BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

dokumen-dokumen yang mirip
A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah. sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomer : 26/DSN- MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cimahi

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Konsep Pembiayaan Rahn (Gadai Emas) di BNI Syariah Cabang

BAB IV PENUTUP. 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah. membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PRODUK GADAI ib EMAS DI PT. BRI SYARIAH KCP GRESIK

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gadai Emas Pada Bank BRI Syariah KCP Bukittinggi. produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Syariah Mandiri Cabang Kaliurang

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR GADAI EMAS SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB III PEMBAHASAN. Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga

BAB II KAJIAN TEORI. Pelaksanaan Gadai dengan Sistem Syariah di Perum Pegadaian. penjagaan dan penaksiran serta dilakukan hanya sekali pembayaran.

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II PELAKSANAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU MEULABOH

ANALISIS PENETAPAN KEWAJARAN HARGA PADA PEMBIAYAAN RAHN DI BANK MANDIRI SYARI'AH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI. PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN SISTEM SYARIAH (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

PEMBIAYAAN GADAI EMAS KONVENSIONAL DAN SYARIAH. Oleh. Laily Nurhayati Radjab Djamali

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB II KAJIAN TEORITIS. kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB III PRINSIP KEADILAN TERHADAP AKAD RAHN EMAS DI BMT. transaksi yang menggunakan dua akad, yaitu akad rahn dan akad ijarah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

AKAD RAHN DAN AKAD-AKAD JASA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

PELAKSANAAN AKAD RAHN DALAM LAYANAN GADAI DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG KALIGARANG-SEMARANG (TINJAUAN MANAJEMEN DAKWAH)

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Aplikasi Gadai Emas Syari ah: Studi Kasus Pada BRI Syari ah Cabang Pekanbaru

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah Mandiri cabang Bukittinggi. Adapun akad yang digunakan pada produk Gadai Emas ib BSM adalah akad Qardh dalam rangka rahn, artinya pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.untuk pemeliharaan barang jaminan. Akad Qardh, diterapkan dalam gadai emas untuk pengikat pembiauaan yang disediakan oleh Bank kepada nasabah.pihak bank memperoleh keuntungan dari bea sewa tempat yang dipungut dan bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang pinjaman, oleh karena itu berlaku Akad Ijarah, untuk dan biaya administrasi berupa biaya asuransi dan Matrai dibayarkan diawal sedangkan biaya sewa tempat dan pemeliharaan barang jaminan dibayarkan di akhir atau saat pelunasan. Implementasi terhadap Akad pada produk gadai Emas di Bank syariah Mandiri kantor cabang Bukittinggi berdasarkan Fatwa DSN-MUI adalah: a. Akad Qardh Fatwa DSN-MUI tentang qardh adalah Fatwa DSN-MUI No.19/DSN-MUI/IV/2001, implementasinya nya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 60

61 1. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan demikian bahwa Bank memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan dengan anggunan Emas. Pinjaman yang diberikan adalah pinjaman murni, dimana tidak dibebankan bunga dari pinjaman tersebut. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 2. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan demikian bahwa Nasabah wajib melunasi kembali jumlah seluruh hutangnya kepada bank dalam jangka waktu maksimal 4 (empat bulan terhitung sejak tanggal dibuatnya bukti Gadai Emas di tanda tangani dan akan berakhir pada tanggal yang tertera dalam surat Bukti Gadai Emas dengan cara membayar sekaligus pada saat pembiayaan jatuh tempo. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 3. Biaya Administrasi dibebankan kepada nasabah, pada penerapannya di Bank Syariah Mandiri juga membebankan biaya Administrasi yang terkait dengan pembiayaan Gadai Emas. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan

62 yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 4. Lembaga Keuangan Syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan bahwa Nasabah yang datang untuk membuka pembiayaan dan duna menjamin pelunasan atas pembiayaan yang diberikan nasabah memberikan jaminan emas dengan prinsip rahn. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 5. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat: a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau b. Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya 6. Bank Syariah Mandiri juga menyatakan sesuai dengna Fatwa diatas bahwa dalam hal nasabah belum membayar sekaligus pada saat jatuh tempo, maka nasabah dapat melakukan perpanjangan maksimal 2 (dua) kali perpanjangan, bisa nasabah langsung yang mengajukan permohonan langsung, atau Bank akan melakukan perpanjangan secara otomatis. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.

