.35 133.1 6.1 26 Mei 2003 19:23:39 2.61 128.88 34 6.9 29 November 2006 8 Oktober 2010 19 November 2013 01:32:21 2.7 128.33 35.5 6.2 05:43:13 2.83 128.1 136.2 6.2 13:32:56 2.79 128.34 37.6 6.1 Parameter bidang sesar Strike Dip Rake Focal 198 27 153 312 78 66 326 36 60 182 59 110 55 57 25 310 69 145 135 52 39 19 60 134 291 47 156 38 72 45

Berdasarkan analisis rangkaian gempa bumi yang terjadi di wilayah Morotai tersebut dapat diketahui bahwa wilayah Pulau Morotai dan sekitarnya merupakan daerah dengan tingkat bahaya gempa bumi tinggi dengan magnitudo rata-rata 4,38 dan kedalaman rata-rata 109,2 km. Kejadian gempa bumi dengan magnitudo kurang dari 4,0 tetap wajib diwaspadai oleh masyarakat karena tetap berpotensi merusak apabila posisi episenternya dekat dengan pemukiman. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang bermukim dekat dengan zona sumber gempa bumi wajib mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan sebelum, saat terjadi, dan setelah gempa bumi untuk mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan.