BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula. kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah pengguna telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah semakin berat baik dari segi kemajuan teknologi, perkembangan. perusahaan guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal investor dapat membentuk portofolio serta melakukan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesat ini, menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat. Sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas. Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan (Lusiyanti, 2014). Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendirian suatu perusahaan pasti memiliki tujuan yang jelas. Menurut Harjito & Martono (2007:3) ada 3 hal yang menjadi tujuan perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Tujuan yang kedua adalah untuk memakmurkan pemegang saham. Tujuan ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7) Menurut Bringham dan Houston (2011:111) pengukuran nilai perusahaan salah satunya diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV). Nilai perusahaan dapat dilihat dari PBV yang merupakan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku perlembar saham (Weston dan Copeland, 2004:306). Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai perusahaan dapat diketahui berada di atas atau di bawah nilai bukunya. Semakin tinggi PBV artinya perusahaan semakin berhasil mnciptakan nilai dan kemakmuran bagi pemegang saham. Ukuran umum yang digunakan para investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan yang berasal dari 1

2 laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, perihal Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum. Rasio keuangan yang relevan ini akan dijadikan informasi yang ada hubungannya dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan. Dalam laporan keuangan, rasio keuangan yang relevan ini yaitu menunjukan tranparasi dari rasio likuiditas; rasio leverage, rasio aktivitas, rasio rentabilitas dan rasio pasar perusahaan untuk kepentingan investor, bank, kreditur, maupun manajemen sendiri. Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah semakin berkembang pesat dengan industri teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler sudah mencapai seluruh provinsi di Indonesia dan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia. Komunikasi seluler juga hanya bukan komunikasi suara tapi juga sudah meluas kepada komunikasi data. Semakin sulit memisahkan antara kegiatan jasa telekomunikasi dengan aplikasi telekomunikasi. Pertumbuhan pengguna jasa telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon seluler juga semakin tinggi dengan semakin banyaknya aplikasi yang melekat pada perangkat telekomunikasi (E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8.3 (2014))

3 Pada tahun 2016, sektor jasa telekomunikasi yang mampu tumbuh sebesar 8.87% merupakan yang tertinggi dalam perekonomian nasional dibanding sektor-sektor lainnya (bisniskeuangan.kompas.com). Kelompok transportasi dan komunikasi juga kini menjadi salah satu kelompok kebutuhan pokok yang digunakan dalam penghitungan inflasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat tidak dapat dipungkiri telah memberikan perubahan yang sangat mendasar dalam pengelolaan aktifitas bisnis. Jarak dan batas teritorial suatu negara tidak menjadi hambatan lagi dengan adanya teknologi telekomunikasi (E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8.3 (2014)). Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, menurut data tahun 2015 penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa (Badan Pusat Statistik). Jumlah populasi Indonesia yang besar ini sangat menarik sebagai ladang berinvestasi. Tidak terkecuali dalam bidang penyedia layanan telekomunikasi. Terlebih jumlah pelanggan yang terus meningkat. Teknologi telekomunikasi ini terus berkembang. Mulai dari 1G, 2G, 3G, dan saat ini memasuki era 4G. Bahkan perusahaan telekomunikasi telah bersiap untuk era 5G. Meski terus tumbuh, berbagai potensi pertumbuhan dan permasalahan yang terjadi pada perusahaan telekomunikasi dapat menyebabkan naik turunnya nilai perusahaan tersebut.

4 Proyeksi pertumbuhan jumlah pelanggan jasa telekomuikasi merupakan suatu hal yang penting. Karena akan berdampak terhadap keputusan perusahaan berkaitan dengan kapan, kemana dan berapa besar investasi yang diperlukan. Serta untuk perencanaan pengembangan jaringan untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan dimasa yang akan datang. Ada beberapa hal yang telah ditempuh pihak manajemen untuk tetap mencapai tujuan perusahaan telekomunikasi. Mulai dari perbaikan kualitas layanan dan jaringan, periklanan melalui media, hingga tarif yang murah. Untuk itu diperlukan kebijakan yang tepat dalam setiap aktifitas perusahaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab manajemen (Jurnal Spread, 2011). Kesuksesan maupun kebangkrutan perusahaan sedikit banyak tergantung dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan, termasuk keputusan mengenai kebijakan hutang. Kebijakan hutang yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan hutang perlu dikelola karena penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang akan menghemat pajak. Namun, penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan. Kebijakan hutang dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Pengalokasian dana dan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancarnya merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi nilai

5 perusahaan. Jika perusahaan lancar dalam membayar hutang jangka pendek artinya perusahaan tersebut mempunyai profitabilitas yang baik. Hutang lancar ini dapat diukur menggunakan Current Ratio (CR). Berikut adalah tabel yang menggambarkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio perusahaan telekomunikasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016: Tabel 1.1 Current Ratio (CR) Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016 Kode Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TLKM 0,96 1,16 1,16 1,06 1,35 1,20 ISAT 0,55 0,53 0,75 0,41 0,49 0,42 FREN 0,26 0,28 0,36 0,31 0,53 0,45 EXCL 0,39 0,42 0,74 0,86 0,64 0,47 Sumber: www.idx.co.id (diolah peneliti, 2017) Tabel 1.2 Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan telekomunikasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016 Kode Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TLKM 0,69 0,66 0,65 0,65 0,78 0,70 ISAT 1,77 2,30 1,85 2,73 3,18 2,59

6 FREN 2,76 1,88 4,14 3,43 2,02 2,89 EXCL 1,28 1,31 1,63 3,53 3,18 1,59 Sumber: www.idx.co.id (diolah peneliti, 2017) Dapat dilihat dari tabel diatas CR dan DER perusahaan telekomunikasi ini bergerak fluktuatif. Tetapi pada tahun 2016, kedua rasio ini mengalami penurunan. Pergerakan yang fluktuatif ini berdampak pada nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Berikut tabel yang menggambarkan PBV perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2016. Tabel 1.3 Price To Book Value (PBV) Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016 Kode Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TLKM 2,24 2,59 2,70 3,27 3,26 3,74 ISAT 1,63 2,12 1,16 1,54 2,25 2,32 FREN 1,81 0,30 0,32 0,40 0,77 0,94 EXCL 2,28 3,08 2,90 2,96 2,21 1,16 Sumber: www.idx.co.id (diolah peneliti, 2017) Dari tabel 1.3 dapat terlihat bahwa PBV perusahaan telekomunikasi mengalami fluktuasi dari tahun 2011-2016. Pada tahun 2016 perusahaan telekomunikasi rata-rata mengalami kenaikan PBV. PT Telekomunikasi Indonesia 3.74, PT Indosat Tbk 2.32, PT Smartfren Tbk 0.94, dan hanya PT XL Axiata Tbk yang mengalami penurunan dari tahun 2015 menjadi 1.16.

7 Peneliti memilih perusahaan sektor ini sebagai objek penelitian karena perusahaan telekomunikasi pada era sekarang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan mengalami persaingan bisnis yang ketat. Hal itulah yang mendorong perusahan-perusahaan tersebut harus mampu meningkatkan kinerjanya untuk mempertahankan nilai perusahaan yang tinggi di mata investor. Perusahaan telekomunikasi juga adalah merupakan perusahaan yang khusus, hal ini ditunjukkan dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 35 (IAI, 2007:35). Berdasarkan latar belakang penelitan diatas, maka peniliti tertarik untuk meneliti tentang PENGARUH CURRENT RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada latar belakang pen elitian maka peneliti akan membatasi masalah yang menjadi pokok penelitian, diantaranya: 1. Semakin tinggi current ratio artinya semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancarnya. Pada tahun 2016 ada 3 perusahaan yang nilai rasionya ada dibawah rata-rata industri. Hal terebut menunjukan

8 bahwa kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar hutang lancar nya rendah. 2. Perusahaan dengan debt to equity ratio (DER) yang tinggi menunjukan bahwa hutang perusahaan tinggi pula, hal ini akan berdampak pada harga saham menurun. Pada tahun 2016 PT Indosat tbk dan PT Smartfren tbk memiliki DER sebesar 2,59 dan 2,89. Hal ini menujukan bahwa perusahaan tersebut memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya dibandingkan dengan PT Telekomunikasi Indaonesia tbk dan PT XL Axiata tbk dengan DER sebesar 0,70 dan 1,59. 3. Pada tahun 2016, ada 3 perusahaan dengan PBV yang tinggi tetapi tidak disertai dengan current ratio yang tinggi. Dan 1 perusahaan dengan PBV yang rendah dengan DER yang rendah. Seharusnya kenaikan PBV diseratai dengan current ratio yang tinggi dan debt to equity yang rendah. C. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap Nilai Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 2. Seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap Nilai Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 3. Seberapa besar pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap Nilai Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

9 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh current ratio secara parsial terhadap nilai perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh debt to equity ratio secara parsial terhadap nilai perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh current ratio dan debt to equiy ratio secara simultan terhadap nilai perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak diantaranya: 1. Kegunaan Teoritis Bagi akademik, penelitian ini diharapkan sebagai referensi penulisan di bidang keuangan dan pasar modal. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan teoritis khususnya masalah kinerja keuangan perusahaan. Sehingga peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi dalam

10 bidang Manajemen Investasi dan Portofolio yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk memperoleh tambahan informasi untuk menilai potensi perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan investasi. c. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. d. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. F. Kerangka Teoritis Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey, 2011:73). Menurut Bringham dan Houston (2011:111) pengukuran nilai perusahaan salah satunya diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV). Rasio PBV ini salah satunya dapat dipengaruhi oleh kebijakan hutang. Perusahaan dengan hutang yang tinggi, dapat menghemat pajak perusahaan. tetapi perusahaan dengan hutang yang tinggi pula dapat menurunkan nilai perusahaan karena akan muncul biaya kepailitan.

11 Indikator rasio kinerja untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan current ratio dan debt to equity ratio, dimana debt to equity ratio ini berhubungan negatif dengan nilai perusahaan dan current ratio berhubungan positif terhadap nilai perusahaan. Dari uraian diatas maka hubungan variabel penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X1: Current Ratio H 1 H 3 H 2 Y: Nilai Perusahaan X2: Debt to Equity Ratio Keterangan: : secara parsial : secara simultan Sumber: diolah peneliti (2017) Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Untuk mendukung penelitian ini juga terdapat beberapa penelitian terdahulu. Berikut ini beberapa penelitian tersebut dengan persamaan dan perbedaannya terhadap penelitian ini:

12 Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Peneliti Metode Analisis Hasil Penelitian Persamaan Perbandingan Perbedaan Pengaruh Wahyudi Regresi Secara parsial Adanya Perbedaan Profitabiltas, Likuiditas Asto Nugroho Berganda semua variabel signifikan, Persamaan pada pada variabel X 1 dan (2012) hanya variabel Variabel Leverage terhadap current ratio yang tidak X 2, X 3 dan Y. Nilai signifikan. Perusahaan Sedangkan secara simultan variabel Operating Profit Margin (OPM), ROA, ROE, Current Ratio, Quick Ratio, dan Leverage signifikan sebesar 63,4%.

13 Pengaruh Kadek Regresi Secara parsial Adanya Perbedaan Struktur Priana Berganda kepemilikan persamaan pada X 1 Kepemilika (2013) saham dan pada dan X 3 n Saham, kepemilikan variabel X 2 Struktur manajerial dan Y Modal dan Profitabilita positif sedang s pada kan struktur perusahaan modal dan profitabilitas negatif. Dengan nilai koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,086 atau 8,6%.