63 7. Dalam hal sanksi, Fatwa DSN-MUI menjelaskan apabila nasabah tidak menunjukan keinginan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah. Pada Bank Syariah Mandiri apabila nasabah tidak melaksanakan pemabayaran seketika dan sekaligus pada saat jatuh tempo, maka Bank berhak menjual barang jaminan, hasil dari penjualan barang jaminan tersebut digunakan untuk membayar / melunasi hutang nasabah kepada Bank setelah dikurangi biaya-biaya yang timbul atas penjualan barang jaminan. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 8. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara penuh, pada Bank Syariah Mandiri juga demikan jika penjualan barang jaminan tidak mencukupi untuk membayar hutang nasabah kepada Bank, maka nasabah tetap bertanggung jawab melunasi kekurangan hutang yang belum dibayar sampai dengan lunas, dan sebalikanya apabila bila hasil penjualan barang jaminan melebihi hutang, maka pihak Bank akan mengembalikan kelebiahan tersebut kepada nasabah. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.

64 b. Akad ijarah Fatwa DSN-MUI tentang Ijarah adalah Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IX/2000, dalam hal kewajiban LKS dan Nasabah dalam pembiayaan ijarah nomor ke 2 (dua) poin a, implementasinyanya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 1. Didalam Fatwa DSN-MUI dijelaskan sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah. Pada Bank Syariah Mandiri juga dijelaskan bahwa: a. Nasabah berkewajiban membayar biaya sewa penyimpanan barang jaminan, dihitung pr 15 hari terhitung sejak tanggal dalam surat bukti gadai emas. b. Nasabah berkewajiban membayar biaya Administrasi, berupa biaya asuransi, dan matrai. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. c. Akad Rahn Fatwa DSN-MUI tentang Rahn adalah Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002, implementasinyanya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 1. Fatwa DSN-MUI menjelaskan dalam akad rahn bahwa murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua hutang rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi, pada

65 Bank Syariah Mandiri juga demikian, guna menjamin setiap dan seluruh jumlah hutang nasabah kepada Bank, nasabah mengikat diri dan menyatakan menjaminkan emasnya. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 2. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadikan kewajiban rahin, namaun dapat dilakukan oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin. Pada Bank Syariah mandiri juga demikian, Bank menanggungkan biaya sewa tempat, pemeliharaan, dan biaya asuransi kepada nasabah dan Bank berkewajiban mengasuransikan barang gadai sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dan apabila selama jangka waktu terjadi hal-hal yang mengakibatkan barang gadai ruasak atau hilang, maka Bank akan memberikan ganti rugi maksimum 100% dari nilai taksiran. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 3. Pada ketentuan fatwa besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman, dalam hal ini yang ditetapkan di Bank Syariah Mandiri adalah biaya pemeliharaan ditetapkan dari harga taksiran bukan dari pembiayaan yang diberikan, dan pada prakteknya Bank menggunakan system persentase untuk menghitung dan menetapkan besar biaya

66 pemeliharaan dan penyimpanan barang jaminan. Hal ini belum sepenuhnya sesuai dengan Ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia, karena biaya sewa tidak boleh dihitung dan ditetapakan dari besar pembiayaan. 4. Dalam hal penjualan Marhun, Fatwa DSN-MUI menjelaskan bahwa: a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingati rahin untuk segera melunasi hutangnya. b. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka marhun dijual paksa/ dieksekusi melalui lelang syariah. c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan. d. Kelebihan hasil penjualan menjadik milik rahin dan kekurangannya menjadi kewajiaban rahin. Pada Bank Syariah Mandiri juga demikian, bahwa apabila waktu jauh tempo untuk pelunasan, pihak Bank atau yang bertanggung jawab adalah officer gadai akan memberitahu kepada nasabah untuk segera melunasi hutangmya, dan apabila nasabah belum melunasi hutangnya setelah perpanjangan diberikan, maka Bank akan melelang barang gadai tersebut sesuai syariah. Hasil dari penjualan barang gadai akan digunakan untuk melunasi kekurangan hutang nasabah kepada Bank, dan jika terdapat kelebiahan dari hasil penjualan barang gadai setelah dibayarkan kepada hutang nasabah dan biaya-biaya lainnya, maka kelebihan

