BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah Mandiri cabang Bukittinggi. Adapun akad yang digunakan pada produk Gadai Emas ib BSM adalah akad Qardh dalam rangka rahn, artinya pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.untuk pemeliharaan barang jaminan. Akad Qardh, diterapkan dalam gadai emas untuk pengikat pembiauaan yang disediakan oleh Bank kepada nasabah.pihak bank memperoleh keuntungan dari bea sewa tempat yang dipungut dan bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang pinjaman, oleh karena itu berlaku Akad Ijarah, untuk dan biaya administrasi berupa biaya asuransi dan Matrai dibayarkan diawal sedangkan biaya sewa tempat dan pemeliharaan barang jaminan dibayarkan di akhir atau saat pelunasan. Implementasi terhadap Akad pada produk gadai Emas di Bank syariah Mandiri kantor cabang Bukittinggi berdasarkan Fatwa DSN-MUI adalah: a. Akad Qardh Fatwa DSN-MUI tentang qardh adalah Fatwa DSN-MUI No.19/DSN-MUI/IV/2001, implementasinya nya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 60
61 1. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan demikian bahwa Bank memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan dengan anggunan Emas. Pinjaman yang diberikan adalah pinjaman murni, dimana tidak dibebankan bunga dari pinjaman tersebut. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 2. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan demikian bahwa Nasabah wajib melunasi kembali jumlah seluruh hutangnya kepada bank dalam jangka waktu maksimal 4 (empat bulan terhitung sejak tanggal dibuatnya bukti Gadai Emas di tanda tangani dan akan berakhir pada tanggal yang tertera dalam surat Bukti Gadai Emas dengan cara membayar sekaligus pada saat pembiayaan jatuh tempo. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 3. Biaya Administrasi dibebankan kepada nasabah, pada penerapannya di Bank Syariah Mandiri juga membebankan biaya Administrasi yang terkait dengan pembiayaan Gadai Emas. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan
62 yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 4. Lembaga Keuangan Syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu, pada Bank Syariah Mandiri juga menjelaskan bahwa Nasabah yang datang untuk membuka pembiayaan dan duna menjamin pelunasan atas pembiayaan yang diberikan nasabah memberikan jaminan emas dengan prinsip rahn. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 5. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat: a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau b. Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya 6. Bank Syariah Mandiri juga menyatakan sesuai dengna Fatwa diatas bahwa dalam hal nasabah belum membayar sekaligus pada saat jatuh tempo, maka nasabah dapat melakukan perpanjangan maksimal 2 (dua) kali perpanjangan, bisa nasabah langsung yang mengajukan permohonan langsung, atau Bank akan melakukan perpanjangan secara otomatis. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
63 7. Dalam hal sanksi, Fatwa DSN-MUI menjelaskan apabila nasabah tidak menunjukan keinginan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah. Pada Bank Syariah Mandiri apabila nasabah tidak melaksanakan pemabayaran seketika dan sekaligus pada saat jatuh tempo, maka Bank berhak menjual barang jaminan, hasil dari penjualan barang jaminan tersebut digunakan untuk membayar / melunasi hutang nasabah kepada Bank setelah dikurangi biaya-biaya yang timbul atas penjualan barang jaminan. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 8. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara penuh, pada Bank Syariah Mandiri juga demikan jika penjualan barang jaminan tidak mencukupi untuk membayar hutang nasabah kepada Bank, maka nasabah tetap bertanggung jawab melunasi kekurangan hutang yang belum dibayar sampai dengan lunas, dan sebalikanya apabila bila hasil penjualan barang jaminan melebihi hutang, maka pihak Bank akan mengembalikan kelebiahan tersebut kepada nasabah. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
64 b. Akad ijarah Fatwa DSN-MUI tentang Ijarah adalah Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IX/2000, dalam hal kewajiban LKS dan Nasabah dalam pembiayaan ijarah nomor ke 2 (dua) poin a, implementasinyanya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 1. Didalam Fatwa DSN-MUI dijelaskan sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah. Pada Bank Syariah Mandiri juga dijelaskan bahwa: a. Nasabah berkewajiban membayar biaya sewa penyimpanan barang jaminan, dihitung pr 15 hari terhitung sejak tanggal dalam surat bukti gadai emas. b. Nasabah berkewajiban membayar biaya Administrasi, berupa biaya asuransi, dan matrai. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. c. Akad Rahn Fatwa DSN-MUI tentang Rahn adalah Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002, implementasinyanya dalam Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri adalah: 1. Fatwa DSN-MUI menjelaskan dalam akad rahn bahwa murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua hutang rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi, pada
65 Bank Syariah Mandiri juga demikian, guna menjamin setiap dan seluruh jumlah hutang nasabah kepada Bank, nasabah mengikat diri dan menyatakan menjaminkan emasnya. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 2. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadikan kewajiban rahin, namaun dapat dilakukan oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin. Pada Bank Syariah mandiri juga demikian, Bank menanggungkan biaya sewa tempat, pemeliharaan, dan biaya asuransi kepada nasabah dan Bank berkewajiban mengasuransikan barang gadai sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dan apabila selama jangka waktu terjadi hal-hal yang mengakibatkan barang gadai ruasak atau hilang, maka Bank akan memberikan ganti rugi maksimum 100% dari nilai taksiran. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 3. Pada ketentuan fatwa besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman, dalam hal ini yang ditetapkan di Bank Syariah Mandiri adalah biaya pemeliharaan ditetapkan dari harga taksiran bukan dari pembiayaan yang diberikan, dan pada prakteknya Bank menggunakan system persentase untuk menghitung dan menetapkan besar biaya
66 pemeliharaan dan penyimpanan barang jaminan. Hal ini belum sepenuhnya sesuai dengan Ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia, karena biaya sewa tidak boleh dihitung dan ditetapakan dari besar pembiayaan. 4. Dalam hal penjualan Marhun, Fatwa DSN-MUI menjelaskan bahwa: a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingati rahin untuk segera melunasi hutangnya. b. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka marhun dijual paksa/ dieksekusi melalui lelang syariah. c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan. d. Kelebihan hasil penjualan menjadik milik rahin dan kekurangannya menjadi kewajiaban rahin. Pada Bank Syariah Mandiri juga demikian, bahwa apabila waktu jauh tempo untuk pelunasan, pihak Bank atau yang bertanggung jawab adalah officer gadai akan memberitahu kepada nasabah untuk segera melunasi hutangmya, dan apabila nasabah belum melunasi hutangnya setelah perpanjangan diberikan, maka Bank akan melelang barang gadai tersebut sesuai syariah. Hasil dari penjualan barang gadai akan digunakan untuk melunasi kekurangan hutang nasabah kepada Bank, dan jika terdapat kelebiahan dari hasil penjualan barang gadai setelah dibayarkan kepada hutang nasabah dan biaya-biaya lainnya, maka kelebihan
67 tersebut menjadi milik nasabah. Ketentuan yang dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. B. Mekanisme pelaksanaan produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri kantor cabang Bukitiinggi Mekanisme operasional pada Gadai Emas pada Bank syariah Mandiri dari nasanah harus membawa kartu identitaas diri dan barang jaminan berupa emas, selanjutnya nasabah mengisi formulir permohomonan gadai emas oleh, kemudian petugas gadai akan menaksir harga barang yang digadaikan dan menghitung besarnya pembiayaan yang dapat diterima dan biaya sewa yang dikenakan kepada nasabah. Apabila nasabah telah menyetujui, Dana akan dimasukan ke dalam rekening nasabah tersebut, jika nasabah belum memeiliki rekening di Bank Syariah Mandiri, petugas gadai akan membantu membukakan rekening. Setelah proses pencairan selesai, nasabah diminta untuk menanda tangani akad yang terdapat pada surat bukti gadai emas dan dapat mengambil dananya di teller kemudian dalam hal perpanjangan jika nasabah belum bisa melunasi pinjamannya maka dapat diperpanjang dua kali perpanjangan. Contoh kasus: Simulasi perhitungan pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Pada tanggal 1 agustus 2017, nasabah membawa emas untuk digadaikan berupa gelang emas dengan kadar 24 karat dan berat 10
68 gram, berapakah biaya pemeliharaan yang harus dibayar, bila nasabah melunasi pada tanggal 1 agustus 2017 (HDE: Rp.505.000,-) Diketahui: Waktu/periode gadai: 1 agustus 1 desember 2014, periode 4 bulan Taksiran: =(karat/24) x berat emasx HDE = (24/24) x 10 x Rp.505.000,- = Rp.5.050.000,- Pembiayaan =taksiran x FTV = Rp.5.050.000 x 95% =Rp.4.797.500 Biaya pemeliharaan/ijarah = (taksiran x rate) x waktu gadai = (Rp.5.050.000,- x 1,24 % / bulan) x 4 bulan. =Rp.62.480,- / bulan Selanjutnya dalam pelunasan, nasabah harus membawa surat bukti gadai emas, sebagai bukti bahwa nasabah membuak pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri dan untuk syarat pengambilan barang jaminan, apabila nasabah yang bersangkutan berhalanan hadir untuk pelunasan, maka pelunasan dapat dilakukan oleh orang lain dengan mentanda tangani surat kuasa yang terdapat pada surat bukti gadai emas.
69 Dalam hal ini, pelunasan di gadai emas di Bank Syariah Mandiri dilunasi sebesar dana yang diberikan di awal, tanpa ada penambahan atau bunga. Dalam hal pelunasan ini apabila waktu jatuh tempo telah dekat, maka officer gadai akan menghubungi nasabah melalui via telepon, untuk mengingatkan kepada nasabah supaya melakukan pelunasan pada waktu yang telah ditentukan, atau untuk mengetahui apakah nasabah menginginkan perpanjangan atau tidak, dan jika nasabah tidak memiliki berita atau tidak diketahui keberadaannya, maka pihak bank akan mengirim surat pernyataa ( SP 1) di saat waktu jatuh tempo telah datang melalui via pos. dan jika nasabah masih belum mengkonfirmasi kepada Bank, maka pihak Bank akan mengirim surat pernyataan (SP 2) kepada nasabah, terhitung 3 (tiga) hari setelah waktu jatuh tempo. Setelah pengiriman surat pernyataan telah dikirimkan untuk yang ke dua kalinya, maka pihak Bank akan menjual jaminan Emas, setelah di tunggu beberapa hari dari tanggal pegiriman surat pernyataan (SP 2). Dalam Gadai Emas di Bank Syariah mandiri, apabila nasabah telat dalam melakukan pelunasan, nasabah tidak dikenakan Denda ataupun sanksi lainnya.
70 mekanisme tersebut dapat juga disimpukan dengan bagan gadai emas yang sesuai dengan Akad yang terlibat: Akad Rahn Nasabah (Rahin) LKS (Murtahin) Akad Qardh EMAS (Marhun) Biaya Adm & ujrah Mekanisme Gadai Emas pada Lembaga keuangan Syariah. 1 1 Rozainda, op.cit. hlm.266