14 Pengaruh Al-Fredo Regresi Current ratio Adanya Perbedaan Kinerja Mahendra Berganda persamaan pada Keuangan (2012) positif tidak pada indikator Terhadap signifikan indikator X 3 Nilai Perusahaan terhadap nilai perusahaan, debt to equity X 1, X 2 dan Y negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan Return On Assets positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

15 Pengaruh 1. Corry Regresi Current ratio Adanya Perbedaan Tingkat Winda Berganda (CR), Debt to persamaan pada Likuiditas, Anzlina Equiry (DER), variabel variabel Solvabilitas, 2. Rustam Total Asset X 1, X 2 dan X 3 dan X 4 Aktivitas Turn Over Y dan (TATO), dan Profitabilita Return On s terhadap Equity (ROE) Nilai perusahaan variabel secara signifikan memiliki pengaruh untuk (pasar MVE dari nilai Ekuitas). Secara parsial, hanya CR yang secara signifikan

16 untuk MVE. sementara TATO, DER, dan ROE tidak secara nyata. Pengaruh 1. Meythi, Regresi Struktur Modal Persamaan Perbedaan Struktur M.si.,Ak sederhan (DER) tidak pada X 1 dan pada Modal 2. Riki a Y metode terhdap Martusa, terhadap nilai penelitian Nilai M.Si.,Ak perusahaan. Perusahaan 3. Debbiani Jadi, hipotesis ta, S.E penelitian Tahun 2012 tidak didukung secara empiris. Sumber: diolah peneliti (2017) Penelitian tentang current ratio dan debt to equity ratio terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Adapun beberapa penelitian sejenis mengenai Pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan akan dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut di antaranya:

17 Pertama, Wahyudi Asto Nugroho (2012), Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara parsial semua variabel signifikan, hanya variabel current ratio yang ber-pengaruh tidak signifikan. Sedangkan secara simultan variabel Operating Profit Margin (OPM), ROA, ROE, Current Ratio, Quick Ratio, dan Leverage signifikan sebesar 63,4% sedangkan sisanya sebesar 36,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kedua, Kadek Priana (2013), Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan Profitabilitas pada perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara parsial kepemilikan saham dan kepemilikan manajerial positif sedang kan struktur modal dan profitabilitas negatif. Dengan nilai koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,086 atau 8,6%. Ketiga, Alfredo Mahendra (2012), Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, debt to equity negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan Return On Assets positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Keempat, Corry Winda Anzlina dan Rustam (2014), Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Current ratio (CR), Debt to Equiry

18 (DER), Total Asset Turn Over (TATO), dan Return On Equity (ROE) variabel secara signifikan memiliki pengaruh untuk MVE (pasar dari nilai Ekuitas). Secara parsial, hanya CR yang secara signifikan untuk MVE. sementara TATO, DER, dan ROE tidak secara nyata. Kelima, Meythi, M.si.,Ak, Riki Martusa, M.Si.,Ak dan Debbianita, S.E (2012), Pengaruh Struktur Modal terhdap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Struktur Modal (DER) tidak terhadap nilai perusahaan. Jadi, hipotesis penelitian tidak didukung secara empiris. Berdasarkan tabel 1.4 di atas, metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini sama yaitu menggunakan metode analisis regresi beganda. Adapun beberapa hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa current ratio dan debt to equity ratio secara parsial maupun simultan. G. Hipotesis Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : Hipotesis I: Current ratio secara parsial positif terhadap nilai perusahaan pada sektor Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

19 Hipotesis II: Debt to equity ratio secara parsial negatif terhadap nilai perusahaan pada sektor Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Hipotesis III: Current ratio dan debt to equity ratio secara simultan positif terhadap nilai perusahaan pada sektor Telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.