67 tersebut menjadi milik nasabah. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. B. Mekanisme pelaksanaan produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri kantor cabang Bukitiinggi Mekanisme operasional pada Gadai Emas pada Bank syariah Mandiri dari nasanah harus membawa kartu identitaas diri dan barang jaminan berupa emas, selanjutnya nasabah mengisi formulir permohomonan gadai emas oleh, kemudian petugas gadai akan menaksir harga barang yang digadaikan dan menghitung besarnya pembiayaan yang dapat diterima dan biaya sewa yang dikenakan kepada nasabah. Apabila nasabah telah menyetujui, Dana akan dimasukan ke dalam rekening nasabah tersebut, jika nasabah belum memeiliki rekening di Bank Syariah Mandiri, petugas gadai akan membantu membukakan rekening. Setelah proses pencairan selesai, nasabah diminta untuk menanda tangani akad yang terdapat pada surat bukti gadai emas dan dapat mengambil dananya di teller kemudian dalam hal perpanjangan jika nasabah belum bisa melunasi pinjamannya maka dapat diperpanjang dua kali perpanjangan. Contoh kasus: Simulasi perhitungan pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Pada tanggal 1 agustus 2017, nasabah membawa emas untuk digadaikan berupa gelang emas dengan kadar 24 karat dan berat 10

68 gram, berapakah biaya pemeliharaan yang harus dibayar, bila nasabah melunasi pada tanggal 1 agustus 2017 (HDE: Rp.505.000,-) Diketahui: Waktu/periode gadai: 1 agustus 1 desember 2014, periode 4 bulan Taksiran: =(karat/24) x berat emasx HDE = (24/24) x 10 x Rp.505.000,- = Rp.5.050.000,- Pembiayaan =taksiran x FTV = Rp.5.050.000 x 95% =Rp.4.797.500 Biaya pemeliharaan/ijarah = (taksiran x rate) x waktu gadai = (Rp.5.050.000,- x 1,24 % / bulan) x 4 bulan. =Rp.62.480,- / bulan Selanjutnya dalam pelunasan, nasabah harus membawa surat bukti gadai emas, sebagai bukti bahwa nasabah membuak pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri dan untuk syarat pengambilan barang jaminan, apabila nasabah yang bersangkutan berhalanan hadir untuk pelunasan, maka pelunasan dapat dilakukan oleh orang lain dengan mentanda tangani surat kuasa yang terdapat pada surat bukti gadai emas.

69 Dalam hal ini, pelunasan di gadai emas di Bank Syariah Mandiri dilunasi sebesar dana yang diberikan di awal, tanpa ada penambahan atau bunga. Dalam hal pelunasan ini apabila waktu jatuh tempo telah dekat, maka officer gadai akan menghubungi nasabah melalui via telepon, untuk mengingatkan kepada nasabah supaya melakukan pelunasan pada waktu yang telah ditentukan, atau untuk mengetahui apakah nasabah menginginkan perpanjangan atau tidak, dan jika nasabah tidak memiliki berita atau tidak diketahui keberadaannya, maka pihak bank akan mengirim surat pernyataa ( SP 1) di saat waktu jatuh tempo telah datang melalui via pos. dan jika nasabah masih belum mengkonfirmasi kepada Bank, maka pihak Bank akan mengirim surat pernyataan (SP 2) kepada nasabah, terhitung 3 (tiga) hari setelah waktu jatuh tempo. Setelah pengiriman surat pernyataan telah dikirimkan untuk yang ke dua kalinya, maka pihak Bank akan menjual jaminan Emas, setelah di tunggu beberapa hari dari tanggal pegiriman surat pernyataan (SP 2). Dalam Gadai Emas di Bank Syariah mandiri, apabila nasabah telat dalam melakukan pelunasan, nasabah tidak dikenakan Denda ataupun sanksi lainnya.

70 mekanisme tersebut dapat juga disimpukan dengan bagan gadai emas yang sesuai dengan Akad yang terlibat: Akad Rahn Nasabah (Rahin) LKS (Murtahin) Akad Qardh EMAS (Marhun) Biaya Adm & ujrah Mekanisme Gadai Emas pada Lembaga keuangan Syariah. 1 1 Rozainda, op.cit. hlm.266